Keadaan mual dan muntah saat hamil ini dapat dipicu berbagai hal, namun mekanisme
terjadinya belum sepenuhnya dipastikan. Beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan
seorang ibu hamil mengalami mual dan muntah lebih dari wanita pada umumnya adalah
(Quinlan, 2003):
Pada wanita hamil terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini mungkin
akibat jumlah progesteron tinggi selama kehamilan, sehingga terjadi penurunan kadar motilin
yang merupakan suatu peptida yang diketahui mempunyai efek terhadap perangsangan otot-
otot halus. Selain itu perbesaran uterus juga dapat menekan diafragma, lambung dan usus,
sehingga terjadi penurunan gerakan peristaltik (Jojor. 2011).
Pengobatan yang bisa dipilihkan untuk terapi mual dan muntah pada wanita hamil yang
disarankan adalah mengikuti alur algoritma berikut (Niebyl, 2010):
Gambar 1. Alur Algoritma Terapi morning sickness
Obat-obatan yang dipakai untuk terapi morning sickness tersebut antara lain:
Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi mual dan muntah saat hamil belum
dapat diterangkan dengan jelas. Namun piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari
makanan ke bentuk asam amino yang diserap dan dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu
piridoksin juga mengubah karbohidrat menjadi energi. Peranan ini memungkinkan piridoksin
mengatasi mual dan muntah jika transit lambung memanjang ketika hamil. Kebutuhan
piridoksin pada wanita hamil meningkat menjadi 2,2mg sehari. Dosis yang digunakan untuk
morning sickness adalah 25mg (Pressman, 1997).
1. Antihistamin
Kedua agen ini biasanya menjadi pilihan jika keluhan tidak hilang dengan antihistamin.
Metoklopramid merupakan agen prokinetik dan antagonis dopamin, penggunaannya terkait
dengan diskinesia (gangguan gerakan) namun kasusnya jarang. Resiko penggunaannya
tergantung lama pemberian obat dan dosis kumulatif total, penggunaan lebih dari 12 minggu
tidak disarankan dan tidak aman untuk kehamilan (Niebyl, 2010).
1. Ondansentron
Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan terakhir jika keadaan morning sickness
tidak dapat ditangani dengan obat lainnya. Menurut penelitian Einarson (Einarson, 2004),
penggunaan ondansentron pada subjek wanita hamil kurang dari 3 bulan masa kehamilan
(rata-rata 5-9 minggu kehamilan) tidak terbukti menyebabkan malformasi janin.
1. Kortikosteroid
Deksametason dan prednisone terbukti efektif untuk terapi hyperemesis gravidarum, namun
penggunaannya pada trimester pertama kehamilan sangat beresiko terjadi bibir sumbing
(Dipiro, 2008).
1. Jahe
Jahe telah terbukti efektif menurut beberapa penelitian, dan aman untuk kehamilan (Dipiro,
2008).
58.
59.
Sumber: https://ibubidan.com/129-9-poin-pemeriksaan-kehamilan.html
Pengobatan yang bisa dipilihkan untuk terapi mual dan muntah pada wanita hamil yang
disarankan adalah mengikuti alur algoritma berikut (Niebyl, 2010):
Terapi farmakologi
Obat-obatan yang dipakai untuk terapi morning sickness tersebut antara lain:
Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi mual dan muntah saat hamil belum
dapat diterangkan dengan jelas. Namun piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari
makanan ke bentuk asam amino yang diserap dan dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu
piridoksin juga mengubah karbohidrat menjadi energi. Peranan ini memungkinkan piridoksin
mengatasi mual dan muntah jika transit lambung memanjang ketika hamil. Kebutuhan
piridoksin pada wanita hamil meningkat menjadi 2,2mg sehari. Dosis yang digunakan untuk
morning sickness adalah 25mg (Pressman, 1997).
2. Antihistamin
Antihistamin khususnya doxylamine atau penggunaan doksilamin bersamaan dengan
piridoksin menjadi saran terapi utama untuk tatalaksana morning sickness pada wanita hamil.
Antihistamin yang bisa diberikan untuk wanita hamil adalah golongan H-1 bloker seperti
difenhidramin, loratadin, dan sebagainya (Niebyl, 2010).
4. Ondansentron
Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan terakhir jika keadaan morning sickness
tidak dapat ditangani dengan obat lainnya. Menurut penelitian Einarson (Einarson, 2004),
penggunaan ondansentron pada subjek wanita hamil kurang dari 3 bulan masa kehamilan
(rata-rata 5-9 minggu kehamilan) tidak terbukti menyebabkan malformasi janin.
5. Kortikosteroid
Deksametason dan prednisone terbukti efektif untuk terapi hyperemesis gravidarum, namun
penggunaannya pada trimester pertama kehamilan sangat beresiko terjadi bibir sumbing
(Dipiro, 2008).
6. Jahe
Jahe telah terbukti efektif menurut beberapa penelitian, dan aman untuk kehamilan (Dipiro,
2008)
Tabel 1. Dosis, Efek Samping dan Kategori Keamanan Obat-Obat Morning Sickness
Penanganan non farmakologi yang direkomendasikan untuk mual dan muntah pada
kehamilan (contoh morning sickness) meliputi (Sukandar dkk, 2011) :
Sebelum memutuskan untuk pergi ke dokter, beberapa langkah berikut ini dapat dilakukan di
rumah guna meredakan gejala morning sickness:
Perbanyaklah minum air dengan cara meneguknya sedikit demi sedikit guna mencegah mual
dan muntah. Hal ini bertujuan untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, hindari minuman
dingin, manis, atau minuman yang beraroma tajam.
Hindari makanan atau aroma makanan yang yang dapat menyebabkan mual. Pilihlah
makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi dan rendah lemak. Konsumsi makanan
sebaiknya dalam porsi sedikit namun lebih sering.
Cobalah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung jahe atau mengonsumsi
suplemen jahe. Diduga jahe bisa menurunkan gejala morning sickness. Selain itu jahe juga
aman dikonsumsi oleh ibu hamil.
Beristirahatlah secara cukup. Jika merasa mual saat hendak bangun tidur, bangunlah secara
perlahan. Kalau perlu, konsumsilah makanan ringan sebelum bangun dari tempat tidur agar
mual berkurang.
Gunakanlah pakaian yang nyaman dan hindari pakaian dengan bagian pinggang yang ketat.
Alihkan pikiran Anda sebisa mungkin agar tidak memikirkan mual yang Anda rasakan.
Semakin Anda pikirkan, mual akan semakin terasa.
Pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
2) Serviks Uteri
Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini
konsentrasi kolagen lebih lanjut ini secara klinis terbukti dengan melunaknya serviks.
3) Uterus
Pada miggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah advokat.
Panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk
oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertropi seperti korpus uteri yang
mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda hegar.
4) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan kematangan volikel baru ditunda, hanya
satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Volikel ini akan berfungsi maksimal
selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron dalam jumlah yang relatif minimal dengan terjadinya kehamilan, indung telur
5) Sistem Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan
6) Sistem Endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang terpenting terjadi untuk mempertahankan
kehamilan, pertumbuhan normal janin dan nifas. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat
cepat menjadi dua kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu.
7) Sistem Perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing.
Keadaan ini hilang dan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul dan
ginjal wanita harus mengakomidasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang
8) Sistem Pencernaan
Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas serta konstipasi
sebagai akibat penurunan motilitas usus besar. Mual sering terjadi pada pagi hari disebut
”morning sickness”. Hipersaliva sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah
yang terjadi. Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah persalinan akan berkurang
secara spontan. Haemoroid juga merupakan satu hal yang sering terjadi sebagai akibat
konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.
9) Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal, akibat peningkatan
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron terjadi relaksasi dari jaringan ikat.
Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasa normal apabila asupan nutrisinya
khusus produk susu terpenuhi. Karena pengaruh hormon esrtogen dan progesteron, terjadi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus
yang membesar dengam pembuluh darah membesar pula mamae dan alat lain yang memang
Pada dua bulan pertama kenaikan berat badan belum terlihat, tetapi baru nampak dalam bulan
ketiga. Untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan
indeks masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2.
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. ( romauli, 2011;h. 73-88)
Komplikasi
Pada emesis gravidarum jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan penurunan berat
badan dikarenakan tidak terpenuhinya asupan nutrisi ibu yang mengakibatkan meningkatnya
kejadian gangguan pertumbuhan janin (IUGR), BBLR, cacat bawaan pada janin
Emesis Gravidarum jika tidak segera ditangani akan menjadi Hiperemesis Gravidarum yang
berdampak pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa,
peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan ginjal, akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi mengakibatkan
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk
Ibu Hamil dan Menyusui. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., amd Posey, L.M. 2008.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. Mc-Graw Hill. New York.
Einarson, A., Maltepe, C., Navioz, Y., Kennedy, D., Tan, M.P., and Koren, G. 2004. The
Safety of Ondansentron for Nausea and Vomiting of Pregnancy: a Prospective Comparative
Study. International Journal of Obstetrics and Gynaecology.Vol 111: p. 940-943.
Niebyl, J.R. 2010. Nausea and Vomiting in Pregnancy. The New England Journal of
Medicine. Vol. 363: p.1544-1550.
Pressman, A., and Buff, S. 1997. The Complete Idiot’s Guide to Vitamins and Minerals.
Alpha Books. New York.
Sukandar, E.Y., R. Andrajati, J.I. Sigit, I.K. Adnyana, A.P. Setiadi, dan Kusnandar. 2011.
ISO Farmakoterapi 2. Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia. Jakarta.
ETIOLOGI
Penyebab pasti keluhan mual dan muntah selama kehamilan masih belum jelas. Sebagian besar
bukti memperlihatkan bahwa keadaan ini disebabkan oleh perubahan kadar hormone yang sangat
cepat. Fluktuasi ini mengakibatkan perubahan pada pola kontraksi dan relaksasi otot polos lambung
dan usus sehingga menyebabkan keluhan mual dan muntah
Hormon yang berperan dalam kejadian ini adalah human chorionic gonadotropin (hCG), estrogen,
dan progesterone. Kadar abnormal dari hormon tiroid dijumpai pada hyperemesis gravidarum,
meskipun hubungan sebab akibat dalam hal ini juga tidak jelas. Sejumlah penelitian memperlihatkan
bahwa keluhan mual dan muntah ini semakin hebat bila kadar gula darah rendah
Peneliti juga menemukan kenyataan bahwa wanita yang mengalami komplikasi mual akibat
pemakaian pil kontrasepsi oral, migraines, ataur mabuk kendaraan memiliki resiko tinggi untuk
mengalami keluhan hyperemesis gravidarum
Teori penyebab dari hiperemesia gravidarum :
1. Hormonal: Meningkatnya kadar human chorionic gonadotropin (hCG) atau komponen dari
hormone ini berperan dalam menginduksi EG. Thyrotoxicosis atau hyperthyroidism diduga
memiliki kaitan dengan EG.Hormon lain yang terkait adalah serotonin. Serotonin adalah
bahan kimiawi dalam otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan saluran
gastrointestinal (GI) . Selama kehamilan , aktivitas saluran gastrointestinal bagian atas
menurun dan menyebabkan terjadinya mual dan muntah.
2. Gastrointestinal: Helicobacter pylori bakteri dalam usus yang dapat menyebabkan ulcus
peptikum atau tukak lambung. Bakteri ini dijumpai pada sebagian besar wanita hamil dan
lebih banyak lagi pada kasus EG.Untuk mengatasi keadaan ini seringkali digunakan
antibiotika.
BAB I
PENDAHULUAN
PATOFISIOLOGI
Muntah dipicu oleh adanyaimpuls afferent yang menuju pusat muntah,
yangterletak di medulla otak. Impuls tersebut diterima dari pusat sensori seperti
chemoreceptor trigger zone (CTZ), korteks serebral, serta visceral afferent
dari faringdan saluran cerna.Impuls afferent yang sudah terintegrasi dengan
pusat muntah, akan menghasilkan impuls efferent menuju pusat salivasi, pusat
pernafasan, daerah salurancerna, faring, dan otot otot perut yang semuanya
bersinergi memicu proses muntah. Nah
dari sini terlihat alasan ketika muntah terjadi nafas tidak beraturan, terengah
engah,keringat, kontraksi perut, ataupun keluar saliva/air liur.Penyebab dan
proses terjadinya muntah dapat dilihat pada gambar berikut:
CTZ merupakan daerah kemosensori utama pada proses emesis/muntah dansering dipicu oleh
senyawa senyawa kimia. Obat obat sitotoksik pun memicu emesismelalui mekanisme berinteraksi
dengan CTZ. Beberapa neurotransmiter dan reseptor terdapat di pusat muntah, CTZ, dan saluran
cerna, meliputi kolinergik, histaminik,dopaminergik, opiat, serotonergik, neurokinin, serta
benzodiazepin. Nah dari sini jugaterlihat bahwa adanya stimulasi pada satu ataupun beberapa
reseptor ini akan memicumuntah. Itulah sebabnya, mekanisme kerja obat antiemetik akan berkutat
dalammenghambat ataupun mengantagonis reseptor emetogenik tersebut seperti terlihat
padagambar berikuT
https://www.scribd.com/doc/139221125/MEKANISME-MUAL-MUNTAH
Mekanisme Kerja Hormon HCG
Pada saat kehamilan, plasenta membentuk hormon-hormon seperti
human chorionic gonadotropin, estrogen, progesterone, serta human
chorionic somatomammotropin dimana hormone-hormon tersebut
berperan untuk berlangsungnya kehamilan normal. Hormon HCG
(Gonadotropin Korionik) merupakan suatu glikoprotein. Bisa diukur 6
hari setelah konsepsi (di darah), 14 hari (di urine). Hormon ini disekresi
bersamaan dengan
perkembangan sel-sel trofoblas dari ovum yang baru dibuahi. Sekresi
hCG oleh sel sinsitial trofoblas dan dapat diukur pertama kali dalam
darah pada 8 samapi 9 hari setelah ovulasi,segera setelah blastokista
berimplantasi dalam endometrium. Kecepatan sekresi hCG meningkat
hingga maksimal kira-kira pada 10 hingga 12 hari setelah ovulasi,
kemudian
menurun sampai kadar yang lebih rendah menjelang 16 hingga 20
minggu setelah ovulasi dan terus berlanjut pada kadar ini selama sisa
masa kehamilan. Adanya gonadotropin korionik (hCG) di dalam plasma
ibu dan ekskresinya di urinmerupakan dasar bagi uji endokrin untuk
kehamilan. Hormon ini dapat ditemukan di dalam cairan tubuh dengan
salah satu dari berbagai teknik bioassay atau immunoassay
. Hormon ini tidak spesifik karena sejumlah kecil juga disekresikan oleh
GI dan tumor lain pada wanita dan pria, pada fetal liver dan ginjal.
Gonadotropin korionik penting bagi pengenalan kehamilan oleh ibu
karena hormon inibekerja "menyelamatkan" korpus luteum, tempat
pembentukan utama progesteron selama 6 minggu pertama. Hormon ini
mencegah involusi korpus luteum. Hormon ini juga merupakan.suatu zat
mirip
luteinizing hormone(LH) yang bekerja sebagai 'wakil' pada jaringan-
jaringan yang responsif, misalnya ovarium (korpus luteum) dan testis
(sel Leydig). Secara spesifik, hCG bekerja melalui reseptor LH di
membran plasma.
Fungsi hCG adalah mencegah involusi normal corpus luteum. Hormone
ini
menyebabkan korpus luteum menyekresi estrogen dan progesterone
lebih banyak lagi untuk beberapa bulan berikutnya sehingga mencegah
terjadinya menstruasi, tidak terjadi peluruhandinding endometrium
namun menyebabkan endometrium terus tumbuh serta menyimpan
nutrisi dalam jumlah besar yang nantinya siap untuk proses implantasi.
Fungsi hCG yang juga penting adalah efeknya terhadap perangsangan
sel-sel interstitial testis janin sehingga mengakibatkan pembentukan
testosteron pada fetus pria sampai lahir. Sekresi dalam jumlah sedikit ini
selama kehamilan merupakan factor yang menyebabkan tumbuhnya
organ-organ kelamin pria dan bukan wanita pada fetus. Mendekati akhir
kehamilan, testosterone yang disekresikan oleh testis fetus juga
menyebabkandesensus testis ke dalam skrotum. Hormon ini hanya
diproduksi oleh sinsitiotrofoblas, dan tidak oleh sitotrofoblas.
Produksinya sudah dimulai pada awal kehamilan, kira-kira pada hari
implantasi. Setelah itu,kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meningkat
sangat pesat. Dengan uji yang peka,hormon ini damapat dideteksi di
plasma atau urin ibu pada hari ke-8 sampai hari ke-9 setelah
ovulasi. Waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi hCG plasma berganda
adalah 1,4 sampai 2hari . Kadarnya meningkat sejak hari implantasi
hingga mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60 sampai 70. Setelah
itu, konsentrasinya menurun secara bertahap sampai titik terendah
dicapai pada sekitar hari ke-l00 sampai 130.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus I. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita, 81-88 dan 106-126.
Penerbit Arcan, Jakarta.
Bagus I. 2000. Buku Saku Ilmu Kandungan,
100-105. Penerbit Arcan, Jakarta.
Christina S.I., 1993, Perawatan Kebidanan,
Jilid I, 65-69 dan 70-83. Penerbit Bharata,
Jakarta.
Ganda Soebrata, R. 2001. Penuntun Laboratorium
Klini, Cetakan 5, 495. Penerbit
Dian Rakyat, Jakarta.
Ganong W.F., 1995, Fisiologi Kedokteran,
Edisi 14, 427. San Fransisco.
Ganong W.F., 2003, Fisiologi Kedokteran,
Edisi 20 EGC. Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta, 431-433
Gartinah. 1996. Diktat Immunologiserologi ,
8-13, dan 46-54. Departemen Kesehatan
RI, Bandung.