Anda di halaman 1dari 3

Luka :

keadaan yang terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan
yang menimbulkan jejas.

A. Etiologi luka :

1. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul, dan senjata api).

2. Luka karena kekerasan fisik (arus listrik, petir, suhu).

3. Luka karena kekerasan kimiawi (asam, basa, logam berat

B. Jenis Luka

1. Luka karena kekerasan mekanik terbagi atas :


A. Luka akibat kekerasan tumpul
a. Luka Memar : merupakan kekerasan tumpul yang mengenai
permukaan tubuh yang menyebabkan kapiler bawah kulit terputus (akibat
teregang melebihi elastisitasnya)

b. Luka Lecet : merupakan diskontuinuitas / putusnya jaringan


kulit bersifat dangkal ( mengenai jaringan epidermis). Dapat menunjukkan
arah kekerasan dan bentuk benda.

c. Luka robek : mekanisme terjadinya sama pada kulit lecet,


hanya daya tekan dan gesek lebih kuat serta benda lebih besar sehingga
jaringan yang terputus adalah kulit dan otot. Banyak terjadi pada luka lalu
lintas

B . Luka akibat kekerasan tajam

a. Luka tusuk : Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata
tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau
serong pada permukaan tubuh. Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir,
tanduk kerbau
Selain itu, pada luka tusuk , sudut luka dapat menunjukkan perkiraan
benda penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua.

b. Luka iris/sayat : Adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan
timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif
ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.

c. Luka bacok : Adalah luka akibat benda atau alat yang berat
dengan mata tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan
disertai tenaga yang cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-
baling kapal.
C. Luka akibat tembakan senjata api :

a. Luka tembak masuk :

- luka tembak masuk jarak jauh

- luka tembak masuk jarak dekat

- luka tembak masuk jarak sangat dekat

- luka tembak tempel

2. Luka karena kekerasan bersifat alam terbagi atas :


a. Luka akibat api : Kekerasan oleh benda bersuhu tinggi akan
dapat menimbulkan luka bakar yang cirinya amat tergantung dari jenis
bendanya, ketinggian suhu serta lamanya kontak dengan kulit. Api, benda
padat panas atau membara dapat mengakibatkan luka bakar derajat I, II, III
atau IV. Zat cair panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat I, II atau
III. Gas panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat I, II, III atau IV.

b. Luka akibat listrik : Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat


menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi
energi panas. Besarnya pengaruh listrik pada jaringan tubuh tersebut
tergantung dari besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus (ampere),
besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau basah), lamanya kontak serta
luasnya daerha terkena kontak.
Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa kerusakan
lapisan kulti dengan tepi agak menonjol dan disekitarnya terdapat daerah
pucat dikelilingi daerah hiperemis. Sering ditemukan adanya metalisasi.

c. Luka akibat petir : terjadi akibat sambaran petir yang mengenai


tubuh secara langsung maupun tidak langsung. Saat tubuh tersambar dapat
terjadi ledakan udara yang akan menimbulkan kerusakan pada tubuh.
Tubuh yang tersambar petir memberikan gambaran seperti cabang pohon.

3. Luka karena kekerasan kimiawi terbagi atas :


a. luka akibat asam kuat : asam kuat bersifat higroskopik, bila mengenai kulit
akan menarik air dari jaringan sehingga kulit mengering dan
mencekung,teraba kaku dan warna coklat kehitaman. Ditemukan pada
kasus pembunuhan,kecelakaan dan bunuh diri.
C. Deskripsi luka

a. Regio : Menunjukkan bagian tubuh mana yang terkena luka Lebih baik jika
menggunakan bagian spesifik mana dari bagian tubuh tersebut yang terdampak luka
(misal : dada bagian atas, leher sebelah kiri, lengan bagian dalam, tungkai bawah
bagian luar).

b.Koordinat : Menentukan letak luka berdasar jarak berdasar sumbu x (horizontal)


dan y (vertikal).

Menggunakan patokan titik-titik tertentu dari tubuh, diikuti ukuran jarak. Disarankan
seluruhnya menggunakan sentimeter (tidak boleh menggunakan dua atau lebih satuan,
seperti sentimeter dan milimeter dalam satu dokumen VeR). Untuk anggota
gerak/ekstremitas, sumbu x digantikan dengan bagian depan/belakang/luar/dalam.
Misal : “pada lengan atas bagian luar, lima sentimeter dari bahu……”

c.Jenis luka  Tuliskan jenis luka yang ditemukan.

Pada luka robek dan iris, jika ragu maka dituliskan dengan “luka terbuka” terlebih
dahulu. Penulisan ciri-ciri luka akan membantu menentukan jenis luka pada
kesimpulan. Jenis luka ini berguna untuk mendeskripsikan kekerasan yang terjadi
akibat kekerasan mekanik tumpul/tajam, kimia, atau thermal

d.Bentuk :Bulat, lonjong, tidak beraturan,dll.Bentuk luka dapat mendeskripsikan


kemungkinan jenis kekerasan yang menyebabkan luka tersebut

e. Umur luka  dapat dilihat dari warna yang ada luka

Kegunaan untuk menentukan umur luka adalah untuk dihubungkan dengan waktu
terjadinya kekerasan atau trauma tersebut

• Apakah luka tersebut baru atau luka lama

• Kondisi (warna, bentuk, dasar luka, kotor/bersih, arah)

• Warna : kemerahan, coklat, pucat,dll  me

• Dasar luka : kulit, jaringan bawah kulit, otot, atau tulang

f. Ukuran/Dimensi

Dengan satuan yang konsisten, sebaiknya seluruh ukuran dengan sentimeter. Panjang
luka adalah jarak dua titik terpanjang pada tepi luka. Lebar luka adalah jarak dua titik
yang kurang dari titik terpanjang pada tepi luka. Untuk luka multipel/sekumpulan
maka diambil jarak dua titik terpanjang.

Anda mungkin juga menyukai