Anda di halaman 1dari 11

‫تذكرةالسامع والمتكلم‬

‫في أدب العالم والمتعلم‬


IMAM BADRUDDIN IBNU JAMA’AH
AL-KINANI ASY SYAFI’I

Kajian Bersanad : Ustadz Fadhil Al-Makky

Episode 1 : Adab Penuntut Ilmu Pengantar Adab Ke 1 dan Ke2

Adab Seorang Penuntut Ilmu Terhadap Dirinya Sendiri


Adab Pertama Bersihkan Hati

‫أن يطهر قلبه من كل غش ودنس وغل وحسد وسوء عقيدة وأخالق ليصلح بذلك لقبول العلم‬
‫ واالطالع على دقائق معانيه وحقائق غوامضه‬،‫وحفظه‬

“Hendaknya Penuntut Ilmu Membersihkan hati dari segala penyakit khianat, keburukan,
dendam, hasud, buruk akidah dan akhlak; agar hati mampu menerima ilmu, menghafalnya, dan
memahami kedalaman makna-makna dan hakikat rahasia-rahasianya”
QS 7 Al-A’raf ayat 58

ِ ‫ف ااْل ٰ ٰي‬
‫ت لِقَ ْو ٍم‬ َ ِ‫ُث اَل يَ ْخ ُر ُج اِاَّل نَ ِكد ًۗا َك ٰذل‬
َ ُ‫ك ن‬
ُ ِّ‫صر‬ َ ‫َو ْالبَلَ ُد الطَّيِّبُ يَ ْخ ُر ُج نَبَاتُهٗ بِاِ ْذ ِن َرب ٖ ِّۚه َوالَّ ِذيْ َخب‬
‫ࣖ يَّ ْش ُكر ُْو َن‬

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang
buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-
ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Ayat yang patut jadi renungan ini adalah firman Allah Ta’ala,

QS 83 Al-Mutafifin ayat 14

َ ‫ان َعلَى قُلُوبِ ِه ْم َما َكانُوا يَ ْك ِسب‬


‫ُون‬ َ ‫َكاَّل بَلْ َر‬
“Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”

Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.

‫ت فِى‬ْ َ‫ال « ِإ َّن ْال َع ْب َد ِإ َذا َأ ْخطََأ َخ ِطيَئةً نُ ِكت‬


َ َ‫ ق‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫َع ْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ َع ْن َرس‬
ُ ‫اب ُسقِ َل قَ ْلبُهُ َوِإ ْن َعا َد ِزي َد فِيهَا َحتَّى تَ ْعلُ َو قَ ْلبَهُ َوهُ َو الر‬
‫َّان‬ َ َ‫قَ ْلبِ ِه نُ ْكتَةٌ َس ْو َدا ُء فَِإ َذا هُ َو نَ َز َع َوا ْستَ ْغفَ َر َوت‬
َ ‫ان َعلَى قُلُوبِ ِه ْم َما َكانُوا يَ ْك ِسب‬
) ‫ُون‬ َ ‫الَّ ِذى َذ َك َر هَّللا ُ ( َكالَّ بَلْ َر‬
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang
hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam.
Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila
ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.
Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya),
‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka’.”
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َأالَ َو ِه َى‬. ُ‫ت فَ َس َد ْال َج َس ُد ُكلُّه‬


ْ ‫ َوِإ َذا فَ َس َد‬، ُ‫صلَ َح ْال َج َس ُد ُكلُّه‬ َ ‫َأالَ َوِإ َّن فِى ْال َج َس ِد ُمضْ َغةً ِإ َذا‬
ْ ‫صلَ َح‬
َ ‫ت‬
ُ‫ْالقَ ْلب‬

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh
jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Bagaimana cara membersihhkan hati? Kata Ulama ada 3 hal yang bagus untuk Membersihkan
Hati.

1. Shalat Malam Dengan Khusyuk


2. Dzikir Dengan Wudhu
3. Baca Qur’an dengan Tadabbur

Cara Mendapatkan Ketiga Diatas

1. Jangan Terlalu Banyak Makan


2. Jangan Bergaul dengan Orang yang Selalu Sibuk dengan Dunia
3. Jangan Terlarut Oleh Dunia

Adab Kedua Meluruskan Niat

‫ وتنوير قلبه‬،‫حسن النية في طلب العلم بأن يقصد به وجه هللا تعالى والعمل به وإحياء الشريعة‬
‫وتحلية باطنه والقرب من هللا تعالى يوم القيامة والتعرض لما أعد ألهله من رضوانه وعظيم‬
‫فضله‬.
“Niat yang baik dalam menuntut ilmu, hendaknya dia berniat dalam mencari ilmu untuk
mengharap ridha Allah Ta’ala, beramal dengan ilmunya, menghidupkan syari’at, menyinari
hati, menghiasi batin, mendekat kepada Allah ta’ala pada hari kiamat dan menghadap kepada
apa yang Allah siapkan kepada pemilik ilmu berupa ridha Allah dan keagungan
keutamaannya.”

Episode 2 : Adab Penuntut Ilmu Adab Ke 3 dan Ke 4


Adab Ketiga Bersegera selagi masih muda, jangan membuang waktu

‫أن يبادر شبابه وأوقات عمره إلى التحصيل وال يغتر بخدع التسويف والتأميل فإ ن كل سعة‬
‫تمضي من عمره ال بدل لها وال عوض عنها‬
“Hendaknya seorang penuntut ilmu bergegas di masa mudanya dan di setiap umurnya untuk
memperoleh ilmu. Janganlah tertipu dengan penundaan dan angan-angan karena waktu akan
berlalu dari umurnya yang tidak ada penggantinya dan tidak terulang lagi”

Adab Keempat Merasa Cukup

ª‫أن يقنع من القوت ماتيسر وإن كان يسيرا ومن اللباس بما ستر وإن كان خلقا‬
Hendaknya Merasa cukup dengan makanan yang ada walaupun sangat sederhana dan juga
cukup dengan pakaian yang ada yang dipakai walaupun sudah usang. Maka kesabaran dengan
kesempitan itu akan diraih ilmu yang luas, Dan terkumpulnya kebahagian dalam hati dari
berbagai angan-angan kosong yang akirnya memancar darinya sumber-sumber Hikmah.

Adab Penuntut Ilmu Membagi Waktu, Menjaga


Episode 3 :
Porsi Makan dan Tidur
Adab KeLima Hendaknya Membagi Waktu

Hendaknya Membagi waktu siang dan malam, memanfaatkan sisa umur yang tersisa, karena
sisa umur manusia tidak ternilai dan waktu yang paling bagus untuk Menghafal adalah waktu
sahur Untuk Mengkaji adalah pagi hari, untuk Menulis adalah tengah hari, dan Untuk
Membaca dan Muraja’ah adalah malam hari

Al-Khattib Berkata

‫ ثم الغداة‬،‫ ثم وسط النهار‬،‫أجود أوقات الحفظ األسهار‬


Waktu yang paling bagus untuk menghafal adalah waktu sahur, kemudian tengah hari,
kemudian pagi hari.
‫ ووقت الجوع أنفع من وقت الشبع‬،‫وحفظ الليل أنفع من حفظ النهار‬

Menghafal dimalam hari lebih efektif dari pada siang hari, dan waktu lapar lebih efektif
daripada waktu kenyang.
ª‫وأجود أماكن الحفظ الغرف وكل موضع بعيد عن الملهيات‬
Tempat Paling bagus untuk menghafal adalah kamar, dan semua tempat yg jauh dari hal yng
melalaikan.

،‫وليس بمحمود الحفظ بحضرة النبات والحضرة واألنهار وقوارع الطرق وضجيج األصوات‬
‫ألنها تمنع من خلو القلب غالبا‬
Bukan hal yang baik menghafal di depan tumbuhan, pemandangan yang hijau, sungai, tengah
jalan, dan suara yang bising, karena ia secara uumum menghalangi konsentrasi hati.

Adab KeEnam Makan dengan Porsi sederhana

Diantara sebab-sebab yang dapat membantu untuk sibuk dengan belajar dan memahami ilmu
dan tidak merasa jenuh adalah makan dengan porsi yang sederhana.

Imam Asy-Syafi’i Radiallahu A’nhu Berkata:


‫ماشعبت منذ ست عشرة سنة‬
Aku tidak pernah kenyang sejak enam belas tahun yang lalu

Karena banyak makan membuat banyak minum, banyak minum menyebabkan banyak tidur,
tumpul pikiran, pendeknya otak, berhentinya indera, dan malasnya tubuh, dan di sisi makruh
dari arah syariat dan risiko bahayanya penyakit jasmani,
Sesungguhnya penyakit, kebanyakan yang kamu lihat pemicunya berasal dari makanan dan
minuman.
Adab KeTujuh Menyifati dengan Sikaf Wara’

Hendaknya membiasakan diri untuk Wara’ dalam setiap keadaan dan berusaha mencari yang
halal dalam makanan dan minuman, pakaian, tempat tinggal dan seluruh kebutuhannya dan
keluarga agar hatinya tetap mendapatkan cahaya dan mudah dalam memahami ilmu cahaya dan
manfaatnya.
Hendaknya ia tidak merasa puas dengan perkara yang halal dalam Dzohirnya dia berusaha
seoptimal mungkin untuk Wara’ dan ia tidak didesak oleh suatu kebutuhan atau walaupun
hanya boleh bagi dia untuk mengambilnya. Akan tetapi hendaknya ia berusaha mencari
tingkatan yang tertinggi dari itu semua dan meneladani para Ulama salafush shalih dalam
Masalah Wara’ terutama Mencontoh Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak makan sebutir
biji kurma yang beliau temukan dijalan karena takut ia adalah kurma sedekah
padahal yang demikian sangat kecil kemungkinanya.

Adab KeDelapan Meminimalkan makanan yang Memicu kebodohan

Hendaknya ia mengurangi posisinya dalam mengkonsumsi makanan yang itu merupakan sebab-
sebab ketidak cerdasan dan lemahnya panca indera. Seperti makan Apel yang Masam, Kacang-
Kacangan dan minum Cuka (jika berlebihan). Begitu juga makanan-makanan yang sering
dikonsumsi berupa cairan yang melemahkan otak lagi memberatkan tubuh seperti minum susu
(jika berlebihan). Dan hendaknya ia juga menggunakan sarana yang telah allah berikan sebagai
sebab untuk mengasah otaknya dengan mengunyah Liban (Sejenis Permen Karet) dan sesuai
kebiasaanya. Makan kismis di pagi hari 20 butir. Daging unta dan semisalnya, Hendaknya ia
menjauhi hal-hal perkara-perkara yang dapat membuatnya lupa. Seperti makan bekas makanan
yang wadanya disinggahi tikus, membaca papan nisan kuburan, masuk diantara dua unta yang
dinaiki, membuang kutu rambut dan yang lainnya.

Adab KeSembilan Memperhatikan Tubuh

Hendaknya ia mengurangi waktu tidurnya selama tidak membahayakan tubuhnya dan


pikirannya. Hendaknya ia mengurangi waktu tidurnya selama tidak membahayakan tubuhnya
dan pikirannya dan janganlah tidur lebih dari delapan jam dalam sehari semalam.

Adab Kesepuluh Jangan Banyak Bergaul

Hendaknya seorang penuntut ilmu meninggalkan banyak bergaul, semestinya tidak berlebihan
dalam beraul, apalagi bergaul dengan yang bukan penuntut ilmu. Dan terlebih lagi bagi mereka
yang banyak main dan sedikit belajar, karena tabiat manusia itu mudah tertarik/ menular. Yang
seharusnya dilakukan oleh Penuntut Ilmu adalah tidak bergaul kecuali dengan orang yang dapat
memberinya faidah ilmu atau orang yang mengambil faidah darinya.
Episode 4 : Adab Penuntut Ilmu Kepada Guru

Adab Seorang Penuntut Ilmu Terhadap Guru


Adab Pertama Memilih Seorang Syaikh/ Guru yang paling bermanfaat

Seorang penuntut ilmu itu mengutamakan Sikap penuh pertimbangan dan selalu memohon yang
terbaik kepada allah. Sepertinya dengan shalat istikharah tentang siapa yang akan dia ambil
ilmunya.
Hendaknya ia selalu berusaha berakhlak mulia dan memiliki sopan santun, hendaknya ia bisa
mungkin menjadi diantara orang yang sempurna kecakapan ilmunya. Terbukti kelembutannya,
nampak kewibawaanya, diakui kehormatannya dan dikenal keshalihnnya.
Dan hendaknya ia menjadi orang yang baik dalam belajar dan baik dalam memahami ilmu.
Hendaknya ia berhati-hati dari terikat dengan orang-orang tenar dan tidak mau mengambil ilmu
dari orang-orang yang tidak terkenal.
Hendakya ia bersungguh-sungguh dalam mencari seorang guru yang memiliki keahlian di
bidang ilmu-ilmu agama, banyak menelaah kitab-kitab, memiliki nasyaikh atau guru yang
terpercaya yang semasa dengannya. Bukan hanya guru yang mempelajari ilmu agama dari
kitab-kitab yang tidak pernah diketahui dia pernah bermulazamah dengan para masyaikh.

Adab Kedua Menaati Syaikh

Hendaknya ia patuh terhadap gurunya terhadap seluruh perintahnya dan tidak keluar dari
pendapatnya dan pengaturannya. Nahkan hendaknya ia selalu menyertainya seperti orang sakit
yang selalu bersama dokter mahir. Hendaknya ia benar-benar menghormatinya dan
mendekatkan diri kepada allah dengan berkidmat kepada Gurunya.

Imam Al-Ghajali Pernah Mengatakan:


Tidklah ilmu itu akan diperoleh kecuali dengan sikap Tawadhu dan konsentrasi dalam
mendengarkan.

Adab Ketiga Memuliakan Syaikh

Hendaknya memandang syaikh dengan mata penghormatan dan meyakini padanya derajat
kesempurnaan, karena hal itu lebih membuka jalan baginya untuk menerima manfaaat darinya.
Jika Sebagian As-salaf berangkat ke syaihknya, dia bersedekah dengan sesuatu,

‫ْب َش ْي ِخي عنِّي واَل تُ ْذهَبْ بَ َر َكةَ ِع ْل ِم ِه ِمنّي‬


َ ‫اللّهُ ّم ال ْستُرْ َعي‬
Ya allah, tutupilah aib syaikhku dariku dan jangan melenyapkan keberkahan ilmunya dariku.

Contoh seperti Imam Asy-Syafi’i kepada Gurunya Imam Malik

‫ص ْفحًا َرفِيقًا هَ ْيبَةً لهُ لِئاَّل يَ ْس َم َع و ْق َعها‬


َ ‫مالك‬
ٍ ُ ‫ُك ْن‬
ْ‫ت أصْ فَ ُح ال َو َرقَةَ بين يدي‬
Aku membuka halaman buku di depan Malik secara perlahan karena aku segan kepadanya, agar
dia tidak mendengar suranya.

Contoh lain seperti Ar-Rabi Muridnya Imam Asy-Syafi’i

ُ‫ب الماء وال َّشافِ ِع ُّي ينظر إل ّي هَ ْيبَةً لَه‬


َ ‫رأت أن أ ْش َر‬
ªُ َ‫وهللاِ مااجْ ت‬
Demi allah aku tidak berani minum air sedangkan asy-syafi’i melihat kepadaku karena segan
padanya.
Hendaknya juga menyebut namanya yang menunjukan Kehormatan.
Adab Penuntut Ilmu Kepada Guru
Episode 5 :
Keutamaan Menuntut Ilmu & Memuliakan Guru
Ayat-Ayat terkait Keutamaan Ilmu

Allah Berfirman QS 58 Al-Mujadillah ayat 11

‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي َل ا ْن ُش ُز ْوا فَا ْن ُش ُز ْوا‬ ِ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِي َْل لَ ُك ْم تَفَ َّسح ُْوا فِى ْال َم ٰجل‬
ِ ‫س فَا ْف َسح ُْوا يَ ْف َس‬
‫ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي ٌر‬
ٍ ۗ ‫يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam
majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Yang dimaksud beberapa Derajat disini Ibnu Abbas Berkata:

‫ َمابين ال ّدرجتين مائةُ َع ٍام‬، ‫ين بِ َسب ِْع ِمائ ِة درج ٍة‬ َ ‫ال ُعلَ َما ُء فَ ْو‬
َ ِ‫ق ال ُمؤ ِمن‬
Para Ulama diatas orang-orang mukmin dengan tujuh ratus Derajat, jarak diantara 2 derajat
adalah seratus tahun.

QS 35 Fathir ayat 28

‫ك اِنَّ َما يَ ْخ َشى هّٰللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَمٰۤ ُؤ ۗا اِ َّن هّٰللا َ َع ِز ْي ٌز‬ ٌ ِ‫اس َوال َّد َو ۤابِّ َوااْل َ ْن َع ِام ُم ْختَل‬
َ ۗ ِ‫ف اَ ْل َوانُهٗ َك ٰذل‬ ِ َّ‫َو ِم َن الن‬
‫َغفُ ْو ٌر‬
Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah
yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha
Pengampun.

Adab Keempat Mengetahui keutamaan Syaikh dan Menjaga Haknya

Hendaknya ia mengetahui hak-hak gurunya dan jangan melupakan keutamanya.

Syu’bah
ً
ُ‫سمعت منه‬ ُ ‫ماسمعت من أح ٍد شيئا ً إاّل واختَل ْف‬
‫ت إلَي ِه أ ْكثَ َر ِم ّما‬ ُ
Tidaklah aku mendengar suatu ilmu dari seseorang, melainkan aku telah mendatanginya
berkali-kali, lebih banyak daripada apa yang aku dengar darinya.

Diantara adabnya adalah : Mengagungkan Kehormatannya, Menjaga nama baiknya saat guru
tidak ada dan barang siapa yang tidak mampu untuk melakukan itu, maka hendaknya ia bangkit
dan meninggalkan majelisnya.

Hendaknya ia mendoakannya semasa hidupnya dan menjaga keturunanya, kerabatnya, dan ahli
warisnya setelah wafatnya, serta senantiasa menziarahi makamnya, dan memohonkan ampunan
untuknya serta menyedekahkan pahala untuknya.
Adab Penuntut Ilmu Adab Terhadap Guru yang
Episode 6 :
Suka Marah
Adab Kelima Bersabar terhadap sikap ta acuh Syaikh

Hendaknya ia bersabar atas sikap kasar atau akhlak yang kurang baik dari gurunya, dan
janganlah yang demikian itu menghalanginya untuk bermulazamah dengannya dan meneladani
aqidahnya.

Hendaknya ia benar-benar memahami bahwa semua perbuatan gurunya yang nampak itu
tidaklah seperti yang sebenarnya. Hendaknya ia mulai untuk memberikan Udzur dan taubat
terhadap sikap guru terhadapnya. Memohonkan ampun terhadapnya, menisbatkan hal-hal yang
mulia terhadapnya dan menjadikan celaan justru untuk dirinya. Karena yang demikian itu
semua lebih melanggengkan kecintaanya terhadap guru, lebih menjaga hatinya dan lebih
bermanfaat untuk dirinya di dunia dan di akhirat.

Sebagian As-Salaf Berkata

‫ ومن صبر علي ِه ا َل أم ُرهُ إلى ع ِّزالدنيا‬، ‫الجهَالَ ِة‬ ِ َّ‫من لَم يصبِر على ُذلِّ الت‬
َ ‫عليم بَقِ َي ُع ُم َرهُ في عماي ِة‬
‫واألخرة‬
Barangsiapa yang tidak bersabar untuk prihatin ketika masa-masa belajar maka sepanjang
usinya akan dipenuhi oleh butanya kebodohan. Dan barangsiapa yang bersabar makan ia akan
mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat.

‫جفوت م َعلّ ًما‬


َ ‫واصبر لجهلك أن‬ ُ‫ت طَبِ ْيبَه‬
َ ‫ك أن جفَ ْو‬
َ ‫اصبر لِ َدائ‬
Bila kmu kasar terhadap dokter, maka bersabarlah atas penyakitmu.
Tapi jika kau kasar terhadap Guru bersabarlah atas Kebodohamu.

Dari ibnu Abbas (Dia Berkata)


ُ ‫َذلَ ْل‬
ُ ‫ت طالبًا ف َع َز ْز‬
‫ت مطلوبًا‬
Aku merendahkan diriku sebagai murid, maka aku mulia sebagai guru.

Ibnu Abbas R.A juga berkata

Seseungguhnya guru dan dokter itu tidak akan memberi nasihat bila keduanya tidak dihormati.

Imam Asy-Syafi’i Berkata

Dikatakan kepada Sufyan, sesungguhnya da beberapa kaum mendatangi anda dari penjuru
dunia. Lalu anda memarahi mereka maka dikhawatirkan mereka akan pergi dan
meninggalkanmu. Sufyan Menjawab orang yang berkata tadi, kalau demikian, maka mereka
adalah orang-orang bodoh sepertimu, jika mereka meninggalkan apa yang bermanfaat bagi
mereka Cuma lantaran keburukan akhlakku.
Adab Keenam Berterima kasih kepada Syaikh

Hendaknya penuntut ilmu berterimakasih kepada gurunya atas arahan-arahannya terhadap


sikap-sikapnya yang baik dan tegurannya atas sikap-sikapnya yang kurang baik. Dan hendaknya
menganggap hal itu sebagai nikmat dari allah akan perhatian dan ketulusannya. Karena hal itu
lebih diterima oleh syaikh dan lebih menggugahnya.

Apabila gurunya memberi arahan di dalam adabnya atau kekurang sopanannya yang telah ia
ketahui maka janganlah ia merasa seakan-akan lebih tahu akan dirinya atau lalai dari
kesalahannya.

Apabila ia memiliki alasan yang tepat tentang kesalahan-kesalahannya dan memberi tahu
kepadanya lebih membawa maslahat maka tidak mengapa ia menjelaskan alasan kesehariannya.

Adab Ketujuh Adab masuk dan meminta izin kepada syaikh

Hendaknya ia tidak menemui gurunya di selain majelis uum keciali dengan izinnya, baik
gurunya sedang sendiri atau sedang bersama orang lain.

Hendaknya ia menemui gurunya dalam keadaan sempurna yaitu bersih badan dan pakaiannya
serta sebelum itu hendaknya memotong kuku, memotong rambut, dan menghilangkan bau-bau
yang tidak sedap apa lagi kalau yang ia tuju adalah majelis ilmu. Karena seseungguhnya itu
adalah menjadi dzikir dan perkumpulan manusia dalam rangka Ibadah.

Adab Penuntut Ilmu Adab Terhadap Guru Duduk


Episode 7 :
Sopan dan Tetap Fokus Saat Bermajelis
Adab Kedelapan Adab duduk Bersama Syaikh

Hendaknya ia duduk dihadapan gurunya dengan penuh adab. Sebagaimana anak kecil yang
duduk dihadapan guru yang membacakan ilmu atau duduk sila dan tawadhu. Diam menyimak
syaikh, memandang kepadanya, memahami perkataanya sehingga syaikh tidak harus
mengulang perkataannya. Tidak menoleh tanpa kebutuhan mendesak, tidak melihat ke kiri,
kanan, atas, bawah, depan, tidak patut melihat kecuali hanya kepada syaikh, tidak mengibaskan
baju, membuka lengannya, mempermainkan kaki nya atau bagian tubuh lainnya, Intinya harus
diam penuh perhatian dan tawadhu.

Dari Ai Rahimahumullah wajhah berkata

ّ ‫القوم عا ّمةً وت ُخ‬


ُ‫ والتُ ِشي َر َّن عنده‬،ُ‫ وأن تجلس امامه‬،‫صهُ بالتّ ِحيّة‬ ِ ‫عليك أن تًسلّم على‬
َ ‫الم‬ ِّ ‫ِم ْن َح‬
ِ ‫ق ال َع‬
َّ
‫والتطلبن‬ ،‫ والتغتَابَ َّن عنده أحدًا‬،‫فالن خالف قوله‬
ٌ َّ
‫ قال‬:‫والتقولن‬ ،‫ والتَعم َد بعيْنك غيره‬،‫بيدك‬
‫ت القو َم إلى‬ َ ‫ وإن كانت حاجةٌ سب ْق‬،‫ وعليعك أن تُوقِّره هلل تعالى‬،‫لت مع ِذ َرته‬ َ ِ‫ وإن ز َّل قب‬،‫عثرّته‬
،‫ والتشبع من طول صحبته‬،‫ والتأخذ بثوبه وال تُل َّح عليك إذا كسل‬،‫ والتسا َّر في مجلسه‬،‫خدمته‬
‫فإنما هو كالنّخلة تنتظر متىى يسقط عليك منها شيء‬
Adab Kesembilan Berbicara kepada Syaikh dengan baik

Hendaknya membaguskan pembicaraan kepada syaikh sebisa mungkin, tidak berkata,


mengapa? Tidak pula, Kami tidak bisa menerima, tidak pula kata siapa?, dan yang sepertinya.

Dari sebagian salaf berkata


‫ لم؟ لم يُفلح أبدًا‬: ‫َمن قال لشيخه‬
Hendaknya ia mendengarkan pendapat itu dengan wajah berser-seri. Walaupun gurunya tidak
benar pendapatnya dikarenakan kelalaian karena sesungguhnya kesucian manusia dari dosa itu
hanya ada pada Nabi Muhammad SAW.

Episode 8 : Adab Berbicara, Bertanya & Merespon Ucapan Guru


Adab Kesepuluh Mendengar Kepada Syaikh

Hendaknya jika mendengar syaikh menyebutkan sebuah hukum dalam satu masalah atau faidah
yang unik, atau menceritakan hikayat, Hendaknya tetap diam menyimak dengan baik layaknya
orang yang menimba faidah darinya pada saat itu, penuh antusias dan berbahagia, seolah-olah
tidak pernah mendengarnya sebelumnya.

Atha Berkata
‫ألسمع الحديس من الرجل وأنا أعلم به منه فأريه من نفسي أني الأحسنس منه شيئا‬
“Sesungguhnya aku mendengar sebuah hadits dari seorang laki-laki padahal aku lebih
mengetahuinya daripadanya, namun aku memperlihatkan diri kepadanya bahwa aku tidak
mengetahui apapun tentangnya.

Dan hendaknya tidak patut bagi murid mengulang-ulang pertanyaan tentang sesuatu yang
diketahuinya dan dipahaminya, karena hal itu membuang-buang waktu dn terkadang
menjengkelkan syaikh. Jika tidak mendengar suara syaikh karena jauh maka boleh meminta
syaikh agar mengulang perkataanya dengan permintaan lemah lembut.

Episode 8 : Adab Berbicara, Bertanya & Merespon Ucapan Guru


Adab Kesebelas Berbicara dengan syaikh saat pelajaran

Hendaknya tidak mendahului syaikh dalam menjelaskan masalah atau menjawab pertanyaan
darinya atau selainnya, tidak menyaingi, tidak memperlihatkan pengetahuannya tentang
ilmunya sebelum syaikh, namun jika syaikh menawarkan padanya maka tidak mengapa.
Hendaknya tidak memotong perkataan syaikh akan tetapi bersabar hingga syaikh menyudahi
perkataanya, kemudian baru berbiara.

Adab Keduabelas Berkhidmat kepada Syaikh

Hendaknya jika syaikh menyerahkan sesuatu kepadanya maka terima dengan tangan kanan, jika
kita akan memberi syaikh sesuatu maka kita memberinya dengan tangan pula, jika yang
diberikan dalam bentuk kertas maka buka dulu kemudian menyerahkannya. Jangan
menyerahkannya dalam keadaan tertutup atau terlipat kecuali jika mengetahui bahwa syaikh
lebih memilih hal itu.

Jika menerima kertas dari syaikh maka bergegas menerimanya dalam keadaan masih terbuka
sebelum syaikh menutupnya atau merapihkannya. Jika kita hendak memberi sebuha buku
kepada syaikh maka berikan dalam posisi siap untuk dibaca tanpa perlu memutarnya atau
mencai halamannya. Tidak melemparkan sesuatu kepada syiakh, tidak mengulurkan tangan
kepad asyaikh jika jauh, tidak membuat syaikh harus mengulurkan tangannya, akan tetapi
hendaknya berdiri mendekat kepadanya dan bukan merangkak.
Jika memberi syaikh pena untuk menulis, hendaknya mencelupkannya ke tinta sebelum
memberikannya kepada syaikh. Jika meletkkan tinta di depan syaikh hendaknya dalam keadaan
terbuka dan siap untuk digunakan.

Jika memberi syaikh pisau tidak mengarahkan bagianya yang tajam kepada syaikh dan tidak
pula gagangnya sementara tanganya memegang bagian tajamnya, akan tetapi melintang
sementara bagian tajamnya mengarah ke dirinya seraya memegang ujung gagangnya yang dekat
pada bagian tajamnya, meposisikan gagangnya pada sisi kanan penerima.

Jika memberi syaikh sajadah untuk shalat hendaknya sudah siap ketika syaikh ingin shalat.

Tujuan dari semua itu adalah untuk mendekatkan diri kepada allah dan kehati syaikh.

Adab Ketigabelas Berjalan Bersama Syaikh

Jika berjalan bersama syaikh dimalm hari hendaknya kita di depannya. Dan ketika siang
hendaknya kita dibelakangnya, kecuali jika keadaan menuntut seperti karena kepadatan tempat
atau lainnya. Hendaknya berjalan mendahului syaikh di tempat-tempat yang belum diketahui
keadaanya, Hendaknya berhati-hati dengan tidak mencipratkan sesuatu ke pakaian syaikh. jika
di tempat yng pdat, hendaknya melindungi syaikh dengan tubuhnya, bisa di depan/ dibelakang.

Jika berjalan di depan syaikh hendaknya menoleh kebelakang beberapa saat. Jika dia sendiri
atau syaikh berbicara kepadanya saat berjalan, hendaknya berada di sisi kanan syaikh, ada yang
berkata di sisi kirinya, maju kedepan sedikit tanpa menoleh kepadanya. Mengenalkan kepada
syaikh orng yang mendekat kepadaya jika syaikh belum mengenalnya.

Anda mungkin juga menyukai