Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR

ILMU
KEDOKTERAN FORENSIK

Masniari Novita
FKG Universitas Jember
2016
 Asal kata ‘forum’ : pasar Romawi tempat
berkumpulnya para ahli hukum
 IKK ---- IKF ----- IKF dan Mediko Legal
 Mempelajari tubuh manusia (mati)
 Mencakup ilmu : anatomi, patologi,
kedokteran gigi, dll
 Hubungan medis dan hukum :
 Tindak pidana
 Dokter sebagai saksi ahli di Pengadilan
 Hubungan dokter pasien
 Rekam medik ----- malpraktek
 Fungsi pokok : membantu proses
peradilan yang lebih baik
 MEDIS : menunjang proses menegakkan
keadilan
 Cara : memeriksa bahan bukti (saksi
diam) yang diharapkan oleh praktisi
hukum dapat berbicara banyak tentang
peristiwa yang dialami
SAKSI DIAM
 Tubuh manusia hidup/mati yang mengalami
tindak pidana
 Senjata/alat yang diduga sebagai alat untuk
melakukan kejahatan
 Jejak/bekas yang tertinggal di TKP
 Jejak/bekas/bahan manusia yang terbawa oleh
pelaku

SAKSI SESUNGGUHNYA
( VISUM et REPERTUM )
SISTIM PENYELIDIKAN KEMATIAN TIDAK WAJAR
Pasal 6 Kitab Undang-undang Acara Pidana dan
KUHAP pasal 7 :
PENYIDIK ( polisi/PNS) aktif
pemeriksaan di TKP
MEDIS/FORENSIK pasif
menunggu untuk melakukan pemeriksaan :
 Memeriksa di TKP

 Bahan bukti diperiksa di RS/Puskesmas

Sistim penyelidikan KONTINENTAL


(CORONER, MEDICAL EXAMINER)
SISTIM PENYELIDIKAN DI DUNIA

 SISTIM KONTINENTAL
 Eropa, termasuk Indonesia
 SISTIM CORONER
 Inggris, Canada, Australia
 Suatu lembaga Pemerintah tdd Hukum dan
Medis, menerima laporan dari dinas
emergensi ------ pemeriksaan
 SISTIM MEDICAL EXAMINER
 Sebagian besar Amerika
 Dokter (kepolisian), menerima laporan ----
pemeriksaan
KEDUDUKAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

1. Kasus pidana ---------- penetapan pasal hukum


2. Pembuktian (medis) ----- benda bukti dianalisa
3. Kesimpulan (bahan pertimbangan untuk
memutuskan perkara)

 Bantuan medis PASIF (pembuktian suatu


pasal hukum)
 Bantuan medis AKTIF (masukan dari hasil
pemeriksaan)
 Contoh : kematian bayi --- infanticide
 Pasal 341 atau 342 KUHP --- lahir hidup/mati
 Lahir mati ---- BUKAN Infanticide
 Lahir hidup --- INFANTICIDE
 Masukan dari hasil pemeriksaan :
 Lahir viable atau tidak, sebab kematian, dll

 Viable ---- hidup tanpa bantuan alat

 Nonviable ---- hidup dengan bantuan alat-alat


khusus
BANTUAN KEDOKTERAN FORENSIK
PADA PROSES PERADILAN

 TAHAP KEDAPATAN TENGAH BERBUAT


 Pemeriksaan TKP

 Korban hidup/mati

 Kematian wajar/tidak, saat kematian

 Penggalian jenasah/exhumatio

 Identitas jenasah

 Ada/tidak tanda kekerasan

 Sebab kematian
 TAHAP PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
 Pemeriksaan korban hidup

 Pemeriksaan korban mati (otopsi/bedah


jenasah) : identitas, pemeriksaan luka,
racun, dll
 Pemeriksaan benda bukti dari manusia
pada waktu exhumatio

VISUM et REPERTUM
 TAHAP PERSIDANGAN
HAKIM mendatangkan ahli/dokter
(KUHAP pasal 180 ayat 1)

 Saksi Ahli (dokter pembuat VR)


 Ahli (keterangan secara umum
berdasarkan keahliannya)
VISUM ET REPERTUM

 Laporan tertulis yang dibuat dokter ditujukan


untuk kepentingan justitia, berdasarkan
permintaan yang berwenang tentang apa yang
dilihat dan diketemukan pada barang bukti baik
korban hidup atau meninggal dunia sepanjang
pengetahuannya yang sebaik-baiknya dan juga
berdasarkan sumpah
 Dasar : KUHAP pasal 184 alat bukti surat
 Yang berhak membuat surat permintaan VR :
penyidik, penyidik pembantu, hakim
 Diajukan tertulis, dibawa bersama penyidik
 Bila korban meninggal maka dilakukan otopsi,
jenasah diberi label, keluarga diberitahu, POLRI
bertanggung jawab atas keamanan selama
otopsi
 Yang berhak membuat VR : semua dokter, SpF,
dokter militer (tersumpah)
DOKTER GIGI :
 memeriksa keadaan mulut dan gigi dan hal-
hal yang berhubungan dengan keadaan gigi
dan mulut
 dilibatkan dalam pembuatan visum sebagai
konsultan untuk memeriksa keadaan gigi dan
mulut tidak bisa membuat VR
 dapat membuat berbagai hasil pemeriksaan
yang kedudukannya setara dengan VR tapi
tidak berjudul VR, Ct : keterangan
pemeriksaan odontologi forensik
Bentuk dan Isi Visum
 Pro Justitia
 Visum et Repertum
 Pendahuluan : identitas dokter
 Hasil Pemeriksaan : PL, PD, lab
 Kesimpulan : inti, pendapat dokter
 Penutup : pernyataan sesuai sumpah
dokter
Cara penulisan
 Bahasa umum
 Angka ditulis dengan huruf
 Tidak menggunakan singkatan,coretan,
ruang kosong
 Jika dikoreksi hrs ditanda tangani
 Bahasa kedokteran-----bahasa umum
UU dokter membantu peradilan
 Psl 120 KUHAP : pendapat ahli
 Psl 133 KUHAP : meminta keterangan ahli
kedokteran kehakiman (otopsi)
 Psl 134 KUHAP : ijin keluarga korban
 Psl 135 KUHAP : penggalian jenasah
 Psl 160 KUHAP : bersumpah di pengadilan
 Psl 170 KUHAP : bebas dr RK oleh hakim
 Psl 179 KUHAP : memberikan ketr ahli
Pasal hukum tentang VER
 Staatsblaad tahun 1937 No 350
 KUHAP 184, 187, 133
 KUHP 216
 Instruksi Kapolri No : Ins/E/20/IX/1975
Macam VER
 VER korban hidup :
 Visum et Repertum : luka tidak menimbulkan
gangguan dlm pekerjaan
 VER sementara : korban dirawat (tdk ada
kualifikasi luka jika sembuh)
 VER lanjutan : korban sembuh, pulang paksa,
meninggal
 VER jenasah
 VER pemeriksaan di TKP
 VER penggalian jenasah
 VER mengenai umur
 VER psikiatrik
 VER mengenai barang bukti : darah, mani
dll

 Pencabutan VER : psl 109 KUHAP jika


tidak cukup bukti, bukan pidana
 Surat keterangan sakit
 VER tapi minta surat keterangan
 Harus dibuat sejujur-jujurnya
 Sengaja menyimpang dapat dipidana KUHP
pasal 267 tentang surat keterangan palsu
Hambatan
 Permintaan terlambat
 Tanpa keterangan dugaan kejadian
 Tanpa label
 Keluarga menolak----surat permohonan---
dicabut/ditolak
 #fasilitas tambahan tidak ada

Anda mungkin juga menyukai