Anda di halaman 1dari 1

Vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah)

Penyempitan pembuluh darah untuk mengurangi derasnya aliran darah keluar melalui luka. „ akibat trauma yg
mengoyak dinding pembuluh darah secara refleks otot polos dinding pembuluh darah berkontraksi lumen pb.
Darah menyempit  mengurangi derasnya aliran darah keluar melalui luka --- sel2 endotel akan mensekresi
endothelin.

Proses pembekuan darah

Dinding pembuluh darah mempunyai 3 lapisan, yaitu : Tunica intima yang terdiri dari jaring ikat endotelium dan
subendotelium, tunica media dan tunica adventitia.14 Konstriksi setelah trauma merupakan reaksi instrinsik dari
pembuluh darah, terutama pada arteriole kecil dan kapiler. Vasokonstriksi setelah trauma dapat
mengurangi/menurunkan aliran darah ke daerah luka. Vasokonstriksi lokal yang di induksi oleh serotonin ( 5-
hydroxytriptamine) telah diteliti secara luas. Sejumlah besar dari serotonin dilepas dari trombosit pada sumbat
hemostasis primer. Thromboxane A2 (TX-A2) yang disintesis dan dilepaskan oleh trombosit yang teraktifasi
juga menginduksi kontraksi otot polos pada konsentrasi yang amat kecil, serta efek yang dapat membentuk
(menyusun) suatu mekanisme hemostasis yang penting. Berbgai vasokontriktor lain dapat terbentuk pada
sumbat hemostatik, seperti fibronepeptide B, epinephrine dan norepinephrine. Fibrinogen Degradation Product
(FDP) menghambat kontraksi otot polos, sedangkan Prostaglandin E-2, histamin, dan prostacyclin bekerja
sebagai vasodilator.9 Endotelium merupakan suatu regulator penting dalam proses hemostasis dan
antitrombotik. Endotelium merupakan sumber utama dari von Willebrand factor (vWF)yang lepas dari sel-sel
endotelium setelah terpapar fibrin, trauma, atau pemberian vasopressin. Sel-sel endotel juga mengandung suatu
inhibitor dari aktifasi plasminogen. Patelet Activating Factor (PAF), fibronectin, dan tissue thromboplastin
disintesis sel-sel endotelium yang terstimulasi.

P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1. Definisi P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan
oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban
(Suharni, 2011). Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan
benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari
kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat
kecelakaan bahkan menimbulkan kematian (Andryawan, 2013).
2. Tujuan P3K
 Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
 Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
 Menunjang penyembuhan dengan mengurangi rasa sakit, takut dan mencegah infeksi.

Anda mungkin juga menyukai