Anda di halaman 1dari 33

ASMA

OLEH:
Kelompok 4
PEMBIMBING:
dr. Miniartiningsih Sam, M.Kes., Sp.A
Asma sebagai gangguan inflamasi
kronik Yang berhubungan dengan
obstruksi saluran respiratori dan
hiperresponsif bronkus, yang secara
klinis ditandai dengan adanya
wheezing, batuk, dan sesak napas
yang berulang.
International Consensus on (ICON)
Pediatric Asthma

DEFINISI
EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan secara global, terdapat 334 juta


orang penderita asma di dunia. Kebanyakan
terdapat di negara berkembang dengan
pendapatan rendah

Prevalensi . asma pada anak berkisar antara 2


– 30% di Indonesia, prevalensi asma pada
anak berkisar 10% pada usia sekolah dasar,
dan sekitar 6,5 % pada usia sekolah
menengah pertama
Faktor Risiko
Atopi dari ayah dan Ibu
Polusi udara
asap rokok
makanan cepat saji,
berat lahir,
Cooking fuel,
Rendahnya pendidikan ibu
Ventilasi rumah yang tidak memadai
merokok di dalam rumah, dan tidak
adanya ventilasi.
Patogenesis
1. Mekanisme imunologis
inflamasi saluran respiratori
2. Inflamasi akut dan kronik

Reaksi cepat dihasilkan oleh


Aktivasi sel-sel yang sensitif
Paparan Alergen Respon Alergi
terhadap alergen IgE pesifik
Inhalasi Fase Cepat
terutama sel Mast dan
makrofag.

Ikatan antara sel dan IgE mengawali reaksi


Respon Alergi biokimia serial yang menghasilkan sekresi
Fase Lambat mediator-mediator seperti histamin, proteolitik,
enzim, glikolitik, dan heparin serta mediator
newly generated seperti prostaglandin,
leukotrien, adenosin, dan oksigen reaktif.

Mediator-mediator ini menginduksi kontraksi otot polos


saluran respiratori dan menstimulasi saraf aferen,
hipersekresi mukus, vasodilatasi, dan kebocoran
mikrovaskuler.
Lanjutan…
Selama berlangsung pajanan Merangsang lepasnya leukosit
Respon Alergi alergen, aktivasi sel-sel pada proinflamasi terutama eosinofil
Fase Lambat saluran respiratori dan sel prekursornya dari
menghasilkan sitokin-sitokin sumsum tulang ke dalam
ke dalam sirkulasi sirkulasi.

3. Remodeling saluran respiratori

Remodeling saluran respiratori merupakan serangkaian proses yang menyebabkan deposisi


jaringan penyambung dan mengubah struktur saluran respiratori melalui proses
dediferensiasi, migrasi, diferensiasi, dan maturasi struktur sel. Kombinasi kerusakan sel
epitel, perbaikan epitel yang berlanjut, produksi berlebih faktor pertumbuhan profibrotik
transforming growth factors (TGFHβ), dan proliferasi serta diferensiasi fibroblas menjadi
miofibroblas diyakini merupakan proses yang penting pada remodeling
Patofisiologi
1. Obstruksi saluran respiratori
2. Hiperreaktivitas saluran respiratori

Penyempitan saluran respiratori secara berlebihan merupakan patofisiologi yang


secara klinis paling relevan pada penyakit asma. Mekanisme! Yang bertanggung
jawab terhadap reaktivitas yang berlebihan atau hiperreaktivitas ini belum
diketahui. Akan tetapi, kemungkinan berhubungan dengan perubahan otot
polos saluran respiratori (hiperplasi dan hipertrofi) yang terjadi secara sekunder,
yang menyebabkan perubahan kontraktilitas. Selain itu, inflamasi dinding
Saluran respiratori terutama daerah peribronkial dapat memperberat
Penyempitan saluran respiratori selama kontraksi otot polos.
Diagnosis

03 Pemeriksaan
Penunjang

Anamnesis
01 02
Pemeriksaan
Fisik
Anamnesi
s
Keluhan :
wheezing dan atau batuk berulang
merupakan Manifestasi klinis yang
diterima luas sebagai titik awal diagnosis
asma
Karakteristik yang khas
Gejala respiratori asma berupa • Gejala timbul secara episodik atau berulang.
kombinasi dari batuk, wheezing, sesak • Timbul bila ada faktor pencetus.
napas, rasa dada tertekan, dan produksi o Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat
sputum. Chronic recurrent cough (batuk nyamuk, suhu dingin, udara kering, makanan minuman dingin,
kronik berulang,BKB) dapat menjadi
penyedap rasa, pengawet makanan, pewarna makanan.
petunjuk awal untuk membantu
diagnosis asma. o Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan,
serbuk sari.
o Infeksi respiratori akut karena virus, selesma, common
cold, rinofaringitis
o Aktivitas fisis: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa
berlebihan.
Lanjutan… • Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya.
• Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke
waktu, bahkan dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat pada
malam hari (nokturnal).

a a n • Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan

i ks atau dengan pemberian obat pereda asma.

m er
Pe
isi k
f
Dalam keadaan sedang Perlu dicari gejala alergi lain
bergejala batuk atau sesak, pada pasien seperti
Dalam keadaan stabil dapat terdengar wheezing, dermatitis atopi atau rinitis
tanpa gejala tidak baik yang terdengar alergi, dan dapat pula
ditemukan kelainan langsung (audible( wheeze), dijumpai tanda alergi seperti
atau yang terdengar dengan allergic shiners atau
stetoskop geographictongue.
Pemeriksaan
Penunjang
• Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus
uji reversibilitas dan untuk menilai variabilitas.
Pada fasilitas terbatas dapat dilakukan Jika terindikasi dan fasilitas tersedia,
pemeriksaan dengan peakflowmeter lakukan pemeriksaan untuk mencari
kemungkinan diagnosis banding,
• Uji cukit kulit (skin prick test), eosinofil total misalnya uji tuberkulin, foto sinus
paranasalis, foto toraks, uji refluks
darah, pemeriksaan IgE spesifik. gastroesofagus, uji keringat, uji Gerakan
silia, uji defisiensi imun, Ctscan
• Uji inflamasi saluran respiratori: FeNO toraks,endoskopi respiratori (rinoskopi,
laringoskopi, bronkoskopi).
(fractional exhaled nitricoxide), eosinofil
sputum.

• Uji provokasi bronkus dengan exercise,


metakolin, atau larutan salin hipertonik
Klasifikasi
Lanjutan…
Tahapan Penegakkan Diagnosis Asma

1.Diagnosis kerja: Asma


Dibuat sesuai alur diagnosis asma anak  tata
laksana umum : penghindaran pencetus, pereda,
tata laksana penyakit penyulit
2.Diagnosis klasifikasi kekerapan
Dibuat dalam 6 minggu, < 6 minggu bila informasi
klinis sudah kuat
3.Diagnosis derajat kendali
Dibuat setelah 6 minggu menjalani tata laksana
jangka panjang awal sesuai klasifikasi kekerapan
Alur Tatalaksana Asma
Pada Anak
Diagnosis
Banding

20
Penatalaksanaan Asma

Asma akut (saat Asma jangka panjang


serangan)

Obat-obat yang digunakan : Prinsip pengobatan jangka panjang :


 Bronkodilator (β2 agonis kerja cepat  Edukasi
dan ipratropium bromida)  Obat sama (Pengontrol dan pelega)
 Kortikosteroid sistemik  Menjaga kebugaran
Penatalaksanaan Asma akut (saat serangan)
Serangan ringan
 Obat yang digunakan hanya β2 agonis kerja cepat
yangsebaiknya diberikan dalam bentuk inhalasi. Bila tidak
memungkinkan dapat diberikansecara sistemik
 Pada keadaan tertentu (seperti ada riwayat serangan berat
sebelumnya) kortikosteroid oral (metil prednisolon) dapat
diberikandalam waktu singkat 3-5 hari

Serangan sedang Serangan berat


 β2 agonis kerja cepat dan kortikosteroid oral Pasien dirawat dan diberikan
 Bila diperlukan dapat diberikan oksigen dan oksigen, cairan IV, β2 agonis kerja
pemberian cairan IV cepat ipratropium bromida inhalasi,
kortikosteroid IV, dan aminofilin IV
(bolus atau drip)
Tatalaksana Jangka Panjang

Obat asma
 Obat pereda (reliever): meredakan serangan atau
Tujuan gejala asma bila sedang timbul
 Mencapai dan mempertahankan  Obat pengendali (controller) : digunakan untuk
kendali asma mencegah serangan asma :
 Menjamin tercapainya tumbuh Steroid anti inflamasi inhalasi atau sistemik,
kembang anak secara optimal antileukotrien, kombinasi steroid–agonis β2 kerja
panjang, teofilin lepas lambat, dan anti-
imunoglobulin E.

23
Jenis alat inhalasi sesuai usia
Umur Alat Inhalasi
<5 tahun • Nebulizer dengan masker
• Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer :
aerochamber, optichamber, babyhaler.
5-8 tahun • Nebulizer dengan mouth piece
• MDI dengan spacer
• Dry Powder Inhaler (DPI): diskhaler, easyhaler,
swinghaler, turbuhaler.
>8 tahun Nebulizer dengan mouth piece
MDI dengan atau tanpa spacer
DPI: diskhaler, swinghaler, turbuhaler.

24
Obat Pengendali Asma

Steroid inhalasi
menekan inflamasi saluran respiratori dan Agonis β2 kerja panjang (Long
berperan penting dalam tatalaksana
jangka panjang asma. Pemberian steroid Acting β2 –agonist, LABA):
inhalasi setara dosis budesonid 100-200
μg per hari kombinasi bersama steroid inhalasi terbukti
memperbaiki fungsi paru dan menurunkan angka
kekambuhan asma, mencegah spasme bronkus
yang dipicu olahraga dan mampu memproteksi
lebih lama dibanding agonis β2 inhalasi kerja
pendek.
Antileukotrien Teofilin lepas lambat
memiliki efek bronkodilatasi kecil dan dapat diberikan tunggal atau
bervariasi, mengurangi gejala termasuk kombinasi dengan steroid
batuk, memperbaiki fungsi paru, mengurangi inhalasi
inflamasi jalan napas dan mengurangi
eksaserbasi.

Anti-immunoglobulin
E (Anti-Ig E)
omalizumab adalah antibody monoklonal yang
mampu mengurangi kadar IgE bebas dalam
serum. Diberikan pada pasien asma yang telah
mendapat steroid inhalasi dosis tinggi dan
agonis β2 kerja panjang namun masih sering
eksaserbasi dan terbukti asma karena alergi.
TATA LAKSANA SERANGAN ASMA
Serangan asma adalah episode peningkatan yang
progresif (perburukan) dari gejala-gejala batuk,
sesak napas, wheezing, rasa dada tertekan, atau
berbagai kombinasi dari gejala-gejala tersebut.
Serangan asma biasanya mencerminkan gagalnya
tata laksana asma jangka panjang, atau adanya
pajanan dengan pencetus.
Derajat keparahan serangan asma
30
Alur tata laksana serangan
asma pada anak di fasyankes
dan rumah sakit

31
32
Thank you!

33

Anda mungkin juga menyukai