Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS 1


STUDI KASUS GAWAT DARURAT

Dosen Pengampu :
Ns.Nur Hafizhah Widyaningtyas ,S.Kep.,M.Kep
NIP. 199304202019032024

Disusun oleh :
Kelompok 4 Kelas A20.2
Aina Fijar Maharani 22020120120020
Nazilla Aqina Puteri Nismara 22020120140141
Alif Ramadhana Suwari 22020120140132
Ilham Unggul Pambudi 22020120130114
Dini Alviolita 22020120130092
Amalia Nur Annisa 22020120130090
Anisha Dyah Ayu A 22020120140152
Anjeli Widya Lutfia 22020120140159

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3


1.1 Gambaran kasus ....................................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 4
2.1 Istilah-istilah dalam kasus ..................................................................................................................................4
2.2 Pengkajian ..................................................................................................................................................................6
2.3 Kasus yang Kemungkinan Terjadi ................................................................................................................. 6
2.4 Patofisiologi ............................................................................................................................................................... 8
2.5 Diagnosa keperawatan, intervensi, dan rasionalisasi ........................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................................................................................ 14
MIND MAP .........................................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Kasus
Tn M usia 24 tahun dibawa ke UGD pasca mengalami kecelakaan lalu lintas. Saksi
mata mengatakan bahwa pasien mengalami muntah darah, keluar darah dari hidung dan telinga.
Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengalami penurunan kesadaran, mata tidak berespon
terhadap rangsang nyeri, mengerang, dan menarik tangan saat dirangsang nyeri, terdengar
suara gurgling, napas tidak teratur, irama cepat dan dangkal, ekspansi dada tidak seimbang
antara kanan dan kiri, bunyi napas hilang di paru sebelah kanan, frekuensi napas 36x/menit,
Tekanan Darah 90/60 mmHg, Nadi 130x/menit, nadi perifer teraba lemah, CRT >3 detik, akral
dingin, terlihat jejas pada dada dextra, ekstremitas atas dextra, ekstremitas bawah dextra,
kepala bagian temporal dextra dan cervical.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja istilah-istilah yang ada di dalam kasus?


2. Data pengkajian apa yang perlu dikaji lebih lanjut/dilengkapi pada kasus?
3. Kasus apa yang kemungkinan terjadi pada pasien?
4. Bagaimana patofisiologi kasus tersebut?
5. Apa saja diagnosa keperawatan dan intervensi kasus tersebut?
6. Bagaimana rasionalisasi intervensi kasus tersebut?

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Istilah-Istilah dalam Kasus
1. Muntah darah
Muntah darah atau hematemesis adalah memuntahkan isi organ lambung
bersama darah atau hanya darah saja. Hematemesis tidak selalu merupakan tanda
kondisi medis yang serius. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh hal-hal kecil, seperti
kandidiasis atau tidak sengaja menelan darah dari mimisan.Namun, tidak jarang
hematemesis disebabkan oleh masalah pencernaan. Ketika seseorang muntah, itu
adalah tanda bahwa saluran pencernaannya berdarah.
Darah dapat terjadi akibat pendarahan, luka dalam, atau laserasi (pecahnya)
organ. Darah yang terkumpul di perut keluar dengan atau tanpa isi perut.Sangat sulit
untuk mengetahui apakah darah dalam muntahan itu ringan atau parah. Oleh karena
itu, hematemesis umumnya dianggap sebagai keadaan darurat yang membutuhkan
perhatian segera.
2. Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran adalah suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya
kesadaran atau penurunan kesadaran terhadap lingkungan. Akibatnya,klien tidak akan
dapat merespon dengan tepat. Kondisi ini bisa menjadi tanda kedaruratan yang
membutuhkan penanganan segera. Kehilangan kesadaran juga bisa bermanifestasi
sebagai pingsan karena otak tidak mendapatkan cukup darah. Sinkop umumnya
bersifat sementara dan mungkin tidak menunjukkan penyakit serius.
3. Suara gurgling
Gurgling adalah suara napas tambahan yang terjadi ketika pasien mengalami
obstruksi jalan napas. Kebisingan yang khas adalah suara seseorang yang sedang
berkumur karena adanya sumbatan berisi cairan seperti air, muntahan, atau darah.
4. Frekuensi napas
Frekuensi pernapasan normal adalah jumlah napas yang dihirup dalam 60 detik
atau 1 menit. Namun, tingkat pernapasan biasanya meningkat selama latihan. Seperti
dikutip dari Very Well Health, frekuensi pernapasan normal selama 60 detik
merupakan sinyal yang memberitahu tubuh untuk tetap bernapas. Ketika kadar
oksigen darah turun atau kadar karbon dioksida meningkat, tubuh bernafas lebih
sering.

4
5. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan darah yang menekan dinding arteri jantung. Pada
manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi yang terpisah di hati, yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventilasi jantung kanan memompa darah
yang mengurangi O2 ke paru-paru karena sirkulasi arteri pulmonalis di mana CO2 dan
O2 dilepaskan ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung, dari
ventrikel kiri aorta melalui sirkulasi sistemik, di mana ia disuplai ke seluruh tubuh.
Darah O2 yang terkandung melewati pembuluh darah arteri dalam darah, di jaringan
tubuh lebih sedikit O2 yang mengalir melalui pembuluh darah jaringan tubuh menuju
jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (MmHg), dan dicatat sebagai
dua nilai yang berbeda, yaitu tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik. Tekanan
darah sistolik terjadi saat ventrikel berkontraksi, terjadi perdarahan arteri, sedangkan
tekanan darah diastolik terjadi saat ventrikel berelaksasi dan terisi darah dari atrium.
Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat sekitar 20 tahun adalah 120/80
mmHg.
6. Nadi
Denyut nadi manusia merupakan informasi penting untuk menentukan keadaan
fisiologis dan psikologis seseorang. Denyut nadi berhubungan langsung dengan
denyut jantung karena merupakan efek perubahan volume darah terhadap denyut nadi
yang disebabkan oleh aktivitas jantung. Seluruh tubuh bergerak secara teratur, dan
detak jantung berubah tergantung pada kondisi fisiologis dan psikologis yang
mempengaruhinya.
Denyut nadi adalah denyut atau getaran pembuluh darah akibat kontraksi
ventrikel kiri. Denyut nadi dirasakan dan dipalpasi pada permukaan kulit dekat arteri.
Denyut nadi ditemukan di beberapa area seperti pergelangan tangan (arteri radial),
leher (arteri serviks), kerutan lengan dekat siku (arteri brakialis), tulang paha, arteri
poplitea, dan bagian belakang kaki (Guyton dan). Hall, 2013).
7. CRT (Capillary Refill Time)
CRT adalah tes yang dilakukan secara cepat di area dasar kuku untuk memantau
kehilangan cairan tubuh dan jumlah aliran darah ke jaringan. CRT yang
berkepanjangan merupakan indikasi pasien kehilangan cairan. Ini diperkuat jika
disertai dengan turgor kulit dan pola pernapasan yang tidak normal. Namun, CRT
berkepanjangan juga harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan indikasi

5
klinis lainnya, seperti hemodinamik yang tidak stabil. CRT normal kurang dari 3 detik
(Asmadi, 2009).
8. Akral dingin
Dalam keadaan darurat, seperti keadaan darurat atau syok pasien, tubuh
menambahkan darah yang terkonsentrasi di organ-organ penting, mengurangi suplai
darah perifer. Darah yang membawa suhu tubuh juga membuat anggota tubuh lebih
dingin dan wajah lebih pucat saat pembuluh darah berkontraksi.

2.2. Pengkajian

Data Pengkajian
Tanggal Pengkajian
Tanggal Masuk
Ruang/Kelas
Nomor Register
Diagnosa Medis

A. Identitas Pasien
Nama : Tn M
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 24 tahun
Agama
Status Perkawinan
Alamat
Pekerjaan
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Riwayat Alergi
b. Riwayat Kecelakaan
c. Riwayat Pemakaian Obat
C. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Fisik Umum
a. Berat Badan
b. Tinggi Badan
c. Tekanan Darah : 90/60 mmHg
d. Nadi : 130 kali/menit
e. Frekuensi Nafas : 36 kali/menit
f. Suhu Tubuh
g. Kesadaran : tidak sadar

6
D. Pemeriksaan Penunjang (hasil pemeriksaan yang menunjang masalah : lab, radiologi,
endoskopi,dll)
E. Penatalaksanaan Medis
1. Cairan
2. Diet
3. Obat

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. DS :
Saksi mata mengatakan
bahwa pasien mengalami
- muntah darah,
- keluar darah dari
hidung dan telinga
DO :
- penurunan kesadaran,
- mata tidak berespon
terhadap rangsang
nyeri, mengerang, dan
menarik tangan saat
dirangsang nyeri,
- terdengar suara
gurgling,
- napas tidak teratur,
irama cepat dan
dangkal,
- ekspansi dada tidak
seimbang antara kanan
dan kiri,
- bunyi napas hilang di
paru sebelah kanan,
- frekuensi napas
36x/menit,
- tekanan darah 90/60
mmHg,
- nadi 130x/menit,
- nadi perifer teraba
lemah,
- CRT >3 detik,
- akral dingin,
- terlihat jejas pada dada
dextra, ekstremitas atas

7
dextra, ekstremitas
bawah dextra, kepala
bagian temporal dextra
dan cervical.

2.3 Kasus yang mungkin terjadi pada pasien

1. Gangguan ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk


membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan
jalan nafas yang bersih serta inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi
ventilasi adekuat ( Nic,Noc, 2013).
2. Gangguan Pola nafas yang tidak efektif Pola napas tidak efektif adalah inspirasi
dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat (NANDA, 2011).
3. Nyeri akut yang disebabkan oleh benturan pada saat kecelakaan dan mengalami
cedera yang menyebabkan luka ataupun memar
4. Gangguan kesadaran (penurunan kesadaran) mengalami benturan di kepala,
bisa jadi terjadi perdarahan di dalam kepala, sehingga meningkatkan tekanan
intrakranial dan menimbulkan gejala-gejala seperti nyeri kepala, muntah, dan
penurunan kesadaran

2.4 Pathway Patofisiologi

8
2.5. Diagnosa, Intervensi, dan Rasionalisasi
2.5.1 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan secret yang
berlebih, gumpalan darah yang menghalangi pernapasan
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
O2 ke otak ditandai dengan penurunan kesadaran
4. Nyeri akut berhubungan dengan jejas pada dada dextra, ekstremitas atas
dextra, ekstremitas bawah dextra, kepala bagian temporal dextra dan
cervical.

2.5.2 Rencana Asuhan Keperawatan


NO DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWA KRITERIA KEPERAWATAN (NIC)
TAN HASIL (NOC)

1. Ketidakefektifa Setelah 1. Pastikan kebutuhan 1. Memastikan


n bersihan dilakukan oral/suction kebutuhan untuk
jalan nafas asuhan 2. Auskultasi suara nafas membebaskan jalan
berhubungan keperawatan sebelum dan sesudah nafas
dengan sekret diharapkan jalan suction 2. Untuk mendeteksi
yang berlebih, nafas bersih 3. Berikan oksigen suara nafas tambahan
gumpalan dengan kriteria menggunakan nasal 3. Untuk menurunkan
darah yang hasil : kanul distress pernafasan
menghalangi 4. Monitor status napas dan 4. Indikasi dasar
pernapasan Status oksigen kepatenan dan
pernapasan : 5. Buka jalan nafas kemungkinan adanya
pertukaran gas gunakan teknik jaw gangguan saluran
Airway status thrust nafas
- Suara nafas 6. Posisikan pasien untuk 5. Mengamankan jalan
bersih, memaksimalkan nafas secara manual
tidak ada ventilasi 6. Memungkinkan untuk
sianosis, 7. Keluarkan sekret dengan pengembangan
mampu cara suction bila ada maksimal rongga
bernapas 8. Monitor respirasi dan dada
dengan status oksigen 7. Mencegah
mudah obstruksi/aspirasi.
- Menunjuka Suction dilakukan
n jalan bila pasien tidak
napas yang mampu mengeluarkan
pasten secret
(irama
nafas

9
dalam 8. Mengetahui
rentang perubahan SaO2 dan
normal, status hemodinamik
tidak ada
suara nafas
abnormal)
- Mampu
mengidentif
ikasi dan
mencegah
faktor yang
menghamba
t jalan nafas

2. Ketidakefektifa Setelah a. Monitor pernafasan a. Monitor pernafasan


n pola nafas dilakukan 1. Mengetahui tingkat
berhubungan asuhan 1. Monitor kecepatan, gangguan yang terjadi
dengan keperawatan kedalaman, irama, dan 2. Mendeteksi tanda-
kesulitan bernafas
penurunan diharapkan pola tanda bahaya
ekspansi paru nafas pasien 2. Catat pergerakan dada, 3. Mengetahui tanda dan
ketidaksimetrisan,
efektif dengan gejala awal pola nafas
kriteria hasil: penggunaan otot bantu tidak efektif
nafas, dan retraksi pada 4. Mengetahui adanya
Status otot sumbatan pada jalan
pernafasan 3. Monitor pola nafas nafas dan
4. Auskultasi suara nafas, perkembangan status
1. Frekuensi catat adanya suara nafas
nafas kesehatan pasien
tambahan 5. Memberikan
normal 5. Berikan bantuan terapi
2. Irama nafas tambahan oksigen dan
nebu bila perlu
normal mengurangi
3. Menunjuka b. Terapi oksigen perburukan keadaan
n jalan b. Terapi oksigen
nafas yang 1. Bersihkan mulut, hidung,
dan sisa sekresi
paten 1. Membersihkan dan
4. Tidak ada 2. Siapkan peralatan memberikan rasa
retraksi oksigen dan siapkan nyaman
humidifier
dinding 2. Untuk membantu
dada 3. Monitor aliran oksigen pernafasan lebih baik
5. Tidak ada 4. Pastikan penggantian 3. Mengetahui
masker atau kanul sesuai
penggunaan perubahan SaO2 dan
otot bantu kebutuhan status hemodinamik
pernafasan 5. Sediakan oksigen ketika 4. Memastikan
pasien dibawa atau pemenuhan
dipindahkan

10
6. Tidak ada 6. Amati tanda-tanda kebutuhan alat bantu
suara nafas hipoventilasi pernafasan
tambahan, 5. Pemberian oksigen
seperti untuk pernafasan
gurgling 6. Mendeteksi tanda-
tanda bahaya dan
gangguan pernafasan
lainnya

3. Ketidakefektifa Setelah a. Manajemen asam basa a. Manajemen asam basa


n perfusi dilakukan 1. Mengoptimalkan
jaringan perifer asuhan 1. Pertahankan kepatenan keseimbangan cairan
akses selang IV
berhubungan keperawatan 2. Mengukur keasaman
dengan diharapkan 2. Monitor gas darah arteri (pH), jumlah oksigen
penurunan O2 perfusi jaringan 3. Monitor adanya dan karbondioksida
kegagalan pernafasan
ke otak ditandai perifer efektif dalam darah
dengan dengan kriteria 4. Monitor status 3. Dapat memperbaiki
penurunan hasil: hemodinamik atau mencegah
5. Monitor kehilangan
kesadaran terjadinya hipoksia
a. Status asam misalnya muntah dan kegagalan napas
sirkulasi 6. Monitor status neurologi 4. Mengetahui status
7. Berikan terapi oksigen hemodinamik pasien
1. Tekanan dengan tepat
darah 5. Mengetahui
sistole dan b. Perawatan sirkulasi keseimbangan cairan
diastole pasien
dalam batas 1. Lakukan penilaian 6. Mengkaji status
normal sirkulasi perifer (nadi, kesadaran dan menilai
edema, CRT ,warna dan fungsi saraf
2. Nadi dalam
batas suhu ekstremitas) 7. Membantu pernafasan
normal 2. Berikan agen inotropik menjadi lebih baik
yang sesuai
3. Kekuatan b. Perawatan sirkulasi
nadi tidak 3. Berikan transfusi darah
lemah yang sesuai 1. Penurunan atau tidak
4. Monitor nilai elektrolit,
4. CRT <3 adanya nadi dapat
detik BUN, dan kreatinin menggambarkan
setiap hari cedera vaskuler dan
b. Perfusi
c. Manajemen sensasi perifer perlunya evaluasi
jaringan : medik segera
perifer 1. Monitor sensasi panas terhadap status
1. Pengisian dan dingin sirkulasi
2. Monitor adanya 2. Menurunkan
kapiler
normal paresthesia kekentalan sekret

11
2. Akral di 3. Monitor tromboemboli 3. Mempertahankan
ekstremitas dan tromboflebitis pada volume darah normal
normal vena 4. Mengidentifikasi
3. Kekuatan defisiensi dan
denyut nadi kebutuhan
karotis pengobatan atau
normal respon terhadap terapi
4. Tidak ada yang sudah diberikan
mati rasa
c. Manajemen sensasi perifer
5. Tidak ada
kram dan 1. Untuk mengetahui
kelemahan perubahan suhu tubuh
otot secara tiba-tiba
2. Mengidentifikasi
defisiensi dan
kebutuhan
pengobatan atau
respon terhadap terapi
yang sudah diberikan
3. Identifikasi gangguan
pada pembentukan
bekuan darah di
pembuluh darah

4. Nyeri akut Setelah a. Manajemen nyeri a. Manajemen nyeri


berhubungan dilakukan 1. Untuk mengetahui
dengan jejas asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri lokasi nyeri dan skala
komprehensif yang meliputi
pada dada keperawatan yang muncul saat
dextra, jam diharapkan lokasi, karakteristik, nyeri
ekstremitas atas nyeri teratasi frekuensi, kualitas, intensitas 2. Untuk mengetahui
nyeri
dextra, kriteria hasil: derajat nyeri yang
ekstremitas 2. Gunakan komunikasi dialami oleh pasien
bawah dextra, a. Kontrol nyeri 3. Untuk mengetahui
terapeutik untuk mengetahui
kepala bagian 1. Mengenali pengalaman nyeri apa saja yang
temporal dextra kapan nyeri memperberat dan
dan cervical. terjadi 3. Gali bersama faktor-faktor memperingan
2. Menunjuka yang memperberat nyeri keadaan nyerinya
n faktor 4. Memberikan
4. Beri informasi mengenai
penyebab pengetahuan
nyeri seperti penyebab
nyeri mengenai penyebab
3. Menunjukk 5. Ajarkan penggunaan nyeri pasien
an teknik non farmakologi 5. Memberikan
menggunak seperti relaksasi ketenangan pada klien

12
an tindakan 6. Evaluasi keefektifan dari dan mengurangi
penguranga tindakan pengontrolan nyeri derajat nyeri
n tanpa 6. Identifikasi respon
7. Dukung istirahat/tidur
analgetik terhadap terapi yang
4. Melaporkan b. Pemberian analgesik sudah diberikan
perubahan 7. Mencegah klien dari
gejala nyeri 1. Cek perintah pengobatan keletihan

b. Tingkat nyeri 2. Cek riwayat alergi obat b. Pemberian analgesik

1. Melaporkan 3. Pilih dan kombinasikan 1. Tepat pemberian obat


tidak ada analgesik yang sesuai 2. Mengidentifikasi
nyeri hipersensitivitas
4. Evaluasi keefektifan
2. Tidak ada 3. Membantu
analgesik dengan interval
mengerang memperlancar
yang teratur
dan jalannya terapi
meringis 5. Dokumentasikan respon 4. Mengidentifikasi
3. Tidak ada terhadap analgesik dan defisiensi dan
ketegangan adanya efek samping kebutuhan
otot pengobatan atau
4. Tidak ada respon terhadap terapi
ekspresi yang sudah diberikan
wajah nyeri 5. Identifikasi respon
terhadap terapi yang
sudah diberikan

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah-itilah yang ada dalam kasus 4 antara lain nadi, tekanan darah, Capillary Refill Test,
akral dingin, muntah darah, penurunan kesadaran, gurgling dan frekuensi napas. Data
pengkajian yang harus dikaji lebih lanjut dari Tn. M yaitu identitas, riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis. Kasus yang mungkin
terjadi pada pasien yaitu Gangguan ketidakefektifan bersihan jalan nafas, Gangguan Pola
nafas yang tidak efektif , Nyeri akut yang disebabkan oleh benturan pada saat kecelakaan dan
mengalami cedera yang menyebabkan luka ataupun memar , dan Gangguan kesadaran
(penurunan kesadaran). Diagnosis keperawatan yang ada pada pasien meliputi
ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer, dan nyeri akut. Dari diagnosa terebut dapat diambil intervensi keperawatan
yaitu monitor pernapasan, manajemen jalan napas, terapi oksigen, manajemen asam basa,
perawatan sirkulasi, manajemen sensasi perifer, manajemen nyeri, dan pemberian analgesik.
3.2 Saran
Perawat perlu memperhatikan kondisi pasien secara menyeluruh serta memprioritaskan upaya
untuk menyelamatkan pasien dan menstabilkan kondisi pasien. Critical thinking diperlukan
untuk menganalisis situasi serta melakukan tindakan secara tepat dan cepat.

14
MIND MAP

15
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, M. A., Danes, V. R., & Lintong, F. (2015). Analisa Hasil Pengukuran Tekanan
Darah Antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh)
TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. e-Biomedik, 3(1).
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelphia: Elsevier.
Caroline. (2021). Penyebab hilang kesadaran setelah kecelakaan. Alodokter. Diakses
pada tanggal 30 April 2022 dari https://www.alodokter.com/komunitas/topic/kepala-
terbentur-aspale15a87
Hapsari, H. P. (2017). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hematemesis Melena
ec Sirosis Hepatis di IRNA Non Bedah Ruang Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2017.
Harsismanto. (2019). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien yang Mengalami
Trauma Thorak. Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Hasibuan, M. A. (2017). Asuhan Keperawatan pada An. F dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Rasa Aman dan Nyaman: Nyeri di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia.
Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and
classification 2018-2020. Jakarta: EGC.
Irawan, D. (2021). Penurunan Kesadaran. Sehatq. Diakses pada tanggal 30 April 2022
dari https://www.sehatq.com/penyakit/penurunan-kesadaran
Lestari, D. A. (2021). Hematemesis (Muntah Darah). Hellosehat. Diakses pada tanggal
30 April 2022 dari https://hellosehat.com/pencernaan/muntah-darah/
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelphia: Elsevier.
Olang, S. O. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Tn. AH yang Menderita Anemia di
Ruang Komodo RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Kupang).
Putri, N. H. (2021). Frekuensi Napas Normal Dalam 60 Detik pada Anak dan Dewasa. Sehatq.
Diakses pada tanggal 30 April 2022 dari https://www.sehatq.com/artikel/frekuensi-
napas-normal-dalam-60-detik-pada-anak-dan-dewasa
RESTIANINGSIH, U. (2019). Gambaran Klinis Pasien Hipertensi Di RSUD AJIBARANG.
Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.
Simanjuntak, M. A. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan
Kebutuhan Dasar Oksigenasi: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di RSUD. dr.
Pringadi Medan.
Simatupang, L. S. S. (2020). Asuhan Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif Pada Bayi
Respiratory Distress Syndrome (Rds) Di Ruang Nicu Rsud Ibnu Sina Gresik (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Yunita, N. F. (2021). Resume Gurgling. Diakses pada tanggal 30 April 2022 dari
https://www.scribd.com/document/502749208/RESUME-GURGLING

16

Anda mungkin juga menyukai