Anda di halaman 1dari 18

“SYOK HIPOVOLEMIK”

OLEH
Kelompok 1

Milda Djafar 2121006


Djulistrianti Ali 2121001
Moh Idrak Alit Djaena 2121011
Trise Oktaviana Bili 2121026

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Dalam kata pengantar ini, kami akan membahas lebih dalam


tentang penyebab, gejala, diagnosis, dan pengelolaan syok
hipovolemik. Informasi yang disajikan di dalam dokumen ini
diharapkan dapat membantu para pembaca memahami kondisi ini,
serta mengingat pentingnya penanganan yang cepat dan tepat.
Semoga pengetahuan yang Anda peroleh dari bahan bacaan ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang syok
hipovolemik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya merawat
pasien dengan kondisi ini.
Terima kasih atas perhatian Anda, dan semoga bahan bacaan
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 11 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................
Daftar isi....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................
A. Latar belakang...............................................................
B. Rumusan masalah..........................................................
C. Tujuan ..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
I.I Landasan Teori..............................................................
A. Pengertian syok.............................................................
B. Klasifikasi.....................................................................
C. Etiologi .........................................................................
D. Patofisiologi..................................................................
E. Tanda dan Gejala..........................................................
F. Pemeriksaan Penunjang ...............................................
G. Pathway.........................................................................
I.II Asuhan Keperawatan...................................................
A. Pengkajian....................................................................
B. Diagnosa ......................................................................
C. Rencana Asuhan Keperawatan.....................................
BAB III PENUTUP..................................................................
Kesimpulan .....................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syok hipovolemik adalah suatu kondisi medis darurat yang terjadi akibat

kekurangan volume darah dalam sirkulasi tubuh. Kondisi ini mengancam jiwa dan

merupakan salah satu bentuk syok yang paling umum. Syok hipovolemik terjadi ketika

tubuh kehilangan volume darah yang cukup besar sehingga tidak dapat memenuhi

kebutuhan seluruh organ tubuh.

Penyebab syok hipovolemik dapat bervariasi, termasuk cedera fisik, perdarahan

internal atau eksternal, dehidrasi berat, atau penyakit tertentu. Gejalanya meliputi

penurunan tekanan darah, denyut jantung yang cepat, kulit pucat atau dingin, perubahan

tingkat kesadaran, dan gangguan fungsi organ.

Pengenalan dini dan penanganan segera sangat penting untuk mencegah komplikasi

serius atau bahkan kematian. Hal ini melibatkan pemberian cairan intravena atau transfusi

darah sesuai kebutuhan. Memahami syok hipovolemik dan tindakan yang diperlukan

dalam situasi darurat ini adalah kunci untuk memberikan perawatan yang efektif dan

menyelamatkan nyawa pasien. Dalam konteks medis, syok hipovolemik adalah kondisi

yang memerlukan tindakan cepat dan tepat guna.

B. Rumusan Masalah

a) Apa itu syok hipovolemik ?

4
b) Apa saja klasifikasi,etiologi,patofisiologi,tanda dan gejala dari syok

hipovolemik?

c) Apa saja pemeriksaan penunjang dari syok tersebut?

d) Gambarkan pathway dari syok tersebut

C. Tujuan

Agar kita bisa memahami segala sesuatu terkait dengan syok hipovolemik

5
BAB II

PEMBAHASAN

I.I Landasan Teori


A. Pengertian

Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan

tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya

perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan

kekurangan oksigen dan bisa cedera. Syok hipovolemik merupakan suatu keadaan

dimana volume cairan tidak adekuat didalam pembuluh darah. akibatnya perfusi

jaringan.

Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit volume darah ≥15%, sehingga

menimbulkan ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dan

penumpukan sisa-sisa metabolisme sel. Berkurangnya volume intravaskular dapat

diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh secara akut atau kronik, misalnya karena

oligemia, hemoragi, atau kebakaran.

Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan

penurunan volume intravascular. Cairan tubuh terkandung dalam kompartemen

intraselular dan ekstraseluler. Cairan intra seluler menempati hamper 2/3 dari air tubuh

total sedangkan cairan tubuh ekstraseluler ditemukan dalam salah satu kompartemen

intravascular dan intersisial. Volume cairan interstitial adalah kira-kira 3-4x dari cairan

6
intravascular. Syok hipovolemik terjadi jika penurunan volume intavaskuler

15% sampai 25%.

Tahap Syok Hipovolemik

1. Tahap I :

a. terjadi bika kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml)

b. Terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan tekanan darah

masih dapat Dipertahankan

2. Tahap II:

a. terjadi apabila kehilanagan darah 15-20%

b. tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu, diaforetik, gelisah,

pucat.

3. Tahap III :

a. bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25%

b. terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2, perfusi jaringan

secara cepat

c. terjadi iskemik pada organ

d. terjadi ekstravasasi cairan

B. Klasifikasi

1. Kehilangan cairan

7
Akibat diare, muntah-muntah atau luka bakar, bisa berakibat dehidrasi. Derajat

dehidrasi:

Tanda klinis Ringan Sedang Berat


Defisit 3-5% 6-8% >10%
Hemodinamik Takikardi, nadi Takikardi, nadi sangat Takikardi, nadi
lemah lemah, volume kolaps, tak teraba, akral
hipotensi ortostatik dingin, sianosis
Jaringan Lidah kering, Lidah keriput, turgor Atonia, turgor
turgor turun kurang buruk
Urine pekat Jumlah turun oliguria
SSP mengantuk apatis coma

2. Perdarahan
Syok yang diakibatkan oleh perdarahan dapat dibagai dalam beberapa kelas:
Variabel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Sistolik (mmHg) >110 >100 >90 <90
Nadi (x/mnt) <100 >100 >120 >140
Napas (x/mnt) 16 16-20 21-26 >26
Mental Anxious Agitated Confused Lethargic
Kehilangan darah <750 ml 750-1500 ml 1500-2000 ml >2000 ml
<15% 15-30% 30-40% >40%

C. Etiologi

1. Absolut

a. kehilangan darah dan seluruh komponennya

1) trauma

2) pembedahan

3) perdarahan gastrointestinal

b. kehilangan plasma

8
1) luka bakar

2) lesi luas

c. kehilangan cairan tubuh lain

1) muntah hebat

2) diare berat

3) diuresis massive

2. Relatif

a. kehilangan integritas pembuluh darah

1) Ruptur limpa

2) Fraktur tulang panjang Atau pelvis

3) Pankreatitis hemoragi

4) Hemothorax / hemoperitoneum

5) Diseksi arteri

b. peningkatan permeabilitas

1) membran kapiler

2) sepsis

3) anaphylaxis

4) luka bakar

c. penurunan tekanan osmotik koloid

1) pengeluaran sodium hebat

2) hypopituitarism

3) cirrhosis

4) obstruksi intestinal

9
D. Patofisiologi

Patofisiologi syok hipovolemik secara umum dapat dibagi menjadi tiga stadium,

yaitu Stadium Kompensasi, Stadium Dekompensasi, dan Stadium Irreversibel

Syok hipovolemik dapat dibagi menjadi empat stadium berdasarkan persentase

kehilangan darah, yaitu Stadium I, II, III, dan IV. Berikut adalah penjelasan mengenai

setiap stadium:

1. Stadium I: Kehilangan darah hingga maksimal 15% dari total volume darah. Tubuh

mengkompensasi dengan vasokonstriksi perifer sehingga terjadi penurunan refiling

kapiler. Pasien mungkin menjadi sedikt cemas atau gelisah, namun tekanan darah

dan tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi dan nafas masih dalam kedaan normal

2. Stadium II: Perdarahan sekitar 15-30%. Vasokonstriksi arteri tidak lagi mampu

menkompensasi fungsi kardiosirkulasi, sehingga terjadi takikardi, penurunan

tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat,

peningkatan frekuensi nafas, dan pasien menjadi lebih cemas

3. Stadium III: Perdarahan sebanyak 30-40%. Gejala-gejala yang muncul pada

stadium II menjadi semakin berat. Frekuensi nadi terus meningkat hingga diatas 120

kali permenit, peningkatan frekuensi nafas hingga diatas 30 kali permenit, tekanan

nadi d an tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling kapiler yang sangat lambat

4. Stadium IV: Kehilangan darah lebih dari 40%. Pada saat ini takikardi lebih dari 140

kali permenit dengan pengisian lemah sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala

klinis pada stadium III terus memburuk. Kehilangan volume sirkulasi lebih dari

10
40% menyebabkan terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan

disertai dengan penurunan kesadaran atau letargik

Stadium irreversibel adalah stadium terakhir dari syok hipovolemik yang

tidak mendapatkan penanganan tepat dan berkelanjutan. Pada stadium ini, tubuh

akan kehabisan energi akibat habisnya cadangan adenosine triphosphate (ATP) di

dalam sel. Gejala yang dapat dilihat pada stadium ini meliputi nadi tak teraba,

tekanan darah tak terukur, anuria, dan tanda-tanda kegagalan organ

E. Tanda Dan Gejala

Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi

premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan

kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respon kompensasi. Pasian muda

dapat dengan mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang

vasokontriksinya dan takikardia. Kehilangan volume yang cukup besar dalam waktu

lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga

dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau singkat. (Toni Ashadi, 2006).

Apabila syok talah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan hipovolemia,

penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa menit.

Tanda-tanda syok adalah menurut Toni Ashadi, 2006 adalah:

1. Kilit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler

selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.

2. Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon

homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah

11
ke homeostasis penting untuk hopovolemia.peningkatan kecepatan aliran

darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.

3. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah

sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang esensial

dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat

dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.

4. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik.

Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Anamnesis: Melakukan anamnesis mengenai riwayat proses hilangnya volume

cairan tubuh, seperti perdarahan atau non-perdarahan

2. Pemeriksaan fisik: Penilaian tanda-tanda hipovolemik serta derajat beratnya

kehilangan darah pada pasien syok dengan perdarahan

3. Tes darah lengkap: Untuk memastikan jumlah darah yang berkurang

4. Tes kimia darah: Untuk memeriksa fungsi ginjal dan elektrolit darah

5. Cek tekanan darah (tensi): Untuk menilai ketidakseimbangan tekanan darah

6. Saturasi oksigen: Untuk menilai ketidakseimbangan oksigen dalam darah

7. Pemeriksaan CT Scan atau USG: Untuk mengetahui bagian dalam tubuh yang

mengalami perdarahan

8. Echocardiogram: Untuk memeriksa bagian jantung

9. Elektrokardiogram: Untuk memeriksa irama atau detak jantung

12
G. PATHWAY

13
I.II Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian untuk pasien yang mengalami syok hipovolemik meliputi

beberapa hal.Beberapa aspek pengkajian yang dilakukan mencakup:

1. Riwayat kesehatan: Meliputi riwayat penyakit, keluhan, dan gejala yang

dirasakan pasien sebelum mengalami syok hipovolemik.

2. Pemeriksaan fisik: Meliputi pemeriksaan dari kepala hingga kaki untuk menilai

tanda-tanda fisik yang mengindikasikan syok hipovolemik, seperti kulit, mata,

telinga, dan lainnya.

3. Pemeriksaan laboratorium: Meliputi pemeriksaan darah lengkap, tes kimia

darah, dan analisis gas darah untuk menilai kondisi pasien secara lebih

mendalam

Selain itu, pengkajian juga mencakup gejala dan tanda mayor serta minor yang

dapat mengindikasikan syok hipovolemik, seperti peningkatan frekuensi nadi,

tekanan darah menurun, pengisian vena menurun, perubahan status mental,

peningkatan suhu tubuh, dan penurunan berat badan tiba-tiba.Dengan melakukan

pengkajian yang komprehensif, tim medis dapat menentukan diagnosis dan

penatalaksanaan yang tepat untuk pasien yang mengalami syok hipovolemik.

B. Diagnosa Keperawatan

14
1. Perfusi jaringan perifer tidak efektif: Terjadi ketika pasokan oksigen dan nutrisi

ke jaringan perifer tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

2. Resiko penurunan volume cairan: Terjadi ketika ada potensi penurunan volume

cairan yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh.

3. Gangguan perfusi jaringan: Terjadi ketika pasokan oksigen dan nutrisi ke

jaringan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, yang dapat

mengakibatkan kerusakan jaringan.

C. Intervensi

1. Penggantian cairan: Penyaluran cairan intravenosa (IV) atau pemberian cairan

melalui lumen usus untuk memperbaiki volume darah yang berkurang

2. Penggantian darah: Transfusi darah kecil atau besar tergantung pada kondisi

pasien untuk membantu penyediaan oksigen dan nutrisi yang cukup

3. Pengaturan tekanan darah: Penggunaan obat-obatan seperti antihypertensi untuk

mengatasi tekanan darah yang meningkat

4. Pengaturan oksigen: Pemberian oksigen melalui masker atau catatan

pernapasan untuk memastikan penyediaan oksigen yang cukup bagi pasien

Pengobatan penyebab: Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik atau otot

polos untuk mengatasi penyebab syok hipovolemik, seperti infeksi atau

gangguan hemodinamik

5. Pemantauan vital: Pengaturan perawatan pasien sesuai dengan kondisi vital

pasien, seperti pengaturan frekuensi nafas, perawatan henti jantung, dan

pengaturan tekanan vena

15
6. Pengalaman pasien: Melibatkan dukungan emosional dan perencanaan

rehabilitasi untuk membantu pasien mengatasi ketergantungan pada peralatan

medis dan mempersiapkan mereka untuk rehabilitasi setelah syok hipovolemik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang ditemukan, syok hipovolemik merupakan

kondisi serius yang memerlukan penanganan medis yang cepat dan tepat.

Makalah-makalah yang ada memberikan informasi mengenai asuhan

keperawatan, pemeriksaan darah, serta penanganan syok hipovolemik. Dari

berbagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa penanganan syok

hipovolemik melibatkan berbagai aspek, mulai dari pengkajian pasien, diagnosa

keperawatan, hingga intervensi medis yang meliputi penggantian cairan,

pengaturan tekanan darah, pengaturan oksigen, dan pengobatan penyebab.

Selain itu, pemeriksaan darah lengkap, tes kimia darah, dan analisis gas darah

juga penting untuk menilai kondisi pasien secara lebih mendalam. Dengan

penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat pulih dari kondisi syok

hipovolemik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan keperawatan pada pasien shock hypovolemik, dilihat 18 Februari 2013.darurat/


_asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_shock_hypovolemik.pdf
Carpenito, 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta.
Doenges Marilynn E, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran
EGC, Jakarta.
Johnson & Mass,1997, Nursing Outcomes Classifications, Second edition, By Mosby-Year
book.inc, Newyork
McCloskey & Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA
Rab, tabrani. 2000. Pengatasan Shock. Jakarta. EGC.
Syok Hipovolemik. http://forum.blogbeken.com/kedokteran/syok-hipovolemik/. 18
Februari 2013

17
18

Anda mungkin juga menyukai