DEFINISI
(Aruda
KLASIFIKASI
• Virus simpleks tipe I (HSV I)
Biasanya penderita terinfeksi virus ini pada usia kanak-kanak
melalui udara sebagian kecil melalui kontak langsung.
Lesi umunya dijumpai pada tubuh bagian atas.
(Rah
ETIOLOGI
(Yulian, 2017)
EPIDEMIOLOGI
(Rahmadi S, 2019)
CARA PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS 2. PEMERIKSAAN FISIK
Biasanya pasien datang Lokalisasi :
dengan keluhan rasa labia mayora, labia minora,
terbakar dan klitoris, dan introitus vagina,
gatal di area genetalia. preputium, glans penis, dan
Pasien memiliki riwayat korpus penis.
hubungan seksual gonta
ganti pasangan
Efloresensi:
Vesikel berkelompok diatas
daerah eritematosa pada alat
kelamin. Vesikel mudah pecah,
meninggalkan ulkus-ulkus
kecil, dangkal, jika sembuh
tidak meninggalkan jaringan
parut.
(Ananda, 2017)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan serologik:
3. Pemeriksaan Histopatologi Imunofluoresensi untuk menentukan
Pada pemeriksaan histopatologi antigen virus dan jenis
imunoglobulinnya.
ditemukan gambaran hiperplasia
epidermis dengan sel-sel lial epitel
2. Percobaan Tzanck
multinucleus dan infiltrasi inflamasi Menemukan badan inklusi pada sediaan
apus cairan vesikel yang dicat dengan
campuran padat yang terdiri dari lym
Giemsa
phocytes, plasmosit dan eosinophil
Kemudian
(Ana
PATOFISIOLOGI
Virus masuk ke Gejala awalnya timbul pada
dalam kulit Melalui senggama hari ke 4-7 setelah terinfeksi
Kemudian
(Suryani, 2018)
DIAGNOSA BANDING
Amebiasis Cutis Infeksi parasit Sering mengeluhkan Genitalia eksterna, sekitar Makula eritematosa dengan
Entamoeba Gatal dan sangat anus, perineum, dan bokong permukaan halus tidak beraturan.
histolytica nyeri Jika sudah lama, akan menjadi
granuloma merah di sekitar penis
Herpes genital
Infeksi herpes Gatal dan rasa Labia mayora, minora, Vesikel berkelompok di atas daerah
simplex virus terbakar klitoris, introitus vagina, eritematosa pada alat kelamin.
tipe 2 (HSV 2) glans penis, prepusium Vesikel mudah pecah,
dan korpus penis meninggalkan ulkus-ulkus kecil,
dangkal dan jika sembuh tidak
menimbulkan jaringan parut.
Kondiloma akuminata Human Beberapa penderita Vulva, labia mayora, Tumor dengan permukaan
Papilloma Virus mengeluhkan minora, glans penis, berbenjol-benjol menyerupai
(HPV) tipe kadang-kadang prepusium dan korpus kembang kol, warna merah dan
tertentu nyeri penis konsistensi lunak, dapat berbentuk
(terutama tipe 6 hiperplasia, sesil atau tidak rata
dan 11 ).
(Siregar, 2016)
PENATALAKSANAAN
• Non-Farmakologi
Kompres dengan antiseptik povidoniodine menggunakan kassa steril pada area luka selama ± 10 menit
• Farmakologi
Lesi inisial : acyclovir 5x200 mg selama 7 hari
valacyclovir 2x500 mg selama 7 hari
famcyclovir 3x500 mg selama 7 hari
2
Jika keluhan tak kunjung membaik, rujuk ke dokter
spesialis kulit dan kelamin atau ke dokter spesialis
yang berkompeten
(Siregar, 2018)
KESIMPULAN
DEFINISI
Herpes genital adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS)
yang disebabkan oleh herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2).
CARA MENEGAKKAN
DIAGNOSA
Anamnesa: Pasien datang dengan keluhan rasa terbakar dan gatal di area genetalia. Pasien
memiliki riwayat hubungan seksual gonta ganti pasangan
Pemeriksaan fisik: Lokalisasi labia mayora, labia minora, klitoris, dan introitus vagina,
preputium, glans penis, dan korpus penis. Efloresensi: Vesikel berkelompok diatas daerah
eritematosa pada alat kelamin. Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus kecil, dangkal,
jika sembuh tidak meninggalkan jaringan parut.
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan serologik, Imunofluoresensi untuk menentukan antigen
virus dan jenis imunoglobulinnya. Percobaan Tzanck, menemukan badan inklusi pada sediaan
apus cairan vesikel yang dicat dengan Giemsa. Pemeriksaan Histopatologi ditemukan gambaran
hiperplasia epidermis dengan sel-sel lial epitel multinucleus dan infiltrasi inflamasi campuran
padat yang terdiri dari lym phocytes, plasmosit dan eosinophil
KESIMPULAN
PENATALAKSANAAN KOMUNIKASI DAN EDUKASI