1
Sebelum kita lanjutkan, terlebih dahulu perlu saya sampaikan juga bahwa dalam
pengertian bahasa Arab, hati yang sering disebut dengan kata qalbun, ini digambarkan
dengan jantung. Dan fungsi jantung ini tentunya adalah memompa darah ke seluruh
tubuh. Tidak ada kaitannya dengan tempat perasaan. Lalu bagaimana kita mesti
memahami istilah hati ini?
Penggunaan istilah hati untuk sesuatu yang kongkret, di dukung oleh dalil, yaitu
sabda Nabi:
ت
ْ صلَ َح ْ اْلَ َس ِد ُم
َ إِ َذا،ضغَة ْ «أَََل َوإِ َّن ِِف:ول َّ َرَوى الن ُّْع َما ُن بْ ُن بَ ِش ٍري قَ َال ََِس ْعتُهُ َعلَْي ِه
ُ الس ََل ُم يَ ُق
ِ
ُ اْلَ َس ُد ُكلُّهُ أَََل َوه َي الْ َق ْل
»ب ْ ت فَ َس َد ْ َوإِذَا فَ َس َد،ُاْلَ َس ُد ُكلُّه
ْ صلَ َح َ
Kandungan hadits diatas sesuai dengan hati/qalb secara kongkrit yakni bagian
tubuh atau organ tubuh yang posisinya sangat vital. Dan hal ini identik dengan organ
jantung dan hati.
Nah, bila kita berurusan dengan konteks hati/qalb dalam pengertian ini,
konsekuensinya yang dimaksud dengan penyakit adalah adalah seperti serangan
jantung, liver, hepatitis, dan lain-lain.
Tambahan: dalam bahasa Inggris terjadi kasus serupa, hati itu dinyatakan
dengan heart bukan liver, padahal heart itu dalam kamus adalah jantung. Bahkan entah
bingung entah bijak, ada yang menggabungkan kedua kata ini menjadi ‘jantung hati-
ku’.
Ingat, penting sekali kita tahu bahwa hati ini ada dua, yaitu hati yang abstrak
dan kongkret. Karena kenapa? Hati yang kongkret jika sakit maka akibatnya racun
dalam tubuh kita tidak bisa dinetralisir dan tidak ada hubungannya dengan perasaan
atau emosi. Sementara hari yang abstrak, adalah hati yang kita gunakan untuk
merasakan atau beremosi. Salah mengidentifikasi maka salah obatnya. Contoh, jika
seseorang hatinya sakit (yang kongkret), maka disebut liver atau hepatitis dan obatnya
adalah pergi ke dokter untuk dioperasi atau dengan cara dikasih minum obat.
Sedangkan jika hati yang abstrak yang sakit maka dokter tidak bisa menanganinya,
karena bukan bidangnya. Maka dari itu mari kita ketahui apa saja penyakit hati (yang
abstrak ini) beserta obatnya.
Sebab-sebab timbulnya penyakit Hati
Allah menciptakan makhluknya dengan memberi suatu hukum yang berlaku,
yaitu sebab-akibat. Ketika ini dilakukan maka yang terjadi adalah ini, demikian contoh
sederhananya. Begitu halnya dengan penyakit atau sakit, ada sebab yang menjadi
pemicunya, rekan-rekan bisa sebutkan kenapa seseorang bisa flu? Bisa batuk? Bisa
sakit jantung? Dan lain-lain. Hal ini juga berlaku dalam penyakit hati secara abstrak
atau konseptual. Adanya penyakit hati ini karena ada sebab yang mengawalinya.
Ibnu Qayyim Menyebutkan sebab penyakit hati ini antara lain: Seorang Hamba
itu, “Jika melakukan dosa maka di dalam hatinya itu akan ternoda dengan titik hitam,
dan jika ia bertaubat dan memohon ampun maka hatinya itu akan mengkilap kembali,
2
dan jika ia mengulangi lagi dosa, maka akan ada noda lain yang muncul, sampai bisa
menutupi hatinya.”(H.R> al-Hakim, dalam Mustadrak ála Shahihain, dan al-Baihaqiy
dalam Syuábul-Iman).1 Maka kejelekan itu dapat menghitamkan hati dan menutup
cahayanya, sementara cahaya dalam hati itu adalah keimanan. Kejelekan ini dapapt
menghilangkan atau setidaknya mengurangi cahaya tersebut, maka kebaikan yang
dapat menambah cahaya hati. Sedangkan keburukan menutupi cahaya tersebut.
Ibnu Qayyim Menyebutkan sebab lainnya ialah karena melanggar janji kepada
Allah, (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari
tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka
telah diperingatkan dengannya…(al-Maidah: 13)
Ar-Razi menyebutkan faktor lain munculnya penyakit hati ini, yaitu:
As-Shadr (Hati) ini adalah benteng pertahanan, paritnya adalah zuhud, di dunia
dan tiada keinginan padanya, pagarnya adalah pengharapan dan kerinduan akan akhirat
dan mahabbah kepada Allah, maka jika paritnya besar dan dalam, serta pagarnya kuat
niscaya pasukan syaitan akan dibuat tak berdaya untuk merobohkannya dan mereka
akan berbalik pulang dan meninggalkan benteng ini. Namun, sebaliknya jika benteng
ini, paritnya (zuhud) tidak dalam dan pagarnya (mahabbah kepada allah) tidak kuat
maka musuh akan mudah menaklukkannya, maka mereka akan melabrak masuk dan
menempatkan pasukannya, yaitu: hawa nafsu, újub, sombong, pelit, jelek prasangka
kepada Allah, pengadu domba, dan gibah…2
Al-Qurthubiy menjelaskan dari riwayat At-Tirmidzi:
1
Madarijus-Salikin, jilid 2, hal. 27
2
Ar-Raziy, Mafatihul-Ghaib, jilid 22, hal. 41.
3
Madarijus-Salikin, jilid 2, hal. 249.
3
Selain rasa malu, indikator lain ialah keimanan, yang mana di utarakan dalam
hadits:
، فَِإ ْن ََلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِ َق ْلبِ ِه، فَِإ ْن ََلْ يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِِه،ِ" َم ْن َرأَى ُمْن َكرا فَ ْليُغَِِْريهُ بِيَ ِده
ِ َاْلمي
"ان ِْ ف ِ
ُ َض َع
ْ كأ
َ َوذَل
Artinya semakin besar keberanian dan ketidak sukaan melihat kemunkaran, semakin
tinggi iman dan semakin sehat hatinya. Dan jika sebaliknya maka sakit hatinya.
Lalu sebagaimana disinggung ar-Raziy, indikator lain adalah kelemah lembutan
sebagaimana terkandung dalam surah az-Zummar
آَيتُهُ َز َادتْ ُه ْم إِميَاًن َو َعلَى ِ ِ َّ إََِّّنَا الْمؤِمنو َن الَّ ِذين إِذَا ذُكِر
ْ َت قُلُوبُ ُه ْم َوإِذَا تُلي
َ ت َعلَْي ِه ْم ْ َاَّللُ َوجل َ َ ُ ُْ
َرِِبِِ ْم يَتَ َوَّكلُو َن
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Maka jika hati sedang sakit, kelemah lembutan ini berkurang bahkan
menghilang.
Penyakit Hati
Ar-Raziy menyebutkan bahwa penyakit hati itu sebagaimana disebutkan al-
Qurán ada beberapa di antaranya:
قُلُوبُنا غُْلف:] وقوهلم7 :اَّللُ َعلى قُلُوِبِِ ْم [البقرة َّ َختَ َم، ]10 :ِِف قُلُوِبِِ ْم َمَرض [البقرة
ََْي َذ ُر الْ ُمنافِ ُقو َن أَ ْن تُنَ َّزَل َعلَْي ِه ْم ُس َورة تُنَبِِئُ ُه ْم ِِبا، ]155 :اَّللُ َعلَْيها بِ ُك ْف ِرِه ْم [النِِ َس ِاء
َّ بَ ْل طَبَ َع
َك ََّل بَ ْل را َن، ]11 :س ِِف قُلُوِبِِ ْم [الْ َفْت ِح ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ
َ يَ ُقولُو َن ِبَلْسنَته ْم َما لَْي، ]64 :ِف قُلُوِب ْم [الت َّْوبَة
4
، ]24 :[ُمَ َّم ٍد ٍ ُ أَفََل ي تَ َدبَّرو َن الْ ُقرآ َن أ َْم َعلى قُل، ]14 :ني
ُ وب أَقْفا ُهلا ْ ُ َ
ِِ ِِ
َ َعلى قُلُوِب ْم [الْ ُمطَِفف
ْ الص ُدوِرُّ وب الَِِّت ِِف ِ ِ
]46 :[اْلَ ِِج ُ ْفَإ ََّّنا ََل تَ ْع َمى ْاْلَب
ُ ُصار َولك ْن تَ ْع َمى الْ ُقل
Allah telah mengunci-mati hati mereka (al-baqarah-7); di hati mereka ada
penyakit (al-Baqarah: 10), dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya
Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, (an-Nisa: 155); Orang-
orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang
menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka (at-Taubah: 64); mereka
mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. (al-Fath: 11);
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutupi hati mereka. (al-Muthafifin: 14); Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (Muhammad: 24); Karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (al-Hajj:
46).
ِ ِ
َ اْلِ َج َارةِ أ َْو أ
...َش ُّد قَ ْس َوة َ ت قُلُوبُ ُك ْم ِم ْن بَ ْعد َذل
ْ ك فَ ِه َي َك ْ ُُثَّ قَ َس
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. (al-
Baqarah: 74)
ين أُوتُوا ِ َّ ِ ْ نزل ِمن َِّ {أَََل َيْ ِن لِلَّ ِذين آمنُوا أَ ْن ََتْشع قُلُوب هم لِ ِذ ْك ِر
َ اْلَ ِق َوَل يَ ُكونُوا َكالذ َ َ اَّلل َوَما ْ ُُ َ َ َ َ َْ
ِ [اْل ِد ِ ِ ِ ِ َالْ ِكت
. ]16 :يد َْ }ت قُلُوبُ ُه ْم َوَكثري مْن ُه ْم فَاس ُقو َن َ اب م ْن قَ ْب ُل فَطَ َال َعلَْي ِه ُم
ْ اْلم ُد فَ َق َس َ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan
janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab
kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
Ar-Raziy menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud hati yang keras
ringkasnya adalah yang menolak pada, dan congkak pada ketaátan dan ketundukan
kepada Allah. Atau apa yang Allah sampaikan padanya tidak membekas dihatinya.
Ibnu Katsir menjelaskan yang dimaksud ada penyakit dalam hati, yaitu:
Keragu-raguan, dan hasrat ingin dinilai oleh orang lain.
Maksudnya yaitu keragu-raguan dalam menjalankan kebenaran, serta riya, yaitu
utamanya ingin dilihat dengan mengharap pujian. Ini adalah ciri-ciri munafik yang
merupakan bentuk penyakit hati paling berbahaya. Bahkan dari pada kekufuran.
Karena sebagaimana dijelaskan dalam surah an-Nisa ayat: 146, syarat diterimanay
keimanan orang-orang kafir ada empat, sedangkan orang kafir syaratnya hanya satu,
yaitu taubat. Yang empat itu diantaranya: taubat, memperbaiki diri, berpegang teguh
pada agama Allah, dan menjalankan agama dengan ikhlas.
5
Secara rincinya, diantara penyakit hati yang lebih spesifik adalah: Sombong,
mencintai dunia, syahwat yang berlebihan, marah, dendam, dengki/hasud, bakhil/kikir,
ingin dipuji dan dipuja. Demikian tercantum dalam Ihya Ulumuddin karya imam Al-
Ghazali.
Terapi dan Obat/Penawar Hati
Ibnu Qayyim al-Jauziah menjelaskan:4 di antara yang dapat menghidupkan hati
adalah dengan dzikir (mengingat Allah).
Maksud berdzikir disini harus kita pahami secara utuh, bukan hanya komat-
kamit membaca asma Allah atau doa’-doá, tetapi lebih dari itu dzikir adalah suatu
amal yang mencakup aktivitas mengingat Allah, apakah ketika kita sedang bekerja,
belajar, sekolah, bermain, liburan, mau tidur, mau pergi buang air, mau makan, dan
lain-lain. Bukan hanya ketika kita berada dalam pengajian atau ritual ibadah dimana
kita mengingat Allah, tetapi setiap saat, setiap kondisi kita mesti mengingat Allah.
Karena itulah yang dapat membuat hati kita tenang dan tentram, sebagaimana
disinggung dalam Al-Qurán:
ني إََِّل َخ َسارا ِ ِ ُ آن ما هو ِش َفاء ور ْْحة لِْلم ْؤِمنِني وََل ي ِز
ِ ِ ِ
َ يد الظَّالم َ َ َ ُ َ ََ َ ُ َ َونُنَ ِزُل م َن الْ ُق ْر
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.
(QS. Al-Isra’, ayat: 82)
Imam Ar-Raziy, dalam tafsirnya Mafatihul-Ghaib menjelaskan, bahwa maksud
syifa ini adalah semua jenis obat yang berlaku bagi kaum mu’min, baik penyakit rohani
maupun jasmani.
Maka, al-Qurán ini tentu dapat menjadi penawar bagi hati yang sakit. Tetapi
dalam memahami penawar ini, maka tidak hanya sebatas kita membaca AL-Qurán
saja, tetapi juga mencari petunjuk di dalamnya untuk penyakit hati yang dialami,
seperti bagi orang-orang yang hatinya sakit, dengan penyakit terkunci mati hatinya
maka obatnya adalah dengan beriman kepada Allah, dengan masuk Islam, karena
terkunci hati ini adalah penyakit orang-orang Kafir. dan lain sebagainya. Maka
4
Madarijus-Salikin, jilid 2, hal. 29.
6
penawar di sini bisa kita artikan resep yang harus kita ikuti. Sedang penawar dengan
pengertian obat, maka tentunya adalah dengan membaca ayat-ayat al-Qurán sebagai
bentuk tabaruk atau mencari berkah, yang dapat mengobati hati yang sakit.
Selanjutnya adalah berdoá, dan salah satu doá yang bisa kita panjatkan adalah
sebagai berikut:
7
3. Raja’ 9. Tafakur
4. Khauf 10. Mahabbah
5. Syukur 11. Taqwa
6. Ridla 12. Wara’