PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi
darah kedalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil
metabolisme (Sarwono, 2012).
Syok Hipovolemik merupakan suatu keadaan dimana terjadi
kehilangan cairan tubuh atau darah (internal ataupun eksternal) yang
menyebabkan jantung tidak mampu memompakan cukup darah ke
seluruh tubuh yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak
adekuat sehingga suplai oksigen tidak mencukupi untuk proses
metabolik normal (Tanto, 2014)
Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit volume darah
≥15%, sehingga menimbulkan ketidakcukupan pengiriman oksigen
dan nutrisi ke jaringan dan penumpukan sisa-sisa metabolisme sel.
Berkurangnya volume intravaskular dapat diakibatkan oleh kehilangan
cairan tubuh secara akut atau kronik, misalnya karena oligemia,
hemoragi, atau kebakaran.
2.2 Klasifikasi
2.2.1 Kehilangan cairan
Akibat diare, muntah-muntah atau luka bakar, bisa berakibat
dehidrasi. Derajat dehidrasi:
Tanda klinis Ringan Sedang Berat
Defisit 3-5% 6-8% >10%
Hemodinamik Takikardi, Takikardi, nadi sangatTakikardi, nadi
nadi lemah lemah, volume kolaps,tak teraba, akral
hipotensi ortostatik dingin, sianosis
Jaringan Lidah Lidah keriput, turgorAtonia, turgor
kering, kurang buruk
turgor turun
Urine pekat Jumlah turun oliguria
SSP mengantuk apatis coma
2.2.2 Perdarahan
Syok yang diakibatkan oleh perdarahan dapat dibagai dalam
beberapa kelas:
2.3 Etiologi
1. Absolut
a. Kehilangan darah dan seluruh komponennya
1) trauma
2) pembedahan
3) perdarahan
gastrointestinal
b. Kehilangan plasma
1) luka bakar
2) lesi luas
c. Kehilangan cairan tubuh lain
1) muntah hebat
2) diare berat
3) diuresis massive
2. Relatif
a. Kehilangan integritas pembuluh darah
1) Ruptur limpa
2) Fraktur tulang
panjang Atau
pelvis
3) Pankreatitis
hemoragi
4) Hemothorax /
hemoperitoneum
5) Diseksi arteri
b. Peningkatan permeabilitas
1) membran kapiler
2) sepsis
3) anaphylaxis
4) luka bakar
c. Penurunan tekanan osmotik koloid
1) pengeluaran
sodium hebat
2) hypopituitarism
3) cirrhosis
4) obstruksi
intestinal
2.4 Tanda Dan Gejala
Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia,
kondisi premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya
berlangsung. Kecepatan kehilangan cairan tubuh merupakan faktor
kritis respon kompensasi. Pasian muda dapat dengan mudah
mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang
vasokontriksinya dan takikardia. Kehilangan volume yang cukup besar
dalam waktu lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih
dapat ditolerir juga dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat
atau singkat. (Toni Ashadi, 2006).
Apabila syok talah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada
keadaan hipovolemia, penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak
segera kembali dalam beberapa menit. Tanda-tanda syok adalah
menurut Toni Ashadi, 2006 adalah:
a. Kilit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan
pengisian kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi
jaringan.
b. Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah
respon homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan
kecepatan aliran darah ke homeostasis penting untuk
hopovolemia.peningkatan kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi
berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
c. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi
pembuluh darah sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer
adalah faktor yang esensial dalam mempertahankan tekanan darah.
Autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan
arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.
d. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok
hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin
kurang dari 30ml/jam.
2.5 Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan
mengaktivasi sistem fisiologi utama sebagai berikut: sistem
hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan sistem neuroendokrin. Sistem
hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut
dengan mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh
darah (melalui pelelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet
diaktivasi (juga melalui pelepasan tromboksan A2 lokal) dan
membentuk bekuan darah immatur pada sumber perdarahan.
Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya
menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah.
Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi
dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang sempurna.
Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok
hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
Respon ini terjadi akibat peningkatan pelepasan norepinefrin dan
penurunan ambang dasar tonus nervus vagus (diatur oleh baroreseptor
di arcus caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah
pulmonal). Sistem kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan
darah ke otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit,
otot, dan traktus gastrointestinal.
Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan
peningkatan sekresi renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan
mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang selanjutnya
akan dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati.
Angotensin II mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu
perbaikan keadaan pada syok hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol
otot polos, dan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium dan
akhirnya akan menyebabkan retensi air.
Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik
dengan meningkatan Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi.
ADH dilepaskan dari glandula pituitari posterior sebagai respon
terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan
terhadap penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh
osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH menyebabkan
peningkatan reabsorbsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distalis,
duktus kolektivus, dan lengkung Henle
Tahap Syok Hipovolemik
Tahap I :
a. Terjadi bika kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml)
b. Terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan
tekanan darah masih dapat Dipertahankan
Tahap II:
a. Terjadi apabila kehilanagan darah 15-20%
b. Tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu,
diaforetik, gelisah, pucat.
Tahap III
a. Bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25%
b. Terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2,
perfusi jaringan secara cepat
c. Terjadi iskemik pada organ
Terjadi ekstravasasi cairan
2.6 Komplikasi
1) Kerusakan Ginjal
2) Kerusakan Otak
4) Serangan Jantung
PEMBAHASAN KASUS
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Syok hipovolemik disebut juga syok preload yang ditamdai dengan
menurunnya volume intravaskuler oleh karena perdarahan. Syok hipovolemik
juga bisa terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Menurunnya
volume intravaskuler menyebabkan penurunan volume intraventrikel kiri
pada akhir distol yang akibatnya juga menyebabkan menurunnya curah
jantung (cardiac output). Keadaan ini juga menyebabkan terjadinya
mekanisme kompensasi dari pembuluh darah dimana terjadi vasokonstriksi
oleh katekolamin sehingga perfusi makin memburuk.
Syok hipovolemik disebabkan oleh penurunan volume darah efektif.
Kekurangan volume darah sekitar 15 sampai 25 persen biasanya akan
menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik; sedangkan deficit volume
darah lebih dari 45 persen umumnya fatal. Syok setelah trauma biasanya jenis
hipovolemik, yang disebabkan oleh perdarahan (internal atau eksternal) atau
karena kehilangan cairan ke dalam jaringan kontusio atau usus yang
mengembang kerusakan jantung dan paru-paru dapat juga menyokong
masalah ini secara bermakna. Syok akibat kehilangan cairan berlebihan bias
juga timbul pada pasien luka bakar yang luas.
4.2 Saran
Melalui makalah diatas , adapun saran yang diajukan oleh tim penulis adalah :
1. Perawata harus melalukan tindakan keperawatan dengan baik pada pasien
penderita syok hipovelemik sehingga kesembuhan pasien dapat tercapai.
2. Mahasiswa atau calon perawat harus memahami konsep dasar dari syok
hipovelemik dan ruang lingkupnya sehingga dalam proses memberikan
asuhan keperawatan pada pasien penderita syok hipovelemik dapat
terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA