KUSTA
Oleh :
Preseptor :
dr. M. Mimbar Topik, M.Ked(DV), Sp.DV
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas segala rahmat dan
karunia Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Kusta”.
Shalawat dan salam penulis panjatkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
2.1 Definisi...............................................................................................................2
2.2 Etiologi.................................................................................................................2
2.4 Derajat................................................................................................................3
2.5 Diagnosis............................................................................................................3
2.6 Tatalaksana.........................................................................................................4
2.7 Komplikasi.........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................6
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan
kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan. Kusta atau lepra dapat ditandai dengan rasa
lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti timbulnya lesi pada kulit.
Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyebar melalui
percikan ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.
2.2 Etiologi
Disebabkan oleh bakteri Myobacterium Leprae. Mycobakterium ini adalah
kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dikelilingi oleh membran sel
lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobakterium. Panjangnya 1-8micro, lebar
0,2 – 0,5 micro. Kusta dapat menular jika seseorang terkena percikan droplet dari
penderita kusta secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Hal ini menunjukkan
bahwa bakteri penyebab lepra tidak dapat menular ke orang lain dengan mudah.
Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di
dalam tubuh penderita.
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus
gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh
penderita selama 20–30 tahun. Beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan
penderitanya adalah:
2.5 Diagnosis
Lesi lepra pada kulit biasanya berwarna pucat atau merah (hipopigmentasi)
dan mati rasa. Untuk memastikan apakah pasien menderita lepra, dokter akan
mengambil sampel kulit dengan cara dikerok (skin smear). Sampel kulit ini kemudian
akan dianalisis di laboratorium untuk mengecek keberadaan bakteri Mycobacterium
leprae.
Di daerah endemik lepra, seseorang dapat didiagnosis menderita lepra meskipun
pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan hasil negatif. Hal ini mengacu pada
klasifikasi badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) terhadap
penyakit kusta, yaitu:
Paucibacillary, yaitu terdapat lesi kulit meskipun hasil tes kerokan kulit
(smear) negatif
Multibacillary, yaitu terdapat lesi kulit dengan hasil tes kerokan kulit (smear)
positif
Jika lepra yang diderita sudah cukup parah, kemungkinan dokter akan melakukan
tes pendukung untuk memeriksa apakah bakteri Mycobacterium leprae sudah
menyebar ke organ lain atau belum. Contoh pemeriksaannya adalah:
2.6 Tatalaksana
Metode pengobatan utama penyakit kusta atau lepra adalah dengan obat antibiotik.
Penderita kusta akan diberi kombinasi beberapa jenis antibiotik selama 6 bulan
hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan
jenis kusta yang diderita.
Contoh antibiotik yang digunakan untuk pengobatan kusta
adalah rifampicin, dapsone, clofazimine, minocycline, dan ofloxacin. Di Indonesia
pengobatan kusta dilakukan dengan metode MDT (multi drug therapy).
Operasi umumnya dilakukan sebagai penanganan lanjutan setelah pengobatan dengan
antibiotik. Operasi bagi penderita kusta bertujuan untuk:
2.8 Komplikasi
Komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat penyakit tersebut
didiagnosis dan diobati secara efektif. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika
kusta terlambat diobati adalah:
Mati rasa
Glaukoma
Kebutaan
Gagal ginjal
Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria
Kerusakan bentuk wajah
Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung
Kelemahan otot
Cacat permanen, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan, dan
hidung
Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang, termasuk
pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki
DAFTAR PUSTAKA