OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI SOSIAL
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal
panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid.
Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
8
Fisiology Haid
Klasifikasi Gangguan Haid
Digolongkan dalam :
• Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
• Polimenore (sering) → < 21 hr
• Oligomenore (jarang) → > 35 hr
• Amenore (tidak haid) → > 3 bln
• Kelainan banyaknya haid (N=±80ml):
• Hipermenore (banyak) → > 80ml
• Hipomenore (sedikit) → < 80ml
10
• Kelainan lama haid (N= 3-7hr):
• Menoragi (memanjang) >7 hari
• Brakimenore (memendek) <3 hari
• Metroragi (haid diluar siklus normal)
• Perdarahan bercak
• Premenstrual spotting
• Postmenstrual spotting
• Perdarahan uterus disfungsional
• Gangguan lain berhubungan dengan haid :
• Metroragi (haid diluar siklus)
• Dismenore (nyeri bila haid)
• Premenstrual tension (ketegangan haid)
11
Kelainan panjang siklus haid :
1. Polimenore
Definisi polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35).
Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
Kausa :
- Anovulasi karena gangguan hormonal
- Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
- Fase folikuler memendek
Penanganan :
- Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
- Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
- Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
12
2. Oligomenore
Definisi oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan
kurang dari 3 bulan.
Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak terganggu.
Kausa :
- Fase folikuler memanjang
- Fase sekresi memanjang
Penanganan :
- Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
- Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
13
3. Amenore
Definisi : tidak haid lebih dari 3 bulan berturut.
Amenore dapat dibagi dalam dua bentuk :
- Amenore fisiologik :
• Prapubertas / pasca menopause
• Hamil, laktasi
- Amenore patologik :
• Amenore primer
• Amenore sekunder
14
Amenore
• Penyebab: Ggn hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium) dan vagina
• Diagnosis ditegakkan:
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisis
• Pemeriksaan ginekologik
• Pemeriksaan penunjang
15
Amenore
• Anamnesis :
• Usia menars,
• Riwayat stres berat, obat-obat penenang,obat-obat penurun berat badan
• Pem.fisis :BB,TB, pertumbuhan sex sekunder.
• Pem.ginekologis :pemeriksaan genitalia interna/externa
• Pem.penunjang :foto Ro,kampimeter, T3/T4,pem.kromosom
16
Amenore hipotalamik
Kausa :
*Organik seperti kraniofaringioma dan ensefalitis
*Fungsional oleh ggn pelepasan LHRH (mis:anoreksia nervosa
& bulimia), obat-obat penghambat PIF(fenotiazin, trangulaizer,
obat2 psikofarmaka) → hiperprolaktinemia →amenorea
Amenore hipofisis
18
Amenore Ovarium
Kausa antara lain : hipoplasia ovarium (sindroma turner)
perokok, sindrom resisten ovarium,& tumor ovarium (yang
mensekresi androgen).
Amenore Uterina
Kausa amenore uterina antara lain : aplasia uteri; kerusakan
endometrium akibat perlengketan (sindroma Asherman); infeksi
berat seperti TBC.
Penanganan Amenore
Tergantung kausa : organik atau fungsional
• Organik ditangani sesuai kelainan organik
• Fungsional : konseling, obat2 psikofarmak,
substitusi & pemberian hormon secara
siklik, induksi ovulasi
20
Kelainan jumlah perdarahan haid
1. Hipermenore
Definisi : perdarahan haid yang jumlahnya banyak (>80 ml atau ganti
pembalut >5 kali/hari)
Kausa :-Kel.organik (tumor,infeksi)
-Kel.darah
-Kel.fungsional (endokrin)
Penanganan : Sesuai kausa
21
2. Hipomenore
Definisi : Perdrhan haid yg jumlahnya sdkt
(<40ml atau ganti pembalut <5x/hr)
Kausa : anovulasi
Penanganan :
• tdk perlu terapi jika siklus ovulatoar
• subsitusi hormon E&P bila perlu
• induksi ovulasi jika siklus anovulatoar & ingin anak.
22
Kelainan lamanya haid
• Menoragi : Haid berlangsung >7hr dgn jumlah darah yang banyak
Kausa & penanganan = dg hipermenore
• Brakimenore : Haid berlangsung <3hr dgn jumlah darah kadang sedikit
Kausa : anovulasi
Penanganan :
• tdk perlu terapi jika siklus ovulatoar
• subsitusi hormon E&P bila perlu
• induksi ovulasi jika siklus anovulatoar & ingin anak
23
MENILAI SINDROM
MENOPAUSE
Pendahuluan
Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap perempuan yang
menandai berakhirnya masa subur.
1. Gejala Klimakterik
2. Tanda-tanda fisik:
Indeks maturasi
Ph vagina (6,0-7,5)
3. Riwayat medis dan keluarga
Faktor genetik
Status histerektomi wanita
4. Riwayat medis dan keluarga
Pengukuran FSH
estradiol
Penatalaksanaan
1. Hormonal ( pemberian estrogen)
2. Non Hormonal (pemberian anti depressan)
PENANGANAN PUD
• Perbaiki KU, bl anemia →transfusi
• Hentikan perdarahan :E, P, E+P, CC, anti fibrinolitik & anti
prostaglandin, bl perlu D&K,ablasi endometrium dg laser atau HT
• Cegah agar PUD tdk berulang
• Kembalikan fs hormon reproduksi
• Hilangkan ancaman keganasan.
36
INFEKSI HIV PADA
KEHAMILAN
Pendahuluan
• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi human immunodeficiency virus (HIV).
• Pada akhir tahun 2008, UNAIDS memperkirakan di seluruh dunia terdapat 33,4
juta orang yang hidup dengan HIV (ODHA). Sedangkan HIV di Indonesia termasuk
yang paling cepat berkembang di Asia. Pada akhir 2009, diperkirakan ada 333.200
orang yang hidup dengan HIV (ODHA) di Indonesia.
• Di Indonesia, menurut Depkes tercatat 3568 kasus HIV/AIDS pada akhir bulan
Desember 2002, 20 kasus tertular dari ibunya.
• FKUI/RSCM selama tahun 1999-2001 mendapatkan 558 ibu hamil di daerah
miskin di Jakarta yang melakukan tes HIV, sebanyak 16 orang (2,86%) dinyatakan
positif
Etiologi
• Virus HIV Retrovirus (virus RNA)
RNA sbg Molekul pembawa
informasi genetik
• HIV mempunyai sifat khas adanya enzim reverse transcriptase
mengubah informasi genetiknya dlm RNA kedlm bentuk DNA
diintegrasikan kedlm informasi genetik sel limfosit yg diserang
Lanj….
• Dgn demikian HIV dpt memanfaatkan mekanisme limfosit u/
mengkopi dirinya menjadi virus baru yg memiliki ciri2 HIV
• Sampai saat ini hanya darah, air mani, air ketuban, cairan
servikovaginal & ASI terbukti sbg sumber infeksi (penularan
HIV)
Lanj….
• Virus HIV terdiri dari 2 tipe :
• HIV-1 ditemukan diseluruh dunia
• HIV-2 banyak di temukan di Afrika
• Dgn analisis sekuens genetik dikenal 8 varian utama HIV;subtipe
A,B,C,D,E,F,G dan H dideteksi dgn reagensia yg biasa
• Subtipe J dan N ditemukan di Kamerun Afrika, adapun subtipe O
hanya 50% yg dpt dideteksi dgn reagensia biasa
Cara Penularan
1. Melalui hubungan seksual
2. Transmisi horizontal (kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum
suntik)
a. Tranfusi darah/produk darah yang tercemar HIV
b. Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik pada para pecandu
narkotik suntik.
c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3.Penularan dari Ibu ke Bayi
a.Faktor virus
Karakteristik virus.
Infektivitas virus
b.Faktor Bayi
Prematuritas
Nutrisi Fetus
Fungsi Pencernaan
Respon imun neonatus
c.Faktor ibu, kehamilan dan proses persalinan.
Antepartum:
• Viral load dari ibu
• Beratnya keadaan infeksi pada ibu
• Ibu yang menderita penyakit infeksi lain
• Ibu yang mempunyai kebiasaan yang tidak baik
Intrapartum:
• Kadar maternal HIV-1 cerviko vaginal
• Proses persalinan bayi
• Ibu yang menderita penyakit infeksi lain
Post partum melalui menyusui:
• air susu ibu degan infeksi HIV mengandung proviral HIV dan virus
bebas lainnya
• Bayi yang diberikan ASI
Asimptomatik, Simptomatik, aktivitas normal: Pada umumnya lemah, aktivitas di Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di
aktivitas normal: a. Berat badan menurun < 10% tempat tidur kurang dari 50%: tempat tidur lebih dari 50%:
a. Asimptoatik b. Kelainan kulit dan mukosa yang a. Berat badan menurun > 10 % a. HIV wasting syndrome seperti yang
b. Limfadenopati ringan seperti, dermatitis b. Diare kronis yang berlangsung lebih didefinisikan oleh CDC.
generalisata seboroik, prurigo, onikomikosis, dari 1 bulan b. Pneumonia Pneumocystis carinii.
ulkus oral yang rekuren, dan c. Damam berkepanjangan lebih dari 1 c. Toksoplasmosis otak.
kheilitis angularis. bulan d. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan.
c. Herpes zoster dalam 5 tahun d. Kandidiasis orofaringeal e. Kriptokokosis ekstrapulmonal
terakhir. e. Oral hairy leukoplakia. f. Retinitis virus sitomegalo
d. Infeksi saluran nafas bagian atas, f. TB paru dalam tahun terakhir. g. Herpes simplek mukokutan > 1 bulan
seperti sinusitis bakterialis. g. Infeksi bacterial yang berat seperti h. Leukoensefalopati multifocal progesif
pneumonia dan piomiositish i. Mikosis diseminata seperti histoplaosis
j. Kandidiasis di esophagus, trakea,
bronkus, dan paru
k. Mikobakteriosis atipikal diseminata
l. Septismia salmonellosis nontifoid
m. Tuberculosis di luar paru
n. Limfoma
o. Sarcoma Kaposi
p. Ensefalopati HIV
Diagnosis Infeksi HIV
Anamnesis
Pemeriksaan klinis
Laboratorium
Penanganan Pasien Hamil Dengan HIV
Penanganan pasien hamil dengan HIV dapat dilakukan dengan
penatalaksanaan program PMTCT (Prevention of Mother To Child
Transmission of HIV). PMTCT adalah suatu program intervensi untuk
mencegah penularan dari ibu penderita HIV/AIDS kepada bayinya dan
mencegah infeksi HIV pada perempuan.
Penatalaksanaan obtetrik
Perinatal HIV Guidelines Working Group di Amerika Serikat mengajukan
rekomendasi penatalaksanaan obstetrik untuk mengurangi transmisi HIV vertikal.
Rekomendasi yang dianjurkan adalah :
1. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS yang datang
padakehamilan di atas 36 minggu, belum mendapat antiretrovirus, dan sedang
menunggu hasil pemeriksaan kadar HIV dan CD4 yang diperkirakan adasebelum
persalinan.
Rekomendasi : Ada beberapa regimen yang harus didiskusikan dengan jelas.
2. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS yang datang pada kehamilan
awal, sedang mendapat kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV tetap di atas 1000
kopi/mL pada minggu ke 36 kehamilan.
Rekomendasi : Regimen antiretrovirus yang digunakan tetap diteruskan.
3. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS yang sedang mendapat
kombinasi antiretrovirus, dan kadar HIV tidak terdeteksi pada minggu ke 36
kehamilan.
Rekomendasi : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS diberikan konseling
4. Cara Persalinan : Wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS yang sudah direncanakan
seksio sesarea elektif, namun datang pada awal persalinan atau setelah ketuban
pecah.
Rekomendasi : Zidovudin intravena segera diberikan. Jika kemajuan persalinan cepat,
wanita hamil yang terinfeksi HIV-AIDS ditawarkan untuk menjalani persalinan
pervaginam.
Penatalaksanaan Pasca Persalinan
• Pemberian Air Susu Ibu
Penularan HIV melalui air susu ibu diketahui merupakan faktor
penting transmisi pasca persalinan dan meningkatkan resiko transmisi
dua kali lipat. Miotti, dkk pada penelitian di Malawi membuktikan air
susu ibu meningkatkan insidens transmisi HIV 0,7% per bulan pada
usia 0 sampai 5 bulan; 0,6% pada usia 6-11 bulan; 0,3% per bulan
pada usia 12-17 tahun.
Penggunaan obat Antiretroviral (ARV)
• Antiretrovirus direkomendasikan untuk semua wanita yang terinfeksi
HIV-AIDS yang sedang hamil untuk mengurangi resiko transmisi
perinatal.
• Tujuan utama pemberian antiretrovirus pada kehamilan adalah
menekan perkembangan virus, memperbaiki fungsi imunologis,
memperbaiki kualitas hidup, mengurangi morbiditas dan mortalitas
penyakit yang menyertai HIV.
1.Monoterapi Zidovudine
• Antepartum : Zidovudine oral dari kehamilan 14-34 minggu
5x100mg/hari
• Intrapartum : Zidovudine intravena, dosis awal 2mg/kgBB/jam,
dilanjutkan infus 1mg/kgBB sampai 1 hari setelahmelahirkan
• Postpartum : Zidovudine sirup, 2 mg/kgBB, dimulai 8-12 jam
postpartum dan diteruskan sampai 6 minggu
2.Nevirapin
Dapat diberikan dosis tunggal 200 mg bagi ibu pada saat melahirkan
disertai pemberian nevirapin 2 mg/kgBB dosis tunggal bagi bayi pada
usia 2 atau 3 hari.
Syarat Pemberian ARV
menurut PMTCT 2010
Stadium Klinik Tidak Tersedia Tes Tersedia Tes CD4
WHO CD4
1 Tidak diobati
Diobati jika jumlah sel CD4 <200/mm3
2 Tidak diobati
Opsi B Triple ARV dimulai sesegera Triple ARV mulai 14 minggu NVP/AZT setiap hari
mungkin setelah hingga 1 minggu lepas ASI sejak lahir hingga umur
didiagnosa terinfeksi 4-6 minggu tanpa
HIV/AIDS dan berlanjut memandang
hingga seumur hidup. pemberian ASI atau
tidak.
Opsi B+ Triple ARV dimulai sesegera mungkin setelah NVP/AZT setiap hari
didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS dan berlanjut hingga sejak lahir hingga umur
seumur hidup tanpa memandang jumlah CD4 4-6 minggu tanpa
memandang
pemberian ASI atau
tidak.
TERIMA KASIH
INFERTILITAS
PENDAHULUAN
• Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami
istri , merupakan masalah yang dijumpai pada perempuan dan laki-
laki
• Infertilitas primer : sebelumnya pasangan suami istri belum pernah
mengalami kehamilan
• Infertilitas sekunder : pasangan suami istri gagal memperoleh
kehamilan selama satu tahun pascapersalinan atau pasca abortus,
tanpa menggunakan kontrasepsi apapun.
FAKTOR PENYEBAB
PENYEBAB PERSEN
Faktor tuba dan faktor pelvik (sumbatan atau kerusakan 35 %
tiba akibat perlekatan atau endometriosis)
Faktor lelaki (abnormalitas jumlah, mortalitas dan/atau 35 %
morfologi sperma)
Disfungsi ovulasi 15 %
Idiopatik 10 %
Lain-lain (fibroid, polip endometrium/dan kelainan 5%
bentuk uterus)
FAKTOR NON-ORGANIK
• Usia
• Frekuensi senggama
• Pola hidup (alkohol, merokok, berat badan)
FAKTOR ORGANIK
1. Masalah vagina
- Dispareunia
- Vaginismus
- Vaginitis
2. Masalah uterus
- Faktor serviks : servisitis, trauma pada serviks
- Faktor kavum serviks : kelainan anatomi kavum uteri, faktor endometriosis
- faktor miometrium : adenomiosis
3. Masalah tuba
4. Masalah ovarium
5. Masalah peritoneum
PEMERIKSAAN DASAR INFERTILITAS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan analisis sperma
Nilai normal analisis sperma berdasarkan
kriteria WHO
KRITERIA NILAI RUJUKAN NORMAL
Volume 2 ml atau lebih
Waktu likuefaksi Dalam 60 menit
pH 7,2 atau lebih
Kontrasepsi sperma 20 juta/mm atau lebih
Jumlah sperma total 40 juta/mm atau lebih
Lurus cepat (gerakan yang progresif dalam 60 menit 25% atau lebih
setelah ejakulasi
Jumlah antara lurus lambat dan lurus cepat 50% atau lebih
Morfologi normal 30% atau lebih
Vitalitas 75% atau lebih
Leukosit < 1 juta/mm
Pemeriksaan infertilitas dasar di pusat
pelayanan primer
Jenis kelamin Jenis pemeriksaan Waktu pemeriksaan
perempuan LH, FSH, TSH Fase folikularis awal
Prolaktin Pagi hari sebelum pukul 9
Testosteron, SHBG Kecurigaan hiperandrogenisme
Serilogi rubela, pap semar Walaupun sudah imunisasi
Lelaki Analisis sperma Setelah abstinensi 2-3 hari
Indikator rujukan ke pusat pelayanan
sekunder dan tersier
Jenis kelamin Indikator rujukan
Perempuan Usia > 35 tahun
Riwayat kehamilah ektopik sebelumnya
Riwayat kelainan tuba seperti hidrosalping, abses tuba, penyakit radang panggul, atau
penyakit menular seksual
Riwayat pembedahan tuba, ovarium, uterus, dan daerah panggul lainnya
Menderita endometriosis
Gangguan haid seperti amenorea atau oligomenorea
Hirsutisme atau galaktore
Kemoterapi
Lelaki Testis adesensus, orkodpeksi
Kemoterapi atau radioterapi
Riwayat pembedahan urogenital
Varikokel
Riwayat penyakit menular seksual
TOT PMTCT Komprehensif
Modul 4 Slide 67