Oleh:
Supervisor Pembimbing
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
17014101339
Telah dikoreksi dan disetujui pada tanggal 2019 untuk memenuhi syarat
tugas kepanitraan Klinik Madya di bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT Manado
Koordinator Pendidikan
Bagian Obstetri dan Ginekologi Supervisor Pembimbing
FK Unsrat Manado
dr. Suzanna P. Mongan, Sp.OG(K) Prof. Dr. dr. John J.E Wantania, Sp.OG(K)
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah yang paling sering terjadi dalam kehamilan. Hipertensi
merupakan 5-10% komplikasi dalam kehamilan dan merupakan salah satu dari penyebab
kematian tersering selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi
adalah keadaan dimana terjadinya hipoperfusi ke organ akibat vasospasme dan aktivasi
endotel yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema.1 Preeklampsia dibagi
ditegakkan dengan kriteria minimum, yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu dan proteinuria ≥300 mg/24 jam atau ≥+1 pada dipstick.2
Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.3 Kecenderungan yang ada
dalam dua dekade terakhir ini tidak terlihat adanya penurunan yang nyata terhadap
insiden preeklampsia, berbeda dengan insiden infeksi yang semakin menurun sesuai
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mencatat angka kematian ibu
(AKI) atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia diperkirakan sebesar 359
kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012. Penyebab
kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (30,3%), hipertensi dalam
kehamilan (27,1%), dan infeksi (7,3%). Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara,
kasus kematian ibu tahun 2015 terdapat 71 kasus. Sebanyak 22 kasus disebabkan oleh
perdarahan, 13 kasus karena hipertensi dalam kehamilan, 5 kasus karena infeksi, dan 31
dibandingkan pada negara maju. Hal ini disebabkan karena pada negara maju perawatan
parenatalnya lebih baik. Kejadian preeklampsia dapat di pengaruhi oleh paritas, ras,
faktor genetik dan lingkungan. Dalam kehamilan dengan preeklampsia lebih sering
Berikut ini akan dilaporkan kasus preeklamsia berat pada seorang wanita usia 35
tahun yang dirawat di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. OW
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Minahasa
Bangsa : Indonesia
5
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Budi Mulia dengan diagnosis G3P2A0
Janin. Nyeri perut ingin melahirkan, hilang timbul dialami sejak 2 hari
SMRS. Pelepasan lendir dan darah dari jalan lahir (-), pelepasan air
ketuban dari jalan lahir (+) mekonium. Pergerakan janin (+), pandangan
kabur (-), nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), BAB dan BAK normal.
Penyakit hipertensi (-), penyakit diabetes melitus (-), penyakit jantung (-),
Penyakit hipertensi (-), penyakit diabetes melitus (+), penyakit jantung (-),
5. Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), minum alkohol (-), minum obat-obatan (-), jamu (-).
6. Riwayat Haid
Siklus teratur
6
Taksiran partus : 3 Mei 2019
7. Riwayat Perkawinan
8. Riwayat Kehamilan
G: 3 P: 2 A: 0
Imunisasi TT : 1 kali
1. Status Generalis:
GCS : E: 4 M: 6 V: 5 = 15
Nadi : 102x/mnt
Respirasi : 20x/mnt
Berat badan : 68 kg
Gizi : Cukup
7
Kepala : Normosefali
Tenggorokan : T1/T1
bising(-)
edema (-)
2. Pemeriksaan Obstetrik
Palpasi
dan terasa ada tahanan dan pada perut sebelah kiri teraba bagian-
bagian kecil.
8
- Leopold III : Teraba bulat, besar, keras, melenting
3. Pemeriksaan Ginekologi
kepala H2
4. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 14.1 g/dL Kekeruhan Keruh Ureum Darah 27 mg/dL Pasien 12.7”
9
Kimia - Kontrol 30.9”
Berat Jenis 1
pH 5
Leukosit +1
Nitrit neg
Protein 3+
Glukosa 4+
Keton 1+
Urobilinogen 1+
Bilirubin 1+
Darah 5+
Silinder -
Kristal
10
Janin Intra Uterin Tunggal Letak Kepala
RESUME MASUK
dirasakan penderita sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Keluar air
dari jalan lahir (+), keluar darah bercampur lendir dari jalan lahir (+). Pergerakan
umum pasien tampak sakit sedang, tensi 160/110 mmH, nadi102 x/menit,
inspeksi. Pada pemeriksaan Leopold I teraba bulat, lunak, tidak melenting dengan
TFU 27 cm. Pada pemeriksaan Leopold II perut sebelah kanan teraba bagian yang
rata dan terasa ada tahanan dan pada perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil.
Pada Leopold III bulat, keras, melenting dan masih dapat digerakkan/ mobile.
Pada Leopold IV didapatkan kepala telah masuk pintu atas panggul (divergen)
11
Pada pemeriksaan ginekologi tidak didapatkan kelainan vulva pada
letak kepala.
DIAGNOSIS
G3P2A0 35 tahun hamil 38-39 minggu inpartu kala I dengan Preeklampsia Berat
SIKAP
SCTP cito
Nifedipin
Kateter Urine.
FOLLOW UP
S: Nyeri perut ingin melahirkan (+), keluar air dari jalan lahir (+) kehijauan,
12
TD: 160/110 mmHg
N: 102x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,7 oC
Preeklampsia Berat
P : SCTP cito
Nifedipin.
Kateter Urine
13
LAPORAN OPERASI:
Jam: 20.45
pada daerah abdomen dan sekitarnya. Abdomen ditutup dengan doek steril kecuali
pfannenstiel, diperdalam lapis demi lapis sampai fascia. Fascia dijepit 2 kocher,
digunting kecil lalu diperlebar ke kiri dan ke kanan. Tampak otot, otot disishkan
secara tumpul ke lateral. Peritoneum di jepit 2 pinset, diangkat, setelah yakin tidak
ada jaringan usus dibawahnya, digunting kecil lalu diperlebar ke haaq abdomen
vesngan pinset, diguntung kecil lalu diperlebar ke kiri dan ke kanan. Plika vesika
SBR, dilakukan insisi semilunares. Insisi diperdalam dan cavum uteri ditembus
secara tumpul. Keluar cairan ketuban mekonium. Identifikasi janin letak kepala,
janin dilahirkan jam 20.56 lahir bayi perempuan/SCTP/3600 gr/52 cm/ AS 6-8.
Sementara jalan nafas dibersihkan dengan penghisap lender, tali pusat dijepit
dengan umbilikal klem dan klem kocher, lalu digunting diantara kedua klem
pada tali pusat . Tepi luka SBR dijepit dengan klem, cavum uteri dibersihkan dari
14
Tepi luka SBR dijahit 2 lapis secara jelujur dengan chromic catgut 2 tapper,
Peritoneum dijahit jelujur dengan chromic catgut 2/0 tapper. Otot dijahit simpul
dengan chromic catgut 2/0 tapper. Fascia dijahit jelujur dengan safil 1 tapper.
Lemak dijahit dengan plain catgut 2/0 tapper. Kulit dijahit subkutikuler dengan
chromic catgut 2/0 cutting. Luka operasi ditutup dengan kassa steril. Operasi
selesai.
Perdarahan : 400 cc
Diuresis : 200 cc
15
FOLLOW UP POST PARTUM
N: 84 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,6oC
P :
-ASI on demand.
-Terapi oral (dopamet 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, sulfas
16
-Terapi injeksi (ceftriaxone 2x1 gr, MgSO4 4x6 gr (dalam cairan ringer
-Mobilisasi bertahap.
Hematologi
Hematokrit 35.1 %
MCH 29.0 pg
MCV 83.5 fL
N: 82 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,5oC
17
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
P :
-ASI on demand.
-Aff Infus
-Aff catheter
-Terapi oral (dopamet 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, sulfas
-Mobilisasi bertahap.
N: 78 x/menit
R: 20 x/menit
18
S: 36,6oC
A : P3A0 35 tahun post SCTP + Sterilisasi Pomeroy Hari III atas indikasi
P :
-ASI on demand.
-Terapi oral (asam mefenamat 3x500 mg, sulfas ferosus 1x200 mg,
-Mobilisasi
N: 80x/menit
R: 20 x/menit
19
S: 36,6oC
P :
-ASI on demand.
-Terapi oral (asam mefenamat 3x500 mg, sulfas ferosus 1x200 mg,
-Rawat jalan
RINGKASAN PULANG
20
Diagnosis Awal : G3P2A0 35 tahun hamil 38-39 minggu inpartu
kala I dengan Preeklampsia Berat Janin Intrauterine Tunggal Hidup Letak Kepala
+ Gawat Janin
N: 88 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,6oC
21
BAB III
PEMBAHASAN
dengan keluhan nyeri perut ingin melahirkan yang dirasakan pasien sejak
organ lainnya pada usia kehamilan di atas 20 minggu, pada pasien ini
umur kehamilan sudah aterm yakni 37-38 minggu. Penyakit ini umumnya
terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada
22
Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan kondisi pemberatan
preeklampsia atau preeklampsia berat adalah salah satu dari gejala dan
23
ginjal, sindrom antifosfolipid (APS), kehamilan dengan inseminasi donor
sperma, oosit atau embrio, obesitas sebelum hamil dan ada pemeriksaan
fisik: IMT >35, tekanan darah diastolik >80 mmHg, proteinuria (dipstick
>+1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300
mg/24 jam). Juga terdapat beberapa faktor resiko yang mungkin berperan
kehamilan sebelumnya. Ini sesuai dengan teori bahwa ibu yang memiliki
mengalami kekambuhan.
Protokol pemberian MgSO4 yaitu diberikan dua dosis (loading dose dan
jam. Obat antihipertensi yang digunakan pada pasien ini adalah nifedipin.
24
Nifedipin merupakan obat antihipertensi lini pertama yang dapat
blocker). Obat ini bekerja dengan menghambat influks kalsium pada sel otot
penting adalah informed consent terhadap pasien dan keluarga yang terkait
kehamilan yang masih dini atau dibawah 38 minggu. Kejadian kecil masa
kehamilan yang tidak berbeda bermakna baik dinilai dari tinggi maupun
patogenesis utama.
25
tampaknya tidak menggantungkan aktivitasnya pada suplai nutrisi dari ibu
yakni sistem saraf pusat terutama otak, sehingga terjadi brain sparing
tulang parietal, rangka batang tubuh, dan tulang panjang serta dinilai
Gawat janin adalah denyut jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per
menit atau lebih dari 180 per menit. Gawat janin terjadi bila janin tidak
dapat terjadi (kronik) dalam jangka waktu yang lama atau akut. Disebut
gawat janin bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau
26
mekonium yang kental pada awal persalinan. Gawat janin merupakan
12
suatu reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup.
Pada kasus ini didapatkan denyut jantung janin 170-175 x/menit dan
27
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pasien perempuan 35 tahun dirujuk dari Rumah Sakit Budi Mulia Bitung pada
tanggal 28 Mei 2019 dengan keluhan nyeri perut ingin melahirkan dirasakan sejak
inpartu kala I dengan Preeklampsia Berat Janin Intrauterine Tunggal Hidup Letak
Kepala + Gawat Janin. Pada pasien dilakukan penangan berupa SCTP cito dan
dirawat selama 4 hari kemudian dipulangkan pada tanggal 01 Juni 2019 dengan
keadaan sehat dan hidup. Prognosis pada pasien adalah baik karena telah
2. Saran
Pada kasus ini pasien sudah memilih melakukan Sterilisasi yang artinya
pasien tidak akan hamil lagi. Pasien disarankan menjaga pola hidup dan
28
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hindawi.com/journals/jp/2011/481095.
country.htm
dari: http://dinkes.sulutprov.go.id/wpcontent/uploads/2016/11/Buku-
Profil-KesehatanSulut-2015.pdf
29
8. Magdalena Grundmann, Alexander Woywodt, Torsten Kirsch et al.
108: 269–276.
Prawirohardjo
30