NASOFARING
PEMBIMBING :
dr. DAUD RANTETASAK, Sp.THT-KL
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA
& LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN
Pendahuluan
E2
ID
SL
Kasinoma nasofaring merupakan
tumor ganas daerah kepala dan
leher yang terbanyak ditemukan di
indonesia. Hampir 60% tumor
ganas kepala dan leher merupakan
karsinoma nasofaring, kemudian Karsinoma nasofaring disebabkan
diikuti oleh tumor ganas hidung dan oleh multifaktor. Sampai sekarang
sinus paranasal (18%), laring (16%) penyebab pastinya belum jelas
dan tumor ganas rongga mulut,
tonsil, hipofaring dalam presentase
rendah.
t
oin
WHO dan histopathologi, yang membagi
rP
we
tumor ini ke dalam tiga jenis: squamous cell
Po
carcinoma (type 1), nonkeratinizing
of
er
carcinoma (type 2), and undifferentiated
ow
carcinoma (type 3)
eP
Th
Anatomi
E3
ID
SL
Apa itu
Definisi
E4
KARSINOMA
NASOFARING
ID
SL
Karsinoma adalah pertumbuhan baru yang ganas yang
terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung menginfiltasi
jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis
t
oin
rP
tumbuh didaerah nasofaring dengan predileksi di fossa
we
Po
Rossenmuller.
of
er
ow
eP
Th
EPIDEMOLOGI
E5
Karsinoma nasofaring berada di
urutan pertama, yaitu 28%, dari
ID
Terdapat sekitar 86.691 kasus seluruh kanker kepala leher di
2007
Insidens yang tinggi dijumpai di GLOBOC
Cina bagian selatan (termasuk AN, 2012
Hongkong). Di kota Zhongshan di
provinsi Guangdong, Cina Selatan,
memiliki prevalensi tertinggi di
dunia, yaitu sebesar 28,3 % kasus
per 100.000 penduduk laki-laki per
tahun
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
E6
ID
SL
Jenis kelamin
Makanan Ras
diawetkan
ETIOLOGI
Virus epstein- DAN FAKTOR Umur
barr
RESIKO
E7
ID
Sel yang terinfeksi
SL
EBV masuk ke
Virus bereplikasi bisa mati atau
DNA limf B
transformasi jadi
bentuk ganas
Virus
Menjadi laten Berikatan dg
Epstein- dalam limfosit B reseptor virus
barr
Terjadi di Kel EBV menginfeksi
saliva dan limf B limf B
Virus bereplikasi
Sitokrom p450
2E1
Karsinoma
Genetik Nasofaring
-Nitrosodimethyamine
(NDMA),
-Nitrosodimethyamine
-(NDMA)
N-nitrospurrolidene
Makanan (NPYR)
-N-nitrospurrolidene (NPYR)
--Nitrospiperidine
Nitrospiperidine (NPIP)
Faktor (NPIP )
lingkungan
Merokok Formaldehide
DIAGNOSIS
E8
Cranial :
• Sakit kepala terus-
ID
menerus
SL
Telinga :
• Tinnitus • Sindrom Jugular
• Penurunan pendengaran Jackson
(N. IX, X, XI, XII) :
Anamnesis • Otalgia
Parese lidah, palatum,
faring/laring,
gangguan menelan.
Hidung :
Telinga afoni
• Pilek
• Trismus (N. V)
Dini • Gangguan penghidu
Hidung • Epistaksis berulang
Gejala
Klinis Mata
Mata :
• Diplopia (N. III dan IX)
Lanjut Tumor Tumor : • Ptosis (N. IV)
Pembesaran kelenjar
t
oin
Cranial limfe pada leher
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
DIAGNOSIS
E9
Status generalisata/lokalis
ID
SL
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Nasofaring :
1. Rinoskopi anterior : Fenomena
Palatum mole(-)
t
oin
2. Rinoskopi posterior
rP
we
3. Nasoendoskopi
Po
of
er
ow
eP
Th
0
DIAGNOSIS
E1
ID
SL Pemeriksaan serologi :
• IgA VCA
• IgA EA
Pemeriksaan Radiologi :
t
oin
• Foto polos
rP
we
• CT-Scan
Po
• MRI
of
er
• USG abdomen
ow
eP
• Foto thorax
Th
1
DIAGNOSIS
E1
ID
CT scan aksial menunjukkan karsinoma
SL nasofaring stadium awal, terdapat
penebalan fossa Rossenmuler kiri
CT-Scan
MRI
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2
KLASIFIKASI
E1
ID
SL
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
3
KLASIFIKASI
E1
ID
SL Stadium karsinoma nasofaring berdasarkan UICC 2002:
E1
ID
N : Pembesaran kelenjar getah bening regional
SL N : Pembesaran kelenjar getah bening regional .
Nx : Pembesaran Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai.
No : Tidak ada pembesaran.
N1 : Metastase kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar
kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
N2 : Metastase kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar
kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
N3 : Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar
dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula.
N3a : ukuran lebih dari 6 cm.
N3b : di dalam fossa supraklavikula.
M : Metastasis jauh
Mx : Metastasis jauh tidak dapat dinilai
Mo : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh
5
KLASIFIKASI
E1
ID
Penentuan staging secara keseluruhan
SL
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium IIA T2a N0 M0
Stadium IIB T1 N1 M0
T2a N1 M0
T2b N0,N1 M0
Stadium III T1 N2 M0
T2a,T2b N2 M0
T3 N2 M0
Stadium IVa T4 N0,N1,N2 M0
Stadium IVb Semua T N3 M0
Stadium IVc Semua T semua N M1
6
E1
Penatalaksanaan
ID
SL
Stadium I : Radioterapi
Stadium II & III : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N<6 cm : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N>6cm : Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan
kemoradiasi
7
DIAGNOSIS BANDING
E1
ID
SL
1. Hiperplasia Adenoid
2. Tumor Sinus Sphenoidalis
3. Tumor Kelenjar Parotis
4. Meningioma Basis Cranii
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
8
Prognosis
E1
ID
SL
t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Thank You