Anda di halaman 1dari 43

Allah Menggerakkan Hati Manusia

Bismillah, alhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah,


amma ba’du,
Ketahuilah wahai Saudaraku yang seiman rahimakumullah,
Rabbuna Allah ‘azza wa jalla berfirman dalam kitab-Nya yang agung,
‫ِط‬ ‫ِم‬ ‫ِإْل‬ ‫ِه‬
‫َو َذُروا َظا َر ْث َو َب َنُه‬
‫ا‬ ‫ا‬
“Dan tinggalkanlah dosa zahir maupun batin” (Al-An’aam :120).
maksiat (dosa) itu memang ada dua, kemaksiatan zahir (yang
terlihat atau terdengar) dan kemaksiatan batin (hati).
Ulama menjelaskan contoh kemaksiatan batin (hati)
seperti:
1. meninggalkan kewajiban hati,
2. berupa meninggalkan ikhlas,
3. tawakkal kepada Allah,
4. mencintai-Nya, dan takut kepada-Nya,
5. juga melakukan dosa riya’ (pamer ketaatan),
6. hasad (dengki)
7. ujub (bangga/takjub terhadap amal).
Alasan dosa batin itu lebih parah dari pada dosa zahir
1. Kerusakan hati adalah pokok kerusakan zahir
2. Dosa zahir penyebabnya adalah kerusakan batin dan
dampak negatifnya sangatlah besar
3. Taubat dari dosa batin lebih sulit daripada taubat dari dosa
zahir
4. Dosa besar (kabair) hati lebih besar daripada dosa besar
zahir
Peringatan!
Alasan dosa batin itu lebih parah dari pada dosa zahir Ulama
pun menjelaskan bahwa kemaksiatan batin itu lebih parah dari
pada kemaksiatan zahir ditinjau dari beberapa sisi.
Mengapa demikian?
Berikut ini beberapa sisi tinjauan yang menunjukkan bahwa
dari sisi-sisi tersebut bisa dikatakan kemaksiatan batin lebih
parah dari pada kemaksiatan zahir.
1. Kerusakan hati adalah pokok kerusakan zahir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‫َف‬ ‫َف‬ ‫ا‬ ‫َذ‬‫ِإ‬ , ‫ُّل‬ ‫ُك‬ ‫ال‬ ‫َل‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ِإ‬ ‫ًة‬
‫َج َس ُمْض َغ َص َح ْت َص َح َج َس ُد ُه َو َس َد ْت َس َد‬ ‫ِد‬ ‫ال‬ ‫ي‬‫ِف‬ ‫َّن‬‫ِإ‬ ‫َأاَل‬
‫ِه‬ ‫َأ‬ ‫ُّل‬
‫الَج َس ُد ُك ُه َو َي ُب‬
‫ْل‬ ‫َق‬ ‫ال‬ ‫اَل‬ ‫؛‬
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal
daging, apabila ia baik, baiklah seluruh jasadnya dan apabila ia
rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal
daging tersebut adalah hati” (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis ini terdapat pelajaran yang berharga, bahwa
hati itu bisa menjadi asas kebaikan dan kerusakan. Jika
seseorang rusak hatinya, maka akan berdampak buruk
pada kerusakan amal anggota tubuh yang zahir.
Oleh karena itu pantas jika yang Allah lihat dari diri kita
adalah hati dan amal, sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah bersabda,
‫ُك‬‫ِل‬‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ُك‬‫ِب‬
‫و‬ ‫ُل‬ ‫ى‬‫َل‬‫ِإ‬ ‫ُظ‬ ‫ِك‬‫َل‬ ‫ُك‬‫ِل‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ى‬‫َل‬‫ِإ‬ ‫َال‬ ‫ِر‬
‫ُك‬ ‫ى‬‫َل‬‫ِإ‬ ‫ُظ‬ ‫َال‬ ‫اهلل‬ ‫َّن‬‫ِإ‬
‫ْم َو ْم َو ْن َيْن ُر ُق ْم َو ْع َم ْم‬ ‫َيْن ُر ُصَو ْم َو‬
“Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada bentuk-
bentuk tubuh dan harta-harta kalian, akan tetapi melihat
kepada hati-hati dan amal-amal kalian” (HR. Muslim).
2. Dosa zahir penyebabnya adalah kerusakan batin dan
dampak negatifnya sangatlah besar.
Setiap kemaksiatan zahir yang terjadi penyebabnya adalah
kerusakan dalam hati. Pengaruh rusaknya hati seseorang bisa
menyebabkan lahirnya dosa “percontohan” yang diwarisi turun
menurun oleh para ahli maksiat dari masa ke masa. Perhatikan,
para Pembaca, apakah yang menyebabkan terjadinya dosa
pertama kali di langit dan di bumi.
Penyebab dosa pertama kali di langit dan di bumi:
Ibnul Jauzi dalam kitab Zaadul Masiir (9/276) rahimahullah
berkata, “Hasad adalah (termasuk) tabiat yang terjelek dan
penyebab maksiat kepada Allah yang pertama kali di langit
adalah hasad iblis kepada Nabi Adam ‘alahis salam dan (dosa
pertama kali) di bumi adalah hasad qobil kepada Habil”.
Jadi, iblis kafir kepada Allah karena hasad kepada Adam ‘alahis
salam dan sombong (sebagaimana yang terdapat dalam Al-
A’raaf:12 dan Al-Baqarah:34), dan Qobil membunuh Habil pun
karena hasad (sebagaimana yang terdapat dalam Al-
Maaidah:27-30), dan hasad adalah penyakit hati.
Bahkan lebih dari itu ,dosa hati bisa sampai menjerumuskan
seseorang ke dalam kekafiran.
Perhatikanlah dua sebab kekafiran berikut ini :
1. Kekafiran yahudi :
Yahudi kafir karena penyakit hati yang dinamakan hasad
(dengki)
sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah dalam surat
Al-Baqarah: 109,
‫َّد َك ِثي ِم َأْه ِل اْلِكَتاِب َل ُّدوَنُك ِم ِد ِإي اِنُك ُك َّف ا ا ًد ا ِم ِع ْنِد‬
‫ْو َيُر ْم ْن َبْع َم ْم ًر َح َس ْن‬ ‫َو ٌر ِمْن‬
ۗ‫َأْنُفِس ِه ْم ْن َبْع ِد َم ا َتَبَّيَن َلُه ُم اْلَح ُّق ۖ َفاْع ُفوا َو اْص َف ُح وا َح َّتٰى َيْأِتَي الَّلُه ِبَأْم ِرِه‬
‫ِإَّن الَّلَه َعَلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ٌري‬
“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka
dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah
kamu beriman karena dengki yang (timbul) dari diri
mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran”.
2. Kekafiran fir’aun:
Penyebabnya adalah penyakit hati yang dinamakan
sombong, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah
dalam surat An-Naml:14
tentang fir’aun dan kaumnya yang kufur, mengingkari
kebenaran yang datang dari Allah:
‫ي‬ ‫ُظْل ا ُعُلًّو اۚ َفاْنُظ َك َف َك اَن َعاِق ُة اْل ْف ِس ِد‬ ‫َأ‬ ‫ِب‬
‫َب ُم َن‬ ‫ْر ْي‬ ‫َوَجَح ُد وا َه َو ْس َتْي ْتَه ْن ُس ُه ْم ًم َو‬
‫ُف‬ ‫ا‬ ‫َن‬ ‫َق‬ ‫ا‬ ‫ا‬
”Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan
kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini
(kebenaran)nya…”
Intinya, jika hati seseorang itu rusak, maka akan bisa
menyebabkan ia terjerumus kepada seluruh kemaksiatan.
3. Taubat dari dosa batin lebih sulit daripada taubat
dari dosa zahir.
Kemaksiatan zahir, seperti zina, minum khamr, mencuri
biasanya oleh pelakunya dan oleh orang yang melihatnya
mudah diketahui bahwa itu adalah kemaksiatan.
Banyak pelaku kemaksiatan zahir yang sadar kalau dirinya
bersalah, demikian juga orang yang melihatnya,biasanya
tahu kalau orang itu bermaksiat. Sehingga pelakunya yang
sadar bahwa dirinya bermaksiat itu akan lebih mudah
diharapkan bertaubat dari kemaksiatannya tersebut.
Contohnya, Nabi Adam ‘alaihis salam, beliau pernah
melakukan dosa yang jenisnya zahir, yaitu makan buah
pohon yang terlarang, kemudian dengan taufik Allah Nabi
Adam ‘alaihis salam bertekad kuat untuk bertaubat, maka
Allah mudahkan taubat beliau. Allah berfirman tentang
penyesalan dan taubat beliau dan istrinya,
‫ي‬‫ِر‬ ‫َنا َلَنُك وَنَّن ِم اْلَخ اِس‬ ‫ا‬‫َن‬‫َل‬ ‫ِف‬‫ْغ‬ ‫َل‬ ‫ْن‬‫ِإ‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫ُف‬ ‫َأ‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫َل‬‫َظ‬ ‫ا‬ ‫َّب‬
‫َن‬ ‫اَل‬‫ا‬‫َق‬
‫َن‬ ‫َن‬ ‫َحْم‬ ‫َت‬
‫ْر‬ ‫َو‬ ‫ْر‬ ‫َت‬ ‫ْم‬ ‫َس َو‬ ‫ْن‬ ‫ْم‬ ‫َر‬
“Keduanya berkata, “Ya Tuhan Kami, Kami telah
menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami,
niscaya pastilah Kami termasuk orang-orang yang merugi”
(Al-A’raf : 23).
Dan Allah terima taubatnya sebagaimana yang terdapat dalam
surat Tha-ha: ayat :122.
‫َّمُث اۡج َتٰب ُه َر ُّبٗه َفَتاَب َعَلۡي ِه َو َه ٰد ى‬
“Kemudian Tuhannya memilih dia, maka Dia menerima tobatnya
dan memberinya petunjuk”.
Berbeda halnya dengan iblis, dosanya jenis dosa hati, sombong,
maka berat baginya bertaubat.
Perhatikanlah sikap iblis dalam firman Allah berikut ini dan
bandingkanlah dengan sikap bertaubatnya Nabi Adam ‘alaihis
salam di atas,:
‫ي‬‫ِر‬‫“ ِإْذ ْلَنا ِلْل اَل ِئَك ِة ا ُد وا آِل َد َف ُد وا ِإاَّل ِإ ِلي َأ ٰى ا َتْك َك اَن ِم اْلَك اِف‬
‫َن‬ ‫ْب َس َب َو ْس َبَر َو َن‬ ‫َم َس َج‬ ‫ْس ُج‬ ‫َو ُق َم‬
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:
“Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-
orang yang kafir” (Al-Baqarah:34).
4. Dosa besar (kabair) hati lebih besar daripada dosa besar
zahir.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ketaatan batin itu lebih utama
daripada ketaatan zahir. Di dalam Madarijus-Salikin (1/121),
setelah menyebutkan beberapa contoh amalan hati, Ibnul
Qoyyim rahimahullah menjelaskan bahwa,

“(Amalan) wajib hati lebih wajib daripada amalan wajib anggota


tubuh zahir, adapun amalan sunnah hati lebih dicintai oleh Allah
daripada amalan sunnah zahir”. Dari sini kita ambil pelajaran
sebagaimana ketaatan batin lebih utama daripada ketaatan zahir,
maka dosa besar hati lebih besar dari dosa besar zahir.
Menghafalkan Al-Qur’an dengan metode takrir itu mudah dan
efisien, itu harus imbangi dengan usaha pengulangan secara
ketat, karena kalau hafalan yang sudah ada tidak akan bertahan
lama dan akan sia-sia jikalau pemeliharaan tidak dilaksanakan.
Karena hal yang telah dihafalkan tadi akan tertimbun dengan
hafalan yang baru dan begitu seterusnya.
Sedangkan kunci keberhasilan menghafal Al-Qur’an adalah
mengulang-ulang hafalan yang dihafalnya yang disebut “takrir”.
Kuantitas mengulang hafalan dalam metode takrir ini tergantung
tingkatan kekuatan hafalannya, sehingga hafalan bisa bertambah
kuat.
Ibnul Qoyyim rahimahullah juga menjelaskan : “Dosa-dosa besar,
1. seperti riya’ (pamer keta’atan),
2. ujub (bangga/takjub terhadap amal),
3. kibr (sombong),
4. fakhr (membanggakan amal),
5. khuyala` (angkuh),
6. putus asa, tidak mengharap rahmat Allah, merasa aman dari
makar Allah, riang gembira atas penderitaan kaum Muslimin,
7. senang atas musibah yang menimpa mereka,
8. senang dengan tersebarnya fahisyah (maksiat) di tengah-
tengah mereka,
9. dengki terhadap anugerah Allah kepada mereka,
10.berangan-angan anugerah tersebut hilang dari mereka,
dan hal-hal yang mengikuti dosa-dosa ini yang statusnya lebih
haram dari zina, meminum minuman keras, dan dosa-dosa
besar yang zahir selain keduanya”
(Madarijus-Salikin,Ibnul Qoyyim rahimahullah 1/133).
Penutup
Buah pahit dari tidak memperhatikan atau tidak mengetahui
masalah dosa hati menyebabkan:
Bisa jadi hati seseorang berlumuran dosa namun ia tidak
menyadari, walaupun ia termasuk orang yang –alhamdulillah-
telah menjaga penampilan zahir dan perbuatan anggota
tubuhnya, sehingga sesuai dengan sunnah, namun sayangnya ia
lalai menjaga sesuatu yang lebih penting dari zahir ,yaitu hati.

Bisa jadi orang yang mencela dan membuka aib saudaranya yang
berdosa lebih besar dosanya daripada saudaranya yang dicela
tersebut disebabkan kemaksiatan yang ada dalam hatinya.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “…bahwa (dosa) engkau
mencela saudaramu karena melakukan suatu dosa (bisa jadi)
lebih besar dan lebih parah daripada dosa saudaramu itu karena
dalam celaanmu itu terdapat perasaan takjub terhadap
ketaatan(mu), mensucikan diri, membanggakan, menyebut-
nyebutnya, dan mengklaim (dirimu) bersih dari dosa itu (dengan
sombong), sementara (disisi lain, engkau merendahkan)
saudaramu itu terjatuh kedalamnya”
(Madarijus Salikin,Ibnul Qoyyim 1/195).
Ingatlah, wahai saudaraku, awalilah dengan membersihkan hati,
jika hati Anda baik, Allah akan mudahkan Anda bersih dari
berbagai macam kemaksiatan.
Peringatan!
Bukan maksud penulis menyepelekan dosa-dosa zahir, sama
sekali tidak demikian. Namun maksud Penulis adalah sebatas
hendak mendudukkan segala sesuatu pada tempatnya.
Wahai Saudaraku, camkanlah:
Selamat dari dosa zahir adalah kewajiban, namun selamat dari
dosa hati adalah lebih wajib.
Dengan berprinsip demikian, maka –insyaallah- kita tidak
tertipu dengan kebaikan lahiriyah semata (baca artikel : Jangan
Tertipu Dengan Penampilan Lahiriyah).
wallahu a’lam bish shawab.
Ada 40 ayat ber-tag "Allah Menggerakkan Hati Manusia”
1. Surat An-Nisa' (4) Ayat 88
۞ ‫َفَم ا َلُك ْم ِفي اْلُم َناِفِق يَن ِفَئَتْيِن َو الَّلُه َأْرَك َس ُه ْم ِبَم ا َك َس ُبواۚ َأُتِريُد وَن َأْن َتْه ُد وا َمْن‬
‫َأَض َّل الَّلُهۖ َو َمْن ُيْض ِلِل الَّلُه َفَلْن َتِج َد َلُه َس ِب اًلي‬
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam
(menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah
membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha
mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk
kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa
yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan
(untuk memberi petunjuk) kepadanya.
2. Surat Al-Ma'idah (5) Ayat 108
‫ا‬ ‫َأ‬ ‫َّد‬ ‫َأ‬ ‫وا‬ ‫ُف‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ِه‬
‫َه َد َع ٰى َوْج َه ْو َيَخ ْن ُتَر ْيَم ٌن َبْع َد‬ ‫َل‬ ‫ِة‬ ‫ا‬ ‫َّش‬ ‫ال‬‫ِب‬ ‫وا‬ ‫ْأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َك ْد َنٰى ْن َي ُت‬‫ِل‬ ‫َٰذ‬
‫ي‬ ‫َأ اِنِه ۗ اَّتُقوا الَّلَه ا واۗ الَّلُه اَل ْه ِد ي اْلَق اْلَف اِس ِق‬
‫َن‬ ‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫َو ْس َم ُع َو‬ ‫ْيَم ْم َو‬
“Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan
persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk
menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya
(kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. Dan bertakwalah
kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
3. Surat Al-An'am (6) Ayat 110
‫و‬ ‫ِه‬‫ِن‬‫ا‬ ‫ُط‬ ‫ي‬‫ِف‬ ‫َذ‬ ‫ٍة‬ ‫َل‬ ‫َّو‬‫َأ‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫وا‬ ‫ِم‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِئ‬‫ْف‬‫َأ‬ ‫ِّل‬
‫ْغَي ْم َيْع َم ُه َن‬ ‫َن‬
‫َم َو ُرُه ْم‬ ‫َّر‬ ‫َو ُنَق ُب َد َتُه ْم َو ْبَص َرُه ْم َم ْم ُي ُن‬
‫ْؤ‬
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka
seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada
permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam
kesesatannya yang sangat.
4. Surat Al-A’raf (7) Ayat 30
‫َفِريًق ا َد ٰى َفِريًق ا َّق َعَل ِه الَّض اَل َلُةۗ ِإَّن اَّتَخ ُذ وا الَّش اِط ي َأ ِل ا ِم ُدوِن الَّلِه‬
‫َي َن ْو َي َء ْن‬ ‫ُه ُم‬ ‫َح ْي ُم‬ ‫َه َو‬
‫َو َيْح َس ُبوَن َأَّنُه ْم ُمْه َتُد وَن‬
Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti
kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-
syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa
mereka mendapat petunjuk.
5. Surat Al-A’raf (7) Ayat 101
‫ِتْلَك اْلُقَرٰى َنُقُّص َعَلْيَك ِم ْن َأْنَباِئَه اۚ َو َلَق ْد َج اَءْتُه ْم ُرُس ُلُه ْم ِباْلَبِّيَناِت َفَم ا َك اُنوا ِلُيْؤ ِم ُنوا ِبَم ا‬
‫ي‬‫ِر‬‫ۚ َك َٰذ ِلَك ْط الَّلُه َعَلٰى ُلوِب اْلَك اِف‬ ‫َك َّذ وا ِم‬
‫َن‬ ‫ُق‬ ‫َي َبُع‬ ‫ُب ْن َقْبُل‬
Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan
sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang
kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang
dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah
mengunci mata hati orang-orang kafir.
6. Surat Al-A’raf (7) Ayat 178
‫و‬ ‫ِس‬‫ا‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ِئ‬ ‫َٰل‬
‫ُأو‬‫َف‬ ‫ِل‬ ‫ي‬ ‫ِد‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِد‬
‫َمْن َيْه ُه َفُه َو ُم ْه َت َو َمْن ُيْض ْل َك ُه ُم َخ ُر َن‬
ۖ
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang
mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka
merekalah orang-orang yang merugi.
7. Surat Al-A’raf (7) Ayat 186
‫و‬ ‫ِه‬‫ِن‬‫ا‬ ‫ُط‬ ‫ي‬‫ِف‬ ‫َذ‬ ‫َل‬ ‫ِد‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِل‬‫ِل‬
‫ْغَي ْم َيْع َم ُه َن‬ ‫ُه اَل َه َي ُه َو َي ُرُه ْم‬
ۚ ‫َمْن ُيْض‬
Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang
akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-
ambing dalam kesesatan.
8. Surat Al-Anfal (8) Ayat 23
‫و‬ ‫ِر‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ ‫َل‬ ‫َأ‬ ‫َل‬ ۖ ‫َأَل‬ ‫ا‬ ‫ِه‬ ‫ي‬‫ِف‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِل‬
‫َو َلْو َع َم ُه ْم َخ ْيًر ْس َم َعُه ْم َو ْو ْس َم َعُه ْم َتَو ْو َو ُه ْم ُمْع ُض َن‬
Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka,
tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau
Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti
berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang
mereka dengar itu).
9. Surat At-Taubah (9) Ayat 37
‫َّد‬ ‫ِع‬ ‫وا‬ ‫ِط‬ ‫ا‬ ‫ِل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ُّل‬ ‫ِح‬
‫َن َكَف ُر ُي َنُه َع ًم َو ُيَح ِّرُم َنُه َع ًم ُيَو ُئ َة‬‫وا‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬‫َّل‬ ‫ا‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫ُيَض ُّل‬ ۖ ‫ِر‬ ‫ُكْف‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ِف‬ ‫ٌة‬ ‫ا‬ ‫ِز‬ ‫ي‬ ‫ِس‬‫َّن‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َّن‬‫ِإ‬
‫ُء َي َد‬ ‫َم‬
‫ي‬‫ِر‬‫ا َّر الَّلُه ِح ُّلوا ا َّر الَّلُهۚ ُزِّي َل و َأْع اِلِه ۗ الَّلُه اَل ْه ِد ي اْلَق اْلَك اِف‬
‫َن‬ ‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫َن ُه ْم ُس ُء َم ْم َو‬ ‫َم َح َم َفُي َم َح َم‬
“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah
menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan
mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu
tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka
dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah
mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang
diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang
perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir”.
10. Surat At-Taubah (9) Ayat 80
‫ِل‬ ‫َٰذ‬ ‫َّل‬ ‫ِف‬ ‫ِع‬ ‫ِف‬ ‫ِإ‬ ‫ِف‬ ‫َأ‬ ‫ِف‬
‫اْس َتْغ ْر ُه ْم ْو اَل َتْس َتْغ ْر ُه ْم ْن َتْس َتْغ ْر ُه ْم َس ْب َن َم َّرًة َف ْن َيْغ َر ُه ُه ْم َك‬
ۚ ‫َل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫َل‬ ‫َل‬
‫ي‬ ‫ِبَأَّن َكَف وا ِبالَّلِه وِلِهۗ الَّلُه اَل ْه ِد ي اْلَق اْلَف اِس ِق‬
‫َن‬ ‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫َوَرُس َو‬ ‫ُه ْم ُر‬
Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan
ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu
memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah
sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang
demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-
Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
10. Surat At-Taubah (9) Ayat 80
‫ِل‬ ‫َٰذ‬ ‫َّل‬ ‫ِف‬ ‫ِع‬ ‫ِف‬ ‫ِإ‬ ‫ِف‬ ‫َأ‬ ‫ِف‬
‫اْس َتْغ ْر ُه ْم ْو اَل َتْس َتْغ ْر ُه ْم ْن َتْس َتْغ ْر ُه ْم َس ْب َن َم َّرًة َف ْن َيْغ َر ُه ُه ْم َك‬
ۚ ‫َل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫َل‬ ‫َل‬
‫ي‬ ‫ِبَأَّن َكَف وا ِبالَّلِه وِلِهۗ الَّلُه اَل ْه ِد ي اْلَق اْلَف اِس ِق‬
‫َن‬ ‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫َوَرُس َو‬ ‫ُه ْم ُر‬
Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan
ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu
memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah
sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang
demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-
Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
11. Surat At-Taubah (9) Ayat 87
‫و‬ ‫ْف‬ ‫ِه‬‫ِب‬
‫و‬ ‫ُل‬ ‫َل‬ ‫ِب‬‫ُط‬ ‫ِف‬‫ِل‬
‫َرُضوا ِبَأْن َيُك وُنوا َمَع اْلَخ َو ا َو َع َع ٰى ُق ْم َفُه ْم اَل َي َق ُه َن‬
Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang, dan
hati mereka telah dikunci mati maka mereka tidak mengetahui
(kebahagiaan beriman dan berjihad).
12. Surat At-Taubah (9) Ayat 93
۞ ‫ِإَّنَم ا الَّس ِبيُل َعَلى اَّلِذ يَن َيْس َتْأِذ ُنوَنَك َو ُه ْم َأْغِنَياُءۚ َرُضوا ِبَأْن َيُك وُنوا َمَع اْلَخ َو اِلِف‬
‫َو َطَبَع الَّلُه َعَلٰى ُقُلوِبِه ْم َفُه ْم اَل َيْع َلُم وَن‬
Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-
orang yang meminta izin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang
kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut
berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka
tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).
13. Surat Yunus (10) Ayat 42
‫و‬‫ُل‬ ‫ِق‬ ‫وا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ُّص‬ ‫ال‬ ‫ِم‬ ‫َأ‬‫َف‬‫َأ‬ ‫َل‬‫ِإ‬ ‫و‬ ‫ِم‬ ‫ِم‬
‫َو ْنُه ْم َمْن َيْس َت ُع َن ْيَك ْنَت ُتْس ُع َّم َو ْو َك ُن اَل َيْع َن‬
ۚ
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah
kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun
mereka tidak mengerti.

14. Surat Yunus (10) Ayat 43


‫و‬ ‫ِص‬ ‫وا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِد‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َل‬‫ِإ‬ ‫ُظ‬ ‫ِم‬
‫ُعْم َي َو ْو َك ُن اَل ُيْب ُر َن‬ ‫َو ْنُه ْم َمْن َيْن ُر ْيَك َف ْنَت َتْه‬
ۚ
Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah
dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta,
walaupun mereka tidak dapat memperhatikan.
15. Surat Yunus (10) Ayat 74
ۚ‫ُثَّم َبَعْثَنا ِم ْن َبْع ِدِه ُرُس اًل ِإَلٰى َقْو ِم ِه ْم َفَج اُءوُه ْم ِباْلَبِّيَناِت َفَم ا َك اُنوا ِلُيْؤ ِم ُنوا ِبَم ا َك َّذ ُبوا ِبِه ِم ْن َقْبُل‬
‫ي‬ ‫َك َٰذ ِلَك َنْط َعَلٰى ُلوِب اْل ْعَتِد‬
‫ُم َن‬ ‫ُق‬ ‫َبُع‬
Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka
(masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak hendak
beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya.
Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.
16. Surat Yunus (10) Ayat 100
‫و‬ ‫ِق‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬‫َّل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِه‬‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ِإ‬‫ِب‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ ‫ِم‬ ‫َأ‬ ‫ٍس‬ ‫ِل‬
‫ُل‬ ‫اَل‬
‫َن َيْع َن‬ ‫َل‬ ‫َو َيْج َعُل ِّرْج َس َع‬ ۚ ‫ْذ‬ ‫ُتْؤ َن‬ ‫ْن‬ ‫َو َم ا َك اَن َن‬
‫ْف‬
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya.
17. Surat Al-Hijr (15) Ayat 12
‫ي‬ ‫َك َٰذ ِلَك َن ُلُك ِفي ُلوِب اْل ِرِم‬
‫ُم ْج َن‬ ‫ْس ُه ُق‬
Demikianlah, Kami mamasukkan (rasa ingkar dan memperolok-
olokkan itu) kedalam hati orang-orang yang berdosa (orang-
orang kafir),
18. Surat An-Nahl (16) Ayat 37
‫ي‬‫ِر‬ ‫ِإْن َتْح ِر َعَلٰى ُه َد اُه َفِإ َّن الَّلَه اَل ْه ِد ي ِض ُّلۖ ا َلُه ِم َناِص‬
‫َن‬ ‫َو َم ْم ْن‬ ‫َي َمْن ُي‬ ‫ْم‬ ‫ْص‬
Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk,
maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang
yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai
penolong.
19. Surat An-Nahl (16) Ayat 107
‫ي‬‫ِر‬‫َٰذ ِلَك ِبَأَّن ا َت ُّبوا اْل اَة الُّد ا َعَلى اآْل ِخ ِة َأَّن الَّلَه اَل ْه ِد ي اْلَق اْلَك اِف‬
‫َن‬ ‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫َر َو‬ ‫ُه ُم ْس َح َحَي ْنَي‬
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka
mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya
Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
20. Surat An-Nahl (16) Ayat 108
‫ِف‬ ‫ا‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ِئ‬ ‫َٰل‬
‫ُأو‬ ۖ ‫ِه‬‫ِر‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِه‬ ‫ِع‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫َّل‬ ‫ِذ‬‫َّل‬
‫ُأو َك َن َطَبَع ُه َعَلٰى ُقُل ْم َو َسْم ْم َو ْبَص ْم َو َك ُه ُم َغ ُل َن‬
‫و‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ِئ‬ ‫َٰل‬
Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan
penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah
orang-orang yang lalai.
21. Surat Al-Isra' (17) Ayat 45
‫َو ِإَذا َقَرْأَت اْلُقْر آَن َج َعْلَنا َبْيَنَك َو َبْيَن اَّلِذ يَن اَل ُيْؤ ِم ُنوَن ِباآْل ِخ َرِة ِح َج اًبا َمْس ُتوًرا‬
Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding
yang tertutup,
22. Surat Al-Kahf (18) Ayat 17
۞ ‫َو َتَرى الَّش ْم َس ِإَذا َطَلَعْت َتَزاَوُر َعْن َك ْه ِف ِه ْم َذاَت اْلَيِم يِن َو ِإَذا َغَرَبْت َتْق ِرُضُه ْم َذاَت الِّش َم اِل َو ُه ْم ِفي‬
‫َفْج َو ٍة ِم ْنُهۚ َٰذ ِلَك ِم ْن آَياِت الَّلِهۗ َمْن َيْه ِد الَّلُه َفُه َو اْلُم ْه َتِد ۖ َو َمْن ُيْض ِلْل َفَلْن َتِج َد َلُه َو ِلًّيا ُمْر ِش ًد ا‬
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke
sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri
sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa
yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang
pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
23. Surat Ar-Rum (30) Ayat 29
‫ِد ي َأَض َّل الَّل ۖ ا َل ِم‬ ‫ٍم‬ ‫ِع‬ ‫ِر‬ ‫ِب‬ ‫ِذ‬‫َّل‬
‫ُه َو َم ُه ْم ْن‬ ‫َم ْن َيْه َمْن‬‫َف‬ ۖ ‫ْل‬ ‫َبِل اَّتَبَع ا َن ُم ْه َو َءُه ْم َغْي‬
‫ا‬ ‫َأ‬ ‫وا‬ ‫َل‬‫َظ‬ ‫ي‬
‫ي‬‫ِر‬ ‫َناِص‬
‫َن‬
Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa
ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang
yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang
penolongpun.
24. Surat Ar-Rum (30) Ayat 52
‫ي‬‫ِر‬‫َفِإ َّنَك اَل ُت ِم ُع اْل ْو َتٰى اَل ُت ِم ُع الُّص َّم الُّد َعا ِإَذا َّلْو ا ُمْد ِب‬
‫َن‬ ‫َء َو‬ ‫َم َو ْس‬ ‫ْس‬
Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-
orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang
yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling
membelakang.
25. Surat Ar-Rum (30) Ayat 53
‫و‬ ‫ِل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫آ‬‫ِب‬ ‫ِم‬
‫َو َم ا َأْنَت ِبَه اِد اْلُعْم ِي َعْن َض اَل َلِتِه ْم ۖ ِإْن ُتْس ِم ُع ِإاَّل َمْن ُيْؤ ُن َي َن َفُه ْم ُمْس ُم َن‬
‫ِت‬
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada
orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan
kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan
kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka
itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).
26. Surat Ar-Rum (30) Ayat 59
‫و‬ ‫َل‬ ‫اَل‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬‫َّل‬ ‫ا‬ ‫ِب‬‫و‬‫ُل‬ ‫َل‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْط‬ ‫ِل‬ ‫َٰذ‬
‫َن َيْع ُم َن‬ ‫َك َك َي َبُع ُه َع ٰى ُق‬
Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak
(mau) memahami.
27. Surat Al-Ahzab (33) Ayat 4
‫َم ا َج َعَل الَّلُه ِلَرُج ٍل ِم ْن َقْلَبْيِن ِفي َجْو ِفِهۚ َو َم ا َج َعَل َأْزَواَج ُك ُم الاَّل ِئي ُتَظاِه ُروَن ِم ْنُه َّن ُأَّمَه اِتُك ْم ۚ َو َم ا‬
‫ي‬ ‫َج َع َأْد ِع َيا ُك َأْبَنا ُك ۚ َٰذ ِلُك َقْو ُلُك ِبَأْف اِه ُك ۖ الَّلُه َيُقوُل اْلَح َّق ُه َيْه ِد ي الَّس ِب‬
‫َل‬ ‫َو َو‬ ‫ْم َو ْم َو‬ ‫ْم‬ ‫َء ْم َء ْم‬ ‫َل‬
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati
dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang
kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-
anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian
itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan
yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).
28. Surat Ya Sin (36) Ayat 7
‫ِم‬ ‫ِه‬
‫َلَق ْد َح َّق اْلَق ْو ُل َعَلٰى َأْك َثِر ْم َفُه ْم اَل ُيْؤ ُن َن‬
‫و‬
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah)
terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.
29. Surat Ya Sin (36) Ayat 10
‫ِم‬
‫َو َس َو اٌء َعَلْيِه ْم َأَأْنَذ ْرَتُه ْم َأْم َلْم ُتْنِذ ْرُه ْم اَل ُيْؤ ُن َن‬
‫و‬
Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada
mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka,
mereka tidak akan beriman.
30. Surat Az-Zumar (39) Ayat 18
‫اَّلِذ يَن َيْس َتِم ُعوَن اْلَق ْو َل َفَيَّتِبُعوَن َأْح َس َنُهۚ ُأوَٰلِئَك اَّلِذ يَن َه َد اُه ُم الَّلُهۖ َوُأوَٰلِئَك ُه ْم ُأوُلو‬
‫اَأْلْلَباِب‬
yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
31. Surat Az-Zumar (39) Ayat 36
‫اٍد‬ ‫ْض ِلِل الَّل َف ا َل ِم‬ ۚ ‫ِه‬‫ِن‬
‫و‬ ‫َأَل الَّل ِبَك اٍف َد ۖ َخ ِّو ُفوَنَك ِباَّلِذ ي ِم‬
‫ُه َم ُه ْن َه‬ ‫َن ْن ُد َو َمْن ُي‬ ‫َعْب ُه َو ُي‬ ‫ْيَس ُه‬
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka
mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan
siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk
baginya.
32. Surat Al-Mu’min (Al-Ghaafir) (40) Ayat 34
‫ِإ‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫ِم‬ ‫ٍّك‬ ‫ِف‬ ‫ِز‬ ‫ِت‬ ‫ِب‬ ‫ِم‬
‫َو َلَق ْد َج اَءُك ْم ُيوُس ُف ْن َقْبُل َبِّيَن َفَم ُتْم َش َّم َج َءُك ْم َح َّتٰى َذ َه َلَك‬
‫ا‬ ۖ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ْل‬ ‫ا‬
‫ا‬ ‫ِر‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِض‬ ‫ِل‬ ‫َٰذ‬ ‫و‬ ‫ِه‬ ‫ِد‬ ‫ِم‬ ‫َّل‬
‫ٌف‬
‫َك ُي ُّل ُه َمْن ُه َو ُمْس ُمْر َت ٌب‬ ‫َك‬ ۚ ‫اًل‬ ‫ُقْلُتْم َلْن َيْبَعَث ال ُه ْن َبْع َرُس‬
Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa
yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata:
"Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah
Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.
33. Surat Al-Jasiyah (45) Ayat 23
‫ِه‬‫ِب‬ ‫ِعِه‬ ‫ِع‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫َٰل‬
‫ْل‬
‫َوَخ َتَم َعَلٰى َسْم َو َق َوَج َعَل َعَلٰى‬ ‫ٍم‬ ‫ْل‬ ‫َأَفَرَأْيَت َم ِن اَّتَخ َذ ِإ َه ُه َه َو ُه َو َض ُه ُه َعَلٰى‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ا‬
‫َّك‬ ‫ِه‬ ‫َّل‬ ‫ِد‬ ‫ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِد‬ ‫ِغ‬ ‫ِه‬
‫و‬
‫َفاَل َتَذ ُر َن‬ ‫َأ‬ ۚ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْن َبْع‬ ‫ي‬ ‫َبَص ِر َش َو ًة َفَم ْن َيْه‬
‫ا‬
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan
tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya
petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran?
34. Surat Al-Hasyr (59) Ayat 19
‫و‬ ‫ِس‬‫ا‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ِئ‬ ‫َٰل‬
‫ُأو‬ ۚ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫َأ‬‫َف‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬
‫َواَل َتُك وُنوا َك اَّل َن َنُس َه ْنَس ُه ْم ْنُفَس ُه ْم َك ُه ُم َف ُق َن‬
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik.
35. Surat As-Saff (61) Ayat 5
‫ِإ‬ ‫ِه‬‫َّل‬ ‫ِن‬ ‫ِم‬
‫َو ِإْذ َقاَل ُموَس ٰى ِلَق ْو ِم ِه َيا َقْو َم ُتْؤ ُذوَن ي َو َقْد َتْع َلُم وَن َأِّني َرُس وُل ال َلْيُك ْم ۖ َفَلَّم ا َزاُغوا‬
‫ِل‬
‫ي‬ ‫َأَزاَغ الَّلُه ُلو ۚ الَّلُه اَل ْه ِد ي اْلَق اْلَف اِس ِق‬
‫َن‬ ‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫ُق َبُه ْم َو‬
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku,
mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala
mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
36. Surat Al-Munafiqun (63) Ayat 3
‫و‬ ‫َق‬ ‫ْف‬ ‫اَل‬ ‫ِه‬‫ِب‬
‫و‬ ‫ُل‬ ‫َل‬ ‫ِب‬‫ُط‬‫َف‬ ‫وا‬ ‫وا‬ ‫آ‬ ‫َّن‬‫َأ‬‫ِب‬ ‫ِل‬ ‫َٰذ‬
‫َع َع ٰى ُق ْم َفُه ْم َي ُه َن‬ ‫َك ُه ْم َم ُن ُثَّم َكَف ُر‬
Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah
beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati;
karena itu mereka tidak dapat mengerti.
37. Surat Al-Munafiqun (63) Ayat 6
‫َق‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ا َعَل ِه َأ ْغَف َت َل َأ َل َت ْغِف َل َل ْغِف الَّلُه َل ۚ ِإَّن الَّلَه اَل ْه ِد‬
‫ْو َم‬ ‫َي‬ ‫ُه ْم‬ ‫َس َو ِسٌء ِق ْي ْم ْس َت ْر ُه ْم ْم ْم ْس َت ْر ُه ْم ْن َي َر‬
‫اْلَف ا يَن‬
Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu
mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

38. Surat Al-Tatfif (83) Ayat 14


‫ِس‬
‫َك اَّل ۖ َبْل ۜ َراَن َعَلٰى ُقُلوِبِه ْم َم ا َك اُنوا َيْك ُب َن‬
‫و‬
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan itu menutupi hati mereka.
39. Surat Asy-Syams (91) Ayat 8
‫َفَأْلَه َم َه ا ُفُج وَرَه ا َو َتْق َو اَه ا‬
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.
40. Surat Al-Lail (92) Ayat 10
‫َفَس ُنَيِّس ُرُه ِلْلُعْس َرٰى‬
maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

Anda mungkin juga menyukai