Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sri Nurhasanah

NIM : 049019975

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Soal Nomor 1:

a) QS. Al-Baqarah Ayat 165


َ َ‫ظلَ ُم ۡ ٓۡوا ا ِۡذ يَ َر ۡونَ ۡالعَذ‬
‫اب‬ َ َ‫ِّلؕ ِؕ َولَ ۡو يَ َرى الَّذ ِۡين‬ َ َ‫ّٰللاِؕ َوالَّذ ِۡينَ ٰا َمنُ ۡ ٓۡوا ا‬
ِ ‫شدُّ ُحبًّا ِ ه‬ ِ‫ب ه‬ ِ ‫ّٰللا ا َ ۡندَادًا يُّحِ ب ُّۡونَ ُه ۡم َك ُح‬
ِ ‫اس َم ۡن يَّتَّخِ ذُ مِ ۡن د ُۡو ِن ه‬
ِ َّ‫َومِ نَ الن‬
ِ ‫شد ِۡيدُ ۡالعَذَا‬
‫ب‬ َ ‫ِّل َجمِ ۡيعًاؕ  َّوا َ َّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ ‫ا َ َّن ۡالقُ َّوةَ ِ ه‬

Wa minan naasi mai yattakhizu min duunil laahi andaadai yuhibbuunahum kahubbil laahi
wallaziina aamanuuu ashaddu hubbal lillah; wa law yaral laziina zalamuu iz yarawnal 'azaaba
annal quwwata lillaahi jamii'anw wa annallaaha shadiidul 'azaab

Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan,
yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar
cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zhalim itu melihat, ketika mereka
melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah
sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).

b) Dalam surat Al Baqarah ayat 165 dikatakan bahwa hubban adalah mencintai. Asyaddu hubban
berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau
terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan
jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah
kepadanya.

c) Dijelaskan pula dalam surat Al Baqarah ayat 165 bahwa orang yang beriman adalah orang yang
amat sangat cinta kepada Allah SWT (asyyaddu hubban lillah). Beriman kepada Allah berarti
amat sangat rindu terhadap ajaran Allah, yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasul. Apa yang
dikehendaki Allah, menjadi kehendak orang yang beriman sehingga ia menjadi bertedak untuk
mengorbankan segalanya dan jika perlu mempertaruhkan nyawa.

d) Surat Al Araf ayat 179


ٌ َ‫ْص ُر ْونَ ِب َه ۖا َولَ ُه ْم ٰاذ‬
‫ان‬ ِ ‫س لَ ُه ْم قُلُ ْوبٌ اَّل َي ْفقَ ُه ْونَ ِب َه ۖا َولَ ُه ْم اَ ْعي ٌُن اَّل يُب‬ ِ ْ ‫َولَقَ ْد ذَ َرأْنَا ِل َج َهنا َم َكثِي ًْرا ِمنَ ْال ِج ِن َو‬
ۖ ِ ‫اَّل ْن‬
ٰٰۤ ُ ٰٰۤ ُ ۗ
َ‫ولىِٕكَ ُه ُم ْال ٰغ ِفلُ ْون‬ ‫ض ُّل ۗ ا‬ َ ْ ‫ولىِٕكَ ك‬
َ َ‫َاَّل ْن َع ِام بَ ْل ُه ْم ا‬ ‫اَّل يَ ْس َمعُ ْونَ بِ َها ا‬
wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul lā yafqahụna bihā
wa lahum a'yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna bihā, ulā`ika kal-an'āmi
bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn

Artinya:

Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka
memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat
Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lengah.

e) Pengertian iman menurut Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 179 bahwa iman adalah meyakini
dengan hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan seluruh indera yang
ada. Manusia dan jin dianugerahkan Allah dengan hati, namun sayangnya hati tersebut tidak
digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak mengimani Allah. Manusia dan jin lebih
mendahulukan hawa nafsunya sehingga tidak menggunakan segala pemberiannya untuk
semakin menguatkan keimanan dan ketakwaannya. Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh
anggota tubuh yang dianugerahkan oleh Allah, manusia dan jin dapat semakin yakin akan
beradaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan Allah. Manusia dan jin akan semakin taat dan mau
beribadah hanya kepada Allah.

f) Menurut QS. Al-Baqarah Ayat 165 Iman kepada Allah adalah Orang yang sangat besar cintanya
kepada Allah (asyaddu hubban lillah), Mereka yang merindukan ajaran Allah, yaitu Al-Quran
menurut Sunnah Rasul. Sedangkan, Menurut QS. Al-A'raf Ayat 179 Iman kepada Allah
adalah meyakini dengan hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan
seluruh indra yang ada.

Soal Nomor 2:

ِ ‫اْل ْل َبا‬
a) ‫ب‬ ٍ ‫ار َ ْٰل ٰي‬
َ ْ ‫ت ِْلُولِى‬ ِ ‫ض َوا ْخت ََِلفِ الَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ َ ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اْل ْر‬ ِ ‫ا َِّن فِ ْي خ َْل‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal
َ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰهذ‬ َ ْ ‫ت َو‬
ِۚ ِ ‫اْل ْر‬ ِ ‫ع ٰلى ُجنُ ْو ِب ِه ْم َو َيتَفَ َّك ُر ْونَ فِ ْي خ َْل‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬ َ ‫الَّ ِذيْنَ َيذْ ُك ُر ْونَ ه‬
َ ‫ّٰللا قِ َيا ًما َّوقُعُ ْودًا َّو‬

‫ار‬ َ َ ‫عذ‬
ِ َّ‫اب الن‬ َ ‫سبْحٰ نَكَ فَ ِقنَا‬ ِۚ ً ِ‫بَاط‬
ُ ‫َل‬

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan semesta
alam dengan segala kesempurnaannya. Dan hanya para ulul albab sajalah yang dapat
menyadari hal tersebut.

Adapun isi kandungan Quran surat Ali Imran ayat 190-191, antara lain:
• Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi
serta silih bergantinya malam dan siang untuk menandakan kekuasaan-Nya agar diketahui
oleh para ulul albab
• Surat Ali Imran ayat 191 menjelaskan bahwa ulul albab memiliki dua ciri, Yaitu orang
yang sensntiasa berzikir dan berpikir. Seorang ulul albab akan senantiasa mengingat Allah
SWT dalam segala kondisi dan seorang ulul albab akan senantiasa menggunakan akalnya
untuk melakukan tafakur dan memikirkan penciptaan alam semesta.
b) Surat Qaf ayat 16:

‫سهٗ َۖونَ ْح ُن ا َ ْق َربُ اِلَ ْي ِه مِ ْن َح ْب ِل ْال َو ِر ْي ِد‬


ُ ‫س ِب ٖه نَ ْف‬
ُ ‫سانَ َونَ ْعلَ ُم َما ت ُ َو ْس ِو‬ ِ ْ ‫َولَقَدْ َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬

16. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna. Dan sesungguhnya Allah SWT maha mengetahui lagi maha mendengar
segala apa yang ada di semesta alam, termasuk isi hati manusia. Dan Allah SWT hakikatnya selalu
dekat.
c) Menurut ketiga ayat tersebut, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna. Manusia ialah makhluk yang memiliki hawa nafsu. Terkadang taat,
terkadang juga ingkar. Saat dalam keadaan taat, manusias akan senantiasa mengingat Allah SWT
sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi.

Soal Nomor 3:
a) Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang memiliki kodrat untuk saling
membutuhkan satu sama lainnya. Sekelompok individu yang disebut masyarakat terbentuk
disebabkan karena adanya suatu hasrat yang berkaitan dengan perasaan dan pikiran yang
memberi respon terhadap lingkungan di sekelilingnya. Sebelum mengetahui terminologis
masyarakat, ada baiknya penulis menjabarkan terlebih dahulu pengertian atau defenisi
dari terminologis. Terminologis sendiri memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang
peristilahan sebuah kata, batasan, defenisi dan makna dari penggunaanya dalam suatu
konteks kalimat. Jadi terminologis masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki
hubungan erat yang disebabkan oleh kesamaan dalam sistem, tradisi, konvensi dan hukum
yang mengarah kepada kehidupan yang kolektif dimana di dalam sistem tersebut
masyarakat saling berhubungan satu sama lainnya dalam bentuk suatu kesatuan.

b) Dari kedua ayat tersebut maka asal usul masyarakat menurut fitrah manusia adalah sebagai
berikut:
• Allah Subhanahu wa ta'ala pada awalnya menciptakan manusia dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan. Yang dimaksud disini adalah Nabi Adam dan Hawa.
• Kemudian Allah jadikan berbangsa bangsa dan bersukur suku yaitu menjadi sebuah
masyarakat. Untuk bisa saling mengenal.
• Namun suku-suku ini tidak ada manfaatnya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Karena sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa.
• Kemudian di dalam kehidupan masyarakat Allah meninggikan sebagian dari
sebagian yang lain beberapa derajat agar bisa bermanfaat orang sebagian tersebut
untuk sebagian yang lain.
• Maksudnya meninggikan derajat pada ayat 32 surat Az Zukhruf adalah sebagian
diberikan kekayaan lebih agar bisa membantu sebagian yang lain (orang yang
kekurangan harta).
c) Kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani yaitu
masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi, hidup dalam ketentraman, dan memiliki
sikap persatuan dan kesatuan dalam masyarakatnya. Sedangkan prinsip-prinsip umum
masyarakat yang beradab dan sejahtera adalah sebagai berikut :
• Memiliki ruang publik yang bebas sebagai sarana mengemukakan pendapat.
• Masyarakat berlaku demokratis di dalam kehidupan bermasyarakatnya serta tidak
membedakan suku, ras, dan agama dari suatu individu atau kelompok.
• Bersikap toleran dengan saling menghormati dan menghargai suatu kegiatan yang
dilakukan orang lain, misalnya kegiatan agama.
• Adanya pluralisme, atau menerima serta mengakui adanya perbedaan di dalam
suatu masyarakat seperti suku, agama, ras, dan lainnya.
• Keadilan sosial yaitu adanya kesetaraan antara hak dan kewajiban setiap warga
negara yang mencakup seluruh aspek dari kehidupan.

d) Masyarakat beradab adalah masyarakat yang mempertimbangkan kemoralan dalam setiap


tindakannya sehingga memunculkan rasa kemanusiaan yang tinggi. Masyarakat beradab
ini bisa menciptakan keseimbangan dalam kehidupannya. Masyarakat beradab juga
seringkali dikenal dengan istilah masyarakat madani. Salah satu ciri khas dari masyarakat
beradab adalah adanya kebebasan yang bertanggung jawab dan hal ini ditunjukkan dengan
adanya perilaku yang bermoral pada setiap tindakan manusianya.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari masyarakat beradab:
• Tingginya rasa simpati dan empati pada setiap individu.
• Tergabungnya masyarakat ke dalam suatu kelompok masyarakat tertentu atau
lembaga sosial.
• Tidak adanya kekuasaan yang terlalu mendominasi.
• Meningkatnya kepercayaan kepada orang lain.
Ada masyarakat beradab dan sejahtera, berikut adalah prinsip umum yang diterapkan:
• Kebebasan pada ruang publik: adanya suatu ruang yang bisa digunakan oleh
masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya secara bebas.
• Demokratis: adanya kesantunan yang terjadi pada pola hubungan interaksi yang
terjadi dan dilakukan tanpa melihat latar belakang suku, ras, atau agama.
• Toleransi: adanya sikap saling menghormati dan saling menghargai adanya
perbedaan yang ada di tengah kehidupan masyarakat.
• Pluralisme: adanya keragaman yang ada pada masyarakat sehingga anggota
masyarakat tidak bersifat homogen.
• Keadilan sosial: adanya kesamaan pada hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
masing-masing individu.

Anda mungkin juga menyukai