Anda di halaman 1dari 21

1

DEFINISI

Herpes genital adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual

(IMS) yang disebabkan oleh herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2)

(Aruda
KLASIFIKASI
• Virus simpleks tipe I (HSV I)
Biasanya penderita terinfeksi virus ini pada usia kanak-kanak
melalui udara sebagian kecil melalui kontak langsung.
Lesi umunya dijumpai pada tubuh bagian atas.

• Virus simpleks tipe II (HSV II)


Lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh dibawah pusar,
terutama daerah genitalia lesi eksternal-genital dapat pula terjadi akibat
hubungan seksual orogenital

(Rah
ETIOLOGI

Disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (virus herpes


hominis tipe 2), tetapi sebagian kecil dapat pula disebabkan oleh tipe
1.

(Yulian, 2017)
EPIDEMIOLOGI

2. Insiden terbanyak pada usia 15–49 tahun

3. Herpes genital bisa mengenai laki-laki


maupun perempuan, insidenya lebih mudah
1. Insiden herpes genitalis menyerang pada laki-laki daripada
belum diketahui secara pasti perempuan

(Jennifer S dkk, 2019)


FAKTOR RESIKO

Insidenya lebih mudah menyerang pada laki-laki


daripada perempuan. Jenis kelamin

Herpes genital paling banyak ditemukan pada kelompok Umur


umur 15 sampai 49 tahun

Memiliki pasangan seksual lebih dari satu Hubungan sex

Pada wanita hamil yang terserang herpes,bayinya


mempunyai resiko tinggi tertular Virus Herpes
Ibu hamil

Sistem imun lemah akan membuat lebih rentan


terhadap infeksi virus
Imun

(Rahmadi S, 2019)
CARA PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS 2. PEMERIKSAAN FISIK
Biasanya pasien datang Lokalisasi :
dengan keluhan rasa labia mayora, labia minora,
terbakar dan klitoris, dan introitus vagina,
gatal di area genetalia. preputium, glans penis, dan
Pasien memiliki riwayat korpus penis.
hubungan seksual gonta
ganti pasangan
Efloresensi:
Vesikel berkelompok diatas
daerah eritematosa pada alat
kelamin. Vesikel mudah pecah,
meninggalkan ulkus-ulkus
kecil, dangkal, jika sembuh
tidak meninggalkan jaringan
parut.

(Ananda, 2017)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan serologik:
3. Pemeriksaan Histopatologi Imunofluoresensi untuk menentukan
Pada pemeriksaan histopatologi antigen virus dan jenis
imunoglobulinnya.
ditemukan gambaran hiperplasia
epidermis dengan sel-sel lial epitel
2. Percobaan Tzanck
multinucleus dan infiltrasi inflamasi Menemukan badan inklusi pada sediaan
apus cairan vesikel yang dicat dengan
campuran padat yang terdiri dari lym
Giemsa
phocytes, plasmosit dan eosinophil

(Arruda dkk, 2017).


PATOGENESIS
Virus masuk ke Penggabungan
dalam tubuh hospes Multiplikasi
Terjadi dengan DNA hospes Kemudian mengadakan

Kemudian

Lesi pada daerah yang luas dengan Menimbulkan


gejala konstitusi berat Timbullah kelainan pada kulit

(Ana
PATOFISIOLOGI
Virus masuk ke Gejala awalnya timbul pada
dalam kulit Melalui senggama hari ke 4-7 setelah terinfeksi

Kemudian

Lesi menyebar ke daerah sekitarnya Timbul bisul


Kemudian pecah dan

(Suryani, 2018)
DIAGNOSA BANDING

AMOEBIASIS HERPES KONDILOMA


CUTIS GENITAL AKUMINATA
Diagnosis Banding Etiologi Subjek Lokasi Efloresensi

Amebiasis Cutis Infeksi parasit Sering mengeluhkan Genitalia eksterna, sekitar Makula eritematosa dengan
Entamoeba Gatal dan sangat anus, perineum, dan bokong permukaan halus tidak beraturan.
histolytica nyeri Jika sudah lama, akan menjadi
granuloma merah di sekitar penis

Herpes genital
Infeksi herpes Gatal dan rasa Labia mayora, minora, Vesikel berkelompok di atas daerah
simplex virus terbakar klitoris, introitus vagina, eritematosa pada alat kelamin.
tipe 2 (HSV 2) glans penis, prepusium Vesikel mudah pecah,
dan korpus penis meninggalkan ulkus-ulkus kecil,
dangkal dan jika sembuh tidak
menimbulkan jaringan parut.

Kondiloma akuminata Human Beberapa penderita Vulva, labia mayora, Tumor dengan permukaan
Papilloma Virus mengeluhkan minora, glans penis, berbenjol-benjol menyerupai
(HPV) tipe kadang-kadang prepusium dan korpus kembang kol, warna merah dan
tertentu nyeri penis konsistensi lunak, dapat berbentuk
(terutama tipe 6 hiperplasia, sesil atau tidak rata
dan 11 ).
(Siregar, 2016)
PENATALAKSANAAN
• Non-Farmakologi
Kompres dengan antiseptik povidoniodine menggunakan kassa steril pada area luka selama ± 10 menit

• Farmakologi
 Lesi inisial : acyclovir 5x200 mg selama 7 hari
valacyclovir 2x500 mg selama 7 hari
famcyclovir 3x500 mg selama 7 hari

 Lesi rekuren: acyclovir 5x200 mg selama 5 hari


valacyclovir 2x500 mg selama 5 hari

 Pengobatan supresif : acyclovir 2x400 mg selama 7 hari


(Bonita & Dwi, 2017)
valacyclovir 2x500 mg selama 7 hari
KOMUNIKASI
DAN EDUKASI
Tidak melakukan hubungan seksual atau memiliki hubungan monogami
1 jangka panjang dengan pasangan yang telah di tes dan diketahui tidak
memiliki infeksi.
Penggunaan kondom lateks secara benar dan konsisten dapat mengurangi resiko
2 terinfeksi herpes genital

Kepada pasangan yang memiliki risiko herpes genital maka disarankan


3
melakukan tes HSV berkala untuk mengetahui statusnya

(Jennifer S. Smith & N. Jamie


Robinson, 2018).
KOMPLIKASI

Nekrosis retina akut

Herpes simplek ensefalitis pada neonatus

Wanita hamil dengan herpes genital menyebabkan bayi yang


lahir dengan herpes dapat mengalami gangguan pada otak,
kulit, mata dan atau meninggal

(Hendrawan & Sakti, 2017)


PROGNOSIS

Prognosis pada herpes genital cukup baik meskipun tak


ada pengobatan yang memuaskan untuk mencegah
kekambuhan

(Siregar dkk, 2016).


PROFESIONALISME

1 Membantu mengontrol kesembuhan pasien dengan


pemberian obat dan dosis yang tepat.

2
Jika keluhan tak kunjung membaik, rujuk ke dokter
spesialis kulit dan kelamin atau ke dokter spesialis
yang berkompeten

(Siregar, 2018)
KESIMPULAN
DEFINISI

Herpes genital adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS)
yang disebabkan oleh herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2).

CARA MENEGAKKAN
DIAGNOSA
Anamnesa: Pasien datang dengan keluhan rasa terbakar dan gatal di area genetalia. Pasien
memiliki riwayat hubungan seksual gonta ganti pasangan
Pemeriksaan fisik: Lokalisasi labia mayora, labia minora, klitoris, dan introitus vagina,
preputium, glans penis, dan korpus penis. Efloresensi: Vesikel berkelompok diatas daerah
eritematosa pada alat kelamin. Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus kecil, dangkal,
jika sembuh tidak meninggalkan jaringan parut.
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan serologik, Imunofluoresensi untuk menentukan antigen

virus dan jenis imunoglobulinnya. Percobaan Tzanck, menemukan badan inklusi pada sediaan
apus cairan vesikel yang dicat dengan Giemsa. Pemeriksaan Histopatologi ditemukan gambaran
hiperplasia epidermis dengan sel-sel lial epitel multinucleus dan infiltrasi inflamasi campuran
padat yang terdiri dari lym phocytes, plasmosit dan eosinophil
KESIMPULAN
PENATALAKSANAAN KOMUNIKASI DAN EDUKASI

• Non-Farmakologi 1. Tidak melakukan hubungan seksual atau


Kompres dengan antiseptik povidoniodine menggunakan kassa steril memiliki hubungan monogami jangka
pada area luka selama ± 10 menit panjang dengan pasangan yang telah di tes
dan diketahui tidak memiliki infeksi.
• Farmakologi
 Lesi inisial : acyclovir 5x200 mg selama 7 hari
valacyclovir 2x500 mg selama 7 hari 2. Penggunaan kondom lateks secara
famcyclovir 3x500 mg selama 7 hari benar dan konsisten dapat mengurangi
resiko terinfeksi herpes genital
 Lesi rekuren : acyclovir 5x200 mg selama 5 hari
3. Kepada pasangan yang memiliki risiko herpes
valacyclovir 2x500 mg selama 5 hari
genital maka disarankan melakukan tes HSV
berkala untuk mengetahui statusnya
 Pengobatan supresif: acyclovir 2x400 mg selama 7 hari
valacyclovir 2x500 mg selama 7 hari
KESIMPULAN
KOMPLIKASI

1. Nekrosis retina akut


2. Herpes simpleks pada neonatus
3. Wanita hamil dengan herpes genital menyebabkan bayi yang lahir
dengan herpes dapat mengalami gangguan pada otak, kulit, mata
dan atau meninggal
PROGNOSIS

Prognosis pada herpes genital cukup baik meskipun tak ada


pengobatan yang memuaskan untuk mencegah kekambuhan
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai