Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH 1: KESAKSIAN AKHIRAT

Alhamdulillahi wakafa washolatu wassalamu ala rasulillahil Musthofa wa ala Alihi wa shahbihi wa man wafa. Amma ba’ad.
Fayaibadallah usyinafsi waiyyakum bitaqwallahh faqadfadzalmuttaqun. Walatamutunnailla wa antum muslimun.
Faqhalata’alamuzaqqiranmizalik.

Yaaayuhalladzinaamanuttaqullahhahaqqatuqatih wala tamutunnailla wa antum muslimun.

Faqalaayyuhannassuttaqurabbaqumulladzi khalaqoqumminnafsiwwahidah wakhalaqaminhadzaujaha wabatssaminhuma


rijalankatsirawwanisaa a wattaqullahhalladzitasaa alunabihi wal arham innallahakanaalaykumraqiba

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah. Mengawali Jum’at ini 16 Jumadil Akhir 1442 H.

Alhamdulillah diantara sekian hamba Allah yang masih diberikan kesempatan menjalani kehidupan dimuka bumi ini,
kita yang masih diringankan langkahnya oleh Allah SWT, diberikan kekuatan iman, diberikan kelembutan hati. Untuk
merespon perintah Allah seruan Al-quran dalam menunaikan ibadah jumat dihari ini. Kita bermohon kepada Allah SWT
semoga jumat dihari ini dijadikan Allah SWT. sebagai jumat terbaik diantara sekian jumat yang telah kita tunaikan.

Hadirin rahimakumullah,

Hidup kita sementara didunia ini selalu dalam kesaksiandan semua saksi digerakkan oleh yang Maha saksi Allah Jalla
jalalun. Nanti diakhirat setelah kita diwafatkan oleh Allah dan dibangkitkan kembali, Semua saksi akan menceritakan
siapa kita sebenarnya.

Maasyiralmuslimin rahimakumullah,

Yang pertama, yang akan bersaksi adalah hati nurani kita. Allah ciptakan pada tubuh ini hati yang diberi Nur. Ada
tetesan cahaya Allah pada diri kita. Sehingga kita dapat mendengar perbuatan baik dan buruk, bias membedakan yang
halal dan yang haram, melalui hati nurani kita. Bahkan, sebelum bertindak, hati nurani telah tahu dulu jawaban nya. Iya
cenderung berbuat baik. Maka, apabila kita berbuat kemaksiatan. Sebenarnya kita berbuat maksiat kepada diri sendiri.
Kalaupun kita berbuat dzolim, sebelum mendzolimi orang lain, kita telah mendzolimi diri kita sendiri.

َ ‫َّن اإل ْن َس‬


َ ِ‫ َوِإنَّهُ َعلَى َذل‬: ‫ان لِ َربِّ ِه لَ َكنُو ٌد‬
ِ‫ك لَ َش ِهي ٌد‬
Sesungguhnya benar benar kufur kepad Allah, karena dia melakukan kemaksiatan, dia berbuat dzolim. Dalam kesaksian,
dalam kesadaran, dalam kesaksian hati nuraninya. Ia tahu zinah, korupsi, judi mencuri itu haram. Tap terus dia
melakuakannya. Maka dia menyiksa hati nuraninya. Sehingga tidak lagi menjadi nurroni, tetapi sudah menjadi zulman.

Ma’asyiralmuslimin rahimakumullah

Saksi yang kedua diakhirat nanti adalah para malaikat. Malaikat menyaksikan kita, siang malam tiada pernah berhenti.
Wahai saudaraku yang beriman, kita lihat surat Qaf ayat 18.

‫َما يَ ْلفِظُ ِم ْن قَ ْو ٍل اِاَّل لَ َد ْي ِه َرقِيْبٌ َعتِ ْي ٌد‬


Tidaklah kita berkata satu kata kecuali perkataan itu dicatat oleh malaikat atid dan raqib.

Dalam surah Al-infitar 10-12

‫ َواِ َّن َعلَ ْي ُك ْم لَ ٰحفِ ِظي َْن‬II ‫ ِك َرا ًما ٰكتِبِي ۙ َْن‬lll ‫يَ ْعلَ ُم ْو َن َما تَ ْف َعلُ ْو َن‬
Sesungguhnya dalam diri kalian ada para penjaganya kata Allah. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang Mulia, yang selalu
mencatat. Mereka mengetahui apa yang telah dilakoni kita di permukaan bumi ini. Dialah para malaikat yang siang malam
tak pernah berhenti untuk mencatat amal ibadah kita.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Yang ketiga saksi diakhirat nanti adal jasad kita, tubuh kita, tangan kita, kaki kita, akan menjadi saksi di akhirat nanti.

۟ ُ‫ْٱليَ ْوم نَ ْختِ ُم َعلَ ٰ ٓى َأ ْف ٰ َو ِه ِه ْم َوتُ َكلِّ ُمنَٓا َأ ْي ِدي ِه ْم َوتَ ْشهَ ُد َأرْ ُجلُهُم بما َكان‬
َ ‫وا يَ ْك ِسب‬
‫ُون‬ َِ َ
Di akhirat nanti, mulut yang pandai berbicara ini, mulut yang biasa bersilat lidah ini, mulut yang biasa berbohong ini, Allah
bungkam. Sehingga mulut tidak bias berkata-kata. Tetapi tangan-tangan kita lah yang akan berbicara, dan kaki-kaki kita. Dan
inilah yang akan bercerita yang akan bersaksi dihadapan Allah SWt.

Bahkan bukan hanya itu, kulit tubuh kita. Kulit ini akan menjadi saksi di akhirat nanti. Inilah yang menjadikan orang kafir
memberontak, orang bermaksiat memberontak, orang yang berbuat dzolim berontak. Kenapa kulit bias menyaksikan
kemaksiatannya. Kenapa kulit bias menyaksikan kedzolimannya. Kenapa kulit bias menyaksikan kedurhakaanya kepada
Allah SWT.

َ ‫َش ِه َد َعلَ ْي ِه ْم َس ْم ُعهُ ْم َوَأب‬


َ ُ‫ْصا ُرهُ ْم َو ُجلُو ُدهُ ْم ِب َما َكانُوا يَ ْع َمل‬
‫ون‬
pada hari kesaksian nanti, telinga, mata, kulit, akan menyaksikan apa yang dilakon kita dibumi ini akan disaksikan oleh kulit.
Orang-orang kafir, ia memberontak kepada kulit.

‫ق ُك َّل َش ْي ٍء َوهُ َو َخلَقَ ُك ْم َأ َّو َل‬


َ َ‫َوقَالُوا لِ ُجلُو ِد ِه ْم لِ َم َش ِه ْدتُ ْم َعلَ ْينَا قَالُوا َأ ْنطَقَنَا هَّللا ُ الَّ ِذي َأ ْنط‬
َ ‫َم َّر ٍة َوِإلَ ْي ِه تُرْ َجع‬
‫ُون‬
Orang kafir, orang bermaksiat , orang dzolim berkata kepada kulit. Wahai kulit “ kenapa engkau menyaksikan
kemaksiatanku, kenapa engkau menyaksiakn perbuatan dzolimku, kenapa engkau menyaksikan kekafiranku.

Dan apa jawaban kulit. “Allah-lah Yang menciptakanku, begitu mudah Allah membuat aku bias berbicara dan menyaksikan
apa yang menjadi lakonmu, menjadi kelakuanmu selagi dipermukaan bumi.

Alangkah kita bahagia sebagai orang yang beriman, yang kulitnya selalu dibasuh dengan air wudhu. Kulitnya tidak
menyentuh, kecuali itu dihalalkan oleh Allah SWT.

Yang ke empat saksi diakhirat nanti ialah bumi yang kita pijak. Tembok yang dimana kita bersandar, itu ternyata akan
menjadi saksi di akhirat nanti. Bahkan bekas-bekas langkah kita, itu akan menjadi saksi.

‫ين‬ َ ْ‫وا َو َءا ٰثَ َرهُ ْم ۚ َو ُك َّل َش ْى ٍء َأح‬


ٍ ِ‫ص ْي ٰنَهُ فِ ٓى ِإ َم ٍام ُّمب‬ ۟ ‫نَّا نَحْ ُن نُحْ ى ْٱلم ْوتَ ٰى َونَ ْكتُبُ ما قَ َّد ُم‬
َ َ ِ ‫ِإ‬
Kamilah yang menghidupkan, kami yang mematikan, dan kami mencatat setiap langkah hambaku kemana saja dia
melangkah, dan ternyata bekas-bekas langkah kita akan dikumpulkan diakhirat, dan akan menjadi saksi di akhirat nanti.

Yang terakhir, yang akan menjadi saksi diakhirat nanti, Allah sendiri. Sehingga asy-syahid, Allah yang Maha Menyaksikan.
Kita disaksikan oleh Allah SWT. Kita diawasi oleh Allah. Kita shalat menghadap Allah. Maka, ketika kita shalat, symbol yang
pertama kita mengangkatka kedua tangan kita, seraya kita bertakbir Allahhu Akbar. Mengangkatkan kedua tangan kita,
berarti kita memasrahkan diri ke Allah. Apa yang kita sombongkan dihadapan Allah? Harta, titipan Allah. Jabatan? Bahkan
kita sendiri adalah milik Allah. Tidak ada kepemilikan.

‫اَل َح ْو َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل ِباهللِ ال َعلِ ِّي ال َع ِظي ِْم‬


Tidak ada daya. Tidak ada upaya, kecuali semuanya itu dari Allah SWT.

Ma’asyiralmuslimin rahimakumullah.

Semoga bermanfaat,

‫ َوتَقَب ََّل‬،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن اآْل يَا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُر‬ َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
‫ ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬،ُ‫ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَه‬

Anda mungkin juga menyukai