Anda di halaman 1dari 5

Khutbah jum’at Dalam bahasa Arab, hati disebut dengan 

al-qalb. Menurut Imam Al-Ghazali Al-


Qalb Memiliki Dua Makna.
1. Pertama adalah hati yang bermakna segumpal daging berbentuk sanubari yang
berada di dalam dada sebelah kiri. Ia memiliki model tertentu yakni berbentuk
ُ ْ‫وذ بِاهللِ تَ َعالَى ِمن‬
‫ش ُر ْو ِر‬ ُ ‫ َونَ ُع‬،‫ستَ ْه ِد ْي ِه‬
ْ َ‫ستَ ْغفِ ُر ْه َون‬
ْ َ‫ست َِع ْينُهُ) َون‬ْ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬ cekung dan di dalamnya terdapat darah berwarna hitam dan juga ruh bersumber
2. Makna hati yang kedua adalah entitas halus yang bersifat ketuhanan dan spiritual.
،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ضلِ ْل فَالَ هَا ِد‬
ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫سيَِّئا‬ َ ْ‫سنَا َو ِمن‬ ِ ُ‫َأ ْنف‬ Ini merupakan hakikat atau inti dari manusia itu sendiri. Makna hati di sini
memiliki kaitan erat dan tak bisa terpisahkan dari makna hati di atas. Hati di sini
ُ‫ش ِر ْيكَ لَه‬َ َ‫ش َه ُد َأنْ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
ْ ‫ َوَأ‬.‫َو َمنْ لَ ْم يَ ْج َع ِل هللاُ لَهُ نُ ْو ًرا فَ َما لَهُ ِمنْ نُ ْو ٍر‬ lebih sebagai sifat bagi hati dengan makna pertama.
َّ ‫ يَا َأيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬.ُ‫س ْولُه‬
‫ق‬ ُ ‫ش َه ُد َأنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ ‫َوَأ‬ Apabila Al-Quran menyebut hati maka yang dimaksud adalah hati dengan makna kedua
ini. Misalnya firman Allah yang berbunyi:
. َ‫تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُموْ ن‬

‫ث ِم ْنهُ َما‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوب‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬


ِ ‫س َو‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن نَ ْف‬
.‫ِر َجاالً َكثِ ْيرًا َونِ َسآ ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذيْ تَ َسآ َءلُوْ نَ بِ ِه َواَْألرْ َحا َم ِإ َّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬

‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم‬.‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ الً َس ِد ْيدًا‬
ِ ‫َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َرسُوْ لَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع‬
.‫َظ ْي ًما‬

ُ ‫ َوَأ ْحيِنَا اَللَّ ُه َّم َعلَى‬.‫ص َحابِ ِه‬


‫سنَّتِ ِ)ه‬ ْ ‫سلِّ ْم َوبَا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأ‬ َ ‫أ اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِّل َو‬
‫ َوبَ ْعدُ؛‬.‫َوَأ ِم ْتنَا َعلَى ِملَّتِ ِه‬

Sidang jum’at Rahimakumullah

Dari mimbar yang kita muliakan ini, ijinkanlah khatib mengajak kepada diri khotib
sendiri, dan juga kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita selalu bertaqwa
kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala . Selalu bertaqwa dalam arti yang sebenarnya
dan selurus-lurusnya. Menjalan-kan secara ikhlas seluruh perintah Allah Subhannahu
wa Ta'ala, kemudian menjauhi segenap larangan-larangan Nya. Marilah kita lebur
hati dan jasad kita kedalam lautan Taqwa yang luasnya tak bertepi. Marilah kita isi
setiap desah nafas kita dengan sentuhan-sentuhan Taqwa. Sebab, hanya dengan
Taqwa ... InsyaAllah ... kita akan memperoleh kebahagiaan HAKIKI

Perbedaan  Hati dan akal adalah dua istilah yang tidak asing lagi di telinga kita. Sering
kali kedua istilah ini diperbincangkan .
Adapun yang pertama Penjelasan tentang hati
Jadi Lafazd qulub jamak dari qalb pada ayat ini lebih kepada hati dengan makna
“Sesuatu yang berada pada diri manusia yang bisa menjangkau, mengetahui dan
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan memahami.
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat Adapun yang kedua makna akal di bagi menjadi empat macam.
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. ).”(QS.
1. pertama adalah akal sebagai sifat yang membedakan antara manusia dan
hewan lain. Akal ini mampu menerima ilmu-ilmu teoritis dan mengatur jalan
Al-A’raf/7:179))
pikiran yang samar.
Dijelsakan juga oleh firman allah SWT pada Surat Al-Anfal ayat 11 yaitu :
2. kedua, akal diartikan sebagai ilmu yang dapat mengeluarkan seseorang dari
kondisi kanak-kanak menjadi kondisi hampir baligh (tamyiz) sehingga mampu
membedakan sesuatu yang mungkin terjadi dan yang tidak mungkin terjadi.
3. ketiga,  akal dimaknai sebagai ilmu-ilmu yang dihasilkan dari pengalaman-
pengalaman. Pengertian ini berkebalikan dengan
kata ghabyun (bebal),  ghamrun (bodoh), jahlun (bodoh).
4. keempat adalah puncak akhir dari kekuatan naluri sehingga dapat mengetahui
akibat dari segala sesuatu dan dapat melawan keinginan-keinginan yang
mendorong kepada kelezatan temporal.

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman


daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan Jama’ah jum’at rahimakumullah
kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan Kesimpulan
dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu. (Q.S.
Al-Anfaal : 11)
Sidang jum’at Rahimakumullah
Begitu juga dengan firman allah dalam surah Al baqarah ayat 10 menjelaskan
Kata akal berasal dari bahasa Arab yaitu al-‘aql, dari bentukan kata  ‘aqala – ya’qilu
– ‘aqalan, yang bermakna fahima wa tadabbara atau faham/memahami dan
menghayati/merenungkan dengan dalam. Akal merupakan kelebihan yang diberikan
oleh Allah SWT kepada manusia.
Dapat dikatakan bahwa akal merupakan kelebihan yang diberikan Allah SWT
kepada manusia dan sekaligus menjadi faktor pembeda antara manusia dengan
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
makhluk lainnya. Karena itu, Allah SWT mendorong manusia agar bersedia
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S. A-Baqarah : 10)
menggunakan akalnya untuk berpikir. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al Qur’an yang
menunjukkan dorongan kepada manusia agar menggunakan akalnya untuk hal-hal
Jama’ah jum’at rahimakumullah
yang berguna. Dalam surat An-Nahl ayat 12 Allah SWT berfirman yang artinya,
Salah satunya adalah surat An-Nahl ayat 12 yang artinya,
Kesimpulan dari khutbah ini yaitu

 ulama tasawuf menyatakan bahwa hati berfungsi sebagai alat untuk


berpikir atau mengikat. Yakni mengikat nafsu yang harus dijaga
geraknya. Hal serupa dikatakan oleh Al-Muhasibi, ia memaparkan bahwa
akal berfungsi untuk “melarang”. Maka di sini akal mengikat dan
“melarang” nafsu untuk melakukan perbuatan yang buruk.
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan  Dikatakan sebagai nuurun bashirun fi al-qalbi. Kemudian Ibnu ‘Athaillah
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya menambahkan, bahwa akal dan hati merupakan alat untuk mengetahui
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum suatu ilmu yang ada dalam diri manusia.
yang berakal.” (QS. An-Nahl : 12).  Sementara menurut Al-Hakim, ia mengatakan bahwa hati adalah alat yang
bisa menyingkap suatu hakikat kebenaran, walaupun sifatnya yang gaib.
Agar akal dapat memiliki fungsi yang maksimal maka diperlukan pemandu atau Hal ini tentu berbeda dengan nafsu yang buta dan tidak bisa untuk
pembimbing. Dalam Islam, yang menjadi pemandu atau pembimbing akal adalah Al menyingkap hakikat kebenaran. Maka, sebagai manusia harus selalu
Qur’an dan as-Sunnah. Tanpa adanya bimbingan dari Al Qur’an dan as-Sunnah, maka menggunakan akalnya untuk mendapat ilmu pengetahuan. Karena dengan
akal menjadi tidak berfungsi ilmu, manusia dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Dan
dengan ilmu juga manusia bisa mengetahui hal yang menyebabkan
Adapun fungsi akal dalam Islam di antaranya adalah : keingkaran seorang hamba terhadap perintah Allah SWT. Hal tersebut
tidak lain ialah hawa nafsu. Setelah akal sudah mengikat nafsu, maka
1. Syarat mempelajari ilmu pengetahuan perkara akhirat adalah tujuan utamanya dan tidak memandang penting
perkara akhirat.
2. Sarana untuk memahami kebenaran  Akhirnya, nafsu akan memperbaharui tujuannya, dan menentang segala
Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat bisikan musuh (hawa nafsu). Bisikan yang masuk ke dalam diri
dalam Al-Quran yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk seseorang, yang akan mengikuti ilmu yang didapat dari Alquran dan
memahami kebenaran mutlak dari Allah. Umumnya kalimat yang digunakan Sunah. Dengan begitu, selamatlah nafsu yang telah menjadikan akal
adalah afala ta’qilun (tidakkah kamu berpikir/tidakkah kamu memikirkannya). sebagai pengawas atau pengikatnya. Dalam psikoterapi Al-Muhasibi,
3. Sarana untuk berpikir menjelaskan bahwa setelah akal dan hati, ada wahyu yang memimpin akal
4. Syarat utama taklif (pewajiban/pembebanan dalam syariat) dan hati dalam mengarahkan dan mengayomi nafsu yang telah diberikan
Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk dapat Allah SWT untuk seluruh manusia. Apabila seorang hamba tidak
menerima taklif (beban syari’at) dari Allah SWT. Namun, bagi syarat ini tidak berpedoman kepada wahyu yang diberikan Allah, maka dijamin dia tidak
berlaku bagi mereka yang tidak memiliki akal seperti orang gila akan sampai kepada tujuannya (kebahagian dunia dan akhirat). Maka
5. Sebagai alat dan kendali bagi seorang mukmin dalam hal ini, akal dan hati harus menjadikan wahyu sebagai pemimpin
Fungsi akal adalah sebagai pengendali bagi seorang mukmin. dalam tugasnya untuk mengawasi perbuatan-perbuatan nafsu
6. Sebagai pencegah
Akal berfungsi sebagai pencegah. Dalam artian, akal mencegah manusia Semoga kita semua dapat lebih waspada terhadap permaslahan ini.
mengikuti nafsunya. Hal ini merujuk pada penyebutan akal dengan
menggunakan istilah hijr dalam Al-Qur’an yang mengandung arti pencegah.

Sidang jum’at Rahimakumullah


‫‪.‬ونَفَ َعنِى َواِيَّا ُك ْم بِاَْأليَا ِ‬
‫ت‬ ‫ءآن ْال َع ِظي ِْم َ‬‫ك هللاُ لِى َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬ ‫ار َ‬‫بَ َ‬
‫َوال َذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ .‬وتَقَب ََّل ِمنّى َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‪َ .‬وقُلْ‬
‫ت َخ ْيرُالر ِ‬
‫َّاح ِمي َْن‬ ‫‪.‬ربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم َواَ ْن َ‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai