Anda di halaman 1dari 2

Saya mempunyai teman bernama Nadya Indah Permataningrum.

Dia berasal dari


Ponorogo. Dia dilahirkan di salah satu Rumah Sakit yang berada di Ponorogo. Tempat
tanggal lahir dia Ponorogo, 14 Mei 1997. Nadya bertempat tinggal di Jalan Raya Ngebel no
51 Desa Sraten Kec. Jenangan Kab. Ponorogo. Dia memiliki orang tua yang dengan senang
hati mengasuh dan merawatnya. Ayahnya bernama Adam Bashori dan Ibunya bernama
Choirul Badiah. Nadya memiliki 3 saudara. Yang pertama adalah kakak laki-laki yang
bernama Nanang Setiawan, SE. Kakaknya sudah memiliki pekerjaan yang menetap yaitu
Penggilingan Padi yang meneruskan usaha orang tuanya. Ia sudah memiliki istri dan memilik
2 orang anak. Istrinya bekerja di Dinas Pertanian Ponorogo. Kakak yang kedua yaitu kakak
perempuan yang bernama Nety Irawati S.Adm. Kakaknya memiliki usaha Rias Pengantin dan
Handmade Accesories. Kakaknya juga sudah mempunyai seorang suami dan 2 orang anak.
Kakusaha suaminya yaitu ternak ayam petelor. Kemudian kakak yang ketiga juga perempuan,
namanya Afriyanti Novi Setyowati, S.Far. Apt. Kakaknya memiliki Apotek yang letaknya di
Madiun. Kakaknya juga sudah memiliki seorang suami tetapi belum dikaruniai seorang anak.
Suaminya memiliki usaha meubel. Nadya adalah anak ke 4 dari 4 saudara. Bisa dikatakan
nadya adalah anak bungsu. Keluarga nadya sangat ramah dan menghargai kalau ada teman
yang bermain ke rumahnya.mama nadya juga mengatakan suruh sering-sering main ke rumah
nadya. Nadya beragama Islam.

Kami mulai mengenal satu sama lain sejak memasuki SMA. Tetapi kami hanya
sekedar tahu nama saja. Nadya pernah bersekolah di TK Diponegoro Mlilir, Dolopo, Madiun.
Kemudian dia melanjutkan di MI Kresna Mlilir, Dolopo, Madiun. Setelah menempati bangku
SD selama 6 tahun. Dia menempuh pendidikan selanjutnya di salah satu Pondok Pesantren
yang ada di Ponorogo. Sekolahnya bernama SMP IT Al-Mawaddah As sakinah Village. Di
Pondok Pesantren bukan keinginan dia sendiri tetapi atas keinginan kedua orang tuanya.
Orang tuannya ingin nadya bisa mengerti agama lebih dalam. Saya mendapatkan sedikit
cerita dari pengalaman nadya di Pondok Pesantren tersebut. Di sana banyak sekali aturan
yang dilarang. Seperti tidak boleh memakai jilbab yang tipis, pakaian tidak boleh press body,
harus jaga jarak dengan lawan jenis, dan masih banyak lagi aturan yang ada di Pondok
Pesantren nadya. Semua yang dilakukan diterapkan sistem antri. Tetapi di sana banyak
mengajarkan kehidupan sosial dan bisa mengenal budaya dari daerah masing-masing. Ada
yang dari luar jawa dan luar negeri. Yang dari luar jawa mayoritas dari daerah Sumatra,
Kalimantan, dan Bali. Yang dari luar negeri hanya dari Malaysia saja.

Setelah 3 tahun selesai. Nadya meneruskan pendidikannya di salah satu SMA yang
ada di Ponorogo. Yaitu di SMAN 1 Ponorogo. Di SMA kami masih membutuhkan adaptasi
untuk mengenal satu sama lain. Saya dan nadya pertama kali beretmu masih merasa
canggung karena belum mengenalnya. Nadya juga memiliki riwayat penyakit yaitu patah
tulang. Pada pertengahan semester II nadya mengalami kecelakaan di desa dekat rumahnya.
Waktu dia hendak berangkat sekolah dia terkena musibah itu. Kemudian nadya di bawa ke
salah satu Rumah Sakit di Ponorogo dan Dokter mendiagnosis patah tulang dan harus di
operasi. Akhirnya keluarga nadya memutuskan melakukan operasi di Solo. Nadya hampir 1
bulan tidak efektif dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Saya dan nadya tidak pernah
satu kelas. Setelah mengikuti ekstrakulikuler yang ada di SMA komunikasi kita lebih akrab
dari pada sebelumnya. Menurut saya nadya memiliki sifat yang egois. Tapi dia baik dan juga
ramah, apabila ada teman yang kesusahan dia menolongnya. Dia pintar dalam pelajaran
Bahasa Arab. Teman-teman banyak yang minta tolong kepada nadya untuk mengajari
pelajaran Bahasa Arab. Apalagi waktu ada PR atau tugas atau ujian. Nadya juga bisa menari
Jathil. Jathil itu penari yang ada di tarian Reog Ponorogo. Dia juga pernah mengikuti lomba
Reog.

Ketika daftar ulang kami berangkat ke Jember bersamaan. Kami memang sudah
mempunyai rencana untuk berangkat bersama. Waktu di kereta kami saling menceritakan
tentang lolosnya jalur SNMPTN. Kami sangat bersyukur. Sebelumnya saya pesimis karena
banyak yang daftar di FKG Universitas Jember. Kami juga saling menceritakan ekspresi
kami waktu melihat pengumuman tersebyt. Pada waktu itu nadya berada di travel perjalanan
ke Malang. Yang rencanannya pada hari selasa ingin tes FK di Universitas Muhammadiyah
Malang. Dan sore itu nadya tidak berani membuka pengumuman. Akhirnya kakak keponakan
nadya yang pertama kali melihat pengumuman tersebut. Kakaknya bilang “kamu percaya
tidak kalau ketrima FKG Universitas Jember?”. Nadya menjawab “tidak mbak”. Kemudian
kakak keponakan nadya memperlihatkan gadgetnya kepada nadya dan ternyata benar nadya
ketrima di FKG Universitas Jember. Nadya langsung menangis karena tidak percaya atas
lolosnya di jalur SNMPTN. Nadya langsung menghubungi orang tuanya. Tetapi nadya tidak
bisa berkata apa-apa. Akhrinya kakak keponakanlah yang memeberitahu kabar gembira itu.
Orang tua nadya juga tidak percaya atas semua itu. Orang tua nadya ikut menangis bangga
setelah mendengar kabar tersebut. Dan bagi nadya itu adalah kado terindah di bulan kelahiran
dia. Semu keluarga nadya turut bangga atas keberhasilan nadya. Orang tua memang ingin
mempunyai anak seorang dokter. Dulu kakak nadya yang ketiga daftar Fakultas Kedokteran
di salah satu Universitas yang ada di Jawa Tengah tetapi tidak lolos. Dan harapan orang tua
nadya, ia bisa menjadi dokter. Dan alhamdulillah nadya bisa membuat orang tua dan
kelurgannya bangga.

Kami sangat senang bisa mengenal satu sama lain. Dan alhamdulillah kami bisa
membawa nama baik almamater sekolah kita. Yang ketrima di FKG Universitas Jember ada 3
anak. Semoga dengan lolosnya di jalur SNMPTN adalah langkah awal untuk menuju
kesuksesan kelak.

Anda mungkin juga menyukai