GRASELYA SAIMIMA
ENGEL NANLOHY
BONAR MALAIMOY
TAHUN AJARAN
2022/2023
1
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini bertema “TANDA-TANDA VITAL :
RESPIRASI DAN FREKUENSI NADI”.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
2
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
DAFTAR ISI
3
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanda-tanda vital (TTV) merupakan cara yang tepat dan efisien untuk
memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah mengevaluasi
respons klien terhadap intervensi. Teknik dasar inspeksi, palapasi, dan
auskultasi digunakan untuk menentukan tanda vital. Ketrampilan ini
sederhana tetapi tidak boleh diabaikan. Pengukuran tanda vital dan
pengukuran fisiologis lain merupakan dasar bagi penyelesaian masalah
klinis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik nadi dan frekuensi pernapasan secara normal
dan abnormal?
2. Bagaimana prosedur pemeriksaan nadi dan frekuensi pernapasan?
3. Bagaimana asuhan keperawatan tentang tanda-tanda vital (nadi dan
frekuensi pernapasan)?
4
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang
menyebabkan perubahan tanda-tanda vital, kadang-kadang di luar batas
normal. Pemeriksaan tanda-tanda vital memberi data status kesehatan klien,
seperti respon terhadap stres fisik dan psikologis, terapi medis dan
keperawatan, perubahan tanda-tanda vital, dan mendakan perubahan fungsi
fisiologis. Perubahan pada tanda-tanda vital dapat juga menandakan
kebutuhan dilakukannya intervensi keperawatan dan medis (Potter,perry
2005).
5
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Tujuan dilakukan pemeriksaan adalah :
a. Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 menit.
b. Menegtahui keadaan umum pasien.
c. Mengetahui integritas sistem kardiovaskular.
d. Mengikuti perjalanan penyakit.
6
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
tiba-tiba memburuk, area karotid adalah yang terbaik untuk menemukan
nadi dengan cepat. Jantung akan menghantarkan darah melalui arteri
karotid secara terus-menerus ke otak. Bila curah jantung secara signifikan,
nadi perifer akan melemah dan sukar diraba. Nadi radialis dan apikal
merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi
nadi. Jika nadi radialis pada pergelangan tangan tidak normal atau
intermiten akibat disritmia, atau tidak bisa diraba karena luka atau balutan
gips yang dapat dikaji adalah nadi apikal. Nadi apikal merupakan tempat
terbaik untuk mengkaji nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi perifer
dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan akurat (Potter, Perry 2005).
7
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
di leher. psikologis atau henti
Rongga interkostal jantung saat bagian lain
Apikal keempat sampai kelima tidak dapat diraba.
pada garis midklavikular
kiri. Bagian ini untuk
mengauskultasi nadi apikal.
Brakial
Alur di antra otot bisep Bagian ini digunakan untuk
dan trisep fosa mengkaji status sirkulasi ke
antekubital. lengan bawah.
Radial
Radial atau sisi ibu jari
dari jari telunjuk pada Bagian ini digunakan untuk
pergelangan tangan. mengauskultasi tekanan
darah.
Ulnar
Bagian ulnar dari
pergelangan tangan.
8
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
pertama dan besar. digunakan untuk mengakaji
sirkulasi ke tungkai.
9
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Usia Sekolah 75-100/mnt
Remaja 60-90/mnt
Dewasa 60-100/mnt
Dimodifikasi dari Hazinski MF : Children are different . Pada Hazinski MF.
Editor :Nursing Care of critically ill child, St. Louis 1984.
2. Irama
Secara normal irama merupakan interval reguler yang terjadi antara
setiap denyut nadi atau jantung. Disritmia irama denyut yang tidak
normal.
3. Kekuatan
Kekuatan atau amplitudo dari nadi menunjukkan volume darah yang
diejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi
sistem pembuluh darah arterial yang mengarah pada nadi. Kekuatan
nadi dapat dikelompokkan atau digambarkan dengan kuat.
4. Kesamaan
Perawat perlu mengkaji kedua nadi radialis untuk membandingkan
karakteristik masing- masing. Nadi pada satu ekstremitas mungkin
tidak sama karena keadaan sakit ( fromasi trombus/bekuan), pembuluh
darah menyimpang(sindrom iga servikal atau diseksi aortik).
10
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Tabel 7. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Nadi
11
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Bradikardi Frekuensi nadi lambat.
Takikardi Frekuensi nadi meningkat, dalam
keadaan takut, menangis, aktivitas
meningkat atau demam yang
menunjukkan penyakit jantung.
Sinus aritmia Frekuensi nadi meningkat selama
inspirasi, menurun selama ekspirasi,
sinus aritmia merupakan variasi
normal pada anak, khususnya selama
waktu tidur.
Pulsus alternans
Denyut nadi yang silih berganti kuat-
lemah dan kemungkinan mnunjukkan
12
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
2. Pulsus seler (bounding pulse, collapsing pulse, water-hammer pulse,
Corrigan's pulse),disebabkan upstroke dan downstroke mencolok dari
pulsus, misalnya pada tirotoksikosis, regurgitasi aorta, hipertensi, Patent
Ductus Arteriosus (PDA), fistula arteriovenosus.
3. Pulsus tardus (plateau pulse) : disebabkan karena upstroke dan
downstroke yang perlahan, misalnya pada stenosis katup aorta berat.
4. Pulsus alternan : perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh
kelemahan jantung, misalnya pada gagal jantung, kadang-kadang lebih
nyata dengan auskultasi saat mengukur tekanan darah.
5. Pulsus bigeminus : nadi teraba berpasangan dengan interval tak sama
dimana nadi kedua biasanya lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-
kadang malah tak teraba sehingga seolah-olah merupakan suatu
bradikardia atau pulsus defisit jika dibandingkan denyut jantung.
6. Pulsus paradoksus : melemah atau tak terabanya nadi saat inspirasi.
Sering lebih nyata pada auskultasi saat pengukuran tekanan darah, di
mana pulsus terdengar melemah saat inspirasi, dan biasanya tak melebihi
10 mm Hg. Bisa pula disertai penurunan tekanan vena jugularis saat
inspirasi, misalnya pada gangguan restriksi pada effusi perikardium,
tamponade perikardium, konstriksi perikard, sindrom vena kava superior,
atau emfisema paru.
B. Sirkulasi
- Gejala : riwayat demmam rematik, penyakit jantung kongenial,
CA paru, kanker payudara.
13
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
- Tanda : takikardi, disritmia, edema, murmur aortik, mitral,
stenosis/insufisiensi trikupid; perubahan dalam murmur yang
mendahului. Disfungsi otot papilar.
C. Eliminasi
- Gejala : riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi jumlah
urine.
- Tanda : urine pekat gelap.
D. Nyeri/ketidaknyamanan.
- Gejala : nyeri pada dada (sedang sampai berat), diperberat oleh
inspirasi, gerakan menelan, berbaring : hilang dengan duduk,
bersandar kedepan (perikarditis). Nyeri dada/punggung/sendi
(endokarditis).
- Tanda : gelisah.
E. Pernapasan
- Gejala : nafas pendek: nafas pendek kronis memburuk pada
malam hari (miokarditis)
- Tanda : dispnea, dispnea noktural, batuk, inspirasi mengi,
takipnea, krekels, ronki, pernapasan dangkal.
F. Keamanan
- Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis:
trauma dada: penyakit keganasan/iradiasi torakal.
- Tanda : demam
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi,
ditandai dengan takipnea, pernapasan dangkal.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai
O2 berkurang ditandai dengan nadi lemah, penurunan kesadaran,
pucat, sianosis dan akral dingin.
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup
jantung ditandai denga distensi vena jugularis, sianosis.
d. Nyeri dada berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner.
14
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubunga dengan
kelemahan fisik.
f. Kecemasan berhubungan dengan kondisi dan prognosis penyakit.
g. Koping individu inefektif berhubungan dengan kecemasan dan
kurang informasi.
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa I
1. Pola Napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
ditandai dengan takipnea dan pernapasan dangkal.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama ---x24 Jam diharapkan
pola napas kembali normal dengan kriteria hasil pola napas pasien
reguler, tidak tampak adanya retraksi dinding dada, pasien tampak
relaks.
Tindakan :
1. Monitor jumlah pernapasan, penggunaan otot bantu
pernapasan, bunyi paru, tanda vital, warna kulit dan AGD
Rasional : mengetahui status awal pernapasan pasien
2. Posisikan semifowler jika tidak ada kontraindikasi
Rasional : meningkatkan ekspansi paru
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam
Rasional : membantu meningkatkan pemenuhan oksigen
4. Berikan oksigen sesuai program
Rasional : mempertahankan oksigen arteri
5. Berikan pendidikan kesehatan mengenai perubahan gaya hidup,
teknik bernapas, teknik relaksasi.
Rasional : membantu beradaptasi dengan kondisi saat ini.
Diagnosa II
15
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen
berkurang, ditandai dengan nadi teraba lemah, penurunan
kesadaran, pucat, sianosis dan akral dingin.
Tujuan : setelah dilakuan tindakan selama ---x24 jam diharapkan
suplai oksigen kembali adekuat, dengan kriteria hasil nadi normal,
kesadaran compos mentis, tidak sianosis dan pucat, akral hangat,
TTV dalam batas normal.
Tindakan :
1. Monitor tanda vital, bunyi jantung, edema, dan tingkat
kesadaran
Rasional : data dasar untuk mengetahui perkembangan pasien
dan mengetahui status awal kesehatan pasien.
2. Hindari terjadinya valsava manuver seperti mengedan,
menahan napas, dan batuk.
Rasional : mempertahankan pasokan oksigen
3. Monitor denyut jantung dan irama
Rasional : mengetahui kelainan jantung
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Rasional : meningkatkan perfusi
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan AGD, elektrolit,
dan darah lengkap
Rasional : mengetahui keadaan umum pasien
6. Berikan pendidikan kesehatan seperti proses terapi, perubahan
gaya hidup, teknik relaksasi, napas dalam, diet, dan efek obat
Rasional : meningkatkan pengetahuan dan mencegah
terjadinya kambuh dan komplikasi
Diagnosa III
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan sekuncup
jantung ditandai dengan distensi vena jugularis, perubahan EKG,
Tekanan Darah menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan kaki
sianosis,
16
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama ---x24 jam diharapkan
tidak terjadi penurunan curah jantung, dengan kriteria hasil tidak
terjadi peningkatan tekanan vena jugularis, EKG normal, Tekanan
darah normal, akral hangat, tidak sianosis, TTV dalam batas
normal
Tindakan :
1. Monitor Tanda-tanda vital
Rasional : indikator keadaan umum pasien
2. Auskultasi bunyi jantung, kaji frekuensi dan irama jantung
Rasional : perubahan suara, frekuensi dan irama jantung
mengindikasikan penurunan curah jantung
3. Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung mempengaruhi kuat dan
lemahnya nadi perifer
4. Kaji adanya distensi vena jugularis
Rasional : efusi perikardial menghambat aliran balik vena
sehingga terjadi distensi vena jugularis
5. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat
Rasional : penurunan curah jantung menyebapkan aliran darah
ke perifer menurun
6. Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : menvegah hipoksia
7. Berikan cairan Intra Vena sesuai indikasi
Rasional : mencegah terjadinya kekuarangan cairan
8. Perikasa EKG, foto thorax, Echocardiography, dan doppler
Rasional : pada Efusi Perikardial terjadi abnormalitas irama
jantung dan terdapat siluet pembesaran jantung.
Diagnosa : IV
4. Nyeri dada berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner
ditandai dengan paisen tampak gelisah dan tampak meringis serta
mengeluh nyeri.
17
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama ---x24 jam diharapkan
nyeri berkurang samapi hilang dengan kriteria hasil pasien tampak
relaks, TTV dalam batas normal.
Tindakan :
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami
Rasional : mengetahui tingkat nyeri untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
2. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : mengtahui keadaan umum pasien
3. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Rasional : mengurangi nyeri yang dirasakan
4. Beri kesempatan pasien untuk beristirahat, ciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman
Rasional : mengalihakan dan mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Rasional : analgetik dapat membantun mengurangi nyeri
dengan cepat
6. Anjuran pasien bedrest
Rasional : bedrest membantu mengurangi kerja jantung
sehingga menurangi rasa nyeri.
18
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
Tujuan pemeriksaan ini :
a. Mengetahui keadaan umum klien.
b. Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam 1 menit.
c. Mengikuti perkembangan penyakit.
d. Membantu menegakkan diagnosis.
19
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
8. Cedera Batang Otak
Cedera pada batang otak menggangu pusat pernapasan dan
menghambat frekuensi dan irama pernapasan.
GANGGUAN DESKRIPSI
Bradipnea Frekuensi bernapas teratur namun lambat secara tidak
normal (kurang dari 12 kali per menit)
Takipnea Frekuensi bernapas teratur namun cepat secara tidak normal
( lebih dari 20 kali per menit)
Hipernea Pernapsan sulit, peningkatan kedalaman, pengingkatan
frekuensi lebih 20 kali per menit. Secara normal terjadi
setelah olahraga.
Apnea
Pernapasan berhenti untuk beberapa detik. Penghentian
persisten mengakibatkan henti napas.
Hiperventilasi
Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat. Dapat
terjadi hipokarbia.
Hipoventilasi
Frekuensi pernapasan abnormal dalam kecepatan dan
kedalaman. Ventilasi mungkin mengalami depresi.
Pernapasan
Frekuensi dan kedalaman tidak teratur, ditandai dengan
Cheyne-
periode apnea dan hiperventilasi berubah-ubah.
Stokes
20
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
2.3.2 Pengkajian Pernapasan
Pernapasan adalah tanda vital yang palig mudah dikaji namun yang paling
diukur secara sembrono. Perawat tidak boleh menaksir pernapasan.
Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan
dinding dada.
1. Frekuensi
Frekuensi pernapasan bervariasi sesuai dengan usia. Frekuensi
pernapasan normal turun sepanjang hidup. Alat pernapasan yang
membantu perawat adalah monitor apnea.
Tabel 10. Frekuensi rata-rata pernapasan normal
Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35 – 40
Bayi (6 bulan) 30 – 50
Todler (2 tahun) 25 – 32
Anak-anak 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20
2. Irama ventilasi
Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah siklus
pernapasan. Anak- anak yang kecil mungkin bernapas secara lambat
beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas lebih cepat. Hasil
pengkajian irama pernapasan teratur dan tidak teratur.
21
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
2. Batasankarakteristik
a. Bunyi napas tambahan (contoh: ronki basah halus,ronki basah
kasar)
b. Perubahan irama dan frekuensi pernpasan
c. Tidak mampu/tidak efektifnya batuk
d. Sianosis
e. Sulit bersuara
f. Penurunan bunyi napas
g. Gelisah
h. Adanya sputum
3. Faktor yang berhubungan
- Obstruksi jalan napas: spasme jalan napas, pengumpulan
sekresi, mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat
benda asing, sekresi pada bronki dan eksudat pada alveoli.
- Fisiologi: disfungsi neuromuskuler, hiperplasia dinding
bronkial, PPOK, infeksi, asma, alergi jalan napas dan trauma
4. Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam, pasien akan
a. Mempunyai jalan napas paten
b. Dapat mengeluarkan sekret secara efektif
c. Irama dan frekuensi napas dalam rentang normal (sebutkan)
d. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
e. Mampu mendiskripsikan rencana untuk perawatan di rumah
5. INTERVENSI
Observasi dan dokumentasikan keefektifan pemberian oksigen,
pengobatan yang diresepkan dan kaji kecenderungan pada gas darah
arteri. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui
adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
tambahan.
a. Tentukan kebutuhan pengisapan oral dan atau trakea
b. Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik (tingkat)
22
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
c. Mean Arterial Pressure dan irama jantung) segera sebelum,
selama dan setelah pengisapan
d. Catat tipe dan jumlah sekret yang dikumpulkan.
e. Jelaskan pengunaan peralatan pendukung dengan benar
(misalnya oksigen, pengisapan,inhaler)
f. Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa merokok
merupakan kegiatan yang dilarang di dalam ruang perawatan
g. Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam rencana
perawatan di rumah (misal pengobatan, hidrasi, nebulisasi,
peralatan, drainase postural, tanda dan gejala komplikasi)
h. Instruksikan kepada pasien tentang batuk efektif dan teknik
napas dalam untuk memudahkan keluarnya sekresi
i. Ajarkan untuk mencatat dan mencermati perubahan pada
sputum seperti: warna, karakter, jumlah dan bau
j. Ajarkan pada pasien atau keluarga bagaimana cara melakukan
pengisapan sesuai denan kebutuhan.
k. Konsultasikan dengan dokter atau ahli pernapasan tentang
kebutuhan untuk perkusi dan atau alat pendukung
l. Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai protap
m. Bantu dengan memberikan aerosol, nebulizer dan perawatan
paru lain sesuai kebijakan institusi
n. Beritahu dokter ketika analisa gas darah arteri abnormal
o. Anjurkan aktivitas fisik untuk meningkatkan pergerakan
sekresi
p. Lakukan ambulasi tiap dua jam jika pasien mampu
q. Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk
menurunkan kecemasan dan peningkatan kontrol diri.
r. Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas
sekret.
23
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
DS :
DO :
Tujuan :
KH :
6. IMPLEMENTASI :
24
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
f. Mengobservasi RR, suara napas, irama napas
inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat.
2. Batasan karakteristik
k. Napas dalam
n. Ortopnea
r. Ansietas
s. Posisi tubuh
t. Deformitas tulang
w. Hiperventilasi
25
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
x. Sindrom hipoventilasi
y. Kerusakan muskuloskeletal
z. Imaturitas neurologis
bb. Obesitas
cc. Nyeri
4. Kriteria hasil
5. INTERVENSI
26
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
ll. Perhatikan area penurunan sampai tidak adanya bunyi napas atau
bunyi napas tambahan Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan
usaha respirasi.
ss. Catat perubahan pada saturasi oksigen dan nilai gas darah arteri.
tt. Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk
meningkatkan pola napas. Spesifikan teknik yang digunakan.misal:
napas dalam.
27
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
zz. Berikan nebulizer dan humidifier atau oksigen sesuai program atau
protokol
eee. Minta pasien untuk pindah posisi, batuk dan napas dalam.
iii. Keterangan :
A : masalah teratasi.
P : intervensi di hentikan.
P : modifikasi intervensi
28
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
BAB III
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
29
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG
DAFTAR PUSTAKA
https://narayihaa.wordpress.com/2013/08/11/efusi-perikardial/
http://ikhsanthedoctor.blogspot.co.id/2013/07/askep-efusi-perikardial.html
https://narayihaa.wordpress.com/2013/08/11/efusi-perikardial/
30
PRODI KEPERAWATAN |STIKES PAPUA SORONG