3 BRIS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
PERJANJIAN KERJASAMA
antara
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA KUDUS
dengan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KELET
tentang
PENYEDIAAN DAN PELAYANAN OBAT PENYAKIT KRONIS
BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA KUDUSPERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
BPJS KESEHATAN CABANG UTAMA KUDUS
DENGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET
TENTANG
PENYEDIAAN DAN PELAYANAN OBAT PENYAKIT KRONIS
BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN
_—
Nomor: S!0_ /PKS/VI.07/1215
Nomor: aL X
Perjanjian Kerja sama ini yang selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan
ditandatangani di Kudus, pada hari Kamis tanggal Tiga Puluh Satu Bulan
Desember tahun Dua Ribu Lima Belas, oleh dan antara :
I. Dr. Agus Purwono, selalku Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama
Kudus yang berkedudukan dan berkantor di JI. Bhakti No. 50 Kudus
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan
Keputusan Direksi Nomor : 5875/Peg-04/0715 tanggal 15 Juli 2015
karenanya sah bertindak untuk dan atas nama serta mewakili BPJS
Keschatan selanjutnya disebut “ PIHAK PERTAMA”,
Il, Dr. Widyo Kunto, M.Kes, MRS, selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kelet yang berkedudukan dan berkantor di Jin Raya Kelet-
Jepara Km.33 Kelet Jepara 59454, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya terscbut, berdasarkan SK Nomor 821.2/496/2008 tanggal
23 Juni 2008 karenanya sah bertindak untuk dan atas nama serta
mewakili Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Jepara, selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA’.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-
sama disebut PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK sepakat
untuk menandatangani Perjanjian dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-
istilah di bawah ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut
1, Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerinta
Paral
al | Pinaeit ]2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disebut BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan;
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran;
4. Penyakit kronis adalah penyakit yang membutuhkan obat untuk
pemakaian rutin selama 30 hari setiap bulan sesuai indikasi medis,
5. Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disebut Faskes adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan keschatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat;
6. Instalasi Farmasi adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian
yang meliputi peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan
penyerahan obat atau bahan obat serta pekerjaan penyaluran obat
kepada masyarakat;
7. Formularium Nasional yang sclanjutnya disebut Fornas adalah daftar
obat yang disusun oleh komite nasional yang ditetapkan oleh Menteri
Keschatan, didasarkan pada bukti ilmiah mutakhir berkhasiat, aman,
dan dengan harga yang terjangkau yang disediakan serta digunakan
sebagai aculan penggunaan obat dalam jaminan kesehatan nasional;
8. Formulir Pengajuan Klaim yang selanjutnya disebut FPK adalah
formulir baku yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA yang wajib
diisi oleh PIHAK KEDUA dan disertakan sebagai salah satu syarat
dalam pengajuan klaim/ tagihan atas biaya pelayanan keschatan,
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama dalam penyediaan
dan pelayanan obat Penyakit Kronis bagi peserta PIHAK PERTAMA
Penyandang Penyakit Kronis dengan syarat dan ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR PELAYANAN
Ruang lingkup dan Prosedur Pelayanan Obat Penyakit Kronis bagi Peserta
PIHAK PERTAMA Penyandang Penyakit Kronis bagaimana diuraikan
dalam Lampiran I Perjanjian ini.
Paral:
| ae 1] Pihak itPASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
‘Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari
Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban
masing-masing sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
1, Hak PIHAK PERTAMA
a. Melakukan evaluasi dan penilaian secara berkala atas pelayanan
obat Penyakit Kronis yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Melakukan pemantauan atas ketersediaan obat Penyakit Kronis
oleh PIHAK KEDUA;
¢. Menerima laporan bulanan yang mencakup persediaan obat
Penyakit Kronis, pencatatan atas resep-resep obat yang masuk,
nama dan jenis obat Penyakit Kronis yang diberikan serta bukti
penerimaan obat oleh Peserta;
d. Meminjam dan melihat resep asli Peserta, apabila diperlukan;
2, Kewajiban PIHAK PERTAMA
a. Membayar tagihan atas penyediaan dan pelayanan obat Penyakit
Kronis yang telah diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada Peserta,
sesuai tagihan yang diajukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA, sepanjang memenuhi ketentuan dan prosedur yang
telah disepakati Para Pihak sebagaimana diatur dalam Perjanjian
ini;
b. Menyediakan informasi tentang petunjuk tata cara Peserta untuk
memperoleh hak pelayanan obat;
¢. Memberikan informasi dan bantuan instalasi program Aplikasi
Apotek yang berlaku dan user manualnya pada komputer PIHAK
KEDUA;
d. Melakukan penerapan program Aplikasi Pelayanan _Instalasi
Farmasi kepada PIHAK KEDUA dalam rangka tata laksana
administrasi.
3. Hak PIHAK KEDUA
a. Memperoleh pembayaran biaya atas penyediaan dan pelayanan obat
Penyakit Kronis yang telah diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada
Peserta;
b. Mendapat informasi yang cukup tentang tata cara pelaksanaan
pelayanan obat Penyakit Kronis dari PIHAK PERTAMA;
¢. Mendapat informasi yang memadai dari PIHAK PERTAMA tentang
penggunaan Aplikasi Pelayanan Apotek yang berlaku dan user
manualnya;
4. Kewajiban PIHAK KEDUA:
a. Menjamin ketersediaan dan kecukupan obat Penyakit Kronis secara
Iengkap, kecuali obat dalam keadaan kosong yang dinyatakan
secara tertulis oleh Distributor obat yang bersangkutan, Instalasi
Parat
Ce =]Farmasi wajib mencarikan obat sejenis tanpa mengenakan biaya
tambahan kepada peserta;
b. Memberikan obat-obatan kepada Peserta berdasarkan resep obat
yang diterima dengan tetap berpedoman kepada Fornas;
Membuat dan menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA laporan
bulanan yang mencakup persediaan obat Penyakit Kronis,
pencatatan atas resep-resep obat yang masuk dan bukti
penerimaan obat Peserta;
Mengikuti proses evaluasi dan penilaian yang dilakukan secara
berkala olen PIHAK PERTAMA;
Bersedia menyediakan komputer yang sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA untuk kebutuhan
penggunaan program Aplikasi Pelayanan Apotek;
Merekam seluruh data pelayanan kesehatan yang telah diberikan
kepada peserta melalui Aplikasi Pelayanan Apotek yang diberikan
PIHAK PERTAMA
g. Bersedia mengembalikan kelebihan pembayaran kepada PIHAK
PERTAMA apabila terbukti terdapat kelebihan pembayaran.
PASAL 5
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
Biaya dan Tata Cara Pembayaran Pelayanan Obat Penyakit Kronis bagi
Peserta PIHAK PERTAMA Penyandang Penyakit Kronis bagaimana diatur
Perjanjian ini adalah sebagaimana diuraikan dalam Lampiran II
Perjanjian ini.
ay
(2)
())
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Perjanjian ini berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2016 dan
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu
Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan
maksudnya apabila hendak memperpanjang Perjanjian ini
Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini
PIHAK PERTAMA akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK
KEDUA atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. kepatuhan dan komitmen terhadap Perjanjian.
PASAL 7
EVALUASI DAN PENILAIAN
PIHAK PERTAMA akan melakukan evaluasi dan penilaian atas
pelayanan obat Penyakit Kronis yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA
secara berkala,
Parat
Pipakt | Pibak(2) Hasil evaluasi dan penilaian sebagaimana ayat (1) Pasal ini akan
disampaikan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dengan disertai
rekomendasi (apabila diperlukan).
PASAL 8
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
(1) Dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian, PIHAK
PERTAMA secara langsung atau dengan menunjuk pihak lain berhak
untuk melakukan pemeriksaan terhadap Penyediaan dan Pelayanan
obat Penyakit Kronis yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
(2) Apabila dalam penyelenggaraan Penyediaan dan Pelayanan obat
Penyakit Kronis bagi peserta ditemukan penyimpangan terhadap
Perjanjian yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA sccara tertulis.
(3) Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak maksimal 3 (tiga)
kali dengan tenggang waktu masing-masing surat peringatan/teguran
tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja dan tidak ada tanggapan atau
perbaikan dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA. berhak
meninjau kembali Perjanjian ini.
(4) Dalam hal proses verifikasi ulang atau audit pelayanan terdapat
perbedaan tarif antara yang dibayarkan dengan hasil verifikasi ulang
atau audit pelayanan, maka kelebihan atau kekurangan pembayaran
klaim dikompensasikan dengan pembayaran klaim bulan berikutnya.
PASAL 9
SANKSI
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal
sebagai berikcut:
a, memungut biaya tambahan kepada Peserta dan atau
b, melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA secara
tertulis.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini akan
disampaikan PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA scbanyak
maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat
peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja.
(3) PIHAK PERTAMA berhak meninjau kembali Perjanjian ini apabila
ternyata dikemudian hari tidak ada tanggapan atau perbaikan dari
PIHAK KEDUA setelah PIHAK PERTAMA melakukan teguran
sebanyak maksimal 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
Pasal ini.
(4) Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang
penyediaan dan pelayanan obat Penyakit Kronis bagi Peserta yang
dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa Internal maupun
Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak
Porat
"pT | RT(5)
(6)
(7)
(8)
(1)
yang menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk
memulihkan kerugian yang terjadi dan pihak yang dirugikan dapat
membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) Pasal ini dapat dilakukan tanpa harus memenuhi
kketentuan sebagaimana tertuang pada pasal 7 Perjanjian ini dan tidak
membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan kewajiban masing-
masing yang masih ada kepada pihak lainnya
Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak melakukan pembayaran kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam
Perjanjian ini PIHAK KEDUA berhak menegur PIHAK PERTAMA
secara tertulis.
‘Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal ini akan
disampaikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebanyak
maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat
teguran minimal 7 (tujuh) hari kerja.
Dalam hal teguran PIHAK KEDUA yang dimaksud pada ayat (7) Pasal
ini tidak ditanggapi oleh PIHAK PERTAMA, dapat menyampaikan
pengaduan kepada Menteri Kesehatan.
PASAL 10
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum
berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Salah satu Pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau
lebih ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini dan tetap tidak
memenuhi atau tidak berusaha untuk memperbaikinya setelah
menerima surat peringatan/teguran tertulis sebanyak maksimal 3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat
peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dan Pasal 9 ayat (3)
Perjanjian ini, Pengakhiran berlaku efektif secara seketika pada
tanggal surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak
yang dirugikan;
b. Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi
oleh perusahaan lain. Pengalhiran berlaku efektif pada tanggal
disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi
tersebut oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusi
c, Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh Pengadilan.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya
keputusan pailit oleh Pengadilan;
d.Salah satu Pihak melakukan/berada dalam keadaan likuidasi.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan
telah dinyatakan di likuidasi secara sah menurut ketentuan dan
prosedur hukum yang berlaku;
Porat
T | 7
é¢.PIHAK KEDUA berhenti praktik yang discbabkan karena
kehendaknya sendiri,
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK
KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada’ PIHAK
PERTAMA mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan sebeltumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan
berlakunya ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata, sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu
putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu untuk
membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban
yang telah timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan
kewajibannya tersebut.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force
Mojeure) adalah suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan,
kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan
Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa
menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force
Majeure tersebut meliputi banjir, wabah, perang (yang dinyatakan
maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara,
pemogokkan umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang
berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini,
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang
terhalang untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntat
oleh Pihak lainnya. Pihak yang terkena Force Majeure wajib
memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain sccara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang
dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang
menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang
terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya
untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini segera setclah peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga
melebihi atau diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan
melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA
PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita olch salah satu Pihak sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung
jawab pihak yang lain.
ParatPASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan
Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh
PARA PIHAK.
(2) Apabila musyawarah dan mufaket tidak tercapai, maka PARA PIHAK
sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut
melalui Pengadilan.
(3) Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih
kediaman hukum atau domisili yang tetap dan umum di Kantor
Panitera Pengadilan Negeri Kudus.
PASAL 13
PEMBERITAHUAN
Dalam upaya kelancaran komunikasi diantara PARA PIHAK yang saling
mengikatkan diri dalam Perjanjian ini masing-masing menyedialan
alamat tempat pemberitahuan sebagai berikut:
PIHAK PERTAMA :
BPUS Kesehatan
Kantor Cabang Utama Kudus
Jl. Bhakti No.50 Kudus
Telp. 0291- 435587
Fax, 0291- 431506
PIHAK KEDUA :
RSUD Kelet Jepara
Jl, Raya Kelet - Jepara Km.33 Kelet Jepara
Up. : Direktur RSUD Kelet Jepara
Telepon —: 0291: 579002
Faksimili 291 579002
E-mail : kelethospital@yahoo.com
PASAL 14
LAIN-LAIN
(1) Pengalihan Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian
maupun seluruhnya kepada pihak lain, kecuali dilakukan
berdasarkan persetujuan tertulis.
(2) Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata
tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan
hukum atau keputusan yang berlaku, maka PARA PIHAK dengan ini
Pant
eatin Piake 1setuju dan menyatakan bahwa keabsahan, dapat berlakunya, dan
dapat dilaksanakannya ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini tidak
akan terpengaruh olelnya.
(3) Perubahan
janjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat
dengan — suatu —Perjanjian_ perubahan—atau._—_—tambahan
(addendum/amandemen} yang ditandatangani oleh PARA PIHAK dan.
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(4) Hukum Yang Berlaku
Interpretasi dan pelaksanaan dari syarat dan ketentuan dalam
Perjanjian ini adalah menurut hukum Republik Indonesia.
(5) Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada
Perjanjian ini, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini
Demikian Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli, masing-masing sama
bunyinya, diatas kertas bermaterai cukup dan masing-masing memiliki
kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA . KEDUA
BPJS KESEHATAN RUMAH'SAKIT UMUM DAERAH
CABANG UTAMA KUDUS
:y
arses
=x. AGUS PURWONO
SENIOR MANAGER
Parat
[ — eee
9Lampiran I Perjanjian
Nomor : 80 /PKS/VI,07/1215
Nomor f.
i
M0. 4208, KML
®.
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
PELAYANAN OBAT PENYAKIT KRONIS
RUANG LINGKUP
1.Pelayanan Obat yang diberikan berupa pelayanan Obat Penyakit
Kronis kepada Peserta PIHAK PERTAMA Penyandang Penyakit
Kronis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.Pemberian Obat Penyakit Kronis disertai edukasi kepada Peserta
meliputi indikasi, kontra indikasi, dosis dan aturan pakai obat
sebagai upaya promotif dan preventif dalam penggunaan obat.
PROSEDUR PELAYANAN
1. Peserta mendapatkan resep obat Penyakit Kronis.
2. Obat penyakit kronis diberikan maksimal untuk 1 (satu) bulan
sesuai indikasi medis, diberikan dengan cara sebagai bagian dari
paket INA-CBG’s yaitu 14 (Empat Belas) hari dan sisa pemberian
obat diberikan terpisah diluar paket INA-CBG’s serta harus
tercantum pada Formularium Nasional,
3. Petugas Instalasi Farmasi melakukan pengecekan eligibilitas pasien
untuk mendapatkan obat Penyakit kronis,
4. Apabila peserta telah mendapatkan obat yang sama dari Instalasi
Farmasi lain dan masih dalam jangka waktu pemberian obat, maka
petugas Instalasi Farmasi tidak boleh memberikan obat tersebut.
Jika pelayanan obat tetap diberikan maka biaya obat tersebut akan
menjadi beban Instalasi Farmasi.
Apabila peserta belum pernah mendapatkan obat atau obatnya
telah habis maka petugas Instalasi Farmasi melaluukan pengentrian
obat tersebut pada Aplikasi Pelayanan Apotek.
6.Petugas Instalasi Farmasi melakukan pengecekan _berkas
pendukung sebagai lampiran dalam pengajuan klaim.
7. Petugas Instalasi Farmasi memberikan obat penyakit kronis disertai
dengan informasi penggunaan obat.
8.Peserta harus menandatangani bukti penerimaan obat penyakit
kronis dari Instalasi Farmasi.
w
Porat.9. Instalasi Farmasi wajib menyimpan bukti penerimaan obat Penyakit
Kronis yang telah ditandatangani Peserta sebagai salah satu
kelengkapan berkas penagihan kepada PIHAK PERTAMA.
PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABAN MA KUDUS,
a
Dr. AGUS PURWONO
‘SENIOR MANAGER
Paral’
eee
iLampiran II Perjanjian
10 /PKS/VI.07/ 1215,
If 0k / Rif toe
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN OBAT PENYAKIT KRONIS
I. BIAYA PELAYANAN
1, Biaya Penyediaan dan Pelayanan Obat Penyakit Kronis bagi Peserta
PIHAK PERTAMA Penyandang Penyakit Kronis sesuai dengan
ketentuan Formularium Obat Nasional yang berlaku dengan harga
sesuai E-catalog yang berlaku,
2.PIHAK KEDUA diberikan faktor pelayanan kefarmasian yang
besarannya adalah sebagai berikut:
Harga Dasar Satuan Obat Faktor ]
Pelayanan |
Kefarmasian
~ Rp50.000,00 0,28
Rp50.000,00 sampai dengan Rp250.000,00 0,26
Rp250.000,00 sampai dengan Rp500.000,00 0,21
Rp500.000,00 sampai dengan Rp1.000.000,00 0,16
Rp1.000.000,00 sampai dengan Rp5.000.000,00. | Oi1 —~«s
Rp5.000.000,00 sampai dengan Rp10.000.000,00 0,09
2Rp10,000.000,00 0,07
3. Harga obat kronis yang ditagihkan oleh instalasi farmasi di FKRTL
atau apotck mengacu pada harga E-Catalogue ditambah faktor
pelayanan kefarmasian. Besarnya biaya pelayanan kefarmasian
adalah faktor pelayanan kefarmasian dikali harga dasar obat sesuai
E-Catalogue atau harga yang ditetapkan oleh Menteri.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik biaya apapun terhadap
Peserta sepanjang Penyediaan dan Pelayanan Obat Penyakit Kronis
bagi Peserta yang diberikan masih tercakup dalam ruang lingkup
serta memenuhi prosedur penyediaan dan pelayanan obat
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
tl. TATA CARA PEMBAYARAN
A. Mekanisme Pengajuan Tagihan
1. Pengajuan tagihan atas Biaya Penyediaan dan Pelayanan Obat
Penyakit Kronis bagi Peserta PIHAK PERTAMA Penyandang
Penyakit Kronis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dilakukan secara kolektif.
Parat
Pihakt] Pibak it2. Setiap pengajuan tagihan oleh PIHAK KEDUA kcpada PIHAK
PERTAMA dilaksanakan dengan melengkapi dolumen-dokumen
sebagai berikut:
(1) FPK, rangkap 3 (tiga)
(2) Print out dari rekapitulasi obat yang diberikan kepada Peserta.
(3) Lembar surat eligibilitas peserta (SEP)
(4) Data tagihan pelayanan dalam bentuk softcopy sesuai aplikasi
Apotek dari BPUS Kesehatan
(5) Lembar resep
(6) Bukti Penerimaan obat yang ditandatangani oleh Peserta
Waktu Pengajuan Tagihan
1. Pengajuan tagihan olen PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
dilaksanakan secara teratur setiap bulannya selambat-lambatnya
pada tangeal 10 (sepulub) bulan berikutnya.
2, Dalam hal berkas tagihan yang disampaikan tidak atau belum
memenuhi persyaratan atau belum lengkap maka berkas tagihan
yang tidak lengkap akan dikembalikan kepada PIHAK KEDUA
untuk diperbaiki atau dilengkapi. Selanjutnya PIHAK KEDUA
wajib segera mengirimkan kembali berkas tagihan yang telah
diperbaiki atau dilengkapi tersebut kepada PIHAK PERTAMA
dalam waktu sclambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung
sejak berkas tersebut dikembalikan.
3.Dalam hal Jangka Waktu Perjanjian berakhir dan tidak
diperpanjang oleh Para Pihak, maka tagihan dari PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA wajib diqjukan sclambat-lambatnya 1
(satu) bulan setelah berakhirnya Perjanjian ini.
4, PIHAK PERTAMA berhak melakukan verifikasi atau pemeriksaan
silang terhadap tagihan yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
Apabila dari hasil verifikasi atau pemeriksaan silang tersebut
PIHAK PERTAMA menemukan adanya kekeliruan atau
penyimpangan maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menolak
atau meminta PIHAK KEDUA untuk memperbaiki tagihannya dan
menyampaikan kembali tagihan yang telah diperbaiki kepada
PIHAK PERTAMA
Mekanisme Pembayaran
1.Pembayaran Biaya Penyediaan dan Pelayanan Obat Penyakit
Kronis bagi Peserta oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA, dilaksanakan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
kerja terhitung sejak tanggal PIHAK PERTAMA telah menerima
secara lengkap tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA,
2.Batas waktu maksimal pengajuan klaim dari PIHAK KEDUA
adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan diberikan. Tagihan yang
diajukan lebih dari (dua) tahun sejak berakhirnya Bulan
Pelayanan dan/atau berakhimnya Perjanjian ini berhak untule
ditolak proses pembayarannya oleh PIHAK PERTAMA.
Parat
FpakT | aT]
B3. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab untuk membayar
tagihan yang diajukan olch PIHAK KEDUA, yang timbul oleh
karena dalam Penyediaan dan Pelayanan Penyakit Kronis bagi
Peserta, PIHAK KEDUA tidak berpedoman kepada Formularium
Obat Fornas yang berlaku.
4. Pembayaran tagihan dilakukan melalui transfer pada Rekening
Bank sebagai berilcut :
BANK
Cabang
Nomor Rekening
Atas Nama
PIHAK PERTAMA
BPJS KESEHATAN
CABANG UTAMA KUDUS
ey
a
Dr. AGUS PURWONO
‘SENIOR MANAGER
BRI
Unit Kelet Jepara
589101000177502
Ida Ermayana
__—PIHAK KEDUA
_/SOMAN(SAKIT UMUM DAERAH
fis Nggrunt
Pihak it
ry