إنَّ ْال َحمْدَ هلِل َِ نحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َع َلى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه
َو َنسْ َت ْغ ِف ُر ْه َو َنعُو صحْ ِب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس ٍ
ان َو َ
شر ُْو ِر َأ ْنفُ ِس َنا َو ِمنْ هلل ِمنْ ُ ِبا ِ ِإ َلى َي ْو ِم ْال ِق َيا َم ِةَ .يا َأ ُّي َها
ت َأعْ َمالِ َناَ ،منْ َي ْه ِد ِه هللاُ َس ِّيَئ ا ِ َّاي ِب َت ْق َوى ص ْي ُك ْم َوِإي َ ال َّناسُ ُأ ْو ِ
ُض َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل ُه َفالَ م ِ از ْال ُم َّتقُ ْو َنَ .قا َل هللا َف َق ْد َف َ
ِ
ي َلهَُ .وَأ ْش َه ُد َأنْ الَ َفالَ َها ِد َ َت َعا َلىَ :يا َأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا
ْك َل ُه ِإ َل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري َ هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ ا َّتقُوا َ
َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ
2
َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن. هللا َوقُ ْولُ ْوا الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا ا َّتقُوا َ
َقا َل َت َعا َلىَ :يا َأ ُّي َها ال َّناسُ َق ْوالً َس ِد ْي ًدا .يُصْ لِحْ َل ُك ْم
ا َّتقُ ْوا َر َّب ُك ُم الَّ ِذيْ َخ َل َق ُك ْم مِّنْ َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْم ُذ ُن ْو َب ُك ْم
س َوا ِحدَ ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َها َن ْف ٍ هللا َو َرس ُْو َل ُه َف َق ْد َو َمنْ ي ُِط ِع َ
ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َز ْو َج َها َو َب َّ از َف ْو ًزا َع ِظ ْي ًما َ .ف َ
هللا الَّ ِذيْ
َك ِثي ًْرا َو ِن َسآ ًء َوا َّتقُوا َ
َت َسآ َءلُ ْو َن ِب ِه َو ْاَألرْ َحا َم ِإنَّ َ
هللا Kaum Muslimin Rahimakumullah.
ين آ َم ُنوا َو َت ْط َمِئنُّ قُلُو ُب ُه ْم َ الَّ ِذ Akibat kurang luasnya seseorang
dalam memahami makna dan
Allah semata secara lisan. Berdzikir dan melakukan ibadah yang lainnya.
itu tidak mesti harus menyebut Hal itu semua akibat sempitnya
Allah, bertahlil, bertasbih atau seseorang dalam memahami
bertauhid sampai puluhan, ratusan, hakikat dzikir.
ribuan atau bahkan sampai jutaan Dzikir menurut Bahasa memang
kali. Sampai-sampai orang banyak mengandung makna “ingat kepada
berdzikir, tapi kurang diresapi Allah SWT., akan tetapi arti ingat
sehingga tidak banyak menemukan dalam hal ini mengandung makna
manfaatnya. yang luas. Yakni dzikir dalam bentuk
Di sisi lain berdzikir hanya difahami lisan dan dzikir dalam bentuk sikap
sekadar ingat kepada Allah SWT, dan perbuatan.
sehingga ada segolongan umat, Dzikir dalam arti lisan, seperi
khususnya golongan ahli menyebut nama Allah. sebanyak-
kebathinan, melakukan dzikir nya banyaknya. Dalam hal Allah SWT.
dalam eling, artinya dalam hidup ini, Berfirman:
jika orang sudah eling (ingat)
kepada Allah SWT..sudah cukup,
tidak perlu melakukan shalat, puasa
7
ٰيَأ ُّيها الَّذيْن ٰام ُنوا ْاذ ُكرُوا هّٰللا bahwa kita selalu diawasi Allah dan
َ َ َ َ dicatat segala amal perbuatannya.
٤١ۙ ِذ ْك ًرا َكثي ًْرا Maka orang yang senantiasa dzikir
“Hai orang-orang yang beriman kepada Allah secara lisan, dengan
berdzikirlah kepada Allah dengan penghayatan yang mendalam, serta
dzikir yang sebanyak-banyaknya.” dzikir kepada Allah dalam hal
menjalankan kewajiban dan
Al Ahzab;33:41).
meninggalkan larangan, dalam hal
Lalu dzikir dalam bentuk sikap dan kepatuhan dan ketaatan, kelak
perbuatan, yaitu ingat akan segala orang tersebut akan mencapai suatu
perintah Allah dan segala larangan- ketenangan jiwa yang hakiki dan
Nya. Di mana saja kita berada, baik kebahagiaan hidup yang abadi.
dalam waktu sepi maupun dalam
Oleh karena itu orang yang berdzikir
waktu ramai, kita selalu ingat
tanpa dihayati, serta tidak dibuktikan
kepada Allah bahwa kita punya
dengan sikap dan amal perbuatan.
kewajiban yang harus dikerjakan
Maka ia tidak akan pernah
dan larangan yang harus
mencapai ketenangan jiwa yang
ditinggalkan. Kita ingat kepada Allah
hakiki.
8
الَّ ِذي َْن يَ ْذ ُكر ُْو َن هّٰللا َ قِيَا ًما berkata): Ya Tuhn kami, tiadaklah
Egkau menciptakan ini dengan sia-
ِ َّاب الن
ار َ فَقِنَا َع َذ
9
Nafsu yang menguasai jiwa yang menindas kaum yang lemah serta
suci dan bersih, menyebabkan jiwa merampas hak-hak si lemah.
terhalang atau bahkan tertutup Perbuatan-perbuatan nafsu buruk
untuk dzikir (ingat) kepada Allah itu, bila tidak mencapai puncak dan
SWT. Karena segala usaha ke sana, tidak pernah mencapai kepuasan
telah dipatahkan oleh kekuatan yang hakiki dan abadi, barulah dia
nafsu yang besar. yaitu nafsu akan merana, yang akhirnya
keduniaan, nafsu yang menolak dan timbullah kegelisahan yang dahsyat
menentang perintah Allah dan nafsu serta penyesalan jiwa yang tiada
untuk melakukan perbuatan yang akhir.
dimurkai Allah.
Oleh sebab itu hendaklah kita
Orang-orang yang jiwanya dikuasai berjuang sedini mungkin untuk
nafsu, cukup banyak di masyarakat. menaklukkan nafsu jelek kita,
Mereka hidup tanpa bimbingan dari dengan mendekatkan diri kepada
Allah, mereka berada dalam Allah sedekat-dekatnya dan
kemurkaan dan bergelimang dalam berdzikir sebanyak-banyaknya,
dosa, mereka berbuat kezhaliman, seluas-luasnya dan sedalam-
dalamnya. Dengan demikian
10
benteng kita akan menjadi kokoh, yang diberi Rahmat olehKu …” (QS
dan kekuatan nafsu dapat Yusuf;12:53).
dipatahkan. Maka bila nafsu telah Kaum Muslimin Rahimakumullah,
berada dalam kekuasaan jiwa, dzikir
telah menjadi benteng jiwa, insya Dari uraian di atas dapatlah
Allah ketenangan jiwa dalam hidup disimpulkan. Pertama, dzikir
akan dapat diperoleh. merupakan suatu ibadah yang
diwajibkan Allah SWT. Kepada
Allh berfirman: hamba-Nya. Kedua, dengan
berdzikir jiwa akan tenang. Ketiga,
َو َمٓا اُبَرُِّئ نَ ْف ِس ۚ ْي اِ َّن. . . jiwa tanpa berdzikir, akan mudah
ditimpa kegelisahan.
س اَل َ َّما َرةٌ ۢ بِالس ۤ ُّْو ِء اِاَّل
َ النَّ ْف Sebagai penutup, marilah kita
tingkatkan dzikir kita kepada Allah