Anda di halaman 1dari 23

Tujuan perawatan prostodontik

“Memulihkan apa yang sudah hilang, sambil


melestarikan apa yang masih ada” tidak akan tercapai.
Tak mustahil, yang terjadi mungkin saja malahan “
merawat suatu bagian, sambil merusak bagian lain”
Sistem pengunyahan
1. Maksila dan mandibula
2. Sendi temporomandibula
3. Jaringan muskulator dengan sistem saraf dan
vaskularnya
Konsep oklusi
1. Konsep oklusi seimbang ( balanced occlusion )
2. Konsep oklusi morfologik ( morfologic occlusion )
3. Konsep oklusi dinamik / individual / fungsional
( dinamic/individual/function occlusion)
Konsep oklusi seimbang
 suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan kontak
antara geligi bawah dan atas memberikan tekanan
yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam
keadaan sentrik maupun eksentrik.
Konsep oklusi morfologik
 Yang penganutnya menilai baik buruknnya oklusi
melalui hubungan antar geligi bawah dengan
lawannya di rahang atas pada saat geligi tersebut
berkontak
 Banyak digunakan alam perawatan orthodonti
Konsep oklusi dinamik / individual
/ fungsional
 Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi
keserasian antara komponen-komponen yang
berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi
dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan
sistem neoromuskular serta sendi temporomandibula
Hubungan Rahang Atas dan Bawah
 Posisi Istirahat Fisiologik (Physiologic Rest Position)
 Posisi Sentrik (centric position)
 Relasi Sentrik ( Centric Relation )
Posisi Istirahat Fisiologik
(Physiologic Rest Position)

 Pada posisi ini geligi atas dan bawah tidak saling


berontak, karena mandibula berada dalam keadaan
“menggantung”
 Otot-otot mastikasi berada dalam keadaan relaks, dan
biasanya terjadi antara gigi-geligi atas dan bawah biasa
disebut dengan Ruang Interoklusal ( free way space )
 Besar ruang interoklusal merupakan jarak pembuatan
rahang pada saat istirahat antara 2-4mm ( dibutuhkan
untuk kelancaran pengucapan suara)
Gambar
Posisi Sentrik ( Centric Position )
 Pada posisi ini, kedua kondil berada simetris dalam
ceruknya, dengan kontak maksimal antara geligi atas
dan bawah ( oklusi sentrik = centric occlusion)
Gambar
Relasi Sentrik ( centric relation)
 Posisi ini semula diartikan sebagai kedudukan paling
mundur yang dapat dicapai mandibula tetapi otot-
ototnya tidak dalam keadaan tegang.
 Batasan baru ( Ramfjord ) yaitu Posisi Kontak
Mundur ( Retrusi ) ( Retruted Contact Position ) “
relasi sentrik merupakan kedudukan mandibula
dengan kondilus sedikit mundur (retrosi) daripada
kedudukannya pada oklusi sentrik, dan masih
memungkinkan geligi bawah berkontak dengan geligi
atas
gambar
Gerakan- gerakan Rahang Bawah
 Gerak Rotasi ( Putar) adalah gerak putar atau engsel
dimana putaran terjadi di keliling sumbu putar yang
hampir horisontal dan melalui kedua pusat kondil
 Gerak Luncur ( Translasi) adalah gerak dimana kedua
kondil atau diskus sendi meluncur sepanjang
permukaan artikulasi tulang temporal, bergerak ke
bawah dan ke depan dalam suatu kurva mirip S, sesuai
dengan lereng ceruk kondil
 Gerak fungsional yang dilakukan mandibula
Gerak fungsional yang dilakukan mandibula

 Gerak buka/tutup mulut, terjadi dalam ruang


persendian bagian bawah, dan merupakan gerak
antara permukaan atas kondil dengan permukaan
bawah diskus, tanpa ada gerak dari diskusnya sendiri =
Gerak Egsel ( Hinge Movement)
 Gerak maju/ mundur (Gerak Protrusi/Retrusi),
terjadi pada ruang atas sendi; jadi antara permukaan
atas diskus dengan lereng ceruk sendi
 Gerak lateral atau Ekskursi , gerak lateral ini
asimetris, karena pada saat dan gerak yang sama,
kedua kondil menjalani lintasan gerak yang berbeda.
Pengaturan Olkusi pada Protesa
Sebagian Lepasan
 Hukum artikulasi menurut Rudolph L. Hanau yang
dikenal sebagai Kembar Lima Hanau (Hanau Quint):
1. Inklinasi Bimbingan Kondil (the inclination of the
condylar guidance)
2. Kedalaman kurva Kompensasi ( the prominance of the
compensating curve)
3. Inklinasi Bidang Orientasi (the inclination of the plane of
orientation)
4. Inklinasi Bimbingan Insisal (the inclination of the incisal
guidance)
5. Ketinggian Tonjol Gigi ( the heights of cusps)
Akibat utama Kegagalan mencapai
oklusi pada GTSL
 Kurangnya dukungan pada basis geligi tiruan
 Oklusi dibangun hanya atas dasar satu hubungan
rahang yang ditentukan pada posisi statis saja
 Bidang oklusal yang yidak betul
Proses penyusunan oklusi yang
memuaskan untuk GTSL hendaknya
1. Analisis keadaan oklusi yang sudah ada
2. Koreki oklusi yang ada, kalau ternyata tidak
harmonis
3. Rekaman relasi sentrik atau oklusi sentrik yang
sudah disesuaikan
4. Rekaman hubungan rahang eksentrik atau oklusi
eksentrik fungsional
5. Koreksi kesalahan oklusi yang terjadi selama proses
pembuatan GTSL
Konsep Oklusi
1. Oklusi Seimbang Dua Sisi ( Bilateral Balanced
Occlusion)
2. Oklusi Seimbang Satu Sisi ( Unilateral Balanced
Occlusion) atau disebut pula Fungsi Kelompok
( Group Function)
3. Oklusi Saling Lindung(Mutually Protected
Occlusion) atau disebut pula Bimbingan Kaninus
( Canine Guided)
Kontak Oklusi yang diharapkan bagi
GTSL
1. Pada okusi sentrik harus terjadi kontak bilateral serentak
pada semua geligi posterior berantagonis
2. Pada protesa dukungan gigi, oklusi boleh disusun seperti
oklusi harmonis pada geligi asli
3. Pada GTSL berantagonis GTL RA, diupayakan
tercapainya oklusi seimbang pada posisi eksentrik
4. Pada GTSL perluasan distal RB, harus dicapai kontak
oklusi pada Sisi Kerja geligi asli supaya stres tersebar
merata ke seluruh permukaan
5. Pada GTSL bilateral dengan perluasan distal pada RA
sedapat mungkin diupayakan terjadi kotak serentak pada
Sisi Kerja maupin Sisi Pengimbang
5. Pada GTSL bilateral dengan perluasan distal pada RA
sedapat mungkin diupayakan terjadi kontak serentak
pada Sisi Kerja maupun Sisi Pengimbang
6. Pada protesa atas atau bawah unilateral dengan
perluasan distal, kontak hanya perlu dicapai pada Sisi
Kerja saja
7. Pada kasus GTSL Kelas IV Kennedy, adanya kontak
geligi pada Oklusi Sentrik diupayakan supaya dapat
mencegah erupsi berlebih dari geligi asli antagonisnya
8. Kontak dari geligi antagonis posterior dalam gerakan-
gerakan protrusip ke depan tidak diharapkan pada
kasus GTSL manapun, kecuali bila antagonisnya
berupa suatu GTL
9. Elemen posterior tidak dibenarkan disusun terlalu
jauh ke distal lebih dari awal meningginya lingir RB
atau di atas daeah retromolar pad.
Upaya mencapai oklusi optimal
 Penyusuaian oklusi pada geligi asli
- Interferensi pada gerakan retrusi/protrusi
- interferensi pada gerak lateral/ekskursi ( Sisi Kerja)
- Interferensi pada gerak lateral/ekskursi ( Sisi Non-
Kerja)
 Penempatan elemen tiruan

Anda mungkin juga menyukai