Anda di halaman 1dari 123

FILSAFAT ILMU BAB 1 PENGERTIAN FILSAFAT

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat
kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir
zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi
Muhammad SAW. “Filsafat Imu” ini sengaja di bahas
karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai
mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai filsafat
Ilmu.Buku ini membahas tentang pengertian filsafat,
sejarah filsafat,paradigma,ideologi dan pandangan filosof
pada studi ilmu komunikasi..

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada


pembaca karena telah membaca buku ini

Demikian, semoga buku ini bermanfaat khususnya bagi


penyusun dan umumnya semua yang membaca buku ini.

Wassallamu’alaikum Wr. Wb.


Makassar, Oktober 2021

Penyusun

Nurul Rezki Amelia

ii
FILSAFAT ILMU PENGERTIAN FILSAFAT

REVIEW

1. Nama : Minal Hamdy Arifin


Nim : E021211089
Review : Setiap bab memiliki perincian tersendiri
dan juga materinya lengkap yang telah
dipaparkan oleh penyusun. Materi pada
setiap bab juga sudah umum untuk
dibaca dan dipahami untuk kegiatan
perkuliahan pada kelas filsafat nantinya.
Kemudian materinya sudah cukup dalam
pengertian namun sebisa mungkin untuk
dipaparkan dalam tulisan yang lebih
sedikit dan ke inti. Keseluruhan sudah
baik dan mudah untuk dipahami
2. Nama : Yesha Aulia
Nim : E021211057
Review : Buku nya baguss,isi nya menarik, ga
ngebosenin cuma sedikit kurang di cover
buku kurang ada unsur unsur arti filsafat
tapi overall bagusss

iii
FILSAFAT ILMU BAB 1 PENGERTIAN FILSAFAT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT...................................................3
A.Filsafat Menurut Para Ahli..................................................... 3
B.Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli............................................ 5
C.Aspek-Aspek Filsafat Dalam Komunikasi......................... 7
BAB 3 SEJARAH FILSAFAT........................................................ 12
A.Sejarah Filsafat Barat............................................................12
B.Periodesasi Filsafat Barat Dan Perkembangannya...... 20
C.Sejarah Filsafat Timur...........................................................54
BAB 4 PARADIGMA....................................................................... 62
A.Teori Sebagai Paradigma.....................................................62
B.Paradigma Umum Dalam Penelitian Ilmu Komunikasi 67
BAB 5 IDEOLOGI............................................................................ 71
A.Pengertian Ideologi................................................................71
B.Ideologi Dalam Ilmu Sosial.................................................. 73
C.Proses Kelahiran Ideologi....................................................75
D.Dimensi Dan Tahapan Ideologi.......................................... 75
E.Akar Ideologi Dari Tiga Pendekatan Filsafat...................76
iv
FILSAFAT ILMU PENGERTIAN FILSAFAT

F.Fungsi Dan Faktor Pendukung Ideologi...........................79


G. Ideologi Dunia........................................................................80
BAB 5 PANDANGAN FILOSOFIS TENTANG STUDI ILMU
KOMUNIKASI...................................................................................95
A.Kontribusi Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu
Komunikasi Modern.................................................................. 95
B.Saling Mengadopsi Konsep................................................ 99
C.Posisi Sentral Ilmu Komunikasi....................................... 104
D.Posisi Teori dalam suatu disiplin ilmu........................... 105
E.Asumsi filosofis.................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA......................................................................117

v
FILSAFAT ILMU BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakikat
ilmu, atau ilmu yang membahas landasan ilmu secara
filsafat (Mansur 2018:40). Widyawati (2013:94)
berpendapat bahwa, “peran Filsafat Ilmu adalah untuk
menjelaskan hakikat ilmu yang mempunyai banyak
keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang
padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah
menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga
dapat melatih cara berfikir menjadi lebih kritis”. Atmaja
(2020:20) menegaskan, “peran Filsafat Ilmu sangat
penting untuk memberikan Batasan secara realistis dan
logis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak
merugikan manusia, alam, dan lingkungan”. Pemahaman
mendasar mengenai Filsafat Ilmu diharapkan akan
berguna untuk memberi arah dan dasar dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang mengatur
kepentingan masyarakat secara umum, maupun yang
berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan di
masa mendatang (Astuti 2020:3).

1
FILSAFAT ILMU BAB 1 PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Apakah itu filsafat ilmu?

2. Bagaimana sejarah filsafat ilmu?

3. Bagaimana pandangan filosof terhadap studi ilmu


komunikasi?

2
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa latin


yaitu PHILOSOPHIA. Philos artinya cinta dan Sophia
artinya kebijaksanaan atau kebijakan. Jadi filsafat adalah
orang yang mencintai kebenaran sehingga berupaya
untuk memperolehnya dan memilkinya. Secara
terminologis, filsafat mempunyai arti bermacam-macam.
Sehingga beberapa filsuf memberikan pengertian
mengenai apa itu filsafat.

A. Filsafat menurut para ahli


 Plato (427-347 SM).
Ia seorang filsuf yunani terkenal, dan
merupakan murid dari Socrates dan
guru dari Aristoteles. Ia mengatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada, ilmu yang
berminat untuk mencapai kebenaran
yang asli.
 Aristoteles (381-322 SM).
 Ia mengatakan bahwa filsafat adalah
ilmu yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu
yakni:Metafisika,logika,etika,ekonomi,
politik dan estetika.

3
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

 Marcus Tullius Cicero (106-43 SM). adalah


seorang politikus dan ahli pidato Romawi, yang
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
 Al-Farabi (wafat 950 M).
 Seorang Filsuf muslim yang
mengatakan bahwa filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang alam
maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya.
 Immanuel Kant ( 1724-1804 M).
Ia adalah filsuf yang dijuluki sebagai
pemikir Barat, mengatakan bahwa
filsafat merupakan ilmu pokok dari
segala pengetahuan yang meliputi
empat persoalan yaitu :
1. Apakah yang dapat kita ketahui?
(Pertanyaan ini dijawab oleh
Metafisika)
2. Apakah yang boleh kita kerjakan?
(Pertanyaan ini dijawab oleh Etika)
3. Sampai di manakah pengharapan kita?
(Pertanyaan ini dijawab oleh Agama)

4
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

4. Apakah manusia itu? (Pertanyaan ini


dijawab oleh Antropologi).

B. Filsafat ilmu menurut para ahli


 Menurut Commy Semiawan
Filsafat ilmu sebagai ilmu yang mempelajari
tentang kedudukan ilmu. Dimana filsafat itu
sebagai strata tertinggi dari cabang-cabang ilmu
yang lain. Secara umum memang filsafat ilmu
berisi pemikiran terhadap permasalahan yang
kompleks. Banyak dari hasil pemikiran filsafat
berasal dari aspek kehidupan manusia itu sendiri.
 Menurut Nuchelmans. Yaitu filsafat ilmu yang
bersifat ekstensial. Dimana filsafat memiliki
hubungan di dalam kehidupan sehar-hari. Filsafat
juga disebut sebagai penggerak kehidupan
manusia hingga bernegara,berbangsa dan hidup
secara kolektif.
 Menurut Koento Wibisono. Di dalam bukunya
filsafat diartikan sebagai disiplin ilmu yang
menunjukkan batas dan ruang lingkup
pengetahuan manusia secara tepat. Kita tahu
bahwa banyak sekali pengetahuan dari sumber

5
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

ilmu. tidak terkecuali ilmu dan penemuan tentang


masalah kehidupan manusia.
Menurut Harold H Titus (1974).
Filsafat adalah sebagai suatu
proses berpikir untuk
memperoleh jawaban jawaban
dari berbagai persoalan seperti: (1)
filsafat adalah suatu proses kritik
ataupun pemikiran terhadap
kepercayaan diri dari sikap yang
sangat kita junjung tinggi. (2)
filsafat adalah sebagai analisis
logis dari bahasa serta
penjelasan tentang arti kata
dan konsep. (3) filsafat adalah
suatu usaha untuk
memperoleh gambaran
keseluruhan.
Berdasarkan pemikirian Harold H. Titus,maka
untuk harus berfilsafat setidaknya memiliki 4
aktifitas yaitu :
1. LOGIS,yaitu berpikir dengan menggunakan
logika atau bisa dikatakan sebagai undang-
undang logika yaitu melalui tiga tahap yakni
pemahaman,keputusan dan argumentasi.
6
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian LOGIS adalah sesuatu yang bisa


diterima oleh akal dan yang sesuai dengan
logika atau benar menurut penalaran. Dengan
kata lain logis dapat dikatakan sebagai sebuah
pola atau cara berpikir seseorang terhadap
suatu hal.
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistematik sehingga ditemukan adanya
koheren (diantara unsur-unsur yang dipikirkan
tidak terjadi sesuatu yang bertentangan dan
tersusun secara logis), diantara satu
pertanyaan dengan pertanyaan lain.
3. RADIKAL, yaitu berfikir secara mendalam
sampai ke akar-akarnya atau sampai pada
tingkatan esensi yang sedalam-dalamnya.
Atau berpikir sampai kepada akar masalah.
4. UNIVERSAL, yaitu berpikir secara umum
bukan khusus. Perbedaannya adalah ilmu
berpikir secara khusus sedangkan filsafat
berpikir secara umum. Muatan kebenarannya
bersifat universal, mengarah pada realitas
kehidupan manusia secara keseluruhan.

C. Aspek-aspek filsafat dalam komunikasi

7
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

Dalam kajian filsafat ilmu ada tiga aspek utama dan


aspek-aspek ini sangat berperan dalam ilmu komunikasi
diantaranya :

1. Ontologi, Kata ontologi berasal dari bahasa


Yunani yaitu ontos dan logos. Ontos artinya
ada dan logos artinya ilmu. Jadi disimpulkan
bahwa ontologi merupakan ilmu yang
membahas tentang keberadaan atau
merupakan sebuah ilmu yang membahas
tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada
baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik.
Ontologi juga dapat diartikan sebagai cabang
filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih
sempit lagi sifat fenomena yang ingin diketahui.
Dalam ilmu pengetahuan sosial ontologi
terutama berkaitan dengan sifat interaksi
sosial. Menurut Litle John, ontologi adalah
mengerjakan terjadinya pengetahuan dari
sebuah gagasa tentang realitas. Bagi ilmu
sosial, ontologi memiliki keluasan eksistensi
kemanusiaan.
Dalam komunikasi, ontologi berperan
mengkaji hakikat komunikasi, yakni mengkaji
apa yang dimaksud dengan komunikasi.
8
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

2. Epistemologi, Kata epistemologi berasal dari


bahasa Yunani yaitu episteme dan logos.
Episteme artinya pengetahuan dan logos
artinya teori atau ilmu. Jadi, epistemologi
merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang
sumber pengetahuan atau asal mula metode,
struktur, dan valid tidaknya suatu
pengetahuan.
Epistemologi juga dapat diartikan sebagai
cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,
metode, dan batasan pengetahuan manusia
yang bersangkutan dengan kriteria bagi
penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan.
Epistemologi pada dasarnya adalah cara
bagaimana pengetahuan disusun dari bahan
yang diperoleh dalam prosesnya
menggunakan metode ilmiah. Medode adalah
tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan
perencanaan yang matang dan mapan,
sistematis dan logis.

Dalam kajian komunikasi, epistemologi


berperan menjelaskan metode atau teori
komunikasi. epistemologi mengkaji proses

9
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

komunikasi, atau bagaimana komunikasi itu


dilakukan.
3. Aksiologi, berasal dari bahasa Yunani yaitu
axio dan logos. Axio artinya pantas atau layak
sedangkan logos. Jadi, aksiologi merupakan
suatu teori nilai yang berhubungan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang telah
diperoleh. Aksiologi sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah ilmu yang membahas tentang
hakikat manfaat atau kegunaan dari
pengetahuan yang sudah ada. Aksiologi pun
dapat diartikan sebagai cabang filsafat yang
berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika,
atau agama. Litle John menyebutkan bahwa
aksiologi merupakan bidang kajian filosofis
yang membahas nilai-nilai.
Aksiologi berperan mengkaji tujuan
diadakannya komunikasi, manfaat komunikasi,
atau substansi dari dilakukannya komunikasi.
Jadi, tiga aspek tersebut mengkaji tentang apa
itu komunikasi, bagaimana komunikasi itu
dilakukan, dan manfaat apa yang dapat
diperoleh dari komunikasi. Dengan adanya
kajian dari ketiga aspek-aspek di atas, jika
diterapkan dalam proses komunikasi, maka
10
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT

komunikasi akan berjalan dengan efektif dan


sistematis.

Cabang-Cabang Filsafat

Gambar 1. Cabang–cabang filsafat

11
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

A. Sejarah Filsafat Barat

Sejarah filsafat dimulai dari filsafat yunani kuno.


Sebelum yunani kuno, orang-orang yunani dahulu kala
mempunyai banyak cerita dan dongeng takhayul. Dan itu
disebut dengan mitos atau Mitologi dimana mitos itu
sangat jauh dari kebenaran sosial. tetapi mitos sudah
merupakan percobaan untuk mengerti tentang rahasia
alam ini. Dari mitos-mitos tersebut pertanyaan timbul.
Apakah alam ini? Darimana asalnya? Bagaimana akhir
kesudahannya? Dengan demikian, melalui mitos-mitos
itulah manusia mencari jawaban tentang asal-usul alam
semesta dan jawaban tersebut diperoleh tanpa bimbingan
rasional.
Pada abad ke-6 SM di Yunani mulai berkembang
suatu sikap baru, dimana masyarakat mulai mencari
jawaban tentang rahasia alam semesta. Dimana mitos
tergantikan oleh rasio dan legenda tergantikan oleh logika.
Sehingga lahirlah filsafat yunani, di mana mitos tidak lagi
menjadi landasan atau acuan mereka untuk mencari dan
memperoleh jawaban tentang alam semesta melainkan
mereka mulai berpikir sendiri atau menggunakan akal
pikiran mereka, untuk mencari jawaban tentang alam
12
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

semesta ini. Ituah yang disebut dengan De-Mitologi


(dipikirkan secara kritis) Oleh karena itu orang yunani
menganggap bahwa fllsafat itu bukanlah ilmu
pengetahuan yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang
lainnya, tetapi meliputi segala pengetahuan.
Keistimewaan orang-orang yunani pada masa itu adalah
karena mereka mencari pengetahuan semata-mata hanya
untuk tahu saja, mereka mencintai pengetahuan dan tidak
mengharapkan keuntungan.

Oleh karena itu, beberapa filsuf yunani


mengemukakan pemikirannya tentang alam semesta
seperti, Thales (624-548 SM) “segala sesuatu berasal dari
air”, Anaximander (610-518 SM) “segala sesuatu itu
berasal dari to apeiron, yaitu yang tak terbatas”,
Anaximenes (590-518 SM) “bahwa asal dari alam ini satu
dan tidak terhingga yaitu udara”, Phytagoras (580-500 SM)
“angkalah yang sebenarnya menjadi prinsip dari semua
yang ada”, Demokritos (460-370 SM) “realitas seluruhnya
itu bukan satu, melainkan terususun dari banyak unsur
dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi yaitu
atom dan Herakleitos (550-480 SM) “bahwa api adalah
elemen utama, dari segala sesuatu yang timbul.

13
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Proses berpikir pertama kali dilakukan oleh Socrates


(469-399 SM). Socrates pertama kali memperkenalkan
dialektika. Socrates merupakan guru dari plato (427-347
SM) dan Aristoteles (384-322 SM) merupakan murid sari
Plato. Dimana Plato adalah filosoif yang pertama kali
memperkenalkan rasionalisme. Kemudian Aristoteles
melahirkan Metafisika, Logika,Sains dan Empirisme.
Aristoteles beranggapan bahwa sebenarnya bukan
rasionalisme yang harus dijadikan sebagai pegangan
bhawa yang ada itu berdasarkan pada rasionalitas tetapi
pada empirisme yaitu pengalaman kita.

Pada abad pertengahan dogma-dogma pemikiran


agama sangat mendominasi. Makanya abad ini dikenal
sebagai abad kegelapan bagi ilmu pengetahuan.
mengapa? Karena ilmu pengetahuan pada masa ini tidak
berkembang karena semua didominasi oleh dogma.
Sehingga ada upaya para filosof dan politisi untuk
memisahkan antara gereja dengan Negara untuk
menghilangkan dogma itu. Disitulah awalnya mengapa
agama ini dipisahkan. Kemudian setelah abad ini
muncullah abad Renaissance 14 – 15 M dimana tokoh
yang ada pada masa ini adalah Leonardo Da
Vinci,Copernicus,Kepler,Galileo-Galilei, dan Francis
Bacon. Setelah Renaissance ada masa yang disebut
14
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

dengan abad pencerahan atau Aufklarung 18 M. tokoh


atau filsuf yang ada pada abad inni adalah
Voltaire,JJ.Rousseau,Montesquieu dan Immanuel Kant.

Di era modern ketika ilmu pengetahuan sudah


semakin maju kemudian mereka menemukan suatu
pandangan bersama yang disebut sebagai paradigma
ilmu pengetahuan. paradigma ini adalah semacam
kesepakatan atau kepercayaan para llmuan dari suatu
komunitas yang sama terhadap suatu pandangan tertentu.

Cabang filsafat yang berbicara tentang yang ada itu


disebut ontologi. Dari yang ada ini lahir pemahaman
bahwa alam semestas ini adalah sifatnya mutlak atau
theodecea dan tidak mutlak atau bisa berubah-ubah. Yang
tidak mutlak ini muncul anggapan tentang alam yang
disebut dengan kosmologi dan tentang manusia secara
khusus atau kita kenal dengan antropologi. Yang
berkaitan dengan manusia muncul pemahaman cabang
pemikiran baru yaitu kognitif (epistemologi dan logika),
Afektif (estetika) dan psikomotor (etika).

Aliran- aliran dalam filsafat

1. Rasionalisme
Rasionalisme ini beranggapan bahwa
pengetahuan tidak didasarkan pada
15
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

pengalaman empiris melainkan pengetahuan


yang kita ketauhi ini didasarkan atas asas-asas
apriori (mendahului pengalaman) yang terdapat
di dalam rasio kita.. Misalnya hubungan
komunikasi, apakah manusia itu perlu
melakukan hubungan untuk bisa menyampaikan
pesan-pesannya atau apakah kewajiban
interaksi harus ada?. Menurut rasionalisme kita
tidak perlu berdasarkan empirisme atau
berdasarkan pengalaman interaksi untuk bisa
mengetahui bahwa berinteraksi itu penting.
Untuk bisa mengetahui apakah interaksi itu
penting dalam proses komunikasi, yaitu cukup
berdasarkan proses atau asas-asas apriori atau
sebelum kita mengalami interaksi itu kita sudah
berpikir secara rasional.
Oleh karena itu, rasionalisme berdasarkan
dari aksioma-aksioma, prinsip-prisip atau
definisi-definisi umum lebih dahulu sebelum
menjelaskan kenyataan. Misalnya untuk
mengetahui apakah interaksi itu penting?,
pertama kita harus mencari definisi interaksi
dengan jelas yaitu melakukannya lewat proses
apriori. Dengan demikian kita bisa menentukan
16
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

bahwa proses komunikasi memang memerlukan


interaksi sosial. kaum rasionalis menganut teori
kebenaran sebagai koherensi artinya memiliki
hubungan sebab-akibat. Jadi ilmu pengetahuan
menurut kaum rasionalis itu bisa diperoleh
hanya.lewat proses berpikir. Tokoh-tokoh yang
menganut aliran ini adalah Rene
Descartes,Spinoza,Leibniz.

2. Empirisme
Empirisme ini berpandangan bahwa
pengetahuan kita berasal dari pengalaman
(empiria) tidak berdasarkan rasionalisme. Artinya
untuk memperoleh ilmu pengetahuan kita harus
melakukan observasi atau mengalaminya. Dan
ini berbeda dengan rasionalisme. Jadi,
empirisme itu adalah upaya untuk melakukan
observasi. Objek yang akan menjadi ilmu
pengetahuan itu lebiih dahulu harus terobservasi
atau tangible artinya bisa dilihat, didengar,diraba
dan dirasakan dan metodenya adalah
observasi.Dengan kata lain, pengetahuan itu
tidak bersifat a priori melainkan a posteriori atau
mengikuti pengalaman. Empirisme juga
berdasarkan pada asas berpikir induktif yaitu
17
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

menyimpulkan yang bersifat umum dari data-


data pengalaman konkret.
Empirisme menganut teori kebenaran
sebagai korespondensi. Artinya pengetahuan
yang kita ketahui harus korespondensi yaitu
berhubungan terhadap fakta atau pernyataan
yang ada di alam atau objek yang dituju kepada
pernyataan tersebut. Sesuatu bersifat benar jika
ada korenspondensi antara objek yang kita
pikirkan dan objek yang sama yang berasal dari
luar pikiran. Tokoh-tokoh empirisme diantara ada
Thomas,Hobbes,John,Locke,George,Berkeley,
David Hume.

3. Idealisme
idealisme ini beranggapan bahwa realitas
terdiri atas ide-ide, pikira-pikiran,akal (mind)
atau jiwa (self). Dan bukan benda material dan
kekuatan.idealisme menekankan mind sebagai
hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi.
Materialisme berpendapat sebaliknya,
materialisme beranggapan bahwa materi itulah
hal yang nyata. Idealisme mengatakan bahwa
akal itulah hal yang nyata dan materi hanyalah
18
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

merupakan produk sampingan. Dengan


demikian, idealisme mengandung pengingkaran
bahwa dunia ini pada dasarnya sebagai sebuah
mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai
materi, mekanisme atau kekuatan saja.
Alam, bagi orang yang menganut aliran ini
mempunyai arti, yang di antara aspek-aspeknya
adalah perkembangan manusia. Oleh karena itu,
seorang idealis akan berpendapat bahwa,
terdapat suatu harmoni yang dalam arti manusia
dengan alam. Apa yang “tertinggi dalam jiwa”
juga merupakan “yang terdalam dalam alam”.
Manusia merasa alam adalah rumahnya, alam
bukan merupakan makhluk hidup melainkan
alam adalah suatu sistem yang logis dan spiritual.
Jiwa (self) adalah bagian yang sebenarnya dari
proses alam. Proses ini dalam tingkat yang tinggi
menunjukkan dirinya sebagai
aktivis,akal,jiwa,atau perorangan. Manusia
sebagai suatu bagian dari alam menunjukkan
struktur alam dalam kehidupan sendiri. Tokoh
aliran idealisme adalah George Berkeley (1685-
1753).
4. Realisme

19
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Real berarti yang aktual, atau yang ada, kata


tersebut menunjuk kepada benda-benda atau
kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh,
artinya bukan sekedar khayalan atau apa yang
ada dalam pikiran. Reality artinya keadaan atau
sifat benda yang real atau yang ada, yakni
bertentangan dengan yang tampak. Dalam arti
umum, realisme berarti kepatuhan kepada fakta,
kepada apa yang terjadi, bukan kepada yang
diharapkan atau yang diinginkan.
Realisme beranggapan bahwa benda-benda
dan kejadian-kejadian bukan sekedar ingatan
atau pemikiran kita tetapi yang nyata itu harus
ditunjukkan adanya. Filsuf-filsuf pada aliran
realisme adalah Macmurray,Harold H.Titus.

B. Periodesasi filsafat barat dan perkembangannya


 The ancient world (masa klasik/kuno): 750 SM –
250 M
 Masa Yunani kuno

Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode


filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini
ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana
arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang

20
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

diamati disekitarnya. Mereka membuat pernyataan-


pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati
(berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta
(arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di
belakang segala sesuatu yang serba berubah. Adapun
filsuf yang terkenal pada masa ini diantaranya :

1. Thales (624-548 SM)


Thales dari Miletus dianggap sebagai orang
pertama yang berupaya mencari jawaban atas
pertanyaan tentang asal segala benda alam ini. la
tinggal di sebuah pulau dan setiap hari ia melihat
lautan luas, yang disamping dapat memberikan
kehidupan bagi masyarakat di pulau itu, juga dapat
menimbulkan bencana bagi para nelayan.
Pendapat Thales bahwa azaz pemula ini adalah
air, yang merupakan azaz kehidupan segala sesuatu.
Semuanya berasal dari air dan semuanya kembali lagi
menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air dan
bumi sebagai bahan yang muncul dari air dan
terapung di atasnya.

2. Anaximandros (610-518 SM)

21
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Pemikirannya, dalam memberikan pendapat


tentang Arche (asas pertama alam semesta), ia
tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat
diamati oleh indera, akan tetapi ia menunjuk dan
memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati
indera, yaitu apeiron, sebagai sesuatu yang tidak
terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-ubah, ada
pada segala-galanya dan sesuatu yang paling
dalam. Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia
menunjuk pada salah satu unsur tersebut akan
mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai
dengan sifatnya, sehingga tidak ada tempat bagi
unsur yang berlawanan.

3. Anaximenes (590-518 SM)


Anaximenes juga mengajarkan bahwa asal dari
alam ini satu dan tidak terhingga. Hanya saja ia tidak
dapat menerima ajaran Anaximenes, bahwa yang asal
itu tidak ada persamannya dengan barang yang lahir
dan tidak dapat dirupakan. Baginya yang asal itu
mestilah satu daripada yang ada dan yang tampak.
Barang yang asal itu adalah udara. Yaitu satu dan tak
berhingga. Pandangan Anaximenes tersebut
didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut:
22
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

• Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat dimana-


mana.
• Suatu keistimewaan dari udara ialah senantiasa
bergerak terus-menerus, tidak ada henti-
hentinya,karena itu udara memegang peranan yang
penting sekali dalamberbagai macam kejadian pada
alam ini.
• Udara adalah unsur kehidupan. Udara adalah dasar
hidup. Tidak ada sesuatu pun yang hidup tanpa udara.

4. Phytagoras (579-495 SM)


Pythagoras tidak banyak memikirkan tentang
substansi yang menjadikan alam, tetapi ia lebih banyak
memikirkan tentang bentuk dan hubungan antara
berbagai macam benda, sebagai seorang yang ahli
matematika ia sangat tertarik pada bentuk dan
hubungan yang bersifat kuantitatif. Karena itu ia
mencoba mengemukakan pandangan-pandangannya
dengan mengemukakan hakikat dari angka. Ia
berkesimpulan bahwa angkalah sebenarnya yang
menjadi prinsip dari semua yang ada. Number is the
principle of all being. Karena itulah ia berkesimpulan
bahwa di balik fenomena yang kita lihat ini terdapat
bilangan. Bilangan itu merupakan dasar bagi
segalanya, karena itu apabila kita dapat memperoleh
23
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

angka yang benar maka kita akan memperoleh


kebenaran sesuatu.

5. Herakleitos (550-480 SM)


Herakleitos tertarik pada masalah perubahan-
perubahan yang terjadi dalam alam. Menurut
Herakleitos, tidak ada satupun di alam ini yang bersifat
tetap atau permanen. Apa yang kelihatan tetap
sebenarnya ia dalam proses perubahan yang tidak ada
henti-hentinya. Adapun ucapan-ucapan Herakleitos
yang sangat terkenal yang menggambarkan
pandangan filsafatnya itu, seperti “semuanya mengalir
dan tidak ada satu pun yang tinggal menetap”. “engkau
tidak bias turun dua kali ke dalam sungai yang sama.”
“matahari adalah baru setiap hari”.
Herakleitos berkeyakinan bahwa api adalah
elemen utama,segala dari segala sesuatu yang timbul.
Api itu merupakan lambang perubahan-perubahan
dalam alam ini, sebab nyala api itu selalu memakan
bahan bakar yang baru, dan bahan bakar itu selalu
senantiasa berubah menjadi asap dan abu.

24
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

6. Parminides (515-445 SM)


Ialah yang pertama kali memikirkan tentang
hakikat tentang ada (being). Ia terkenal sebagai ahli
pikir yang melebihi siapa saja pada masanya.
Filsafatnya adalah “yang realitas dalam alam ini hanya
satu,tidak bergerak,dan tidak berubah”. Dasar
pemikiranya adalah yang ada itu ada, mustahil tidak
ada. Perubahan itu berpindah dari ada menjadi tidak
ada,itu mustahil,sebagaimana mustahilnya yang tidak
ada menjadi ada.
Konsekuensi dari pandangan demikian adalah:
• Bahwa “yang ada“ ialah satu dan tidak berbagai,
karena itu pluralitas tidak mungkin ada.
• Bahwa “yang ada” itu tidak dijadikan,dan tidak akan
dimusnahkan.
• Bahwa “yang ada” itu sempurna,tidak ada sesuatu
yang dapat ditambahkan padanya,dan tiidak ada
sesuatu yang dapat diambil daripadanya.
• Bahwa “yang ada” itu mengisi segala tempat, sehingga
tidak ada ruang yang kosong,sebab kalau ada ruang
yang kosong, maka “yang ada” akan ada dalam
pergerakan,dan pergerakan berarti perubahan. Hal
serupa ini tidak mungkin.

7. Demokritos dan Leukippos ( 460-371 SM)


25
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Mereka merupakan filsuf atomis yang berusaha


memecahkan masalah yang diajukkan oleh filsuf-filsuf
elea. Mereka berpendapat bahwa realitas seluruhnya
itu bukan satu,melainkan tersusun dari banyak unsur
dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi.
Unsur itu adalah atom. Atom merupakan bagian yang
terkecil,sehingga tidak terlihat oleh mata.bentuknya
berbeda-bedaa dan tidak mempunyai kualitas. Menurut
Leukippos dan Demokritos jumlah atom itu kecil dan
tidak dapat dilihat. Atom tidak dapat dimusnahkan.

 Masa Yunani klasik

Pada periode yunani klasik ini perkembangan


filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya
semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran
yang mengawali periode yunani klasik ini adalah
Sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata
sophos yang artinya cerdik pandai. Salah satu tokoh
Sofisme adalah: Gorgias (480-380 SM) menurut
pendapatnya, yang penting adalah bagaimana
dapat meyakinkan orang lain agar menerima
pendapat kita. Dengan demikian, dalam berdebat

26
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

bukan mencari kebenaran akan tetapi bagaimana


memenangkan perdebatan

Para ahli yunani klasik yang hidup pada masa


ini arah pemikirannya pada manusia maka,corak
pemikiran filsafatnya: antroposentris. Hal ini
disebabkan, arah pemikiran para ahli Yunani Klasik
tersebut memasukkan manusia sebagai subyek yang
harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya.
Adapun para filosof yunani klasik diantaranya:

1. Socrates (469-399 SM)


Socrates lahir di Athena pada tahun 469 SM. Ia
tidak banyak diketahuii tetapi sumber utama tentang
dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Plato
bersama Aristoteles. Orang yang banyak menulis
tentang Socrates adalah Plato yang berupa dialog-
dialog.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk
menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan
menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang
keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan
keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang
dihasilkan. Socrates menggunakan metode tertentu

27
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif,


Metode itu bersifat praktis dan dijalankan melalui
percakapan-percakapan dengan cara menganalisis
tentang pendapat- pendapat. Socrates selalu
menganggap jawaban pertama sebagai hipotesis
sedangkan jawaban-jawaban selanjutnya ditarik
konsekuensi-konsekuensi yang dapat disimpulkan dari
jawaban-jawaban tersebut. Metode yang digunakan
oleh Socrates disebut dengan dialektika, karena dalam
pengajarannya dialog memegang peranan penting.

2. Plato (427-347 SM)


Plato adalah pengikut Socrates yang taat diantara
para pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar.
Selain di kenal sebagai ahli pikir, Plato juga dikenal
sebagai seorang sastrawan yang terkenal.
Tulisannya sangat banyak, sehingga keterangan
tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup.
Ia menerangkan manusia itu sesungguhnya berada
dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang
bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah;
dan dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu macam
dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan
bayang-bayang dari dunia ide. Sedangkan dunia
28
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu


dunia realitas dan dunia inilah yang menjadi
"model" dunia pengalaman. Dengan demikian dunia
yang sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah
dunia ide.

3. Aristoteles (384-322 SM)


Aristoteles mengemukakan teori Hilemorfisme
(Hyle = Materi, Morphe = bentuk), menurut teori ini,
setiap benda jasmani memiliki dua hal yaitu bentuk
dan materi, sebaga contoh, sebuah patung pasti
memiliki dua hal yaitu materi atau bahan baku patung
misalnya kayu atau batu, dan bentuk misalnya bentuk
kuda atau bentuk manusia, keduanya tidak mungkin
lepas satu sama lain, contoh tersebut hanyalah untuk
memudahkan pemahaman, sebab dalam pandangan
Aristoteles materi dan bentuk itu merupakan prinsip-
prinsip metafisika untuk memperkukuh
dimungkinkannya Ilmu pengetahuan atas dasar bentuk
dalam setiap benda konkrit.
Teori hilemorfisme juga menjadi dasar bagi
pandangannya tentang manusia, manusia terdiri dari
29
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

materi dan bentuk, bentuk adalah jiwa, dan karena


bentuk tidak pernah lepas dari materi, maka
konsekuensinya adalah bahwa apabila manusia mati,
jiwanya (bentuk) juga akan hancur. Disamping
pendapat tersebut Aristoteles juga dikenal sebagai
Bapak Logika yaitu suatu cara berpikir yang teratur
menurut urutan yang tepat atau berdasarkan
hubungan sebab akibat. Dia adalah filsuf yang pertama
kali membentangkan cara berpikir teratur dalam suatu
sistem, yang intisarinya adalah Silogisme. Menurut
Aristoteles, pengetahuan baru dapat dihasilkan melalui
dua cara yaitu induksi dan deduksi Induksi tergantung
pada pengetahuan indrawi sedangkan deduksi atau
silogisme sama sekali lepas dari pegetahuan indrawi.
Itulah sebabnya mengapa Aristoteles menganggap
deduksi sebagai cara sempurna menuju pengetahuan
baru. Beberapa filsuf yang lain pada masa ini antara
lain. Tabel 1. Pendapat Filsuf Era The Ancient World

Filsuf Pendapat
Laozi (abad ke-6 SM) The Dao that can be told is not
the eternal Dao
Pyhtagoras (579-495 SM) Angka adalah penguasa bentuk
dan ide
Xenophanes (570 SM) Bahwa adanya konflik antara
30
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

pemikiran filsafat (rasio) dengan


pemikiran mitos.
Siddharta Gautama ( 563- Happy is he who has overcome
483 SM ) his ego
Confucius (551-479 SM) Hold faithfulness and sincerity as
first principles
Heraclitus (550-480 SM) Api adalah elemen utama dari
segala sesuatu yang timbul
Perminedes(515-445 SM) Yang realitas dalam alam ini
hanya satu,tidak bergerak,dan
tidak berubah
Protagoras ( 490-420 SM) Man is the measure of all things
Filsuf Pendapat
Mozi ( 470-391 SM) Filsafatnya menekankan cinta
universal, tatanan sosial,
kehendak, berbagi, dan
menghormati yang layak
Epicurus ( 341-270 SM) Bahwa agar manusia dalam
hidupnya bahagia terlebih
dahulu harus memperoleh
ketenangan jiwa (ataraxia)
Diogenes ( 404-323 SM) Keutamaan tentang yang baik
adalah ketika manusia memiliki
rasa puas diri dan mengabaikan
segala kesenangan duniawi
Zeno (366-264 SM) Gerak itu tidak ada
Empedocles(490-435 SM) Realitas tersusun oleh empat
unsur yaitu: api, udara, tanah dan
air

Anaxagoras(499-420 SM) Bahwa timbul dan hilang itu ada.

31
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

 Missing link (Masa Patristik)


Istilah Patristik dari kata latin pater atau Bapak,
yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin
gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli
pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan
sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang
menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena
beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada
jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil
metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga,
walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia,
akan tetapi manusia juga sebagai ciptaan
Tuhan.Jadi,memakai atau menerima filsafat Yunani
diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak
bertentangan dengan agama.
Adapun para filsuf masa patristik diantaranya :
1. Justinus Martir
Menurut pendapatnya, agama Kristen
bukan agama baru, karena Kristen lebih tua
dari filsafat Yunani dan Nabi Musa dianggap
32
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal


Musa hidupnya sebelum Socrates dan Plato.
Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah
menurunkan hikmahnya dengan memakai
hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan, bahwa
filsafat Yunani itu mengambil dari kitab
Yahudi.
Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus
adalah logos. Jadi, agama Kristen lebih
bermutu dibanding dengan filsafat Yunani.
Demikian pembelaan Justinus martir.

2. TertuIIianus (160-222 SM)


la dilahirkan bukan dari keluarga Kristen,
tetapi setelah melaksanakan pertobatan ia
gigih membela Kristen dengan fanatic, la
menolak kehadiran filsafat Yunani, karena
filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu.
Pendapatnya , bahwa wahyu Tuhan sudahlah
cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi
dengan filsafat. Tidak ada hubungan antara
Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani
(pusat filsafat), tidak ada hubungan antar gereja
dengan akademi, tidak ada hubungan antara
Kristen dengan penemuan baru.
33
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

3. Augustinus (354-430 SM)


Sejak mudanya ia telah mempelajari
bermacam- macam aliran filsafat, antara lain
Platonisme dan skeptisisme. la telah diakui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat
Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat
abad pertengahan, sehingga ia dijuluki sebagai
guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh
besar dibidang teologi dan filsafat.
Setelah ia mempelajari aliran skeptisisme,
ia kemudian tidak menyetujui atau
menyukainya, karena di dalamnya terdapat
pertentangan batiniah. Orang dapat meragukan
segalanya, akan tetapi orang tidak dapat
meragukan bahwa ia ragu-ragu.
Seseorang yang ragu-ragu sebenarnya ia
berpikir dan seseorang yang berpikir
sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut
pendapatnya, daya pemikiran manusia ada
batasnya, tetapi pikiran manusia dapat
mencapai kebenaran dan kepastian yang
tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.
Artinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang
34
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

lebih tinggi. Menurut Augustinus dalam


pemikirannya, dia mengatakan dibalik
keteraturan dan ketertiban alam semesta ini
pasti ada yang mengendalikan yaitu Tuhan.
Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama.
 The Medieval World (Abad Pertengahan/Masa
Skolastik) : 250-1500 M

Filsafat Barat abad pertengahan juga dapat


dikatakan sebagai zaman kegelapan (masa sklolastik).
Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat
itu tindakan gereja sangat membelenggu
kehidupaan manusia. Manusia tidak lagi memiliki
kebebasan untuk mengembangkan potensi yang
terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga
tidak memiliki kebebasan berpikir. Apalagi terdapat
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan
ajaran agama dan gereja. Siapapun orang yang
mengemukakannya akan mendapat hukuman berat.
Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-
penyelidikan rasio terhadap agama. Karena itu kajian
terhadap agama (teologi) yang tidak berdasarkan
pada ketentuan gereja akan mendapat larangan
yang ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan
terhadap agama adalah gereja.
35
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

1. Avicenna/Ibnu Sina ( 980-1037 M)


Ibn Sina berpendapat bahwa akal
pertama mempunyai dua sifat-sifat wajib
wujudnya, sebagai pancaran dari Allah
dan sifat mungkin wujudnya jika ditinjau dari
hakekat dirinya dan atau necessary by virtue
of the necessary being dan possible in
essence). Dengan demikian ia mempunyai
tiga obyek pemikiran: Tuhan, dirinya sebagai
wajib wujudnya dan dirinya sebagai mungkin
wujudnya. Dari pemikiran tentang Tuhan
timbul akal-akal, dari pemikiran tentang
dirinya sebagai wajib wujudnya timbul jiwa-
jiwa dan dari pemikiran tentang dirinya
sebagai mungkin wujudnya timbul langit-
langit.
2. Thomas Aquinas (1225-1274 M)
Menurut pendapatnya, semua kebenaran
asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan
dengan jalan yang berbeda-beda,
sedangkan iman berjalan di luar jangkauan
pemikiran.

Tabel 2. Pendapat Filsuf Era The Medieval World

36
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Filsuf Pendapat
Boethius (480-252 M) Bahwa filsafat merupakan
pendahulu kepada agama.
Avicenna/Ibnu Sina ( 980- Jiwa berbeda dengan raga
 R 1037 M)
Anselmus (1033-1109 M) Bahwa berpikir harus sejalan
e
dengan iman
n Averroes/Ibnu Rusyd Filsafat dan agama tidak
a (1126-1198 M) bertentangan
Moses Maimonides (1135- God has not atributes
i 1204 M)
s Jalalad-Din Muhammad Don’t grieve anything you lose
Rumi (1207-1273 M) comes around in another form
s
Nikolaus von Kues (1401- Menurut pendapatnya, terdapat
a 1464 M) tiga cara untuk mengenal, yaitu:
n lewat indera, akal dan intuisi.
Desiderius Erasmus To know nothing is the happiest
c
(1466-1536 M) life
e
Age Of Reason (Zaman Pencerahan): 1500-1750
M
Pada masa Renaissance muncul aliran yang
menetapkan kebenaran berpusat pada manusia,
yang kemudian disebut dengan Humanisme.
Aliran ini lahir disebabkan kekuasaan gereja yang
telah menafikan berbagai penemuan manusia,
bahkan dengan doktrin dan kekuasaannya, gereja
telah meredam para filosof dan ilmuan yang

37
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah


mengingkari kitab suci yang selama ini telah diacu
oleh kaum kristian. Humanisme menghendaki
ukuran haruslah dibuat oleh manusia. Karena
manusia mempunyai kemampuan berpikir,
Humanisme menganggap manusia mampu
mengatur dirinya dan mengatur dunia.
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)
Ia disebut sebagai Founder of
Astronomy. Ia mengembangkan teori bahwa
matahari adalah pusat jagad raya dan bumi
mempunyai dua macam gerak yaitu
perputaran sehari-hari dan perputaran
tahunan mengitari matahari.
2. Johannes Kepler (1571-1630 M)
Ia menyimpulkan bahwa setiap planet
mengitari matahari dalam orbit elips pada
kecepatan yang bervariasi sesuai dengan
jaraknya dari matahari.

3. Galileo Galilei (1564-1642 M)


Ia menemukan bahwa sebuah peluru
yang dtembakkan membuat suatu gerak
parabola,bukan gerak horizontal yang
38
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

kemudian berubah menjadi gerak vertical.


Selain itu ia juga berhasil mengamati bentuk
Venus dan menemukan beberapa satelit
Jupiter.

4. Francis Bacon (1562-1626 M)


Bahwa ilmu pengetahuan hanya
dapat dihasilkan melalui
pengamatan,eksperimen dan harus
berdasarkan data-data yang tersusun.

5. Rene Descartes ( 1596-1650 M)


Filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan dimana Tuhan, alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikan.
Semua peristiwa dapat dijelaskan melalui
percobaan-percobaan ilmiah, sehingga ia
menolak berbagai bentuk sihir, astrologi, dan
takhayul lainnya. “SAYA BERPIKIR MAKA
SAYA ADA” "COGITO ERGO SUM”

Tabel 3. Pendapat Filsuf Era Reinaissance

39
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Filsuf Pendapat
Niccolo Machiavelli Ide pokok pemikirannya
(1469-1527 M) adalah negara jangan
sampai dikuasai oleh agama,
sebaliknya negara harus
mendominasi agama.
Michel de Montaigne Ketenaran dan ketenangan
(1533-1592 M) tidak akan pernah bisa
menjadi teman tidur
Thomas Hobbes ( 1588- Bahwa ilmu filsafat adalah
1679 M) suatu ilmu pengetahuan
yang sifatnya umum.
Karena filsafat adalah
suatu ilmu pengetahuan
tentang akibat-akibat atau
tentang gejala- gejala yang
diperoleh dari sebabnya.
Blaise Pascal (1623-1662 Manusia selalu dianggap
M) sebagai misteri yang
tidakdapat diselami sampai
dasarnya. Ada yang lebih
penting dari rasio yaitu hati.
Benedictus Spinoza Tuhan adalah penyebab
(1632-1677 M) segala sesuatu, yang ada di
dalam dirinya (bahwa hanya
ada satu substansi yaitu
Tuhan)
John Locke (1632-1704 Tidak ada sesuatu dalam
M) jiwa yang dibawa sejak lahir,
melainkan pengalamanlah
yang membentuk jiwa
40
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Filsuf Pendapat
seseorang.
Gottfries Leibniz (1646- Substansi itu jumlahnya tidak
1716 M) terhingga yang disebut
dengan monade.
George Berkeley (1685- Bahwa ketertiban dan dan
1753 M) konsistensi alam adalah riil
disebabkan oleh akal yang
aktif yaitu akal Tuhan,akal
yang tertinggi adalah
pencipta dan pengatur alam.

 The Age Of Revolution (Masa Revolusi) : 1750-


1900 M

Filsafat semakin terfokus pada isu-isu


politik .Pada zaman ini ajaran Rene Decartes sangat
berpengaruh sehingga melahirkan generasi filsuf
pemikir yang politis dan radikal. Dan revolusi besar-
besaran terjadi di prancis. Filsuf yang terkenal pada
masa ini yaitu:

1. Voltaire (1694-1778 M

41
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Voltaire telah menanam benih-benih gagasan


“revolusioner” dalam masyarakat intelektual
Prancis.
2. David Hume (1711-1776 M)
Dimana pemikiran filsafat di isi dengan upaya
manusia, bagaimana cara/ sarana apa yang
dipakai untuk mencari kebenaran dan
kanyataan.

3. Immanuel Kant (1724-1804 M)


Ia mengupayakan agar filsafat menjadi ilmu
pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu
dengan cara membentuk pengertian-pengertian
yang jelas dan bukti yang kuat.
Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup didalamnya
empat persoalan yaitu :
1) Apakah yang dapat kita ketahui ? (dijawab
olehmetafisika)
2) Apakah yang boleh kita kerjakan ? (dijawab
olehagama)
3) Sampai dimanakah pengharapan kita ?
(dijawab oleh etika)

42
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

4) Apakah yang dinamakan manusia?


(jawabnya: antropologi)

4. Karl Marx (1818–1883 M)


Karl Marx merupakan salah satu filosof
dengan gagasannya yang sering mengejutkan
orang-orang sekitarnya. Materialisme historis
menjadi ciri khas pembahasan Karl Marx.
Materialisme historis dipahami sebagai sejarah
yang dikaitkan dengan materi. Hal ini
dikarenakan keberadaan menentukan
kesadaran, artinya kondisi-kondisi kehidupan
materi menentukan kesadaran normative
seseorang. Pemikiran Marx sangat
dipengaruhi oleh Hegel, meskipun antara
keduanya berbeda. Hegel menjadikan ide
sebagai pusatnya, sedangkan Marx materilah
yang menjadi sumber segalanya. Adapun filsul
yang lain pada zaman ini antara lain:

43
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Tabel 4. Pendapat Filsuf Era The Age Of Revolution

Filsuf Pendapat
Jean-Jacques Rousseau Mengemukakan teori
(1712-1778 ) kontrak sosial dilakukan
dengan; pertama, kontrak
sosial hanya dilakukan
hanya antara sesama
rakyat atau anggota-
anggota masyarakat,
kedua, melalui kontrak
sosial itu masing-masing
melimpahkan segala hak
perorangannya kepada
komunitas sebagai suatu
keutuhan.
Adam Smith (1723-1790 ) Man is an animal that
makes bargains
Edmund Burke (1729-1797) Society is indeed a contract
Jeremy Bentham (1748– The greatest happiness for
1832 ) the greatest number
Mary Wollstonecraft (1759– Mind has no gender
1797 )
Johann Gottlieb Fichte What sort of philosophy one
(1762–1814 ) chooses depends on what
sort of person one is
Friedrich Schlegel (1772- About no subject is there
1829 ) less philosophizing than
about philosophy
Arthur Schopenhauer Every man takes the limits
(1788–1860 ) of his own field of vision for
44
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

the limits of the world


Ludwig Andreas Feuerbach Theology is anthropology
(1804–1872 )
John Stuart Mill (1806– Over his own body and
1873 ) mind, the individual Is
sovereign.
Soren Kierkegaard (1813– Kebenaran ini tidak berada
1855 ) pada suatu sistem yang
umum tetapi berada
dalam eksistensi yang
individu, yang konkret.
Henry David Thoreau Must the citizen ever resign
(1817–1862 ) his conscience to the
legislator?
Charles Sanders Peirce Suatu hipotesis (dugaan
(1839–1914 ) sementara/ pegangan
dasar) itu benar bila bisa
diterapkan dan
dilaksanakan menurut
tujuan kita.
William James (1842– Bahwa tiada kebenaran
1910 ) yang mutlak, yang berlaku
umum, bersifat tetap, yang
berdiri sendiri dan terlepas
dari segala akal yang
mengenal.
Arthur Schopenhauer Every man takes the limits
(1788–1860 ) of his own field of vision for
the limits of the world
Ludwig Andreas Feuerbach Theology is anthropology
(1804–1872 )

45
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

 The Modern World (Masa Modern) : 1900-1950 M

Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat


berhasil menempatkan manusi pada tempat yang
sentral dalam pandangan kehidupan,sehingga corak
pemikirannya: antroposentris, yaitu pemikiran
filsafatnya mendasarkan pada akal pikir dan
pengalaman. Ciri filsafat modern adalah antuasias
terhadap hal-hal yang beersifat konkret,seperti alam
semesta,manusia,hidup bermasyarakat,dan sejarah.
Dengan kata lain segala segi dari kenyataan yang
nampak dijadikan sasaran penyelidikan.
Zaman Modern dikenal juga sebagai masa
Rasionalisme yang ditandai dengan berbagai
penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sudah dirintis sejak
Zaman Renaissance. Para filsuf zaman modern
menegaskan bahwa pengetahuan berasal dari diri
manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan
bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran
pasti berasal dari rasio (akal).

1. John Dewey (1859-1952 )


Menurut Dewey filsafat bertujuan
untuk memperbaiki kehidupan manusia serta

46
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

lingkungannya atau mengatur kehidupan


manusia serta aktivitasnya untuk memenuhi
kebutuhan manusiawi.

2. Friedrich Nietzche ( 1844-1900)


Bagi Nietzsche,kemauan untuk
berkuasa merupakan motif dasar tindakan
manusia dan juga merupakan titik pusat
dalam memahami etika. Nietzsche
menegaskan bahwa pengetahuan
merupakan alat untuk mencapai
kekuasaan. Kemauan untuk mendapatkan
pengetahuan, atau kemauan untuk tahu,
tergantung pada besar atau kecilnya
kemauan untuk berkuasa. Tujuan untuk
mendapatkan pengetahuan bukanlah
semata-mata untuk tahu dalam arti
kebenaran mutlak, tetapi untuk tujuan
berkuas

47
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Tabel 5. Pendapat Filsuf Era The Modern World

Filsuf Pendapat
Ahad Ha’am (1856– Men with self-confidence
1927 ) come and see and conquer
Ferdinnand de Sausure Every message is made of
(1857–1913 ) signs
Edmund Husserl Bahwa ada kebenaran untuk
(1859–1938 ) semua orang dan manusia
dapat mencapainya.
Henri Bergson (1859– Intuition goes in the very
1941 ) direction of life
George Santayana Those who cannot remember
(1863–1952 ) the past Are condemned to
repeat it
Miguel de Unamuno It is only suffering that makes
(1864–1936 ) us persons
William du Bois (1868– Believe in life
1963 )
Bertrand Russell (1872– Filsafat memeriksa secara
1970 ) kritis asas-asas yang dipakai
dalam ilmu dan kehidupan
sehari-hari, dan mencari
suatu ketidakselarasan yang
dapat terkandung di dalam
asas-asas itu.
Max Scheler (1874– Bahwa metode fenomenologi
1928 ) sama dengan cara tertentu
untuk memandang realitas
Karl Jaspers (1883– Only as an individual can man
48
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

1969 ) become a philosopher

Filsuf Pendapat
Jose Ortega y Gasset Life is a series of collisions
(1883–1955 ) with the future
Hajime Tanabe (1885– To philosophize,first one must
1962 ) confess
Ludwig Wittgenstein The limits of my language are
(1889-1952 ) the limits of my world
Martin Heideggger (1889– Manusia itu terbuka bagi
1976 ) dunianya dan sesamanya
Tetsuro Watsuji (1889– The individual’s only true
1960 ) moral choice is through self-
sacrifice for the community
Rudolf Carnap (1891– Logika adalah ilmu terakhir
1970 ) bahan filsafat
Walter Benjamin (1892- The only way of knowing a
1940 ) person is to love them
Herbert Marcuse (1898- Baginya, filsafat masih tepat
1979 ) untuk dipertahankan sebagai
nama bagi pengetahuan
tentang generalitas yang
tingkatnya paling tinggi. Ini
secara diam-diam dikuatkan
oleh tercangkupnya Tuhan,
alam dan manusia dalam
lingkungannya.
Hans-George Gadamer History does not belong to us
(1900-2002 ) but we belong to it
Karl Popper (1902–1994 ) In so far as a scientific
statement speaks about

49
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

reality, it must be falsifiable

Filsuf Pendapat
Theodor Adorno (1903– Intelligence is a moral
1969 ) category
jJean-Paul Sartre (1905– Keberadaan mendahului
1980 ) esensi
Hannah Arendt (1906– The banalitybof evil
1975 )
Emmanuel Levinas Reason lives in language
(1906–1995 )
Maurice Merleau-Ponty In order to see the world, we
(1908–1961) must break with our familiar
acceptance of it
Simone de Beauvoir Man is defined as a human
(1908–1986) being and woman as a female
Williard Van Orman Quine Bahasa adalah seni sosial
(1908–2000)
Isaiah Berlin (1909–1997) The fundamental sense of
freedom is freedom from
chains
Arne Naess (1912–2009) Berpikir seperti gunung
Albert Camus (1913– Life will be lived all the better
1960) if it has no meaning

 Contemporary Philosophy (Masa Kontemporer):


1950- Sekarang

Filsafat kontemporer adalah periode dalam sejarah


filsafat Barat yang dimulai pada akhir abad ke-19, pada
50
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

zaman ini meliputi hampir seluruh bidang ilmu dan


teknologi. Pada zaman ini masyarakat lebih terbuka
pemikirannya untuk semua bidang Ilmu pengetahuan.
Zaman kontemporer ini juga ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih seperti teknologi komunikasi,
komputer, satelit komunikasi, internet, dan sebagainya.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat,
sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam.
Ilmuwan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi
secara mendalam. Disamping kecenderungan ke arah
spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara
bidang ilmu satu dengan yang lainnya. Sehingga
dihasilkannya bidang-bidang ilmu baru. Filsafat
Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam
menyangkut kehidupan pada masa ini.

1. Thomas Kuhn (1922–1996)


Thomas Kuhn berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan dapat berkembang melalui cara
revolusi ilmiah, sedangkan revolusi ilmiah terjadi
lewat perubahan paradigma (teori ilmu
pengetahuan).
2. Michel Foucault (1926–1984)
Foucault mengemukakan kekuasaan yang
bersumber dari diri sendiri, yang bersumber
51
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

dari cara kita memandang dan


mengungkapkan kata-kata sehingga dapat
terpancar dalam memperlakukan lingkungan,
termasuk terhadap aspek-aspek yang
dianggap tiada atau menyimpang.

3. Jurgen Habermas (1929)


Teori Habermas mengungkapkan kebutuhan
epistemologis dan etis bagi adanya suatu
komitmen pada sebagian pemikir untuk secara
kritis merefleksikan keyakinan-keyakinan pribadi
dan sosialnya.

Tabel 6. Pendapat Filsuf Era Contemporary Philosophy

Filsuf Pendapat
Roland Barthes (1915– Language is a skin
1980)
Mary Midgley (1919) How would we manage without
a culture?
John Rawls (1921– The principles of justice are
2002) chosen behind a veil of
ignorance
Richard Wollheim Art is a form of life
(1923-2003)
Paul Feyerabend Anything goes
(1924–1994)
Jean-Francois Lyotard Knowledge Is produce to be
52
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

(1924-1998) sold
Frantz Fanon (1925– For the black man there is only
1961) one destiny and it is white
Noam Chomsky (1928) If we choose, we can live in a
world of comforting illusion
Jacques Derrida (1930- There is nothing outside of the
2004) text
Richard Rorty (1931- There is nothing deep down
2007) inside us except what we have
put there ourselves
Luce Irigaray (1932) menganalisa penggunaan dan
penyalahgunaan bahasa yang
berhubungan dengan
perempuan
Edward Said (1935- Every empire tells itself and the
2003) world that it is unlike all other
empires
Helene Cixous (1937) Thought has always worked by
opposition
Julia Kristeva (1941) Who plays god in present-day
feminism?
Henry Odera Oruka Philosophy is no only a written
(1944–1995) enterprise
Peter Singer (1946) In suffering,the animals are our
equals
Slavoj Zizek (1949) All the best marxist analyses are
always
analyses of a failure

53
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

C. Sejarah Filsafat Timur

Sejarah filsafat dari timur terbagi menjadi 3, yaitu :

 Filsafat India
 Filsafat Cina
 Filsafat Negara-Negara Islam
1. Filsafat India
India termasuk salah satu tonggak peradaban
tertua di dunia dengan situsnya di sekitar
lembah sungai Indus. Dari penemuan fosil-fosil,
tampak bahwa di daerah itu terdapat dua tipe
penduduk. Pertama, penduduk asli dengan ciri-
ciri:Kulit gelap ( hampir mendekati hitam )Kecil
dan pendekHidung lebar dan pesek dengan
bibir tebal menonjol.Keturunan dari tipe ini
sampai sekarang masih dapat kita jumpai
diantara kasta rendah masyarakat India.Kedua,
mereka yang sekuturunan dengan suku
Mediteranian, ciri-cirinya :Kulit terangTubuh
langsingHidung mancung Bermata lebar

54
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Kedatangan bangsa arya menandai perubahan


penting sejarah filsafat India. Gerak pemikiran
filsafat India sudah dimulai pada zaman Weda
dengan menjadikan alam semesta sebagai
objek utama pembahasannya Manusia
dipandang sebagai bagian kecil dari alam yang
maha luas, sifat-sifat manusia identik dengan
sifat alam ini. Manusia yang demikian tidak
dapat berkonfrontasi dengan alam sehingga
harus mengalah dengan alam, sehingga
manusia lebih banyak menderita.Filsafat India
sebagian besar bersifat mistis dan intuitif , dan
baru berubah saat mulai berkenalan dengan
filsafat barat. Ada tujuh ciri umum dari filsafat
India :Motif spiritual yang mendasarinya.Sikap
introspektif.Mengakui hubungan erat antara
hidup dengan filsafat.IdealisMemberikan peran
sentral intuisi.Mengakui otoritas.Tendensi untuk
mendekati berbagai aspek pengalaman dan
realitas dengan pendekatan sintesis.

2. Filsafat Cina
Dilihat dari sejarahnya filsafat Cina dibagi
kedalam 4 periode besar, yaitu :

55
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

1) Zaman KlasikZaman permulaan filsafat Cina


dikenal dengan nama seratus sekolah, yang
terpenting ada enam sekolah yaitu
Konfusiaisme (bangsa ilmuwan), Taoisme
(rahib-rahib), Yin-Yang (ahli-ahli magis),
Maoisme (Kaum Ksatria), Dialetik (Para
Pendebat), dan Legalisme (Ahli-ahli politik).
2) Zaman Neotaoisme dan BuddhismeZaman
ini dimulainya penafsiran baru terhadap
konsep tao, dikembangkan oleh Wong Pi
dan Hiang Hsiu. Dalam waktu yang
bersamaan dating agama Budha yang
mengreinterpretasi terhadap pemikiran-
pemikiran Hindu.
3) Zaman Neokonfusiaisme Konfusiaisme
klasik menjadi ajaran filsafat terpenting,
Buddhisme melalaikan tiga hal yang sangat
penting dalam Cina yaitu Kepentingan dunia
ini, kepentingan hidup berkeluarga, dan
Kemakmuran material yang merupakan nilai-
nilai tradisonal dalam Cina. Sehingga pada
Zaman ini, ajaran Buddhisme dianggap
asing oleh orang Cina.

56
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

4) Zaman Modern Bangsa barat banyak yang


masuk ke Cina, yang petama adalah
Portugis. Pada pertengah abad ke-19
banyak bermunculan perang saudara dan
pemberontakan-pemberontakan terhadap
bangsa barat. Dengan pemberontakan-
pemberontakan yang muncul itu
merefleksikan bahwa kebudayaan Barat
tidak memiliki akes ke Cian dengan mudah,
kedatangan bangsa Barat menjadikan Cina
ingin berfilosofi mengembalikan lagi tradisi-
tradisi Cina yang asli.

3. Filsafat Negara - Negara Islam


Filsafat ini mencakup berbagai Negara yang
amat luas, pembahasan filsafat islam meliputi
berbagai persoalan alam semesta dan
bermacam masalah manusia atas dasar ajaran-
ajaran agama yang turun bersama dengan
agama islam. Dari pihak umat Islam timbul satu
golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak
dapat ditangkis kecuali dengan memakai
argumen-argumen filosofis. Untuk itu mereka
pelajari filsafat dan ilmu pengetahuan
57
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Yunani.Kedudukan akal yang tinggi dalam


pemikiran Yunani mereka jumpai sejalan
dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-
Qur'an dan Sunnah Nabi. Dengan demikian
timbullah di panggung sejarah pemikiran Islam
teologi rasional yang dipelopori kaum Mu'tazilah.
Teologi rasional Mu'tazilah inilah, dengan
keyakinan akan kedudukan akal yang tinggi,
kebebasan manusia dalam berfikir serta berbuat
dan adanya hukum alam ciptaan Tuhan, yang
membawa pada perkembangan Islam, bukan
hanya filsafat, tetapi juga sains, pada masa
antara abad ke VIII dank ke XIII M. Ketika
filsafat bersentuhan dengan Islam maka yang
terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-
pokok persoalan yang bermuara pada sumber-
sumber Wahyu Islam. Semua filosof muslim
seperti al Kindi, al Farabi, Ibn Sina, Mulla Sadra,
Suhrawardi dan lain sebagainya hidup dan
bernafas dalam realitas Al Quran dan Sunnah.
Kehadiran Al Quran dan Sunnah telah
mengubah pola berfilsafat dalam konteks Dunia
Islam. Realitas dan proses penyampaian Al

58
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

Quran merupakan perhatian utama para pemikir


Islam dalam melakukan kegiatan berfilsafat.
Al-Kindi merupakan seorang Aristotelian, ia
mengartikan filsafat sebagai pola pikir manusia
untuk lebih mengetahui dirinya, dari pengertian
tersebut al-Kindi berusaha lebih “mengetahui
dirinya sendiri” yang kemudian ia jadikan
sebagai cara untuk lebih mengetahui hal-hal
yang sifatnya lebih besar misalnya tentang
lingkunga tempatnya, adat istiadat, alam ciptaan
yang mana karenanya manusia diciptakan.Al-
Kindi semata-mata bertujuan untuk lebih
mengetahui bahwasanya di balik semua ini ada
dzat yang merupakan pencipta atau penggagas
keseluruhan dimuka bumi yaitu Allah SWT.
Filsafat al-Kindi juga mengarah kepada al-Ilmu
al-Insani Wa Ilmu al-Ilâhi, yang mana bagi al-
Kindi filsafat merupakan segala upaya untuk
menyerupai segala perbuatan Tuhan sesuai
dengan batas kemampuan manusia. Sehingga
dari pengertian tersebut al-Kindi mengatakan
bahwa seorang filosof adalah sosok yang
menjadikan kesempurnaan dan kemuliaan
Tuhan sebagai contoh atau sandaran utama.
Dengan demikian seorang filosof berusaha
59
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

sekuat tenaga untuk menyerupai keutamaan


dan keunggulan Tuhan sehingga pada akhirnya
mereka menjadi manusia sempurna/supermen
(manusia super).Dari keterangan tersebut dapat
disimpulkan bahwa al-Kindi merupakan filosof
yang mengatakan bahwa filsafat adalah larutan
pewarna agama yang dengan demikian secara
sekilas ada korelasi atau keterkaitan antara
agama dan filsafat. Pola filsafat al-Kindi yang
menyatukan antara agama dan filsafat, senada
dengan filosof yunani yaitu Arestoteles.
Selanjutnya yaitu al-Farabi yang merupakan al-
Muallim al-Tsani yang mempunyai nama
lengkap Abu Nasr al-Faraby. Al-farabi
memaknai filsafat sebagai ilmu yang mengkaji
tentang alam fisika sebagaimana
keberadaannya. Ia juga mengatakan tujuan
filsafat adalah untuk mengetahui Tuhan sebagai
Dzat yang Esa dan tidak digerakkan dan Tuhan
merupakan sebab utama bagi segala sesuatu.
Filsafat al-Farabi sedikit banyak dipengaruhi
oleh Arestoteles yang mana ia juga mengatakan
bahwa adanya Tuhan adalah yang
menggerakkan dan tidak digerakan, dalam hal
60
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT

ini filsafat al-Farabi lebih ditekankan pada


disiplin ilmu filsafat. Filosof ketiga dari filosof
masa pertengahan adalah Ibnu Shina, yaitu
sekitar tahun 370H, ia terkenal dengan sebutan
"al-syeikh al-raîs". Ibnu Sina memaknai filsafat
sebagai kreativitas pemikiran yang denganya
manusia memperoleh berbagai pengetahun
tentang dirinya, dengan pengetahuan tersebut
manusia bisa menentukan segala amal
perbuatan yang harus dilakukan untuk
menjadikanya sebagai manusia yang mulia,
logis sesuai dengan alam fisika dan menyiapkan
diri untuk meraih kebahagian di akhirat sesuai
dengan batas kemampuan manusia. Dengan
pengertian tersebut, maka Ibnu Sina adalah
seorang filosof yang berusaha menyatukan
antara analisa filsafat dan aplikasinya.

61
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

BAB 4 PARADIGMA

A. Teori sebagai paradigma


1. Ontologi
Asumsi filosofis tentang apa yang merupakan
realitas sosial disebut sebagai ontologi. Jadi, kita
berbicara tentang yang ada. Makanya para ahli
waktu itu ingin mengetahui apa sebenarnya yang
menjadi substansi dari dunia ini. Nah yang mereka
tanyakan adalah ontology tentang yang ada. Apa
yang dimaksud dengan ada? Apakah ketiadaan itu
adalah merupakan sesuatu yang ada atau dalam
bentuk yang lain. Kemudian apa yang dimaksud
dengan realitas dengan kata lain fenomena sosial.
beberapa aliran yang mengatakan bahwa yang ada
itu sebenarnya ada karena idealisme atau
berdasarkan pemikiran. Jadi sesuatu menjadi ada
karena ada itu karena dipikirkan sehingga Rene
Decartes mengatakan cogito ergo sum artinya saya
berpikir maka saya ada. Jadi sesuatu itu ada karena
kita pikirkan tetapi para realis mengatakan yang ada
itu harus realitis,terlihat atau terobservasi. Kemudian
materialisme, bahwa yang ada itu harus sifatnya
material. Jadi ontologi adalah cabang filsafat yang
berbicara tentang yang ada.
62
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

2. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas
tentang apakah yang kita ketahui itu memang dapat
diterima sebagai sesuatu yang benar. Apakah
realitas yang kita percaya sebagai suatu kebenaran
itu bisa diteriima secara valid atau dalam bahasa
filsafatnya apakah kita tahu bahwa yang kita tahu itu
adalah sesuatu yang kita tahu. Jadi cabang filsafat
yang berusaha mengungkap bukti-bukti dari
kebenaran. Atau berusaha untuk menemukan ilmu
pengetahuan. perlu diketahui bahwa onotologi
berbicara tentang klaim kebenarannya sementara
bukti terhadap kebenaran itu ada pada epistemologi.
3. Metodologi
Bagaimana cara kita untuk menunjukkan bahwa kita
dapat mengetahui yang ada tadi. Atau proses untuk
mengetahui yang disebut dengan metodologi. The
way you understand the existent . dalam filsafat ilmu
metodologi menempati tempat yang istimewa karena
ilmuan untuk bisa menghasilkan suatu teori harus
memiliki metodologi yang jelas.

63
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

4. Metode
Metode yaitu bagaimana cara kita untuk
mengumpulkan bukti yang tadi.
Karena kita membahas tentang filsafat ilmu maka
kita berbicara tentang aspek teoritik dan metodologi.
Jadi kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan
karena merupakan suatu rangkaian yang khusus
dalam filsafat ilmu. jadi teori dalamkonteks ini
dianggap sebagai paradigma dalam penelitian.

Gambar 2. Teori Sebagai Paradigma

Kalau dilihat lihat berdasarkan gambar di atas, jika


kita membahasan tentang ontologi maka kita akan
tahu “what’s out there to know?” artinya apa yang ada
diluar sana. Epistemologi membahasan tentang “what

64
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

and howcan we know about it? Yaitu caranya untuk


menunjukkan apakah yang kita ketahui itu adalah
sesuatu yang valid atau tidak, benarkah yang kita
anggap sebagai suatu kebenaran itu bisa diterima
oleh ilmu pengetahuan. Metodologi “how we can we
go about acquiring that knowledge?” jadi bagaimana
cara kita untuk memperoleh pengetahuan itu.
Sementara metode “which precise procedures can we
use to acquire itu?” yaitu prosedur apa yang akan
dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Dalam
ilmu pengetahuan kita selalu bertanya tentang sumber,
darimana sumbernya. Nah itu disebut dengan sources
“which data can we collect”
Saat ilmuan berbicara tentang perbedaan
pendekatan dalam memahami fenomena sosial, maka
sebenarnya mereka berbicara tentang paradigma.
Karena paradigm itu semacam kesepakatan para
ilmuan dalam komunitas mereka tentang bagaimana
melakukan observasi atau mengamati suatu realitas
soial. Misalnya komunitas ilmuan A dan komunitas
ilmuan B melihat fennomena sosial secara berbeda.
Nah perbedaan mereka daam melihat realitas sosial
itu adalah cara pandang mereka secara sosial.
Ilmuan-ilmuan yang berkumpul dalam suatu
komunitas dipengaruhi oleh paradigma mereka
65
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

masing-masing. Misalnya ilmuan biologi pasti memilki


paradigma yang berbeda dengan ilmuan sosial.
jadi,paradigma ini mempengaruhi perspektif individu.
Paradigma adalah “pandangan dunia” atau world
view atau sekumpulan asumsi tentang cara kerja
sesuatu. Jadi kita mempunyai asumsi-asumsi yang
dibangun oleh komunitas kita yang dianggap sebagai
sesuatu yang benar atau sebagai landasan untuk
menunjukkan kebenaran. Itulah yang disebut dengan
paradigma. Disamping itu paradigma adalah
serangkaian pola bersama dalam komunitas ilmuan
tentang cara pandang dalam meneliti fenomena sosial
dan apakah peneitian tersebut bernilai atau tidak. Ini
disampaikan oleh Thomas Kuhn, yang juudulnya
Struktur revolusi ilmiah.
Kemudian bagaimana dengan paradigm ilmu
komunikasi. Pada ilmu komunikasi paradigma itu
mellibatkan asumsi filosofis tentang bagaimana
memahami fenomena komunikasi,bagaimana
fenomena itu kita pandang. Sehingga kita harus
mempunyai asumsi-asumsi filosofis yang kita sebut
sebagai paradigma ilmu komunikasi.

66
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

B. Paradigma umum dalam penelitian ilmu


komunikasi

Ada 4 paradigma utama yang dikenal dalam ilmu


komunikasi diantaranya ;
1. Positivisme
Paradigma ini berkaitan dengan penelitian
kuantitaif (berdasarkan pada angka). Positivisme
melibatkan pengujian hipotesis untuk memperoleh
kebenaran yang objektif. Artinya kebenaran yang
hadir karena dirinya tanpa ada pengaruh yang lain.
Selain itu, paradigma ini juga digunakan untuk
memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa
mendatang.

2. Interpretativisme
Paradigma ini berkaitan dengan penelitian
kualitatif yaiitu berdasarkan narasi,kalimat,ataupun
teks yang disampaikan. Paradigma ini digunakan
untuk memperoleh pengalaman tentang makna
kata dari perspektif individu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa interpretativisme itu
berdasarkan subjektifitas individu yang melakukan
pengamatan.

3. Konstruktivisme
67
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

Paradigma ini berpendapat bahwa manusia


membangun atau mengkonstruksi realitas sosial
dan pengetahuan mereka mengenai dunia melakui
pengalaman berbagai hal dan merefleksikan
pengalaman tersebut atau realitas subjektif
tersebut. Paradigma ini juga melibatkan penelitian
secara kualitatif sama dengan interpretativisme.

4. Paradigma kritis
Paradigma ini mengkritisi atau menginterpretasi
nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang
memungkinkan terjadinya perubahan. Jadi ada
power atau kekuatan yang terlibat dalam
mengkonstruksi suatu realitas sosial. beberapa
para ahli menganggap bahwa paradigma kritis ini
bukanlah paradigma ilmu pengetahuan melainkan
lebih mengarah pada agenda politik karena ingin
melakukan perubahan sosial. Namun hali yang
lain berpendapat bahwa sebenarnya ini adalah
konsekuensi yang lahir karena politik dan
penelitian itu saling terkait. Politik ini maksudnya
keinginan untuk mencapai tujuan itu salinng terkait
dengan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan.
Atau dengan kata lain paradigma ini sebenarnya
hanya ini melihat adanya proses yang disebut
68
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

sebagai proses transformasi dari keadaan tertentu


kepada status perubahan sosial. sehingga
paradigma ini disebut dengan paradigma
transformatif. Karena sifatnya yang kritis jadi
paradigma ini tidak hanya mengkonstruksi tapi
juga melakukan kritik atau menantang kondisi
sosial yang terjadi di masyarakat yang sifatnya
tidak adil (injustice), tidak seimbang (imbalance),
dan tidak setara (un emansipatoris). Kondisi inilah
yang mereka kritik. Menurur mereka realitas sosial
yang tidak mengahadirkan ketidakadilan,
ketidaksetraan dan ketidakseimbangan harus di
kritik untuk menghasilkan perubahan sosial.
Critical paradigm challenge
injustice,imbalance, and un emansipatoris
discourses. Artinya paradigma ini mengkritik
ketidakadilan, ketidakseimbangan,dan
ketidaksetaraan dalam diskursus yang
berkembang di masyarakat. Jadi paradigma kritis
dalam ilmu komunikasi sebenarnya fokus kepada
diskursus ini. Dan bukan pada the real reality tapi
diskursus yang lahir karena adanya peristiwa
tertentu karena dianggap bahwa diskursus itu
menggerakkan drive people to act. Dalam
kehidupan masyarakat banyak sekali diskursus
69
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA

yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu


atau menggambarkan sesuatu yang tidak benar.
Dengan demikian, positivisme yaitu realitas
hadir apa adanya secara objektif, interpretativisme
yaitu realitas ada karena ada upaya subjektifitas
dari individu ketika menafsirkan suatu fenomena
sosial, konstruktivisme yaitu manusia
mengkonstruksi realitas itu sehingga dianggap
sebagai suatu yang ada. Sementara paradigma
kritis itu lebih dari mengkonstruksi suatu fenomena
sosial.
Secara filosofis, ilmuan itu harus
berlandaskan pada paradigma yang dalam proses
pencapaian untuk bisa mendapatkan teori yang
mereka lakukan, mereka berjalan sesuai dengan
paradigma yang mereka pilh atau yang melandasi
dalam melakukan penelitiannya.

70
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

BAB 5 IDEOLOGI

Jika kita lihat bahwa ideologi itu bersumber dari


suatu sistem filsafat, atau dengan kata llain ideologi
adalah pelaksanaan dari sistem filsafat. Jadi, yang
ditemukan pertama adalah filsafat kemudian disitu akan
ditemukan suatu ideologi . Ideologi itu sebenarnya adalah
aplikasi pelaksanaan dari sistem filsafat yang dianut oleh
suatu kelompok masyarakat.

Secara teoritis, tidak mungkin suatu bangsa


menganut dan melaksanakan sistem ideologi. Misalnya
Amerika memiliki sistem ideologi, China memiliki sistem
ideologi dan Indonesia memiliki sitem ideologi yaitu
Pancasila yang bersumber dari filsafat hidup atauu filsafat
Negara mereka sendiri.

A. Pengertian Ideologi
Seperti dengan filsafat, ideologi berasal dari
bahasa latin yang terdiri daru dua kata yaitu ideos artinya
pemikiran, dan logis artinya logika, ilmu atau
pengetahuan. Jaadi dapat disimpulkan bahwa ideologi
merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita. Ada
keyakinan yang dianggap sebagai suatu kebenaran dalam
suatu kelompok tertentu. Itulah yang disebut bahwa
ideologi merupakan terminology sehingga ada kelompok
71
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
yang mau mati demi ideologinya. Mengapa? Karena itu
merupakan keyakinan dan cita-cita mereka. Ideologi
merupakan terminologi yang menciptakan atau melahirkan
pemikiran dan semangat hidup di antara manusia
terutama kaum muda, khususnya di antara cendekiawan
atau intelektual dalam suatu masyarakat.

Para ilmuan berpendapat bahwa sebenarnya


ideologi itu False Consciousness, False itu kepalsuan
sementara Consciousness adalah kesadaran. Jadi
ideologi adalah kesadaran palsu. Ilmuan Karl Marx sangat
berpengaruh terhadap ilmu-ilmu sosial. Marx
menyebutnya sebagai ideologi. Menurut Marx ideologi itu
False Consciousness artinya kita sadar tapi kesadaran itu
sebenarnya palsu karena diciptakan oleh kekuatan-
kekuatan tertentu untuk mencapai cita-cita. Menurut Marx
kapitalisme adalah kesadaran palsu yang diciptakan oleh
kekuatan pemodal para kapitalis untuk mencapai tujuan
mereka atau mendapat keuntungan. Makanya Marx
mngkritik kapitalisme. Sehingga menurut Foucault yaitu
doesn’t use ideology to mean ideology to he make a
strategy to use discourse . Jadi Foucault itu menggunakan
diskursus untuk menghindari penggunaan kata ideologi
sebagai strategi untuk menjelaskan tentang ideologi.
Dimana diskursus itu hampir sama dengan ideologi.
Mengapa ia menolak kata ideologi? Karena ideologi itu
72
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

adalah kesadaran palsu. Menurut Foucault diskursus


adalah kesadaran yang terencana atau kesadaran yang
direncanakan.

B. Ideologi dalam Ilmu sosial

Ideologi dimaksud sebagai keseluruhan sistem


berpikir,nilai-nilai dan sikap. Jadi jka kita berbicara tentang
ideologi berarti kita juga berbicara tentang sistem nilai,
sistem berpikir, sikap kita terhadap masalah atau
fenomena tertentu. Disamping itu ideologi juga dimaksud
sebagai dasar rohaniah sebuah gerakan dan kelompok
sosial atau individu. Ideologi juga dapat dimengerti
sebagai suatu sistem penjelasan tentang eksistensi suatu
kelompok sosial, sejarahnya dan proyeksinya ke masa
depan serta bagaimana merasionalisasikan suatu bentuk
hubungan kekuasaan. Sehingga ideologi sangat dekat
dengan pengertian politik. Jika kita berbicara tentang
ideologi maka sebenanrnya kita berbicara tentang suatu
sistem politik dimana berkaitan dengan hubungan
kekuasaan atau Power Relation. Jadi Power Relation itu
menunjukkan otoritas atau kesetaraan dan itu bisa kita
lihat dari ideology.makanya ideologi sangat penting untuk
kita pelajari.

73
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Oleh karena itu, ideologi memiliki fungsi yaitu
memberikan pola to make a pattern ,mengkonsolidasikan
dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat.
Misalnya ada masyarakat yang melakukan suatu tindakan
tertentu dalam masyarakat maka tindakan itu akan
menjadi arti ketika berdasarkan ideologi yang dimiikinya.
Sehingga ideologi itu menggerakkan.

Ideologi secara historis memiliki keabsahan yang


bersifat psikologis (Gramsci) . Mengapa keabsahan sah
secara psikologis? Artinya tindak-tindakannya itu memang
didasarkan kepada ideologi yang dianut sehingga dalam
suatu kelompok percaya akan suatu ideologi maka
anggota yang lain dalam suatu ideologi itu akan
menerima karena dianggap sah secara psikologis.
Ideologi itu mengatur dan memberikan tempat bagi
manusia untuk bergrak, mendapatkan kesadaran akan
posisi mereka, perjuangan dan sebagainya. Dengan kita
mengetahui poisisi maka tindakan mereka itu menjadi
berarti. Misalnya dalam ilmu komunikasi teks itu tidak
berdiri sendiri melainkan dipengaruhi oleh kekuatan
ideologi tertentu.

74
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

C. Proses kelahiran ideologi

Kata ideologi diciptakan oleh tokoh yang luar biasa


yaitu Destutt de Tracy pada abad ke-18 di Prancis untuk
mendefinisikan sains tentang ide. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif sebagai cara memandang
sesuatu. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses yang sifatnya
normative. Proses kelahiran tidak bisa dilepaskan dari
tokoh. Dan ini sangat penting dalam kajian sejarah.
Misalnya di Indonesia tokoh besarnya adalah Soekarno
yang melahirkan ideologi kita. Dalam pemikiran
masyarakat ideologi itu dirumuskan oleh sejumlah orang
yang berpengaruh dan mempresentasikan kelompok
masyarakat.

D. Dimensi dan tahapan ideologi


 Dimensi Realitas, adalah kemampuan ideologi
mencerminkan realitas dari nilai-niiai yang
berkembang dalam masyarakatnya. Misalnya
ketika kita berbicara tentang “kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” ketika lahirnya sila
itu maka ada realitas yang memang sudah
berlangsung sepanjang masa di Indonesia bahwa
pemilihan pemimpin itu atau pengambilan
75
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
keputusan harus dilakukan secara musyawarah
yang dilakukan oleh hikmat kebijaksanaan. Jadi
harus ada hakim yang menentukan kebijaksanaan
tadi. Jadi ideologi itu mencerminkan realitas dari
nilai-nilai yang hidup. Dimana nilai yang hidup itu
didominasi kemudian diubah (terkooptasi).
 Dimensi Idealisme, Ini adalah kemampuan dasar
dari ideologi yang kemudian menggerakkan kita.
Dimana kemampuan dasar itu terkandung di dalam
nilai-nilai dasarideologi itu.
 Dimensi fleksibilitas,dimensi ini menuntun
kemampuan ideologi bukan hanya untuk melandasi
dan meneropong perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat, tetapi juga sekaligus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
itu. Jadi semua hal itu mengalami perubahan yang
tidak mengalami peruahan adalah perubahan itu
sendiri. Jadi ada dimensi fleksibilitas untuk bisa
beradaptasi.

E. Akar ideologi dari tiga pendekatan filsafat


Filsafat idealisme atau (philosophy of idealism), ini
mengedepankan paham rasionalisme dan
individualism yang dalam kehidupan politik melahirkan
ideologi liberalisme dan kapitaslime. Kapitalisme itu
76
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

berasal dari idealism artinya berdasarkan pada


pemikiran rasional. Pandangan kehidupan yang
berdasa ideologi liberalism-kapitalisme melahirkan
paham Sekulerisme. Kemudian ada filsafat
materialisme (philosophy of materialism) , filsafat ini
mengedepankan suatu emosionalisme atau suatu
perjungan kelas yang terjadi. Jadi karena ada
dominasi yang dominan juga kekerasan yang di
dominasi dan kolektivisme yang dalam kehidupan
berpolitik telah melahirkan kehidupan politik yang kita
sebut sebagai ideologi Sosialisme – Komunisme. Jadi
asalnnya itu darii filsafat materialisme, idealisme itu
melahirkan Liberalisme dan Kapitalisme sementara
materialisme melahirkan Sosialisme dan Komunisme .
Yang terakhir ada Filsafat Teologisme atau
(philosophy of teologism) jadi filsafat ini melahirkan
paham agama yang menempatkan ajaran Tuhan
memegang peranan sentral dalam kehidupan politik-
kenegaraan,tetapi dalam konstruk politoknya, filsafat
ini menjadikan pemuka agama sebagai tokoh yang
dikultuskan. Jadi agama adalah hal yang penting.
Disamping itu filsafat ini melahirkan paham agama
yang memang menemopatkan ajaran Tuhan sebagai
sumber inspirasi,motivasi dan ekspresi. Yang mana

77
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
hal itu mengajarkan atau menempatkan ajaran Tuhan
sebagai faktor intergratif dan pencerahan.
Ideologi dalam arti penuh disebut dengan ideologi
tertutup. Ideologi dalam artu penuh berisi teori
tentang hakekat realitas seluruhnya yaitu perubahan
secara metafisika. Mereka menganggap bahwa
ideologi mereka itu tertutup sehingga tidak
memungkinkan ideologi lain bergabung di dalammnya.
Selain itu ideologi dalam arti terbuka atau ideologi
terbuka artinya memungkinkan adanya pendapat lain
untuk mengubah ideologi itu. Jadi terbuka terhadap
perubahan-perubahan. Bisa juga dikatakan bahwa
ideologi terbuka yaitu ideologi yang menyuguhkan
kerangka orientasi dasar, sedangkan dalam
operasional kesehariannya akan selalu berkembang
disesuaikan dengan norma, prinsip moral dan cita-cita
masyarakat. Yang terakhir ada Ideologi Implisit atau
tersirat artinya ideologi ini tidak berani mengatakan
tertutup atupun terbuka tetapi ideologi ini hanya
tersirat. Atau ideologi semacam ini ditemukan dalam
keyakinan-keyakinan masyarakat tradisional tentang
hakekat realitas dan bagaimana manusia harus hidup
didalamnya.

78
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

F. Fungsi dan faktor pendukung ideologi


 Fungsi Etis, yaitu sebagai panduan dan sikap
serta perilaku kelompok masyarakat dalam
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Jadi jika
kita berbicara tentang etis maka kita membahasa
tentang baik dan buruknya suatu tindakan. Oleh
karena itu, fungsi etis berbicara tentang fungsi
untuk menentukan perilaku seseorang apakah
benar atau tidak.
 Fungsi integrasi, yaitu sebagai pengikat suatu
bangsa . jika ideologinya sama maka mereka
melakukan integrasi bersama. sehingga ideologi
sangat penting dalam suatu bangsa karena akan
mengintegrasikan seluruh komponen masyarakat
didalam kehidupan.
 Fungsi kritis , yaitu sebagai ukuran nilai yang
dapat digunakan untuk melakukan kritik terhadap
nilai atau keadaan tertentu. Misalnya kita ini
memiliki fungsi kritis dan juga pancasila, maka
fungsi kritisnya adalah berusaha untuk menilai
terhadap niali-nilai yang kemungkinan datang ke
Indonesia. Jadi kita melakukan fungsi kritis
terhadap kemungkinan ideologi lain yang masuk
ke Indonesia.

79
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
 Fungsi proxis, yaitu fungsi yang dapat kita jadikan
sebagai acuan untuk menyelesaikan masalah-
masalah konkret.
 Fungsi Justifikasi, yaitu ideologi sebagai
pembenar terhadap suatu tindakan atau
kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu kelompok
tertentu.
Jadi ideologi itu sebagai hal yang sangat penting
untuk memahami proses komunikasi, untuk
memahami media yang berperan dalam
kehidupan masyarakat.

Adapun ideologi dunia yang berpengaruh terhadap


filsafat ilmu komuniasi

G. Ideologi Dunia
1. Ideologi Liberalisme

Pengertian : suatu ideologi atau paham yang


menjunjung tinggi kebebasan dan persamaan hak individu
dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang ekonomi,
politik, sosial, agama, dan hal lainnya yang menyangkut
harkat hidup orang banyak. Ideologi ini menekankan
kepada kebebasan setiap golongan untuk dapat
mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa ada
larangan dari pihak lainnya, seperti dari asal katanya yaitu
liberal yang berarti kebebasan.Ideologi ini menganggap
80
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

bahwa setiap orang harus memperoleh kesempatan yang


sama dalam mencapai sesuatu. Setiap individu berhak
untuk menentukan sendiri berbagai hak umum seperti hak
politik, hak beragama, dan berbagai hak lainnya.
Sejarah : Awal kemunculan paham liberalisme
adalah peristiwa revolusi Perancis yang terjadi pada abad
18 silam. Peristiwa tersebut disebabkan karena
kepincangan sistem dan kesenjangan sosial di
masyarakat yang sangat mencolok. Pada masa itu di
negara Perancis masih terdapat penggolongan terhadap
masyarakat, dimana golongan tertentu mendapatkan
keistimewaan yang tidak mungkin didapatkan golongan
lainnya. Kenyamanan hanya dapat dirasakan oleh mereka
dari keluarga kerajaan dan pemuka agama, sedangkan
masyarakat lainnya (baik yang kaya dan yang miskin)
harus patuh pada masyarakat dari golongan istimewa.
Masyarakat dari golongan tanpa hak menuntut
kemerdekaan dan kebebasan mereka. Pada puncaknya,
yaitu tahun 1789, terjadilah revolusi yang kemudian
menjadi awal terbentuknya golongan liberal. Liberalisme
kemudian menyebar luas ke berbagai negara lainnya di
Eropa yang kemudian diterima dan mendapat dukungan.

81
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :

 Pers memilik hak dan kebebasan dalam


memberikan kritik tajam terhadap pemerintah
tentunya dengan batasan dan etika pers yang
berlaku.
 Kebebasan pers seringkali dimanfaatkan oleh
pihak-pihak tertentu untuk mencapai keuntungan.
 Terjadi persaingan yang positif pada masyarakat
sehingga semua orang ingin menghasilkan produk
bermutu tinggi.
 Pihak-pihak yang mempunyai sumber daya itu
cenderung melakukan eksploitasi para pekerja
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial di
masyarakat.

2. Ideologi kapitalisme

Pengertian : Kapitalisme adalah ideologi yang


meyakini bahwa modal milik perorangan ataupun
sekelompok orang dalam masyarakat bisa mewujudkan
kesejahteraan manusia. Dalam penerapannya dalam
sistem ekonomi, setiap warga negara dimungkinkan untuk
menguasai modal dan bisnis dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Ideologi kapitalisme menekankan kepada
penguasaan modal oleh pihak swasta yang di mana

82
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-


undang yang dapat mempersulit jalanya usaha mereka.

Sejarah : Sejarah kapitalisme dapat ditelusuri


kembali ke bentuk awal pedagang kapitalisme
dipraktikkan di Eropa Barat selama Abad Pertengahan.
Sejarah ini mulai berkembang menjadi bentuk modern
selama Awal periode modern pada Protestan negara
Eropa Utara-Barat, terutama Belanda dan Inggris.
Pedagang di Amsterdam dan London menciptakan
sewaan saham gabungan perusahaan yang menjalankan
perniagaan dan perdagangan, dan ini menjadi awal
didirikannya lembaga bursa, perbankan dan
asuransi.Selama lima ratus tahun yang lalu, modal telah
dikumpulkan dalam berbagai metode yang berbeda,
dalam berbagai skala, dan terkait dengan banyak variasi
pemusatan kekuatan ekonomi dan kekayaan.Sebagian
besar sejarawan dari lima ratus tahun terakhir prihatin
dengan perkembangan kapitalisme dalam berbagai
bentuknya.Sejak tahun 2000 bidang keilmuan "Sejarah
Kapitalisme" telah muncul, pada program-program studi di
departemen sejarah. Termasuk topik-topik seperti
asuransi, perbankan dan regulasi, dimensi politik, dan
dampak pada kelas menengah, kaum miskin, perempuan
dan kaum minoritas.
83
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :

Ideologi ini menimbulkan ketidaksetaraan karena


hak kepemilikan atas perseorangan diakui, mereka dapat
memiliki faktor produksi dan Sumberdaya Alam,
Perusahaan swasta memiliki hak atas alat produksi, serta
penimbunan kekayaan pribadi juga dijamin. Pemerintah
tidak campur tangan langsung atas pengendalian ekonomi.
Persaingan usaha yang ketat, produk-produk yang kreatif
hanya mampu dihasilkan oleh produsen yang memiliki
modal besar. Keterbukaan pasara menandakan adanya
keterbukaan informasi, namuntidak semua kaum dapat
ikut menggerakkan ekonomi. Hanya kaum yang memiliki
uang yang dapat memperkaya diri.

3. Ideologi sosialisme

Pengertian : Ideologi Sosialisme merupakan


sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan
bersama dalam persamaan serta kesamaan dalam
menjalani kehidupan demi terwujudnya kerukunan dan
kemakmuran rakyat. prinsip yang mendasar yaitu sama-
sama akan mengutamakan segala kepemilikannya secara
bersama-sama dan tidak mengakui adanya kepemilikan
individu. Seluruh aset dan modal akan dikuasai secara
bersama-sama demi kepentingan suatu bangsa dan
Negara
84
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

Sejarah : Paham sosialis muncul setelah terjadinya


revolusi industri di Inggris yang telah menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara golongan borjuis (majikan)
dengan golongan proleter (buruh). Golongan borjuis telah
menguasai alat produksi karena penguasaan modal
tertimbun kepada mereka. Golongan mereka telah
mendapatkan keuntungan yang sangat besar
menyebabkan mereka berada pada taraf kehidupan yang
tinggi. Di sisi lain telah terjadi ketimpangan dimana
golongan buruh dengan gaji rendah yang menyebabkan
mereka semakin miskin sehingga tnggal di tempat kumuh.
Dari waktu ke waktu kesenjangan ini sosial dan ekonomi
ini semakin terlihat, dan itu menyebabkan sifat
individualisme mereka tumbuh. Kesengsaraan kaum
buruh akibat penindasan ini menimbulkan pemikiran para
cendekiawan untuk merubah kesejangan ini. Oleh karena
itu, muncul gerakan yang dinamakan dengan Revolusi
Sosial, yang dipelopori oleh St. Simon (1769-1873)
sebagai bapak sosialisme.

Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :

Partai-partai buruh atau kaum bawah dapat


memperoleh suara dalam perwakilannya di bidang
Parlemen. Sehingga tercapai pemerataan pendapatan,
distribusi pendapatan, pendidikan serta perumahan. Yang
85
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
artinya penyampaian pesan dan informasi pada masa itu
tidak hanya di kalangan atas, tapi dapat sampai
kekalangan bawah.

4. Ideologi Marxisme

Pengertian : Ideologi Marxisme adalah salah satu


dari macam-macam ideologi yang dibuat berdasarkan
bentuk perlawanan Karl Marx terhadap ketidakadilan
sistem ideologi kapitalisme. Ideologi marxisme lahir berkat
anggapan ideologi kapitalisme yang dianggap sebagai
kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya
pemilik modal dengan mengorbankan nasib kaum buruh
yang menyedihkan. Pada sistem kapitalisme, buruh
dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang minim. Hal
itu karena prinsip kapitalisme yaitu profit sebanyak
banyaknya dan modal seminimal mungkin.

Sejarah : Marxisme merupakan dasar teori


komunisme modern.Teori ini tertuang dalam buku
Manifesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich
Engels.Marxisme merupakan bentuk protes Marx
terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa
kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan
kaum proletar.Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan
karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah
minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
86
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang


harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx
berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya
"kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang
didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan
kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham
kapitalisme perlu diganti dengan paham komunisme.Bila
kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar
akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar
dari marxisme.

Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :

 Semua informasi dan sumber daya dimiliki dan diatur


penggunaannya oleh Negara. Sehingga sistem
ekonomi dan informasi terpusat yang berakibat pada
kreativitas dan daya saing masyarakatnya susah
berkembang.
 Negara memonopoli ekonomi dan berpotensi
menimbulkan kekuasaan yang otoriter.

5. Ideologi Nasionalisme

Pengertian : Ideologi nasionalisme adalah salah


satu dari macam-macam ideologi yang menitikberatkan
kepada kedaulatan negara. Hal yang mutlak dan tidak
boleh diganggu oleh pihak manapun.Setiap warga negara
87
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
haruslah memiliki rasa mencintai negara lebih dari apapun
dengan berjuang dan berkorban secara bersama-sama
demi menjaga kedaulatan negara. Pada saat ini
nasionalisme dibagi menjadi tiga bentuk yaitu nasionalis
kewarganegaraan, nasionalis etnis, dan nasionalis
romantic. Nasionalis kewarganegaraan menunjukkan
bahwa warga negara merupakan komponen yang
berperan sangat penting di dalam tatanan sistem
bernegara. Jadi kekuatan utama dari suatu negara
bertumpu kepada warga negara. Nasionalis etnis
menitikberatkan kepada budaya dan etnis sebagai
komponen yang berperan dalam suatu negara.
Sedangkan nasionalis romantic adalah suatu kondisi di
mana budaya, ras, dan etnik sebagai sumber kebenaran
politik.

Sejarah : Nasionalisme sendiri ternyata tidak hanya


sekedar kata yang memiliki makna persatuan saja.
Melainkan nasionalisme juga memiliki sejarahnya sendiri
hingga dapat dikenal oleh banyak orang sebagai suatu
simbol kebangsaan suatu negara. Nasionalisme mulai
dikenal pada sekitar abad ke 18. Nasionalisme di
beberapa negara seperti Amerika dan Prancis telah
menjadi sebuah pandang yang kuat. Terutama pada era
revolusi. Dari situlah kemudian pandang nasionalisme
mulai meluas ke berbagai negara lainnya. Seperti pada
88
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

abad ke-19 yang mulai dikenal di Eropa Tengah kemudian


dilanjutkan ke Eropa Timur dan Tenggara. Sedangkan
pandang nasionalisme mulai dikenal di Asia dan Afrika
sekitar abad ke-20.

Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :

 Nasionalisme itu memperkuat kecintaannya pada


negaranya.Seseorang bisa jadi rela mati demi
membela negaranya.
 Nasionalisme yang terlalu kuat akhirnya
menimbulkan chauvinisme. Chauvinisme merupakan
bentuk dari perasaan cinta, bangga, royalitas yang
tinggi, fanatisme atau kesetiaan pada tanah air
(negara) tanpa mempertimbangakan pandangan dari
orang lain satu bangsa lain.

6. Ideologi Komunisme

Pengertian : Komunisme adalah ideologi politik


yang didirikan atas dasar keyakinan bahwa masyarakat
dapat mencapai kesetaraan dengan menghilangkan
kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi (sumber daya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang). Mereka
sebaliknya dikendalikan oleh negara, dan setiap individu
menerima bagian dari manfaat yang diperoleh dari kerja
bersama, berdasarkan kebutuhan mereka. Gagasan ini
89
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
pertama kali diungkapkan oleh filosofi Jerman Karl Marx
dan Friedrich Engels dalam Manifesto Partai Komunis
pada tahun 1848. Mereka berpendapat bahwa konflik
kelas melekat dalam kapitalisme dan mendorong kelas
pekerja untuk bangkit melawan kaum borjuis, yang
memiliki alat-alat produksi dan mengambil semua
keuntungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
masyarakat tanpa kelas di mana setiap orang akan
berkontribusi berdasarkan kemampuan mereka dan
menerima sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sejarah : Komunisme sudah ada sejak tahun 1848.


Konsep atau paham komunisme ini pertama kali
dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels dalam
manifesto politik. Manifesto politik mereka pada saat itu
berisi teori analisit pendekatan komunis untuk perjuangan
kelas masyarakat dan kemakmuran ekonomi yang pada
akhirnya menjadi suatu gerakan politik yang paling
berpengaruh pada saat itu.Latar belakang munculnya
ideologi ini adalah karena adanya kesenjangan ekonomi di
berbagai negara Eropa pada segi industri. Pada masa itu,
orang-orang yang berkuasa lebih mementingkan
kesejahteraan ekonominya sendiri dimana petani dan
buruh selalu mengalami penindasan. Karl Marx dengan
paham Komunisme-nya ingin menciptakan suatu
masyarakat yang lebih adil, tidak mengenal kelas,
90
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

mengutamakan hak setiap orang, serta tidak bergantung


kepada Tuhan dan agama. Bagi dia, agama merupakan
tempat pelarian manusia dari kenyataan yang tak bisa
dihadapinya. Sejak itu, komunisme pun diterima di banyak
kalangan dan banyak negara. Apalagi saat terbentuknya
Uni Soviet dan Komunisme Internasional (Komintern) di
Rusia. Disitulah komunisme sedang berada di puncak
kejayaannya. Setelah perang dunia ke-2 hingga akhir
perang dingin (revolusi 1989), paham komunis mulai
ditinggalkan. Bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 juga
meruntuhkan paham tersebut. Begitupun, beberapa
negara masih menerapkan ideologi komunis seperti
Republik Rakyat Tiongkok, Vietnam, Laos, Kuba, dan
Korea Utara dan juga Indonesia.

Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :

• Komunisme menganut sistem politik satu partai,


yaitu partai komunis. Sehingga bisa dibilang Negara
komunis tidak ada partai oposisi atau komunisme itu pada
dasarnya tidak menghormati HAM.

• Kurang menghargai manusia sebagai individu,


dibuktikan dengan ajaran yang tidak mengijinkan
seseorang menguasai alat-alat produksi.

91
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
• Jarang sekali terjadi masalh ekonomiatau kasus
kelaparan. Sebab, pemerintah telah mengatur segala
permasalahan yang ada dan masyarakat tinggal
mengikutinya.

• Menurunkan atau menghilangkan motivasi individu


atau menjadi pribadi yang lebiih baik sebab mereka tidak
mempunyai usaha sendiri. Sekeras apapun usahanya,
maka kedudukannya juga akan tetap sama dengan yang
lain.

• Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah


untuk menyebarkan nilai-nilai komunis.

7. Ideologi Demokrasi

Pengertian : Ideologi demokrasi adalah salah satu


dari macam-macam ideologi yang dianut pemerintah
Indonesia sebagai sistem pemerintahannya. Demokrasi
terdiri dari dua kata yaitu demos dan kratos. Demos
berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan. Jadi bisa
disimpulkan bahwa demokrasi adalah kekuasaan tertinggi
ada di tangan rakyat. Suara rakyat akan diwakili oleh
dewan yang diberi nama dewan perwakilan rakyat.

Sejarah : Sistem demokrasi sudah mulai


dipraktikkan sejak zaman Yunani kuno. Sistem demokrasi
tersebut membuat rakyat terlibat langsung dalam
92
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI

pengambilan keputusan, yang berkaitan dengan


keberlangsungan sebuah negara. Seluruh perkara
kenegaraan harus dibicarakan langsung dengan para
rakyatnya. Demokrasi murni atau demokrasi langsung
adalah sistem yang diusung di zaman tersebut. Pada
abad ke-6 SM kemudian, bentuk pemerintahan yang relatif
demokratis diperkenalkan di negara-negara bagian
Athena oleh Cleisthenes pada 508 sebelum
masehi.Kondisi ini membuat Cleisthenes dikenal dengan
panggilan bapak demokrasi Athena. Saat itu, Athena
menganut demokrasi langsung dan memiliki dua ciri
utama. Melalui pemilihan warga secara acak untuk
mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan
dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.
Seluruh warga Athena (terkecuali wanita, budak, orang
asing, pria di bawah usia 20 tahun) memiliki hak dapat
berbicara dan memberi suara di majelis Athena. Meski
dibuat oleh majelis, demokrasi di Athena berjalan dengan
kontrol langsung dari rakyat. Rakyat akan menyuarakan
pendapatnya lewat majelis atau pengadilan untuk
membantu kendali politik di Athena.

Implikasi terhadap kehidupan berbangsa:

• Kebebasan rakyat untuk menyampaikan pendapat.

93
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
• Menciptakan pemerintah yang bertanggung jawab.
Pemerintah hanyalah sebagai wakil rakyat yang ditugasi
untuk merangkum semua kebutuhan rakyat sebagai salah
satu acuan untuk merumuskan kebijakan. Rakyat dapat
menilai dan menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara
kebutuhan dengan kebijakan yang dirumuskan.

• Meningkatkan kerja sama antar warga Negara.


Meskipun setiap warga Negara memiliki haknya sendiri
untuk mengemukakan pendapat, namun warga Negara
juga memerlukan pendapat lainnya untuk menguatkan
pendapatnya di pemerintahan. Dengan adanya
demokrasi , maka rakyat akan memiliki kesadaran untuk
bekerja satu sama lain.

• Lebih menekankan pada kuantitas daripada


kualitas. Partai mayoritas memiliki wewenang memegang
pemerintahan. Selain itu, orang yang tidak memiliki
kecerdasan,visi dan korup bisa saja terpilih menjadi
penyelenggara Negara.

94
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII

BAB 6 PANDANGAN FILOSOFIS


TENTANG STUDI ILMU KOMUNIKASI

A. Kontribusi filsafat terhadap perkembangan ilmu


komunikasi modern
Beberapa filosof awal yang berpikir tentang
komunikasi dan peristiwa komunikasi secara khusu
memiliki kontribusi yang sangat penting sekali mengenai
perkembangan ilmu komunikasi. Para filosof-filosof itulah
yang meletakkan dasar sehingga kita bisa belajar ilmu
komunikasi. Kontribusi Filsafat terhadap perkembangan
ilmu komunikasi modern yaitu:

 Filsafat yang bersifat progresif dan pragmatisme.


Jadi ada beberapa pemikiran filsafat yang selalu
berubah atau progresif serta pragmatisme yaitu
upaya untuk bisa menerapkan pemikiran konsep-
konsep yang sangat rumit dalam kehidupan sehari-
hari. Dua pemikiran filsafat ini yang sifatnya
progresif dan pragmatisme menstimulasi keinginan
para ilmuwan ketika itu untuk memperbaiki
masyarkat. Karena kita tahu bahwa kehidupan
sebelum masuk era modern itu adalah kehidupan
yang sangat sederhana dan juga karena pemikiran
filsafat yang sangat progresif dan pragmatisme
agar ilmu-ilmu itu bisa diterapkan maka upaya
95
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
untuk meningkatan kehidupan masyarakat dan
juga kita ingin melakukan perubahan sosial. Dan
perbaikan atau perubahan secara luas itu
berkembang di seluruh bagian dari kehidupan kita.
Pada waktu yang sama muncul minat masyarakat
atau ilmuwan untuk mempelajari ilmu komunikasi.
Jadi ilmu komunikasi lahir dari filsafat yang sangat
progresif dan sangat pragmatisme untuk bisa
memahami kehidupan masyarakat. Misalnya ketika
kita bicara tentang teknologi komunikasi yang
sangat maju, nah bagaimana teknologi komunikasi
itu bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Itulah yang dimaksud dengan pragmatisme,
keinginan kita untuk menerapkan apa yang kita
pelajari dalam kehidupan sehar-hari.
 Pada periode awal perkembangan ilmu komunikasi
di Amerika, pada saat itu perkembangan teknologi
sangat maju khusus unntuk teknologi komunikasi
maka ada keinginan untuk mengembangkan ilmu
komunikasi itu dengan teknologi untuk keperluan
masyarakat. Dan pada saat itu karena masyarakat
masih awal dengan itu semua, maka mereka
berusaha untuk melakukan perlawanan terhadap
tirani yang masih mendominasi kehidupan kita.

96
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
Dan juga pada masa awal itu kapitalisme sudah
tumbuh. Sehingga ada keinginan dari penganut-
penganut kapitalisme untuk mengembangkan
pemikiran ke berbagai Negara. Ini juga bersamaan
dengan awal perkembangan ilmu komunikasi.
 Ilmu komunikasi karena sifatnya sangat terbuka
dan cemderung lebih melihat ke arah kebenaran
dalam suatu peristiwa, itu sangat menonjol dalam
gerakan-gerakan untuk memajukan kehidupan
masyrakat, memajukan teknologi komunikasi,
melawan tirani, melawan pemerintah melakukan
Abuse Of Power mereka untuk masyarakat, maka
kehidupan ilmu komunikasi itu berada diantara
gerakan-gerakan itu. Ini khusunya dalam praktek
propaganda. Di awal- awal perkembangan ilmu
komunikasi khususnya di Eropa Barat tepatnya di
Jerman dalam hal ini praktek propaganda itu
sangat tinggi yang dilakukan oleh pemerintah Naz
waktu itu. Mereka mempropagandakan pemikiran-
pemikiran mereka agar bisa diterima oleh
masyarakat. Kemudian pembentukan opini
dilakukan oleh para politisi dan pemerintah agar
dapat mengikuti keinginan mereka. Dan pada saat
yang sama masyarakat umum itu berusaha

97
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
memahami makna propaganda dan opini publik itu
karenanya berdasarkan pemikiran filosofis tadi
lahirlah beberapa ilmuwan yang fokus kepada
propaganda dan opini publik. Dan diperkuat
dengan munculnya ilmu-ilmu sosial
(sosiologi,antropologi, sosial dsb) dan ini juga
bersamaan dengan lahirnya ilmu komunikasi. Kita
tahu peran media pada saat itu sangat tinggi di
awa dalam propaganda dan opini publik, juga
berkembang dalam perdagangan, pemasaran dan
di dunia periklanan.
 Di perang dunia ke II itu dimana Jerman Nazi dan
sekutunya itu terlibat dalam propaganda dan
pembentukan opini publik. Setelah perang dunia II
dimana muncul beberapa negara-negara baru usai
perang, ilmu-ilmu sosial diakui secara utuh sebagai
ilmu yang memiliki legitimasi (dapat diterima oleh
masyarakat). Pada saat yang sama ilmu
komunikasi juga berkembang dan juga diminati
oleh banyak kalangan ketika itu. Para ilmuan
komunikasi saat itu berusaha untuk memasukkan
pemikiran psikologi dan proses sosia dari sosiologi .
Kedua ilmu ini psikologi (berkiatan dengan
kepribadian individu ) dan sosiologi (fokus pada

98
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
ilmu sosial ) menjadi fondasi untuk melahirkan ilmu
komunikasi.
 Dalam kajian ilmu komunikasi, komunikasi fokus
pada persuasi atau upaya kita untuk membujuk
secara psikis kepada khalayak kita sehingga
mereka menerima apa yang kita inginkan.
Disamping itu komunikasi juga fokus pada proses
pengambilan keputusan yang pada saat itu
berlangsung di kelompok-kelompok kecil. Jadi di
kelompok kecil itu ada proses yang namanya
decision making nah itu yang menjadi perhatian
mereka .Dan ini terjadi tidak hanya pada kalangan
ilmuwan, tetapi juga berlangsung di masyarakat.
Masyarakat sangat memerlukan untuk memahami
itu. Misalnya bagaimana iklan bisa mempersuasi
orang atau mengajak orang untuk membeli barang,
bagaimana propaganda bisa mempersuasi
masyarakat sehingga bisa mengikuti keinginan
pemerintah dan orang-orang yang berkuasa ketika
itu.

B. Saling Mengadopsi Konsep


Beberapa disiplin ilmu yang lahir khusunya ilmu sosial itu
saling mengadopsi konsep. konsep itu diambil dari ilmu
sosial untuk bisa dijadikan sebagai analogi bahwa

99
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
kehidupan manusia itu dalam masyarakat sama dengan
tubuh kita yang memiliki fungsi masing-masing. Jadi
mereka berupaya untuk mengadopsi beberapa
kemungkinan untuk memperkaya lahirnya ilmu-ilmu
modern. Ilmu itu berdasarkan upaya dari adopsi konsep
dari beberapa disiplin ilmu.

Ilmuwan-ilmuwan di masa awal tidak hanya memiliki satu


dispilin ilmu atau keahlian ilmu sehingga terjadi adopsi
konsep. misalnya dari sosiologi di adopsi ke komunikasi,
komunikasi di adopsi ke ilmu politiik dan lain-lain. Jadi
pada saat itu tidak ada batasnya. Sosiologi tidak bisa
bergeser ke ilmu komunikasi, ilmu komunikasi tidak bisa
bergeser ke ilmu hukum,. Jadi sangat memungkinkan
bahwa disiplin ilmu ini saling berinteraksi. Terjadi
persinggungan antara satu disiplin ilmu dengan satu
disiplin ilmu yang lain. Inilah yang disebut dengan proses
adopsi konsep.

Sebenarnya secara filosofis kita katakan tidak bisa


satu disiplin ilmu itu berdiri sendiri atau berupaya untuk
tidak berhubungan dengan disiplin ilmu yang lain. Jadi
satu disiplin ilmu saling terkait dengan disiplin ilmu yang
lain. Sehingga suatu persoalan sosial itu tidak bisa
diselesaikan oleh satu disiplin ilmu saja. Misalnya ada
pergolakan yang terjadi di masyarakat, karena berkaitan
100
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
dengan itu kita berpikir bahwa mungkin ini ada kaitannya
dengan ilmu politik sehingga kita menganggap ilmu politik
lah yang bisa menyelesaikan masalah ini. Pemikiran ini
sangat bertentangan dengan filosofis karena di
pergolakan sosial itu pasti diperlukan pemikiran yang lain
tidak hanya ilmu politik tapi kita juga perlu melihat
bagaimana proses ilmu komunikasi berlangsung ketika
pergolakan itu terjadi. Sehingga ilmu komunikasi
diperlukan untuk memahami masalah itu. Juga kita perlu
memahami bagaimana interaksi manusia dengan manusia
yang lain yang terjadipada pergulatan politik itu. Sehingga
sosiologi juga sangat diperlukan. Disamping itu kita perlu
melihat apakah terjadi GAP yang cukup besar secara
ekonomi. Sehingga ilmu ekonomi diperlukan untuk meliat
GAP. Jadi masalah sosial tidak bisa diselesaikan dengan
satu disiplin ilmu saja melainkan lebih dari satu.

Jadi ilmu komunikasi mengadopsi beberapa teori


dari ilmu lain misalnya dari sosiologi yaitu intarksionisme
simbolis. Lalu disiplin ilmu yang lain mengadopsi
pemikiran model-model ilmu komunikasi yang
dikembangkan di ilmu komunikasi yang merupakan khas
dari ilmu ilmu komunikasi. Misalnya juga ekonomi akhirnya
memiliki model ekonomi, model sosiologi yang awalnya
dikembangkan oleh ilmu komunikasi.
101
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
Pada masa itu terjadi penyilangan antara ilmu
komunikasi dengan disiplin ilmu yang lain yang
diistilahkan dengan multi-disciplines – cross disciplines –
interdisipliner. Ilmu komunikasi dikenal sebagai disiplin
yang sifatnya multi-disciplines dan interdisipliner. Di awal
ilmu komunikasi dianggap sebagai multi-disiplin karena
menggunakan beberapa konsep dari ilmu yang lain.

Gambar 3. Ilustrasi Saling Mengadopsi Konseps

Intra-disciplinary artinya disiplin ilmu itu hanya


menggunakan fokus kepada satu pemikiran saja. tidak
menggunakan pemikiran disiplin ilmu yang lain atau one
single hanya berbicara ilmu itu saja. Multidisciplinary
artinya berbagai disiplin ilmu itu semuanya berpikir
tentang suatu konsep tertentu. Misalnya konsepnya itu
adalah peristiwa komunikasi beberapa disiplin ilmu yaitu
sosiologi, antropologi,politik, ekonomi, hukum dan
teknologi. Maka ilmu komunikasi dianggap sebagai multi

102
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
disiplin karena menggunakan beberapa disiplin ilmu untuk
memperkaya pemikiran ilmu komunikasi dengan tidak
mengubah cara pandang disiplin awal. Interdisciplinary
artinya disiplin-disiplin iilmu tadi berkontribusi atau terjadi
persinggungan dan ditemukan intersection atau
pertemuan dengan ilmu komunikasi. Singgungannya inilah
yang menjadi interdisiplin. Misalnya antropologi dan
komunikasi berbicara tentang kebudayaan maka kedua
disiplin ilmu ini mengalami persinggungan. Orang
antropologi melihat bahwa suatu peristiwa budaya tidak
mungkin melepaskan komunikasi sehingga peristiwa
budaya itu merupakan peristiwa komunikasi juga.
Sementara komunikasi menganggap bahwa dalam
peristiwa komunikasi pasti ada peristiwa budaya dengan
kata lain komunikasi dan budaya adalah suatu disiplin ilmu
yang tidak bisa dipisahkan secara konseptual sehingga
terjadi persinggungan. Crossdisciplinary artinya disiplinj
ilmu ini tetap berada pada disiplin ilmunya tetapi
terkadang melawati konsep- konsep disiplin
ilmunya.misalnya antropologi dan komunikasi ketika
membahas tentang komunikasi antarbudaya maka
antropologi melewati batas pemikirannya agar bisa
memahami komunikasi antarbudaya begitupun
sebaliknya. Ilmu komunikasi berada pada model
Multidisciplinary dan Interdisciplinary .
103
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
C. Posisi sentral ilmu komunikasi
Dalam konteks itu kita melihat bahwa ilmu komunikasi
berada pada posisi sentral. Para ilmuwan komunikasi
sepakat bahwa komunikasi adalh pusat dari segala
pengalaman manusia atau the center of human
experience. Artinya jika ada manusia di suatu peristiwa
maka pasti ada komunikasi disitu. Jika ada pengalaman
manusia yang sedang berlangsung atau yang dialami oleh
individu, kelompok ataupun masyarakat maka komunikasi
berada ditengahnya di pusat dari pengalaman itu. Ini
merupakan pemahaman pada ilmuwan komunikasi.
Sebaliknya peneliti disiplin ilmu lain menganggap bahwa
komunikasi hanya sebagai proses sekunder bukan
merupakan proses primer atau inti tidak merupakan center
of human experience. Mereka berpendapat bahwa ilmu
komunikasi itu untuk menjelaskan proses transmisi
informasi ke dalam struktur dan sistem yang menjadi
fokus dari ilmuwan tersebut. Jadi terdapat pandangan
yang berbeda antara ilmuwan komunikasi dengan
ilmuwan yang lain. Dengan demikian para ahli ilmu
komunikasi melihat komunikasi sebagai elemen penting
dalam pengorganisasian keihidupan manusia.

104
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
D. Posisi Teori dalam suatu disiplin ilmu
Untuk memahami suatu disiplin ilmu kita perlu
mempelajari teorinya. Oleh karena itu, kita harus tahu
bagaimana posisi teori dalam suatu disiplin ilmu. Apa
fungsi teori itu ? jadi, teori dirumuskan oleh para ahli
untuk membantu menjelaskan dan memahami realitas
atau fenomena sosial. Teori adalah alat yang kita gunakan
untuk memahami fenomena tersebut. Sebagai alat kadang
tidak sempurna karena konsep yang digunakan bisa jadi
tidak sempurna dan sifatnya tidak mutlak atau dinamis.
Kemungkinan seiring dengan perkembangan waktu teori
bisa diupayakan atau direvisi. Dengan demikian teori
hanya bisa membantu kita untuk memahami fenomena
berdasarkan konsep-konsep yang dibangunnya.

Teori-teori ini memberikan kepada kita apa yang


disebut sebagai Conceptual Framework atau landasan
berpikir secara filosofis yang berkaitan dengan disiplin
ilmu yang bersangkutan. Misalnya ilmu komunikasi
memiliki Conceptual Framework dalam memahami
fenomena sosial.

Suatu disiplin ilmu harus memiliki Objek Material


(Subject Matter) dan Objek Formal (Focus of interest).
Jika suatu disiplin ilmu tidak memiliki hal ini maka tidak
dianggap sebagai suatu disiplin ilmu tapi hanya bisa
105
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
dikatan sebagai praktek atau keterampilan biasa saja.
awalnya ilmu komunikasi tidak dianggap sebagai suatu
disiplin ilmu karena komunikasi hanya memilki objek
material saja karena ilmu komunikasi dianggap sebagai
suatu praktek media biasa tetapi setelah para filosof ilmu
ini mengembangkan ilmu komunikasi lalu menetapkan
Focus of interest nya maka komunikasi bisa dikatakan
suatu disiplin ilmu.

Objek material atau subject matter adalah segala hal


yang konkret,abstrak atau fenomena yang dipelajari suatu
disiplin ilmu meliputi manusia, tumbuhan, alam semesta
ruang angkasa, kehidupan sosial manusia dan
sebagainya. Misalnya objek material biologi adalah tubuh
manusia. Kedokteran objek materialnya adalah tubuh
biologis manusia. Objek formal atau focus of interest
adalah pandangan khusus (uniqueness) disiplin ilmu itu
harus mempunyai keunikan. Jika tidak memiliki keunikan
maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu.
Keunikan itu bisa berupa paradigma dan perpektif.

Misalnya antara komunikasi, antropologi, dan


sosiologi ketiga-tiga nya merupakan ilmu sosial lalu apa
perbedaannya? Nah perbedaanya terletak pada objek
formalnya dimana ketiga disiplin ilmu itu memiliki keunikan.
Objek material ilmu komunikasi sama dengan ilmu-ilmu
106
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
sosial lainnya yaitu perilaku manusia dalam kehidupan
sosial. jadi perilakunya bukan manusianya. Yang
membedakan antara disiplin ilmu dengan yang lainnya
adalah pada objek formalnya. Objek formal ilmu
komunikasi adalah proses komunikasi atau peristiwa
komunikasi yang melibatkan seluruh elemen-elemen
komunikasi. Dimana elemen – elemen komunikasi itu
antara lain komunikator, pesan, komunikan, saluran atau
media, hambatan atau ganggguan, umban balik
(feedback), efek, situasi, filter, dan pengatur. Jadi objek
formal dari ilmu komunikasi itu adalah peristiwa
komunikasi yang melibatkan elemen-elemen tersebut.
Dua hal ini merupakan syarat utama disiplin ilmu.

E. Asumsi filosofis
filsafat ilmu sangat berkaitan dengan teori dan
metodologi. Jika kita berbicara tentang filsafat ilmu
komunikasi berartikita berbicara tentang filsafat ilmu yang
berkaitan dengan teori dan metodologi. Dimana kedua hal
itu berlandaskan asumsi-asumsi yang ada di filsafat ilmu.
setiap teori berawal dari asumsi filosofis. Asumsi ini dianut
oleh seorang ilmuan dalam menentukan bagaimana teori
dikonstruksi. Sehingga untuk memahami suatu teori
secara utuh diperlukan pemahaman terhadap asumsi

107
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
filosofis tersebut. Jika suatu teori tidak memiliki asumsi
filosofis maka tidak dianggap sebagai suatu teori.

1. Epistemologi
Asumsi filosofis yang pertama adalah epistemologi
yaitu cabang yang mempelajari tentang
pengetahuan atau bagaimana orang tahu apa yang
mereka klaim sebagai tahu. Misalnya seseorang
mengatakan saya tahu logika maka secara
epiatemologi seseorang itu harus menjelaskan
mengapa dia tahu tentang logika itu dan
bagaimana prosesnya. Itulah yang kita sebut
sebagai asumsi filosofis mengapa? karena setiap
diskusi teoritis pasti membicarakan masalah
epistemologi. Jadi semacam pemikiran filsafat yang
bisa menentukan klaim yang kita ciptakan lalu kita
mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang benar
sehingga proses untuk mencapai itu disebut
dengan Epistemologi.
Kemudian bagaaimana pertanyaan-pertanyaan
epistemologi dari para ilmuan komunikasi. Apa saja
pertanyaannya ? nah pertanyaan epistemologi
yang menjadui perhatian ilmuan komunikasi antara
lain :

108
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
 Apakah pengetahuan didasarkan atas
pengalaman?
 Sejauh mana pengetahuan bersifat pasti
apakah pengetahuan itu sifatnya relatif,
absolut atau dapat berubah?
 Bagaimana proses munculnya ilmu?
Dalam konteks ini mumcullah beberapa
pemikiran-pemikiran :
 Rasionalisme : pengetahuan itu
muncul dari kekuatan pemikiran
manusia. Jadi karena kita bisa
berpikir maka kita dapat mengetahui
kebenaran. Filosof rasionalisme yaitu
cogito ergo sum artinya saya berpikir
karenanya saya ada.
 Empirisme : pengetahuan muncul
karena melalui persepsi. Jadi menurut
mereka kita bisa tahu jika kita
melakukan observasi dengan
menggunakan alat indra. Benda itu
kita bisa pegang, lihat dan
mendengarnya. Yang diluar dari itu
bukanlah suatu pengetahuan.
Misalnya malaikat,dosa, dan masa

109
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
depan itu sifatnya tidak empiris . Yang
empiris itu adalah sesuatu yang bisa
terobsevasi oleh alat indra manusia.
Dan pengetahuan itu harus
didasarkan atas hasil observasi.
 Konstruktivisme : Manusia
menciptakan pengetahuan agar dapat
berfungsi secara pragmatis. Jadi ilmu
ini lahir karena manusia memerlukan
ilmu itu untuk manfaat dirinya.
Misalnya retorika karena kita ingin
meyakinkan seseorang secara
persuasif, maka kita menciptakan ilmu
retorika. Dan ilmu itu bermanfaat bagi
kita secara konstruktivisme.
 Konstruksi sosial : Realitas
dikonstruksi secara sosial. apa yang
kita atau pengetahuan yang kita
pahami itu sebenarnya merupakan
hasil dari upaya kita dalam proses
mengkontruksinya. Jadi kita yang
menjadikannya. Misalnya apa yang
dimaksud dengan berita? apa yang
dimaksud dengan fakta? Dan apa

110
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
bedanya fakta dengan imajinasi.
Antara pemahaman fakta, imajinasi
dan berita itu menurutnya adalah
suatu upaya dari proses konstruksi
sosial. jadi yang dimaksud dengan
berita adalah fakta yang dilaporkan
dan menurut mereka berita itu adalah
hasil konstruksi kita dan menganggap
itu sebagai berita bukan imajinasi
karena memang kita menyebutya
sebagai berita.
 Apakah pengetahuan merupakan
bagian dari suatu keseluruhan (dapat
dibagi) atau harus dipahami secara
holistik?
Misalnya kita berbicara tentang
elemen-elemen komunikasi. Nah
pertanyaan epistemologi tentang ini
adalah apakah pengetahuan kita
tentang ilmu komunikasi itu bisa
dilihat secara terpisah atau secara
holistik?
 Apakah pengetahuan harus
disampaikan secara eksplisit?

111
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
(articulated explicitly or tacit) atau
tidak perlu disampaikan tapi orang
tahu. Misalnya ilmu santet itu bisa
disampaikan secara eksplisit atau
tidak perlu disampaikan tapi terbukti.
2. Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang berhubungan
dengan sifat ada atau tentang yang ada atau
tentang reality/fenomena. Ontologi dan
epistemologi biasanya berjalan beriringan karena
ide tentang pengetahuan sebagaian besar
bergantung pada ide kita mengenai siapa yang
melakukan pengetahuan. dalam ilmu sosial ontologi
sebagian besar berkaitan dengan sifat keberadaan
manusia. Dalam komunikasi ontologi berpusat pada
sifat interaksi sosialnya.
Pertanyaan ontologi yang menjadi perhatian ilmu
komunikasi antara lain:
 Sejauh mana manusia memiliki pilihan?
Apakah manusia memiliki pilihan atau
mereka hanya menerima apa adanya. Ada
beberapa cabang yang bisa menjawab ini
yaitu

112
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
 Determinisme : perilaku disebabkan
oleh berbagai kondisi sebelumnya
yang menentukan perilaku manusia.
Jadi determinisme beranggapan
bahwa apa yang anda lakukan
sekarang itu sangat terkait dengan
apa yang anda lakukan sebelumnya
atau apa yang mendominasi kita dan
sifatnya mutlak. Misalnya teknologi
determinisme,ketika mereka berbicara
tentang perilaku sekarang ini, mereka
berpikir bahwa teknologi adalah
penyebabnya. Jadi manusia tidak
memiliki kebebasan tetapi dia
dipengaruhi oleh kekuatan yang
sifatnya determinan terhadap dirinya.
Dimana teknogi itu disebut dengan
determinan atau yang menjadi
kekuatan.
 Pragmatisme : manusia menentukan
renacana mereka untuk memenuhi
tujuan masa depan.
 Apakah pengalaman manusia bersifat
individual atau sosial? ini memunculkan

113
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
individualisme dan komunalisme/sosial.
ketika seseorang berpandangan tentang ini
berarti dia melihat bahwa kehidupan
manusia itu sangat berkaitan dengan
pemahaman individualisme. Komunikasi
tidak dapat dilepaskan dengan kehidupan
orang lain yang sifatnya sosial atau
sebenarnya tidak bergantung dengan apa-
apa atau individualis.
 Sejauh mana komunikaai itu beersifat
konstektual? Konstektual artinya
menggunakan prinsip-prinsip yang sifatnya
universal atau berkaitan dengan faktor-faktor
yang sifatnya lokal. Misalnya ilmuan yang
menganggap bahwa teori itu sifatnya
universal berarti teori yang dibuat di Jerman
itu bisa digunakan di Indonesia , teori yang
dibuat di Indonesia itu juga bisa dipakai di
Jerman. Sementara ilmuan yang
menganggap bahwa teori sifatnya adalah
haru melihat faktor-faktor situasional atau
lokal maka teoriyang dibuat di Jerman tidak
bisa diterapkan di Indonesia karena ada

114
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
perbedaan geografis, budaya dan
sebagainya.
3. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari
tentang nilai-nilai yang memandu para peneliti
dalam menemukan teorinya. Pertanyaan aksiologi
yang berkaitan dengan ilmu komunikasi adalah :
 Apakah pengetahuanitu bebas nilai?
Ketika seorang peneliti membuat
penelitiannya maka latar belakang dirinya
tidak berpengaruh terhadap teorinya. Jika
seseorang tersebut muslim maka teorinya itu
tidak berkaitan dengan agamanya. Karena
nilai penelitian itu tidak ada kaitannya.
 Sejauh mana proses penelitian
mempengaruhi apa yang di observasi?
Ada yang mengatakan tidak ada kaitannya
atau harus objektif sementara kaum yang
lain menganggap bahwa proses penelitian
itu sangat tergantung dari apa yang kita
observasi.
 Haruskah proses ilmuan dirancang untuk
menghasilkan perubahan atau hanya untuk
menghasilkan pengetahuan. misalnya teori

115
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
yang kita pelajari, apakah itu bisa
mempenaruhi untuk perubahan sosial atau
hanya untuk pengetahuan biasa saja. seperti
modernisasi yang menganggap bahwa
manusia modern itu adalah manusia yang
sudah menggunakan teknologi dan
melespaskan aspek-aspek yang sifatnya
tradisional kemudian kita melihat saudara-
saudara kita yang ada di Papua atau
Kalimantan. Apakah pengertian tadi itu
tujuannya untuk perubahan sosial atau
hanya pengetahuan saja? jika tujuannya
perubahan sosial maka kita menginginkan
bahwa kondisi yang ada di Papua itu harus
berubah mengikuti dengan teori yang kita
bangun. Tapi jika kita menganggap bahwa
itu hanya pengetahuan saja maka tidak
terjadi perubahan sosial.

116
FILSAFAT ILMU BAB 6 PANDANGAN FILOFIS
TENTANG STUDI ILMUKOMUNIKASII
DAFTAR PUSTAKA

Ag, E. S. (2019). FILSAFAT JILID I. Bengkulu: Vanda.

Farihah, I. (2015). FILSAFAT MATERIALISME KARL


MARX (Epistimologi Dialectical and Historical Materialism).

Hanifah Eka S,Melia Rahmah H,Nurul Syiam,Uswatun


Sholiah. (2015). FILSAFAT KONTEMPORER.

Muzairi, M. A. (2009). FILSAFAT UMUM. Depok Sleman


Yogyakarta: Teras.

S.PRAJA, P. (2010). Aliran-aliran Filsafat dan Etika.


Jakarta: Prenada Media Group.

Will Buckingham,Douglas Burnham,Peter J.King,Clive


Hill,Marcus Weeks,John Marenbon. (2011). The Philsophy
Book. DK.

117

Anda mungkin juga menyukai