Anda di halaman 1dari 4

IMPETIGO BULLOSA

DEFINISI Impetigo adalah merupakan salah satu bentuk dari pioderma superfisialis yang disebabkan oleh suatu infeksi atau peradangan kulit yang terutama disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes, yang dikenal dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS) dan juga bisa disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. ETIOLOGI Penyebab impetigo adalah bakteri yaitu Staphylococcus aureus (impetigo bullosa), dan dapat juga disebabkan oleh bakteri pyogen yaitu Streptococcus beta hemolyticus grup A (impetigo krustosa). EPIDEMIOLOGI Di Amerika Serikat, kurang lebih 9 10 % dari anak-anak yang datang ke klinik kulit menderita impetigo. Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak, jenis yang terbanyak (kira-kira 90%) adalah impetigo bullosa yang terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun. KLASIFIKASI Impetigo diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu: 1. Impetigo krustosa 2. Impetigo bulosa

SINONIM Impetigo krustosa disebut juga impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, dan impetigo Tillbury Fox, sedangkan impetigo bulosa disebut juga impetigo vesiko-bulosa, dan cacar monyet. PATOFISIOLOGI Impetigo bullosa adalah infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Impetigo bullosa memiliki lebih dari satu bentuk. Beberapa sumber menerangkan perbedaan bentuk impetigo bullosa dari strain Staphylococcus yang menyerang dan aktivitas eksotoksin yang dihasilkan.Staphylococcus aureus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak langsung, setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya kerusakan pada kulit. Bentuk lesi mulai dari makula eritema yang berukuran 2 4 mm. Secara cepat berubah menjadi vesikel atau pustula. Pada impetigo bulosa ini gejala utama berupa lepuh-lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. Mula-mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar menjadi bula yang sifatnya tidak mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal dari impetigo krustosa. Isinya berupa cairan yang lama kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi leukosit dan akan mengendap. Bila pengendapan terjadi pada bula disebut hipopion yaitu ruangan yang berisi pus yang mengendap, bila letaknya di punggung, maka akan tampak seperti menggantung. GEJALA KLINIS Gejala klinis impetigo bullosa adanya lepuh tiba-tiba muncul pada kulit sehat, bervariasi mulai dari miliar hingga lentikular, biasanya dapat bertahan 2 3 hari. Berdinding tebal dan terdapat hipopion, eritema, dan bula. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel/bula telah pecah sehingga yang tampak hanya koleret dan dasarnya masih

eritematosa. Pemeriksaan kulit: - Lokalisasi: ketiak, dada, punggung, dan ekstremitas atas atau bawah. - Efloresensi: tampak bula dengan dinding tepal dan tipis, miliar hingga lentikular, kulit sekitarnya tidak menunjukkan peradangan, terkadang-kadang tampak hipopion. PEMERIKSAAN FISIK Tipe dan lokasi lesi: - Sering terjadi pada ketiak, dada, punggung, dan ekstremitas atas atau bawah. - Makula merah atau papul sebagai lesi awal. - Lesi dengan bula yang ruptur. - Vesikel atau bula yang berdinding tebal dan juga terdapat hipopion. - Pustula. - Basah, dangkal, dan ulserasi eritematous. - Lesi satelit. - Limphadenopaty regional. (umumnya pada impetigo kontagiosa dan jarang pada impetigo bulosa). PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Laboratorium. Pada keadaan khusus, dimana diagnosis impetigo masih diragukan, atau pada suatu daerah dimana impetigo sedang mewabah, atau pada kasus yang kurang berespons terhadap pengobatan, maka diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut: - Pewarnaan gram. Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau kelompok. - Kultur cairan. Pada pemeriksaan ini umumnya akan mengungkapkan adanya Staphylococcus aureus, atau kombinasi antara Streptococcus pyogenes dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau kadang-kadang dapat berdiri sendiri. - Biopsi dapat juga dilakukan jika ada indikasi. DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding impetigo antara lain: Luka bakar, Kandidiasis, Sellulitis, Dermatitis atopik, Dermatitis kontak, Eritema multiforme, Herpes simpleks, Pedikulosis, Scabies, Staphylococcal Scalded Skin Syndrome, Steven Johnson Syndrome, Tinea. Keadaan lain yang menyerupai impetigo antara lain: folikulitis, erisepelas, insect bite, dermatitis eksematosa, tinea korporis, pemfigus vulgaris, dan pemfigus bullosa. PENATALAKSANAAN Prinsip-prinsip Edukasi penatalaksanaan antara lain: 1. Membersihkan luka yang lecet atau mengalami pengausan secara perlahan-lahan. Tidak boleh melakukan gosokan-gosokan pada luka terlalau dalam. 2. Pemberian mupirocin secara topical merupakan perawatan yang cukup adekuat untuk lesi yang tunggal atau daerah-daerah kecil. 3. Pemberian antibiotik sistemik diindikasikan untuk lesi yang luas atau untuk impetigo bulosa. 4. Pencucian dengan air panas seperti pada Staphylococcal Scalded Skin Syndrome diindikasikan apabila lesi menunjukkan keterlibatan daerah yang luas. 5. Diagnosis dan penatalaksanaan yang dini dapat mencegah timbulnya sikatrik dan mencegah penyebaran lesi.

6. Kebutuhan akan konsultasi ditentukan dari luasnya daerah yang terserang/terlibat dan usia pasien. Neonatus dengan impetigo bulosa memerlukan konsultasi dengan ahli neonatologi.

Medikamentosa: Pemberian antibiotik merupakan terapi yang paling penting. Obat yang dipilih harus bersifat melindungi dan melawan koagulasi-positif Staphylococcus aureus. Kategori obat: antibiotik-antibiotik jenis topikal kurang potensial dibandingkan dengan antibiotik sistemik, tetapi pemakaiannya sebagai cadangan untuk kasus-kasus yang melibatkan lesi yang kecil atau yang berjumlah sedikit. Kategori obat topikal: -Mupirocin salep (Bactroban) untuk lesi kecil dengan jumlah yang sedikit tanpa adanya lymphadenopaty Dosis Dewasa Dioleskan 5 kali sehari pada lesi, sebelumnya lesi harus dibersihkan. Dosis Pediatri Sama seperti dosis dewasa. Kontraindikasi Hipersensitivitas. - Cephalexin (Keflex) Sefalosporin generasi pertama yang berkerja menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri, pembunuh bakteri dan efektif melawan pesatnya pertumbuhan organisme yang membentuk dinding sel. Paling aktif melawan flora kulit; khususnya digunakan untuk melindungi struktur kulit dan sebagai pencegahan pada penatalaksanaan minor. untuk kasus-kasus yang melibatkan lesi dalam jumlah besar, keterlibatan daerah-daerah yang luas atau regio lymphadenopathy. Dosis Dewasa 250 500 mg peroral terbagi dalam 7 dosis. Dosis Pediatri 25 50 mg/KgBB. Kontraindikasi Hipersensitif. -Obat Erythromycin (EES, Erythrocin, Ery-Tab) diberikan untuk pasien yang alergi terhadap penicillin atau sefalosporin. Mekanisme kerjanya menghambat sintesis protein dengan cara menstimulasi pemisahan peptidyl t-RNA dari ribosom, yang menghambat pertumbuhan bakteri. Dosis Dewasa 250 500 mg per oral terbagi dalam 7 dosis. Dosis Pediatri 30 50 mg/KgBB per oral terbagi dalam 7 dosis. Kontraindikasi Hipersensitif, kelainan hati. Interaksi Dapat meningkatkan toksisitas dari teopylin, digoksin, karbamazepin dan siklosforin dapat mempotensi efek anti koagulan dari warfarin, simfastatin meningkatkan resiko rhabdomyolisis. - Obat Dicloxacillin (Dycill, Dynapen) merupakan antibiotik pembunuh bakteri yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus yang memproduksi penicillinase, dapat digunakan untuk terapi pada saat diduga adanya infeksi. Sangat efektif, tetapi toleransi tubuh kurang baik jika dibandingkan dengan cephalexin. Dosis Dewasa 250 mg terbagi dalam 7 dosis. Dosis Pediatri 20 50 mg/KgBB terbagi dalam 7 dosis. Kontraindikasi Hipersensitif.

KOMPLIKSI 1. Post Streptococcus Glomerulonefritis (pada semua umur) 2. Meningitis atau sepsis (pada bayi) 3. Ektima 4. Erysipelas 5. Sellulitis 6. Bakteriemia 7. Osteomyelitis 8. Arthritis septik 9. Pneumonia 10. Limfadenitis EDUKASI PENCEGAHAN Kebersihan sederhana dan perhatian terhadap kecil dapat mencegah timbulnya impetigo. Seseorang yang sudah terkena impetigo atau gejala-gejala infeksi/peradangan Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS) perlu mencari perawatan medik dan jika perlu dimulai dengan pemberian antibiotik secepat mungkin untuk mencegah menyebarnya infeksi ini ke orang lain. Penderita impetigo harus diisolasi, dan dicegah agar tidak terjadi kontak dengan orang lain minimal dalam 24 jam setelah pemberian antibiotik. Pemakaian barang-barang atau alat pribadi seperti handuk, pakaian, sarung bantal dan seprai harus dipisahkan dengan orang-orang sehat. Pada umumnya akhir periode penularan adalah setelah dua hari permulaan pengobatan, jika impetigo tidak menyembuh dalam satu minggu, maka harus dievaluasi. PROGNOSIS - Umumnya baik -Di luar periode neonatal, pasien yang mendapatkan terapi lebih dini dan baik, akan memiliki kesempatan untuk sembuh tanpa bekas luka atau komplikasi - Insidens infeksi umum dan meningitis lebih tinggi pada neonatus - Dengan terapi yang tepat, lesi dapat sembuh sempurna dalam 7 10 hari - Terapi antibiotik tidak dapat mencegah atau menghentikan glomerulonefritis - Pada lesi yang tidak sembuh dalam 7 10 hari setelah diterapi, perlu dilakukan kultur.

Anda mungkin juga menyukai