Anda di halaman 1dari 21

1.

Definisi
Lichen sclerosus adalah penyakit kulit
kronik yang mengenai daerah anogenital
dan mempengaruhi kualitas hidup
dikarenakan adanya gatal dalam intensitas
(Marfatia dkk, 2020) yang berat. Penyakit ini dikenal juga
dengan nama lichen slerosus et atrophicus,
lichen albus atau white spot disease.
2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti, namun di
01 duga berkaitan dengan

02 Faktor genetik

03 Imunologi

04 Tingkat estrogen

05 Infeksi papillomavirus

(Padmavathy dkk, 2016)


3. Epidemiologi

Insidensi dari lichen


sclerosus belum Sering terjadi pada
diketahui secara pasti ras berkulit hitam

Lebih umum terjadi pada


wanita dibanding pria Insiden tertinggi pada usia
dengan perbandingan 5:1 prepubertas dan dekade
kelima atau keenam
kehidupan
(Arınkan, dkk, 2018) (pascamenopause
4. Faktor Risiko

(Brănişteanu dkk, 2016)

Autoimunitas Genetika Infeksi Faktor Hormonal Dermatitik


Riwayat keluarga Infektion Human alergi
Pengaruh daya tahan Tingkat estrogen
berhubungan papillomavirus (HPV) rendah menunjukkan
rendah menjadi salah
dengan leukosit merupakan satu agen pengaruh hormonal
satu faktor risiko
manusia antigen II peningkatan kejadian meningkatkan risiko
peningkatan terjadinya LS
dan antigen DQ7 LS. LS
5. Cara Menegakkan
Diagnosis Content Content Content Content

5.1 Anamnesis
Pada riwayat anamnesis pasien biasanya
datang dengan keluhan gatal dalam
intensitas yang berat di daerah anogenital
serta biasanya disertai nyeri saat buang air
kecil dan adanya riwayat keluarga.

(Pavlov dkk, 2017)


(Marfatia dkk, 2020)

5.2 Pemeriksaan Dermatologi/ Fisik

Lokalisasi :
Wilayah anogenital. Klitoris, alat kelamin
 Wanita
posterior, dan daerah anorectal
 
Glans penis, preputium.
 Pria

   
Efloresensi : Ditemukan pruritus, papul-papul polygonal dan
plak putih seperti porcelain dengan kulit rapuh
yang atropi, fisura, teleangiektasis, purpura,
eritema, erosi dan derajat yang berbeda dari
sklerosis muncul pada area anogenital. infiltrasi
likenoid memisahkan epidermis dari dermis
Gambar 2 Gambar purpura, eritema, erosi dan sklerosis. Ukuran dari lesi LS bisa bervariasi
derajat yang berbeda dari sklerosis muncul pada area
anogenital. Bulla (khususnya haemoragik) dapat dari ukuran millimeter sampai ukuran luas
terbentuk ketika infiltrasi likenoid memisahkan dari batang tubuh.
epidermis dari dermis sklerosis
5.3. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium
menunjukkan hasil jumlah darah
dan biokimia (glukosa serum,
urea, kreatinin, ALT, AST, GGT
dan koagulasi) dalam batas
Pemeriksaan normal.
01 laboratorium

(Pavlov dkk, 2017)


Lanjut ….

Hipopigmentasi di
daerah lesional
dengan penampilan Epidermis dengan
terkait pigmenti
acanthosis tidak
inkontinenia
teratur,
hipergranulosis,
hiperkeratosis padat
disertai dengan
(Brănişteanu dkk, 2017). parakeratosis fokus

Pemeriksaan
Histopatologi
02
Lesi depigmentasi di area
lesi tipe lichenoid (bentuk Dermis tebal dengan
porclein) pengurangan lapisan
papiler
6. Patogenesis
Hipoksia atau iskemia

merangsang

Disfungsi mitokondria dan stres retikulum endoplasma


Kemudian lama kelamaan

Menginduksi aktivasi fibroblas dermal


Sehingga terjadi

Peningkatan HIF-1a, diikuti oleh upregulasi GLUT

Hingga akhirnya terjadi

Peningkatan proliferasi sel epidermal


(Jeanmonod R & Jeanmonod D, 2020)
7. Patofisiologi
Faktor genetika Rendahnya estrogen Daya tahan tubuh rendah
Mempengaruhi
Mempengaruhi
Mempengaruhi

Disfungsi sel endotel

Menyebabkan

Obliterasi dan pelepasan antigen seluler


(Lewis dkk,
Sehingga mengakibatkan
2018).
peradangan dan respons autoimun.
Diikuti dengan

Kematian sel endotel

Menyebabkan

Sel T-helper meningkatkan rasio Th2/Th1 Manifestasi klinis LS

Sehingga terjadi
8. DIAGNOSA BANDING

03
01

02 SIFILIS
LICHEN SCLEROSUS

KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
Diagnosis Banding Etiologi Subjek Lokasi Efloresensi

Lichen sclerosus Belum diketahui Gatal,Nyeri saat Wanita : Wilayah Ditemukan pruritus, papul-papul polygonal dan
secara pasti, namun BAK. anogenital. Klitoris, plak putih seperti porcelain dengan kulit rapuh
diperkirakan oleh alat kelamin yang atropi, fisura, purpura, eritema, erosi.
faktor genetik, posterior, dan Ukuran dari lesi LS bisa bervariasi dari ukuran
imunologis; tingkat daerah anorectal millimeter sampai ukuran luas dari batang tubuh
estrogen; dan
infeksi Laki-laki : Glans
(Marfatia dkk, 2020)
papillomavirus penis, preputium
Sifillis ditemukan pembesaran Wanita : labia Lesi awal sifilis berupa papul yang muncul di
Infeksi bakteri kelenjar getah bening mayora, labia daerah genitalia kisaran tiga minggu setelah
Treponema inguinal medial minora, klitoris, kontak seksual. Papul membesar dengan ukuran 0,5
pallidum unilateral atau perineum – 1,5 cm kemudian mengalami ulserasi, membentuk
bilateral. Gatal (-), Laki-laki : Glans ulkus. Ulkus sifilis yang khas berupa bulat,
nyeri (-) penis, korpus penis diameter 1-2 cm , tidak nyeri, dasar ulkus bersih
tidak ada eksudat, teraba indurasi, soliter tetapi
dapat juga multipel. (Suryadi DPA, 2016)

Kandidiasis rasa Gatal terasa mukosa vagina Pruritus akut, plak keputihan, pada dinding vagina
vulvovaginalis Candida albican. terbakar di daerah dan vulva dengan dasar eritema dan dikelilingi edema yang
vagina dan keputihan dapat menyebar ke labia dan perineum. Labia
yangtidak normal menjadi eritematosa, basah dan maserasi, dan
hiperemis, bengkak dan erosi pada serviks,
vesikel kecil pada permukaannya
(Esse E
9. Penatalaksanaan
Non Farmakologi Farmakologi
Pembedahan Terapi topical
 Cryotheraphy dan laser CO2 Bethametasone cream dioles 2x1
selama 6–12 minggu
Terapi sistemik
Acetonide triamcinolone injeksi 20 mg
ke dalam plak hipertrofi yang menebal
sebulan satu kali selama 3 bulan
mengurangi keluhan pasien

(Arınkan dkk, 2018)


10. Komunikasi dan edukasi

1. Menjaga kebersihan
2. Menjaga vulva tetap kering
3. Melindungi kulit dari trauma atau iritasi sabun, lotion
atau pun deodorant.

(Xavier dkk, 2018)


11. Komplikasi
Pada Wanita, Pada Laki-laki,
dyspareunia, gangguan
saluran kemih, infeksi Komplikasi selama
sekunder yang ereksi atau saat BAK
berhubungan dengan
ulserasi, karsinoma sel
skuamous

(Kunstfeld dkk, 2020)


12. Prognosis

Prognosis baik apabila


pengobatan dilakukan secara
teratur dan tepat waktu

(Arınkan dkk, 2018)


Membantu mengontrol kesembuhan pasien
13. Profesionalisme dengan pengobatan yang tepat dan kontrol
teratur ke dokter spesialis kulit dan kelamin

(Brănişteanu dkk, 2017)


KESIMPULAN
 Definisi Lichen sclerosus adalah penyakit kulit kronik yang
mengenai daerah anogenital.

 Etiologi Lichen sclerosus belum diketahui secara pasti, namun


diperkirakan bahwa faktor genetik dan imunologis; tingkat
estrogen; dan infeksi papillomavirus

 Cara penegakkan diagnosis,


 riwayat anamesa,Pada pasien biasanya datang dengan riwayat,
gatal dalam intensitas yang berat di daerah anogenital serta
biasanya disertai nyeri saat buang air kecil dan adanya riwayat
keluarga, Frekuensi LS anogenital menyebabkan, dispareunia,
disuria, rasa tidak nyaman pada saat defekasi.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan pruritus, papul-papul
polygonal dan plak putih seperti porcelain dengan kulit rapuh
yang atropi, fisura, teleangiektasis, purpura, eritema, erosi dan
derajat yang berbeda dari sklerosis muncul pada area anogenital.
 Pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan hasil dalam batas normal. Pada pemeriksaan
histopatologi secara umum memperlihatkan gambaran adanya
epidermis yang atropi dan infiltrat lichenoid pada dermal
epidermal junction, serta adanya folikular plugging. Edema papilla
dermis biasanya terlihat pada LS stadium.
Lanjut……..

KESIMPULAN
 Penatalaksaan secara non farmakologi berupa
pembedahan dan farmakologi berupa terapi topical
berupa betamethasone topical dan terapi sistemik
berupa Acetonide triamcinolone injeksi 20 mg ke
dalam plak hipertrofi yang menebal

 Komunikasi dan edukasi berupa menjaga kebersihan,


menjaga vulva tetap kering, dan melindungi kulit dari
trauma atau iritasi sabun.

 Komplikasi pada wanita: dyspareunia, gangguan saluran


kemih, infeksi sekunder yang berhubungan dengan
ulserasi, karsinoma sel skuamous dan Komplikasi pada
laki-laki : komplikasi selama ereksi atau saat BAK.

 Prognosis penyakit ini baik dengan penatalaksaan


teratur dan tepat waktu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai