Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAI

Linda Tiara Renata

Kelas: XII. MIPA 3

SMA NEGERI 1 WAY TENONG

KABUPATEN LAMPUNG BARAT

TA. 2022/2023
BEKERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Bekerja Keras
Bekerja Keras berarti berusaha atau berikhtiar secara sungguh-sungguh, dengan kata lain
bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguhsungguh untuk mencapai suatu yang
dicita-citakan. Setiap orang yang bekerja keras harus berikhtiar dengan sungguh-sungguh
untuk mencapai tujuan atau prestasi tertentu yang diharapkan, kemudian disertai dengan do’a
dan berserah diri (tawakkal) kepada Allah Swt., untuk kepentingan dunia dan akhirat. Allah
Swt. berfirman yang artinya sebagai berikut.

Dengan demikian, sikap bekerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki,
dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi masingmasing.

QS. At-Taubah Ayat 105

Artinya: "Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan." (QS At-Taubah: 105).

b. Bertanggung Jawab
Tanggung Jawab secara bahasa artinya keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan
menanggung akibatnya. Secara istilah tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Bertanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas’uliyyah. Setiap manusia
harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya  dalam berperilaku, bertutur
kata, bertindak dan merencanakan sesuatu.

Apakah perilaku itu berlandaskan akal sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh
pemujaan diri, hawa nafsu, atau ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati
nuraninya dan merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa
bertanggung jawab kepada yang lain. Allah Swt. berfirman: dalam Q.S. al-Isra’/17:36:

َ ‫ص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُكلُّ ُأو ٰلَِئ‬


٣٦ ﴿ ‫ك َكانَ َع ْنهُ َم ْسُئواًل‬ َ َ‫ْس لَكَ بِ ِه ِع ْل ٌم ۚ ِإ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬
َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬

(walaa taqfu maa laysa laka bihi 'ilmun inna alssam'a waalbashara waalfu-aada kullu
ulaa-ika kaana 'anhu mas-uulaan)

Artinya :

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.” (Q.S. al-Isra’/17:36).

B. Kewajiban Bekerja Keras dan Tanggung Jawab


Agama Islam tidak mengenal satu hari yang khusus untuk beribadah, sehingga di hari itu
orang berhenti bekerja. Dalam ajaran Islam, setiap hari adalah hari kerja, dan bekerja untuk
urusan dunia adalah apabila dikerjakan dengan niat yang jujur. Hari Jum’at yang dianggap
hari besar dalam Islam, tiadalah dihari itu diperintahkan supaya berhenti bekerja, melainkan
baru sesudah mendengar panggilan adzan hingga sampai shalat Jum’at selesai disuruh
berhenti bekerja, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah Swt. Q.S. al-Jum’at/62:9-10.

٩ ﴿ َ‫صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا ِإلَ ٰى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع ۚ ٰ َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ي ِلل‬

(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa nuudiya lilshshalaati min yawmi aljumu'ati
fais'aw ilaa dzikri allaahi wadzaruu albay'a dzaalikum khayrun lakum in kuntum
ta'lamuuna)
١٠ ﴿ َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫صاَل ةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي اَأْلر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَِإ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

(fa-idzaa qudhiyati alshshalaatu faintasyiruu fii al-ardhi waibtaghuu min fadhli allaahi
waudzkuruu allaaha katsiiran la'allakum tuflihuuna)
Artinya:
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah Swt. dan tinggalkanlah jual beli yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah Swt. dan ingatlah Allah Swt.
banyakbanyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-Jum’at/62:9-10).

Berikut hadis-hadis tentang keharusan bekerja keras:

Hadis Pertama:

َّ ‫لَوْ اَنَّ ُك ْم تَتَ َو َّكلُونَ َعلَى هللاِ َح‬:ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُول‬
‫ق تَ َو ُّكلِ ِه لَ َر َزقَ ُك ْم َك َما‬ َ ِ‫ْت َرسُو َل هللا‬ ُ ‫ َس ِمع‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫ع َْن ُع َم َر َر‬
‫ تَ ْغدُو ِخ َماصًا َوتَرُو ُح بِطَانًا‬,‫ق الطَّ ْي َر‬ ُ ‫يَرْ ُز‬.

Artinya: "Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana
Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu
pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu
Majah, no. 4164]

Hadis Kedua:

ُ‫َم ْن اَ ْم َسى َكااًّل ِم ْن َع َم ِل يَ َد ْي ِه اَ ْم َسى َم ْغفُوْ رًا لَه‬

Artinya: “Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua
tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani).

Anda mungkin juga menyukai