Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF
(TAZKIYATUN NAFS)

DISUSUN OLEH : M.FUAD ZAINI SIR


: RACHMAYUNI NINGSIH
: ANANDA JULIANI
: M.ZOHANDA FAHMI
KELAS : MPI (I)

DOSEN PEMBIMBING : DRS.H.MISWAR,MA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI-SU


2013/20
KATA PENGANTAR

Sudah sepantasnya kami menyampaikan syukur kepada Allah swt.Atas kasih-nya


memberikan tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul
“TAZKIYATUN NAFS” disusun sedemikian rupa agar dimengerti oleh pembacanya.

Makalah ini disusun untuk memberikan informasi tentang Tazkiyatun


nafs,Riya,Hasud,Ujub.Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing,dan
teman-teman yang telah memberikan penjelasan terhadap kami,sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.

walaupun kami sudah berusaha untuk menyajikan yang terbaik, namun kami menyadari
masih ada kekurangan dalam makalah yang di sajikan ini.Kami akan berusaha memperbaiki
kekurangan ini dan akan membuat yang lebih baik lagi.Oleh sebab itu,sumbangan
fikiran,saran,maupun keritik sangat diharapkan dan akan di terima sebagai masukan untuk
perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang.

September 2013

Penulis

TAZKIYATUN NAFS 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………2

BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………3

BAB II
Tazkiyatun Nafs……………………………………………………4
Pengertian Tazkiyatun Nafs………………………………………..4
Hubungan Antara Jiwa dan Jasmani……………………………….5
Tingkatan Tazkiyatun Nafs………………………………………...5

RIYA……………………………………………………………….6

HASUD…………………………………………………………….7

UJUB……………………………………………………………….8

PENGARUH NEGATIF…………………………………………...8

CARA PENGOBATAN……………………………………………9

KESIMPULAN…………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………12

TAZKIYATUN NAFS 2
BAB I

PENDAHULUAN

Sekalipun proses penciptaan jasmani manusia sudah sempurna,namun pada saat roh
belum ditiupkan ke dalamnya,jasmani manusia itu belum merupakan makhluk hidup.jasmani
tersebut menjadi manusuia setelah roh di tiupkanAllah kepadanya.

dengan demikian hakikat manusia adalah roh yang ditiupkan Allah,yang roh ini ternyata
lebih mulia dari para malaikat,iblis,jin,dan sekalian makhluk ciptaan Allah,karena setelah roh
ditiupkan Allah kedalam jasad,para malaikat diperintahkan untuk hormat/sujud kepada
manusia.disinalah kekeliruan iblis dalam memandang manusia dari satu aspek kejadian saja
yaitu aspek jasmania yang tercipta dari sari pati tanah,tidak memandang manusia dari aspek
hakikat yaitu roh atau an-Nafs.

Akibat dari kekeliruan tersebut,iblis merasa bahwa dirinya jauh lebih mulia dari
manusia yang diciptakan dari tanah sedangkan dirinya diciptakan dari api.sehingga iblis
enggan dan ingkar (kufur) terhadap perintah Allah yang memerintahkan mereka untuk
bersujud kepada manusia.

Kaum sufi berpendapat bahwa roh manusia itu di ciptakan Allah dari nur,roh itu
sebelum dititipkan kedalam jasad manusia di hidupkan di suatu alam(alam ghaib) yang oleh
ulama sufi disebutkan”alam arwah”.di alam arwah ini para roh manusia senantiasa bertasbih
mensucikan dan memuliakan Allah,karena para arwah tersebut dapat menyaksikan jad Allah
dengan semua kasempurnaannya.

Namun mengapa saat roh telah berada di dalam jasmani roh menjadi meninggalkan
segala perintah Allah dan mendekati segala larangannya.Ini tidak lepas dari godaan setan
yang terkutuk.Sehingga jiwa mampu melawan perintah Allah,

Untuk itu dalam Tazkiyatu Nafs ini lah dipelajari bagaimana mensucikan jiwa yang
telah kotor dan berdosa,disamping itu juga agar jiwa mampu melawan hawa nafsu yang dapat
membuat hati sakit dan bahkan menjadi mati.

Kaum Sufi berpendapat bahwa roh manusioa yang tercipta dari alam nur,memiliki
kebutuhan yang berbeda dengan jasmani.Jika kebutuhan jasmani adalah sebuah materi,maka
kebutuhan rohani manusi adalah bertasbih dan berzikir.Jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi,maka rohani manusia akan mengalami kegelisahan dan apabila terpenuhi maka
rohani manusia akan menjadi tenteram seperti di jelaskan dalam surat ar-Ra’du ayat 28 :

Artinya : (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengigat Allah.Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.

TAZKIYATUN NAFS 3
BAB II

TAZKIYATUN NAFS (PENYUCIAN JIWA)

1.Pengertian Tazkiatun Nafs


Tazkiyatun nafs berasal dari kata Tazkiyatun yang berarti “penyucian” sedangkan Nafs
berarti “diri”.Jadi Tazkiyatun nafs adalah bentuk penyucian diri/jiwa agar kembali kepada
jalan yang benar,dengan berbagai cara dan terapi pengobatan.

Di dalam jiwa kita ada yang dikatan dengan hati(qolbu) yang berpengaruh bagi jasmani
dan organ di dalamnya. posisi hati adalah sebagai raja, ialah yang menentukan karena apapun
perintahnya akan di laksanakan. ia memeran kunci karena kemana pun ia tujukan arahnya
semua tentaranya akan menuruti dengan patuh. sebuah perbuatan tidak akan di jalankan
dengan baik sebelum hati memberikan arahan niat dan tujuan yang di inginkannya.

Nabi saw bersabda: Sesungguhnya dalam tubuh (mausia) ada sketul daging jika baik daging
itu maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika rusak daging itu maka rusaklah seluruh
tubuhnya dan ketahuilah bahwa itu adalah hati

Jika hati kita sehat dan bersih maka akan selamat dari segala hawa nafsu yang
bertentangan dengan perintah allah swt dan selamat dari godaan yang bertentangan dengan
nilai kebaikan yang ada di dalamanya

Jika hati kita mati otomatis tidak akan mengenal tuhannya, tidak menjalankan
perintahnya serta tidak pula melakukan apa yang di ridhoi oleh allah swt hati yang mati telah
di kalahkan oleh hawa nafsu dan syahwat.Begitu jua jika hati kita sakit maka akan mudah di
pengaruhi oleh segala sesuatu. Orang yang terkena hati yang sakit itu sering di katakan orang
yang munafik.

Menurut al_Istahani: Peyucian diri hanya mungkin dilakukan melalui perbuatan yang
selaras dengan hukum agama, di satu sisi dan melalui penanaman perilaku moral dan
kedewasaan intelektual

TAZKIYATUN NAFS 4
2. Hubungan Antara Jiwa dan Jasmani
Jika kita bertanya apakah hubungan dan fungsional antara Jiwa dan Jasmani, kita dapat
melihat dari Imam al-Ghajali sebagai seorang Hujjatul Islam dalam berbagai karyanya seperti
di kutip oleh Dr. M. Yasir Nasution mengatakan bahwa yang mejadi hakikat manusia itu
adalah rohnya. Tubuh atau jasast bukanlah hakikat manusia, karena tubuh adalah sesuatu
yang terus berubah-ubah dan tubuh atau jasad tidak membedakan manusia dari mahluk selain
seperti tumbuhan dan hewan

Dr.Ir.Hidayat Nataatmatja dalam bukunya “Karsa Menegakkan Jiwa Agama Dalam


Dunia Ilmia: Versi Baru Ihya Ulumuddin” Mengatakan bahwa manusia itu adalah mahluk
spiritual selalu ingin Ma’rifah dengan Allah dan jasad hanyalah kawah candra dimuka bagi
roh manusia Allah juga menyatakan/menyebutnya dengan nama”an-Nafs”. hal itu bisa di
lihat dalam Al-quran surat Asy-Syam ayat 7-8:

Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya atau ciptaannya, maka allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (Jalan) kefasikan dan jalan ketaqwaan.

Fungsi dan hubungan jasmani bagi jiwa adalah

 Jasmani merupakan kendaran bagi an-Nafs (Jiwa) yang merupakan satu tujuan antara
keduanya, pengendara adalah an-Nafs dan kendaraannya adalah Jasmaninya
 Jasmani merupakan alat bagi an-Nafs, dalam hal ini hubungan an-Nafs dengan
jusmani adalah bagaikan pengguna alat (an-Nafs) dengan alat yang
digunakan(Jasmani).
 Jasmani merupakan ujian besar bagi an-Nafs dalah bahwasaaanya an-Nafs selalu
ingin dekat dengan Tuhannya.JAdi an-Nafs akan melakukan apa saja untuk itu,dan
jasmani yang akan diuji dalam hal ini karena ia yang menjadi pelaksananya.

3. Tingkatan Tazkiyatun Nafs


Seiring dangan tingkatan ketaklukan an-Nafs dan kemampuannya melepaskan diri dari
tarikan hawa jasmani yang bersifat materi kedduniawian tyersebut,maka umumnya ulama
membagi an-Nafs ituke dalam tiga golongan yairtu : nafs amarah,nafs lawwamah dan nafs
muthmainnah.Tetapi para kaum sufi mengelompokkannya ke dalam tujuh tingkatan yaitu : 1)
Nasf al Amara Bissu’I,2) Nafs al Salwalah, 3) nafs al Lawwamah,4)Nafs al
Malhamah,5)Nafs al Mutmainnah,6)Nafs al Rodhiah, dan 7) Nafs al Mardhiyah.

a. Nafs al-Amarah Bissu’i

Nafs al Amarah adalah an-Nafs yang mempunyai kecenderungan terhadap tipe


kejasmanian,selali menyuruh kepada kelezatan syahwat,selalu menarik hati agar menghadap

TAZKIYATUN NAFS 5
ke a rah bawah dimana arah bawah itu merupakan sarang keburukan dan sumber dari perilaku
tercela

b. Nafs al-Syalwalah

Nafs al-Syalwalah adalah diri yang merasa bangga apabila sudah selesai(berhasil)
melakukan perbuatan jahat,seperti merampok,membodohi orang lain dan juga menipu.

c. Nafs al-Lawwamah

Nafs al-Lawwamah adalah jiwa yang disinari oleh cahaya hati,disamping itu juga masih
memperhatikan keburukan.artinya kadang-kadang melahirkan keburukan kadang-kadang
melahirkan kebaikan.

d. Nafs al-Malhamah

Nafs al-malhamah adalah jiwa yang sudah memperoleh ilham,ajaran ilmu tentang mana
jalan kehidupan yang baik dan jalan kehidupan kejahatan atau dosa.

e. Nafs al-Mutmainnah

Nafs al-Mutmainnah adalah jiwa yang telah disinari oleh cahaya hati sehingga mampu
menghilangkan sifat-sifat tercela dan akhirnya dia berperilaku terpuji dan sebagai hasilnya
akan merasan ketentraman.

f. Nafs al-Rodhiyah

Nafs al-Rodhiyah adalah jiwa yang terdorong untuklebih iklas melaksanakanprintah-


perintah Allah dan menjauhi laranganNya,lebih ikhlas dan ridho menerima semua ketentuan
Allah swt.dan selalu berperasangka baik terhadap apa yang dating dariNnya.

g. Nafs al-Mardhiyah

Nafs al-Mardhiyah adalah jiwa yang ikhlas terhadap ketentuan Allah,ikhlas


melaaksanakan perintahNya,tidak riya melainkan beribadah hanya karena ingin ridha
dariNya.Dan jiwanya akan di ridhai oleh Allah swt.

RIYA
Riya adalah salah satu cabang kemunafikan yang menampakkan sesuatu yang
bertentangan dengan yang di sembunyikan. Anda lihat dia menampakkan ke cintaan kepada
orang lain padahal sebenarnya dia menyembunyikan kebencian dan permusushan pada
mereka. Dia memberi salam kepada orang lain, namun jauh dalam hatinya dia memiliki rasa
kebencian terahadap orang tersebut

TAZKIYATUN NAFS 6
Boleh jadi dia shalat di masjid dengan husuknya namun, didalam hatinya ia beribadah
hanya untuk dilihat orang lain agar ia di sanjung dan di puji. Dan dia bersedekah kepada
orang banyak hanya untuk di lihat orang-orang juga

Jadi intinya riya itu adalah suatu perbuatan yang dilakukan seseorang namun tidak
sesuai dengan apa yang di dalam hatinya. Riya (sifat munafik) menyeret seorang manusia
untuk berburuk sangka kepada orang lain, seperti misalnya berburuk sangka kepada teman-
teman yang bersifat baik kepadanya, berburuk sangka kepada pedagang yang ada di pasar dan
berburuk sangka kepada pemerintah dan negaranya. Terkadang sikap buruk sangka sampai
kepada batas dimana seseorang berburuk sangka kepada istri dan anak-anaknya yang
seharusnya itu tidak terjadi dalam suatu keluarga. Mengapa dikatakan demi kian, karena riya
membuat sifat seseorang menjadi su’uzon’ kepada semua prang yang ia lihat perlakuannya,
dan ia menilainya sendiri tanpa meminta pendapat kepeda orang yang ada disekitarnya.
Orang yang berbuat sifat riya dapat di golongkan kepada golongan orang-orang yang
munafik.

HASUD
Hasud merupakan dari sebahagian banyaknya sifat tercela, hasud ialah mengharapkan
hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain tanpa memikirkan apa itu termasuk
perbuatan yang sangat di benci oleh Allah dari sebab apa yang dia lakukan.

Hasud menyeret seseorang kepada fitnah, mengumpat, adu domba dan segala sesuatu
yang dapat menyakiti orang atau menjatuhkannya dimata manusia. Hasud adalah dasar dari
banyak sifat tercela yang tidak ubahnya seperti setan menggoda manusia untuk meninggalkan
perintah allah, dan melaksakan segala larangannya. Hingga akhirnya terjerumus kepada
perbuatan dosa.

Rasulullah saw bersabda “Ingatlah, janganlah engkau memusuhi nikmat allah”.

Para sahabat bertanya, ya Rasulullah siapa yang memusuhi nikmat alllah itu? Rasulullah
menjawab orang-orang yang hasud.

Di dalam ayat al-quran juga di terangkan dalam surah an-Naml

Artinya: Dan barang siapa membuat kejahatan maka di sungkurkanlah wajah mereka
kedalam api neraka. Kami tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang telah
kamu kerjakan

Imam ja’far ash-shadiq as berkata” Hasud, pokok pangkalnya berasal dari kebutuhan
hati dan pengingkaran terhadap karunia Allah, keduanya itu ialah dua sayap kekufuran.

TAZKIYATUN NAFS 7
Dengan hasud seseorang anak adam jatuh ke dalam kerugian abadi dan binasa dengan ke
binasaannya yang tidak bisa selamat darinya untuk selama-lamanya

UJUB
Ujub merupakan salah satu di anatara sifat-sifat tercela yang paling rendah. yang
dimaksud dengan ujub adalah kagum dan mengagumkan diri di sebabkan sikap baik yang ada
pada diri baik sifat itu benar-benar ada pada kenyataannya maupun tidak.

Orang yang kagum terhadap dirinya, akan melihat semua perbuatan dan ucapannya
dengan pandangan puas dan dengan segala kekurangannya. Bahkan, sampai-sampai dia
melihat kekurangan yang ada pada dirinya sebagai keutamaan.

Imam musa al-Kazin as berkata ujub mempunyai tingkatan-tingkatan dan salah satu
tingkatannya yaitu ialah seseorang hamba menghias pebuatannya yang buruk sehinggga
tampak baik didalam pandangan. Lalu dia mencintai perbuatan buruknya itu dan
menganggapnya sebagai amal yang baik.

Dalam al-quran di terangkan pada surah at-taubah ayat: 55

Artinya: Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuat kagum, sesungguhnya
maksud allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak
akan mati dalam keadaan kafir.

PENGARUH NEGATIF
Dari setiap perbuatan yang kita lakukan sudah pasti sedikit banyaknya memiliki
pengaruh negatif dan fositif. jika itu positif maka akan bermanfaat bagi diri kita maupun
orang lain, dan jika itu negatife maka akan memberikan mudarat bagi diri kita pula dan orang
lain.

Pengaruh negatif bagi sifat riya adalah orang akan membenci dan tidak percaya
sepenuhnya dengan apa saja yang kita lakukan. karena mereka mersa di bohongi atas
perlakuan kita, belum lagi dosa yang kita terima akibat perlakuan tersebut.

Pengaruh negatif hasud adalah dapat merusak hubungan tali silaturahmi antara kita
dengan mereka dan mereka dengan mereka pula. dan kita dapat di juluki sebagai penyebab
suatu masalah, artinya kita di anggap setan dan lagi-lagi akan mendapat dosa yang besar.

TAZKIYATUN NAFS 8
Pengaruh negatif ujub ialah tidak akan pernah diminta pendapat oleh seseorang atau
kelompok dan tidak akan ada yang mengajak untuk bermusyawarah karena di khwatirkan
akan menambah masalah bukan malah menyelesaikan.

Dari pengaruh-pengaruh negatif di atas kita dapat mengetahui bahwasanya setiap


perbuatan-perbuatan yang tercela pasti akan memberikan mudarat bagi diri kita maupun
orang lain. Untuk itu hindarkan lah perbuatan tercela agar tidak menambah pundi-pundi dosa.

CARA PENGOBATAN
a. istigfar

Istigfar ialah bentuk masdar (kata dasar) dari istagfaroh yastagfiru, yaitu: Istigfar ialah
ucapan memohon ampun kepada allah karena ada kesalahan yang telah di lakukan.

Ada beberapa lafal-lafal istigfar antara lain :

Artinya : Aku memohon ampun kepada Allah yang tidak ada illah (yang berhak di ibadahi)
selain dia. Zat yang maha hidup dan berdiri sendiri, dan aku bertaubat kepadanya

b. Do’a

Do’a ialah ibadah yang agung dan amal saleh yang utama. Bahkan, ia merupakan esensi
ibadah dan subtansinya. Dengan do’a kita akan mendapatkan lapangnya hati. Sirnanya
kegundahan, hilangnya kesusahan dan mudahnya segala urusan

c. Bersalawat Atas Nabi

Abu Hurairah meriwayatkan, rasulullah saw bersabda

Artinya : Barang siapa atas ku sekali, allah akan bersalawat atasnya sepuluh kali yang
demikian itu karena sitiap kebajikan akan di lipat gandakan sepuluh kali karena merupakan
kebajikan yang agung dan memilki kaedah yang besar.

Dengan bersalawat kwpada nabi kita akan memperoleh ketenangan hati, karena kita
merasa dekat dengannya. Dan allah telah ingat kepada kita di sebabkan kita bersalawat
kepada nabi

d. Qiyamul-lail (sholat Malam)

sholat malam merupakan cara pengobatan hati yang sangat efektif untuk
menghindarkan diri dari sifat yang tercela di sebabkan oleh dekatnya diri dan hati kita kepada

TAZKIYATUN NAFS 9
Allah. Saat malam hari kondisi sangat sunyi dan senyap hingga cocok untuk memohon
ampun kepada Allah dan merupakan waktu doa-doa ynag di kabulkan oleh Allah swt.

ArtiNya: sesungguhnya rob mu mengetehui bahwa engkau bangun untuk sholat dari dua per
tiga malam, dan ada kalanya separuh malam dan ada kalanya sepertiganya (Q.S AL-
MUZZAMMIL: 20).

Adapun ayat yang menjelaskannya antara lain :

Artinya : shalat yang paling utama adalah qiyamul-lail

TAZKIYATUN NAFS 10
KESIMPULAN

Tazkiyatun Nafs ialah merupakan bentuk penyucian diri dari segala sifat tercela seperti
riya,hasad,ujud.Namun,tidak hanya ketiga sifat tercela yang harus disucikan(dibersihkan)
dalam diri kita masih banyak sifat tercela yang lainnya.

untuk membersihkan diri dari sifat tercela kota harus memiliki cara
pengobatannya,karena ini tidak ada di jual di apotik,puskesmas,maupun klinik.Tergantung
pada diri kita sendiri dan usaha kita untuk membersihkannya,adapun dengan cara
berzikir,doa,istigfar,shalat malam.

Sebelum terjadi pengaruh negative dari sifat-sifat tercela kita harus memberikan
pengobatan agar tidak menjadi mudarat bagi diri kita dan orang.

TAZKIYATUN NAFS 11
DAFTAR PUSTAKA

Hasan,”Terapi Denagan Doa dan Istigfar”.Aqwam.Medan : 2012

Al Hambali Ibnu Rajab.”Qayyim Ibnul dan Al Ghazali Abu Hamid.”Mendidik dan


Membersihkan Jiwa Menurut Para Ulama Salaf”.Daar al-Qalam,Beirut : 2004

Fakhri Majid,”Etika Dalam Islam”.Pustaka Pelajar Offest,Medan : 1996

Al-Jauziyyah Ibnu Qayyim,Al-Hambali Ibnu Rajab,Tazkiyatun an-Nafs,Pustaka Arafah.

Drs.H.Miswar.MA.H. Pangulu Abd.Karim Nasutian.IC.MA.”Akhlak TAsawuf,Cita Pustaka


Media Perintic.Bandung : 2013

TAZKIYATUN NAFS 12

Anda mungkin juga menyukai