Anda di halaman 1dari 21

Epigastrium : Daerah kuadran kiri atas abdomen/ 

daerah ulu hati


Meteorismus : Banyaknya udara pada saluran pencernaan/adanya udara atau gas dalam rongga
abdomen atau usus/kembung
NaHCO 3 : Natrium bikarbonat, sekresi eksokrin dari pankreas/ Dalam penyebutannya kerap
disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam

Sistem pencernaan manusia merupakan suatu sistem saluran yang panjang dan terdiri
atas berbagi organ dan kelenjar pencernaan seperti kelenjar saliva, hepar dan pankreas .
Proses utama pencernaan adalah :

1. Pencernaan, dapat terjadi secara kimiawi dan mekanis makanan dari molekul yang
besar (polisakarida, polipeptida dan trigliserida) yang besar menjadi bentuk yang
kecil (monosakarida: glukosa galaktose dan fructose; asam amino dan monogliserol,
asam lemak diserap oleh epitel usus
2. Absorbsi, penyerapan makanan yang dapat terjadi secara aktif / pasif transpot
makanan dari lumen saluran cerna ke cairan ekstra sel
3. Motility, pergerakan makanan pada saluran cerna oleh karena kontraksi otot pada
dinding saluran pencernaan
4. Sekresi, transfer air / ion dari cairan ekstra sel ke lumen saluran cerna atau
pengeluaran sintesa dari epitel saluran cerna dan kelenjar pencernaan.

ANATOMI SALURAN PENCERNAAN ATAS :

CAVUM ORIS

1. VESTIBULUM ORIS:

batas labium superior inferior, dentis, ginggiva superior inferior,


proc.Alveolaris superior inferior

2. CAVUM ORIS PROPRIUM :

Batas :Ventral : Dentis, Proc. Alveoraris, Ginggiva Superior Inferior

Dorsal : Ishmus Faucium ( uvula, arcus palato glossus- pharynx, radix


linguae

Cranial : Palatum durum dan Palatum molle

Caudal : Diagframa Oris ( Otot dasar mulut ) misal:

m.mylohioid + giniohyoid

GLANDULA SALIVA :

1. Glandula. Parotis, ( letak regio parotidio- masseterica muara vestibulum oris )

2. Gld. Submandibularis ( terletak pada trigonum sub mandibulare )


3.Gld Sub.lingualis ( letak di bawah mucusa plica sub lingualis ) muara cavum oris

 ARTICULUS MANDIBULARIS :

Terdiri tulang : Fossa Mandibulare, Tuberculum Articulare, os. Temprl Condylus mandibula

Ligament : Lig.Capsulare ( capsula artic), Lig. Temporo mandibulare Lig. Spheno


mandibulare, Lig. Stylo mandibulare, dan discus articulare

M.M. MASTICATORII :

Buka mulut : M. Pterygoideus lat ( Ext ), M. Geniohyoid, M. Mylohioid, M. biventer

menutup mulut : M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterygoideus Med ( Internus )

BIBIR disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh kulit dan
disebelah dalam dditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir.

PALATUM terdiri atas dua bagian yaitu :

1. Palatum Durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan
sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari 2 tulang
palatum
2. Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput
lender.

GELIGI, ada 2 macam :

a. Gigi Sulung, mulai tumbuh pada anank-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada umur 2
½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, Terdiri dari;
o 8 buah gigi seri (dens insisiws),
o 4 buah gigi taring (dens karnius)
o 8 buah gigi seri (dens kainus) dan
o 12 buah gigi geraham (molare)
b. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pad umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah terdiri
dari;
o 8 buah gig seri (dens insisiws),
o 2 buah gigi taring (dens karnius)
o 8 buah gigi geraham (dens molare) dan
o 12 buah gigi geraham (premolare)

LIDAH
Pembagian : Apex, Corpus (2/3ant.lidah), Radix ( 1/3 post),

Facies inferior ( frenulum lingue plica fimbriata )

Facies Dorsalis ( sulcus terminalis, for. Caecum, Papilla lingualis, Tonsilla


Lingualis )

Inervasi :

1. Otot lidah extrinsic dan intrinsic Oleh N. XII (Hypoglossus)

2. Mucosa lidah (2/3ant)..Chorda Tympani ( taste bud ) dan N.lingualis (sensoris )

3. Mucosa lidah (1/3post)…oleh N. IX ( glosso pharynx ) dan N. X ( Vagus)

Tonsil :

1.Tonsilla Lingualis pada Radix linguae

2.Tonsila Palatina pada Sinus Tonsillaris

3.Tonsilla Pharyngica pada dinding dorsal pharynx

4. Tonsilla Tubarius pd Tuba Eustachii

Semua tonsill diatas membentuk lingkaran Ring Of Waldeyer

Otot Lidah :

1. Extrinsic : M. genioglossus , M. hyoglossus, M. styloglossus , M.


palatoglossus

2. Intrinsic : M. Longitudinalis superio & Inferior, M. transversus linguae , M.


verticalis linguae

PHARYNX 

1. Nasopharynx : terdapat porus tubarius dan tonsilla tubarius

2. Oropharynx : terdapat plica glossoepiglotica medial, latteral vallecule epiglotica,

tonsilla pharynx

3. Laryngopharynx : terdapat Aditus laringis, reccessus piriformis

Musculus Pada Pharynx

1. Lapisan dalam (Longitudinal) : m. stylopharynx, m. palatopharynx , m. salpingopharynx

2. Lapisan luar (Circular/constri) : m. constrictor pharynx superior, medius, inferior


Inervasi Sensoris : Nasopharynx : N.maxillaris

Oropharynx / Laryngopharynx : N.Glossopharynx + N.Vagus

Vascularisasi : 1. cab. A. Pharyngica ascenden

2.  cab. A. Thyroidea superior

Inervasi Motoris : N. Glossopharynx dan N.Vagus

ESOFAGUS

Saluran yang menghubungkan faring dengan lambung. Panjangnya kurang lebih 25cm,
mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung.

Lapiasan dinding dari dalam keluar: Lapisan selaput lender (mukosa), Lapisan
submukosa, Lapisan otot melingkar sirkuler dan Lapisan otot memanjang longitudinal.

Letak : dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui toraks menembus
diafragma masuk kedalam abdomen menyambung dengan lambung.

GASTER (LAMBUNG)

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah
epigaster, lambung terdiri dari dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan
esophagus melalui : orisium pilorik, terletak dibawah diapragma di depan pancreas dan
limpa , menempel disebelah kiri fundus uteri.

Bagian Lambung:

1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terlatak sebelah kiri osteum
kardium dan biasanya penuh berisi gas.
2. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah
kurvutura minor.
3. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
membentuk sfingter pylorus
4. Kurvatura minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentang dari ostium
kardiak sampai pylorus
5. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurva minor terbentang dari sisi kiri osteum
kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai kepilorus inferior.
6. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esophagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Bagian ini terdapat orifisium pilorik.

Histologi

Saluran Pencernaan Atas


Histologi secara umum di dinding saluran pencernaan. Dinding saluran pencernaan
sendiri terdiri dari 4 lapisan utama , dari yang paling dalam ke paling luar adalah :

1. mukosa
Mukosa adalah melapisi permukaan luminal saluran pencernaan , yang dibagi
menjadi 3 lapisan :

- Komponen utama mukosa adalah membran mukosa, suatu lapisan epitel bagian
dalam yang berfungsi senagai permukaan protektif serta mengalami modifikasi
di daerah-daerah tertentu untuk sekresi dan absorpsi. Membran mukosa
mengandung sel eksokrin untuk sekresi getah penceranaan , sel endokrin untuk
sekresi hormon saluran pencernaan, dan sel epitel yang khusus untuk
penyerapan nutrien.
- Lamina propria adalah lapisan tengah jaringan ikat yang tipis tempat epitel
melekat. Pembuluh-pembuluh darah halus, pembuluh limfe, dan serat
sarafberjalan melewati lamina propria dan lapisan ini mengandung gut
associated tissue ( GALT ) yang penting dalam pertahanan melawan bakteri
usus.
- Mukosa muskularis adalah lapisan otot polos di sebelah luar yang terletak di
sebelah lapisan submukosa
Permukaan mukosa pada umumnya tidak datar dan halus , tetapi di penuhi oleh
lipatan-lipatan dengan banyak Bukit dan Lembah , sehingga luas permukaan
yang tersedia untuk absorbsi sangat meningkat. Derajat pelipatan di berbagai
bagian saluran pencernaan berbeda – beda yang paling ekstensif berada di
usus halus tempat absorpsi berlangsung maksimum, dan paling rendah di
esofagus yang hanya merupakan saluran untuk lewatnya makanan . pola
pelipatan permukaan dapat di modifikasi oleh kontraksi mukosa muskularis . hal
ini terutama penting untuk memanjankan daerah-daerah permukaan absortif
yang berbeda-beda ke isi di dalam lumen.
2. sub mukosa terletak di bawah mukosa adalah lapisan tebal jaringan ikat yang
menyebabkan saluran pencernaan memiliki elastisitas dan distensibilitas. Lapisan ini
memilki pembuluh darah dan limfe yang besar , keduanya bercabang-cabang ke
arah dalam ke lapisan mukosa dan ke arah luar lapisan otot di sekitarnya. Yang juga
terdapat di dalam submukosa adalah jaringan syaraf yang dikenal sebagai pleksus
submukosa , yang membantu mengontrol aktivitas lokal masing-masing bagian usus.
3. muskularis externa, lapisan otot polos utama di saluran pencernaan, saluran ini
terdiri dari 2 bagian :
- lapisan sirkuler dalam
- lapisan longitudinal luar
serat-serat lapisan otot polos bagian dalam ( berdampingan dengan submukosa )
berjalan sirkuler mengelilingi saluran . kontraksi serat-serat sirkuler ini
menyebabakan kontriksi atau penurunan garis tengah lumen di titik kontraksi.
Kontraksi serat-serat di lapisan luar , yang berjalan longitudinal di sepanjang saluran,
menyebabkan saluran memendek. Bersama-sama, aktifitas kontraktil lapisan otot
polos menghasilkan gerakan profulsip dan mencampur . suatu jaringan saraf lain,
Fleksus meintrikus , terdapat di antara kedua lapisan otot, dan bersama dengan
lapisan submukosa , membantu aktifitas usus lokal.

4. serosa adalah pembungkus jaringaan ikat disebeleh luar saluran luar pencernaan
yang mengeluarkan cairan serosa encer yang melumasi dan mencegah gesekan
antara organ pencernaan dan visera di sekitarnya . Di sepanjang saluran
pencernaan serosa berhubungan dengan mesenetrium,yang menggantung organ-
organ pencernaan ke dinding dalam ke rongga abdomen sperti sebuah ayunan.
Perlekatan itu menghasilkan fiksasi relatif , yang menunjang organ-organ
pencernaan dalam posisisnya sementara masih memungkinkan kebebasan
berlangsungnya gerakan mencampur dan mendorong. Salah satu penyebeb hernia ,
atau menonjolnya suatu organ melalui dinding otot rongga yang mengandung organ
tersebut, adalh robekan mesennterium yang memungkinkan sebagian saluaran
pencernaan terlepas dari perlekatannya dan menonjol melalui dinding abdomen.

MEKANISME FISIOLOGI SALURAN PENCERNAAN BAGIAN ATAS

MULUT, terjadi proses :

1. Motilitas, terjadi proses mastikasi dan memasukan makanan ke esophagus lewat


proses menelan (digulutition)
2. Sekresi, pengeluaran saliva oleh kelenjar saliva
3. Pencernaan : pemecahan polisakarida menjadi disakarida dengan bantuan enzim
amylase yang terdapat pada pankreas.
4. Absobsi beberapa obat terutama untuk hipertensi dan jantung.
Mastikasi proses menguyah makanan dari komponen yang besar menjadi lebih kecil
secara mekanis dan kimiawi secara refleks jika ada makanan dalam mulut. Yang berperan
pada proses mastikasi :

1. Gigi : incisivus, caninus dan molar


2. Otot penguyah : otot rahang dan otot lidah
3. Gerakan sendi: temporomandibular joint
4. Kontrol : nuclei amydale (hiputalamus), nuclei reticuloformis (batang otak) dan
cortex cerebri
Proses mastikasi

Bolus makanan dalam mulut

Refeks hambatan otot rahang

Mandibula jatuh

Strecth refleks / rebound kontraksi

Mandibula ditarik ke atas

Mengunyah

1. Setelah makanan masuk ke dalam mulut, makanan tersebut akan dipecah


menjadi partikel yang lebih kecil (dikunyah), proses mengunyah terdiri dari
proses memotong oleh gigi insisivus, dan proses menggiling oleh gigi molar.
Pada proses ini semua otot pengunyah bekerjasama untuk memberi
kekuatan kepada gigi dalam proses mengunyah. Kebanyakan otot tersebut
dipersarafi oleh cabang-cabang motorik n.trigeminus (n.V), dan prosesnya
diatur oleh nuclei pada batang otak. Sedangkan perangsangan pada formatio
retikularis, hypothalamus, amigdala, korteks serebri dekat daerah sensoris
untuk penciuman dan taste menimbulkan refleks mengunyah (chewing
reflex).
2. Refleks mengunyah dilakukan secara sadar namun dikoordinasi oleh pusat
refleks yang terdapat di batang otak sehingga menyebabkan terbuka dan
menutupnya rahang, refleksnya:
1. Bila mulut terbuka, reseptor regang pada oto-otot rahang akan
menyebbkan kontraksi dari oto-otot masseter temporalis dan oto-otot
pterigoid medial, sehingga mulut akan tertutup
2. Bila mulut tertutup, makanan akan merangsang reseptor pada daerah
buccal,sehingga terjadi kontraksi otot pterigoid lateral dan oot
digastrik,dan mulut akan terbuka.
3. Bila mulut terbuka, maka refleks regang akan kembali memulai seklus
dari refleks mengunyah.
Fungsi Mengunyah

1. Memecahkan makanan ke dalam partikel-partikel kecil, dan memecahkan


bahan selulose dari sayuran dan buahan , dan memudahkan untuk
dicerna oleh enzim pencernaan
2. Mencampur bahan makanan denngan enzim-enzim pencernaan yang
dihasilkan kelenjar lundah.
3. Membuat kontak antara makanan dengan reseptor rasa dan reseptor bau,
sehingga merangsang reseptor olfaktorius, dan meningkatkan kenikmatan
makanan dan merangsang awal dari sekresi kelenjar di lambung.

LIDAH

Fungsi lidah adalah sebagai alat pengecap, membantu dalam proses berbicara, dan
menelan. Lidah terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunter. Kemoreseptor untuk
sensasi pengecap terkemas dalam papil-papil pengecap (taste buds). Sebuah papil
pengecap terdiri dari sekitar 50 sel reseptor yang terkemas dengan sel-sel penunjang.
Setiap papil pengecap memiliki sebuah lubang kecil, pori-pori pengecap, tempat
berkontaknya cairan dalam mulut dengan permukaan sel reseptor. Sel-sel reseptor adalah
sel mikrovili, yang membrane plasmanya mengandung reseptor yang berikatan secara
selektif dengan molekul-molekul zat kimia di lingkungan. Pengikatan suatu zat kimia
menyebabkan perubahan saluran ion dan menimbulkan depolarisasi potensial reseptor,
yang kemudian memulai potensial aksi di ujung-ujung terminal serat saraf aferen yang
bersinaps dengan reseptor tersebut, dimana reseptor pengecap memiliki masa hidup ± 10
hari.

Mekanisme perangsangan Taste bud, Potensial reseptor.

Membran sel-sel pengecap, seperti kebanyakan sel-sel reseptor sensorik lainnya,


mempunyai muatan negatif dibagian dalam yang berlawanan dengan bagian luar.
Pemberianzat pengecap pada rambut-rambut pengecap yang menyebabkan hilangnya
sebagian potensial negatif, sehingga sel pengecap mengalami depolarisasi. Disebagian
besar keadaan, penurunan potensial dalm kisaran yang luas, hampir sebanding dengan
logaritma dari konsentrasi zat perangsang. Perubahan potensial ini dinamakan potensial
resptor. Mekanisme reaksi untuk memulai potensial reseptor disebagian besar zat yang
terangsang dengan vili pengecap adalah dengan pengilatan zat kimia kecap pada molekul
reseptor protein yang dekay atay menonjol melalui membran vilus. Hal ini kemudian akan
membuka kanal ion, sehingga muatan positif masuk dan dan mendepolarisasi kenegatifan
normal didalam sel. Selanjutnya, zat kimia pengecap secara bertahap dibersihkan dari vilus
pengecap oleh saliva, sehingga akan menghilangkan rangsangan. Tipe protein reseptor
disetiap vilus pengecapan menentukan rasa yang diterima

Pembentukan Impuls saraf oleh taste bud

Pada pemberian rangsangan pengecapan yang pertama kali kecepatan pelepasan


pelepasan impuls diserabut saraf dari tastebud akan meningkat sampai puncak dalam waktu
beberapa detik tetepi akan beradaptasi dalam beberapa waktu berikutnya, samapai
mencapai kadar yang lebih rendah dan stabil selama rangsangan pengecapan masih ada,
Jadi kecepatan pengiriman impuls akan lebih lemah dihantarkan selama taste bud teteap
terpajan dengan rangsangan kecap.

Transmisi sinyal pengecap ke sistem saraf pusat

Impuls pengecapan dari 2/3 anteriror lidah mula-mula akan diteruskan ke saraf lingualis
kemudian melalui korda timpani melalui nervus facialis dan akhirnya ke traktus solitarius ke
batang otak. Sensasi pengecapan dari circumvalata dibagian belakang lidah dan dari daerah
posterior rongga mulut dan tenggorokan lainnya akan ditransmisikan melalui nervus
glossofaringeus juga ke traktus solitarius, tetapi pada ketinggian yang lebih posterior.
Akhirnya beberapa sinyal pengecap dari dasar lidah dan bagian-bagian lain di daerah faing
akan ditransmisikan ke traktus solitarius melalui nervus vagus. Semua serabut pengecapan
bersinaps di batang otak bagian posterior didalam nukleus traktus solitarius. Nukleus ini
mengirimkan neuron susunan kedua ke daerah kecil di nukleus medial posterior ventral
thalamus, yang terletak sedikit ke medial dari ujung thalamus daerah facial di sistem lem
nikus medialis columna dorsalis. Dari thalamus, neuron susunan ketiga di transmisikan ke
ujung bawah postsentralis pada korteks serebri di parietalis tempat neuron ini melingkar di
dalam fisura sylfii dan ke dalam daearah opercular-insular.

Penelitian yang bersifat psikofisiologik dan neurofisiologik telah mengenali sedikitnya 13


reseptor kimia yang mungkin ada pada sel-sel pengecap, yaitu: 2 reseptor natrium, 2
reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosin, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor
manis, 2 reseptor manis, 1 reseptor glutamat, dan 1 reseptor ion hidrogen. Kemampuan
reseptor ditas dikumpulkan menjadi 4 kategori umum yang disebut sensani utama
pengecapan. Keempat kategori tersebut adalah asam, asin, manis, dan pahit. Kita tau
bahwa manusia dapat menerima beratus-ratus pengecapan yang berbeda. Semua itu
merupakan kombinasi dari sensasi-sensasi dasar.

Rasa asam disebabkan oleh asam (konsentrasi ion hidrogen). Rasa asin dibentuk oleh
garam-garam yang terionisasi. Kation dari gara terutama berperan dalam membentuk rasa
asin, tetapi anionnya juga ikut berperan walaupun lebih kecil. Rasa manis dibentuk oleh
beberapa substansi kimia yaitu gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, asam
amino, beberapa protein kecil, asam sulfunat, asam halogenasi, dan garam-garam
anorganik dari timah dan berilium. Rasa pahit hampir seluruhnya dibentuk oleh substansi
organik rantai panjang yang mengandung nitrogen, dan alkaloid.

Mekanisme rangsang indera pengecap diawali oleh potensial reseptor. Sebelumnya


membran sel-sel pengecap mempunyai muatan negatif. Penerapan substansi pengecap
pada rambut-rambut pengecap menyebabkan hilangnya sebagian muatan negatif tersebut
yang disebut sel pengecap yang terdepolarisasi. Mekanisme reaksi antara substansi
perangsang dengan vili pengecap untuk memulai potensial reseptor adalah dengan
pengikatan zat kimia kecap tersebut. Neuron-neuron yang berperan dalam transmisi impuls
pengecap adalah nervus V, nervus fasialis, nervus glossofaringeus, nervus vagus. Semua
serabut pengecap bersinaps pada nukleus traktus solitarius.

SALIVA

Sebagai hasil sekresi dari kelenjar ludah yang terdapat dalam rongga mulut, ludah memiliki
beberapa keunikan :

1. volumenya sangat besar dibanding dengan besarnya kelenjar yang


menghasilkannya.
2. osmolalitasnya rendah
3. mempunyai konsentrasi ion K yang tinggi
4. mengandung bahan organik khusus seperti α – amilase, lipase dan
beberapa faktor pertumbuhan
Kelenjar saliva terdiri dari 3 kelenjar utama, yaitu :

1. kelenjar parotis ; menghasilkan sekresi jenis serous,


2. kelenjar submandibularis ; menghasilkan sekresi jenis seromukous, dan
3. kelenjar sublingualis ; menghasilkan sekresi jenis mukous.
Selain ketiga kelenjar tersebut, terdapat juga kelenjar kecil yang terdapat
pada palatum yang menghasilkan sekresi mukous, lidah yang menghasilkan
jenis sekresi serous atau mukous, bibir dan pipi yang menghasilkan sekresi
jenis seromukous.

Fungsi ludah :

1. Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan dari ludah dilakukan oleh enzim ptyalin (α – amylase)
yang mencernakan karbohidrat dengan jalan memecah ikatan 1,4–
glikosidik pada molekul karbohidrat menjadi disakarida sebelum
mencapai duodenum. Ludah juga mengandung lipase yang berfungsi
untuk mencerna lemak yang terdapat dalam bahan makanan dengna
jalan hidrolisis. Lipase memiliki sifat hidrofobik sehingga mudah mengikat
trigliserida dan melakukan hidrolisis terhadap trigliserida. Aktifitas
hidrolitik dari lipase yang terdapata pada ludah akan berlangsung mulai
dari mulut sampai ke lambung bahkan sampai ke bagian atas usus halus.

2. Fungsi protektif dan lubrikasi


Ludah melarutkan dan memnersihkan makanan yang terdapat di antara
gigi geligi sehingga mencegah terjadinya plaque. Ludah dapat melakukan
agregasi bakteri sehingga pertumbuhan mikroorganisme dapat dihambat.
Ludah juga mengandung enzim lisozim yang memiliki sifat antibakteri.
Ludah mengandung Ig-A yang secara imunologis aktif melawan bakteri
dan virus, selain itu masih terdapat satu lagi bahan yang mempunyai
daya antibekteri, yaitu laktoferin, yang menghambat kebutuhan Fe
mikroorganisme. Ludah menjaga kesehatan mulut dengan melakukan
buffer terhadap asam lambung akibat proses regurgitasi, juga melindungi
mulut dari makanan yang panas, melembabkan rongga mulut sehingga
terasa nyaman serta memudahkan proses berbicara. Ludah juga
berfungsi untuk lubrikasi makanan, sehingga mudah untuk ditelan.

3. Fungsi diferensiasi dan pertumbuhan


Kelenjar ludah menghasilkan factor pertumbuhan (grow factor), yaitu
nerve growth factors (NGF) dan epidermal growth factors (EGF). NGF
dibutuhkan untuk diferensiasi dan pertumbuhan sel saraf, sedangkan
EGF berfungsi untuk perkembangan jaringan kulit epitel dan erupsi
elemen gigi geligi.

Pengaturan Sekresi Ludah Faktor

Berbagai keadaan dapat mempengaruhi sekresi ludah. Rangsangan mekanik


oleh makanan, rangsangan kimiawi oleh rasa asam, manis, pedas, dan pahit
meningkatkan sekresi ludah. Rasa sakit oleh radang pada rongga mulut juga
merangsang sekresi ludah. Keadaan stres dapat menyebabkan sekresi ludah
akan berkurang. Faktor yang berperan penting dalam mengatur sekresi ludah
adalah susunan saraf otonom.

1. Pengaruh parasimpatis
Kelenjar ludah dipersarafi oleh saraf parasimpatis yang berasal dari
nukleus salivatorius yang berlokasi pada daerah medulla dan pons.
Serabut saraf tersebut merupakan serabut saraf kholinergik yang
menghasilkan asetikholin yang merangsang reseptor pada sel sekretoris
atau merangsang susunan saraf intrinsic untuk menghasilkan asetilkholin.
Rangsangan mekanik dan kimia, terutama rasa asam, pada lidah dan
daerah sekitarnya akan meningkatkan sekresi ludah yang dapat
mencapai 5-8 ml/jam, Rangsangan mekanik bahan makanan yang
permukaannya halus merangsang sekresi ludah, sedangkan permukaan
yang kasar tidak merangsang sekresi ludah, bahkan sebaliknya, dapat
menghambat. Sekresi ludah dapat juga dirangsang oleh rangsangan
pada nucleus salivatorius yang berasal dari daerah lain pada susunan
saraf pusat. Misalnya, seorang mencium bau makanan yang disukai,
maka sekresi ludah akan meningkat. Daerah yang mengatur ini terdapat
pada pusat nafsu makan (appetite area) yang berlokasi pada
hipotalamus. Parasimpatis juga meningkatkan aliran darah ke kelenjar,
kecepatan metabolisme, serta konsentrasi sel mioepitel.

2. Pengaruh Simpatis
Perangsangan simpatis kurang kuat dibandingkan perangsangan
parasimpatis dalam meningkatkan sekresi ludah. Serabut saraf simpatis
melepaskan katekolamin (norepinefrin, epinefrin, dan dopamin), yang
bekerja pada reseptor adrenergik alfa dan reseptor adrenergik beta yang
terdapat pada permukaan membran sel sekretori. Perangasangan
simpatis pada kelenjar ludah tampaknya terutama melalui reseptor
adrenergik. Perangsangan kholinergik, reseptor adrenergik alfa dan
reseptor adrenergik beta akan menyebabkan perbedaan jenis ludah yang
disekresi. Selain itu, perangsangan simpatis melalui reseptor adrenergik
beta juga merubah komposisi ludah, meningkatkan metabolisme dan
pertumbuhan kelenjar ludah, serta, meningkatkan kontraksi sel
mioepithel.

Esofagus

Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring ke lambung.


Normalnya memperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik : peristaltik primer dan peristaltik
sekunder. Peristaltik primer hanya merupakan kelanjutan dari gelombang peristaltik yang
dimulai di faring dan menyebar ke esofagus selama tahap faringeal dari penelanan.
Gelombang ini berjalan ke lambung selama 8-10 detik. Jika gelombang peristaltik primer
gagal mendorong makanan yang telah masuk ke esofagus ke dalam lambung terjadi
gelombang peristaltik sekunder yang dihasilkan peregangan esofagus oleh makanan yang
tertahan, dan terus berlanjut sampai semua makanan dikosongkan ke dalam lambung.
Gelombang peristaltik di daerah ini hanya diatur oleh impuls saraf glosofaringeal dan saraf
vagus.

Sekresi esofagus memberi fungsi pelumasan untuk menelan. Mukus yang


disekresikan oleh kelenjar campuran pada esofagus bagian atas akan mencegah cedera
mukossa akibat makanan yang baru saja masuk, sedangkan kelenjar campuran di dekat
sambungan esofagusgastrik akan melindungi esofagus dari pencernaan oleh getah lambung
yang sering kembali dari lambung masuk lagi ke bagian bawah esofagus.

MENELAN, suatu refleks memasukkan bolus makanan (makanan dan saliva) ke dalam
esofagus. Ada 2 stadium yaitu

1. Stadium volunter, bolus makanan diletakkan diatas lidah kemudian didorong ke atas
belakang pada pallatum dan masuk ke pharynx. Proses ini dipengaruhi kemauan.
2. stadium involunter, tidak dipengaruhi kemauan.
A. stadium pharyngeal, bolus makanan pada pharynx akan merangsang
mekanoresptor sehingga timbul refleks pallatum molle ditarik ke atas
menutup nasopharynx, epiglotis bergerak ke belakang menutup larynx,
larynx bergerak ke atas-depan membuka esophagus (sphincter pharyngo
esophageal relaxasi), kemudian diikuti gelombang peristaltik dari otot-otot
konstriktor pharynx dan nafas berhenti sejenak (apneu deglutition) berfungsi
untuk melindungi saluran nafas. Proses ini terjadi ± 1 – 2 detik.
B. Stadium esophageal, dimana bolus makanan masuk esophagus, proses ini
terjadi 5 – 10 detik. Ada gelombang peristaltik yang berperan
1. gelombang peristaltik primer, lanjutan dari gelombang peristaltik pharynx
(lebih kuat)
2. gelombang peristaltik sekunder, berasal dari dinding esofagus sendiri oleh
karena regangan dinding (vagal refleks)
Pengaturan proses menelan

Rangsangan taktil pada reseptor mulut pharynx

N V, IX

Medulla oblongata Traktus solitarius

Formasi retikularis

N V, IX, X XII

PROSES MENELAN

Lambung

Pembagian lambung secara fisiologi

1. CORPUS, tonus dinding relatif lebih rendah sehingga mampu membesar tanpa nyeri
sampai 1 – 1,5 liter sebagai tempat menyimpan makanan, sebab:
a. sifat peristaltik otot polos lambung, otot bertambah panjang tanpa perubahan
tonus
b. Law of laplace, bertambah besar diameter lambung akan bertambah besar
diameter curvatura minor sehingga tekanan tidak meningkat
c. Vagal refleks, menghambat tonus dinding
2. PILORUS, normal sphincter pilorus selalu menutup tetapi bila ada gelombang
peristaltik dari antrum kuat akan terbuka sehingga terjadi pengosongan lambung.
Gerakan lambung :
1. gerakan mencampur (mixing contruction) dimulai pada bagian tengah ke antrum
frekuensi setiap 20 detik.
2. gerakan peristaltik, lebih kuat dari pada mencampur, yang kuat mulai dari incisura
angularis ke antrum, pilorus dan proximal duodenum.

Aspek Motilitas Lambung :

1. Pengisian lambung (gastric filing)


Faktor yang menyebabkan lambung bisa meregang adalah plastisitas otot polos
lambung dan relaksasi reseptif lambung saat terisi. Plastisitas itu mengacu pada
kemampuan otot polos, mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang
panjang dan lebar. Relaksasi reseptif merupakan refleks lambung sewaktu menerima
makanan. Relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung mengakmodasi volume
makanan tambahan dengan hanya sedikit mengalami peningkatan tekanan.

2. Penyimpanan lambung
Sebagian sel otot polos mengalami depolarisasi parsial yang otonom dan berirama.
Di fundus dan corpus gerakan campuran yang terjadi krang kuat. Makanan yang
masuk ke lambung dari esofagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami
pencampuran.

3. Pencampuaran lambung
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat menyebabkan makanan bercampur dengan
sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Gerakan maju mundur yang
menyebabkan kimus bercampur merata disebut retropulsi. Pencampuran lambung
terjadi sewaktu kontraksi peristaltik mencapai sfingter pylorus tertutup erat.

4. Pengosongan lambung
Diatur oleh lambung dan duodenum. Kontraksi peristaltik antrum menyebabkan
pengosongan lambung. Depolarisasi atau hyperpolarisasi otot lambung
mempengaruhi ekstabilitas otot yang menentukan tingkat aktifitas antrum. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengosongan lambung antara lain yang terdapat pada
lambung yaitu terkait dengan adanya kimus di lambung . faktor lain adalah adalah di
duodenum yang meliputi lemak, asam, hipertonisitas dan peregangan.

Kontrol Sekresi Lambung

Kecepatan sekresi lambung dipengaruhi oleh faktor-faktor yang muncul sebelum makan,
saat ada makanan, dan setelah meninggalkan lambung. Sekresi lambung terdiri dari 3
fase:

1 Fase Sefalik
Mengacu pada peningkatan sekresi HCL dan Pepsinogen yang terjadi secara
feedforward sebagai respon terhadap rangsangan yang bekerja pada kepala.
Berpikir, mencicipi, membaui, mengunyah, dan menelan makanan meningkatkan
sekresi lambung.
2 Fase Gastrik
Fase ini terjadi pada saat makanan ada di lambung rangsangan yang bekerja pada
lambung yaitu protein terutama peptida, kafein atau alcohol dapat meningkatkan
sekresi lambung melalui jalur-jalur eferen yang saling tumpang tindih.

3. Fase Usus
Fase ini mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus halus yang mempengaruhi
sekresi lambung. Komponen eksitatorik fase usus sekresi kedatangan fragmen-
fragmen protein dari lambung. Komponen inhibitor fase usus lebih dominan, penting
membantu menghentikan aliran getah lambung sewaktu kimus mengalir ke usus
halus.

Regulasi pengosongan lambung, aktifitas pompa pilorus diatur oleh

1. Faktor lambung, sifat meningkatkan pengosongan


a. Regangan dinding lambung oleh karena isi akan merangsang N vagus dan
timbul myenteric refleks sehingga makanan terdorong cepat
b. Hormon gastrin, disekresi oleh kelenjar di antrum oleh karena adanya
makanan terutama daging.
2. Faktor duodenum, sifat menghambat pengosongan
a. Refleks enterogastric terjadi oleh karena distensi duodenum, iritasi
doudenum, keasaman chyme, osmolalitas chyme dan chyme mengandung
banyak protein.
b. Hormon cholecystokinin (CCK) disekresi oleh kelenjar di jejunum karena
chyme banyak mengandung lemak
c. Hormon sekretin disekresi oleh kelenjar di duodenum karena chyme bersifat
asam
d. Gastric Inhibitory Peptide (GIP) disekresi oleh kelenjar di usus bagian atas.
Sekresi lambung, berupa gastric juice disekresi oleh kelenjar lambung yang dibagi menjadi 3
daerah :

1. Kelenjar cardia, sekresi mukus


2. Kelenjar Fundus = kelenjar gastrica = kelenjar oxyntic, pada daerah fundus dan
corpus yang mengandung 4 macam sel :
a. Sel utama = chief cell = zymogenic cell, mensekresi pepsinogen
b. Sel parietal = oxyntic cell, mensekresi HCl dan Faktor intrinsik
c. Sel mukus, sekresi mukus
d. Sel Argentaffin, sekresi 5OH-Tryptamine
3. Kelenjar Pilorus, daerah antrum sekresi mukus dan gastrin (oleh sel G).
Komposisi gastric juice

1. Electrolit, kadarnya tergantung pada kecepatan sekresi


2. pepsin, enzim proteolitik yang mengubah protein menjadi polipeptida, rangsangan
sekresi adalah n vagus, histamin dan gastrin
Pepsinogen disekresi oelh sel utama (chief cell). Pepsinogen merupakan bentuk
inaktif dari enzim pepsin. Enzim ini berfungsi sebagai proteolitik, artinya enzim ini
berperan dalam pencernaan protein. Saat membahas pepsinogen, akan tibul
pertanyaan, mengapa enzim ini disimpan dalam bentu inaktif? Jawabannya terkait
dengan fungsinya sebagai proteolitik dan kita tahu bahwa sebagian besar jaringan
tubuh terdiri dari protein, maka untuk menghindari enzim ini mencerna jaringan
tubuh, enzim ini disimpan dalam bentuk inaktif. Selama belum aktif enzim ini
disimpan di dalam Granula Zimogen.
Saat ada makanan yang masuk, ataupun karena adanya stimulus yang merangsang
keluarnya getah lambung, maka HCl akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Setelah pepsinogen ini teraktivasi menjadi pepsin maka pepsin akan mengaktifkan
pepsinogen-pepsinogen yang lain menjadi pepsin. Hal ini dikarenakan enzim pepsin
memiliki sifat otokatalitik yakni sifat yang membuat enzim ini dapat mengaktifkan
enzim lain yang sejenis
3. Mukoprotein, sekresi sel mukus, bersifat alkali, berperan melindungi dinding lambung
(lapisan gel), rangsangan sekresi berupa pH asam dan n vagus.
4. Lipase dan amilase lambung, sangat sedikit
5. Rennin, hanya pada bayi berperan menggumpalkan susu
6. faktor intrinsik, berperan membantu absorbsi vitamin B12 di ileum. Faktor intrinsik
disekresikan oleh sel yang sama dengan sel yang mensekresikan HCl, yaitu sel
parietal. Faktor intrinsik ini berperan sangat penting dalam absorpsi/penyerapan dari
vitamin B12. Tanpa adanya faktor intrisik yang dikeluarkan oleh lambung ini, maka
usus tidak akan bisa untuk menyerap vitamin B12 ini. Seperti yng dibahas pada blok
sebelumnya, vitamin B12 berperan penting dalam proses maturasi dari sel darah
merah/eritrosit. Tanpa adanya ini maka sel darah merah tidak akan menjadi dewasa,
akibatnya bisa terjadi anemia.
7. Histamin
8. gelatinase, mencairkan proteoglycan dari makanan
9. Sekresi Gastrin
Gastrin merupakan salah satu hormon pencernaan di dalam tubuh. Gastrin
dihasilkan oleh sel G pada daerah kalenjar pilorik (DKP). Karena gastrin berada di
luar lumen lambung, maka sebelum memberikan efek pada lambung, gastrin terlebih
dahulu masuk ke dalam darah, baru kemudian gastrin masuk ke lambung dan
memebrikan efeknya. Gastrin memiliki efek yang spesifik yaitu berfungsi dalam
mengatur sekresi getah lambung. Bila gastrin di keluarkan, maka efeknya sekresi
getah lambung akan meningkat. Biasanya gastrin dikeluarkan bila saluran
pencernaan dalam hal ini lambung dan duodenum kesulitan dalam mencerna
makanan, dengan begitu akan merangsang pembentukan gastrin lewat saraf vagus
dan hasilnya, sekresi lambung meningkat dan makanan menjadi lebih mudah di
cerna.
10. HCl, disekresi di dalam kanalikuli sel parietal
Mekanisme pembentukan HCl

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCL kedalam lumen kantung lambung
dan kemudian mengalirkannya kedalam lumen lambung. Ion hidrogen (H+) dan ion klorida
(CL-) Secara aktif ditransportasikan oleh pompa yang berbeda di membran plasma sel
parietal. ion H+ yang disekresikan tidak dipindahkan daro plasma, tetapi berasal dari proses-
proses metabolisme di dalam sel parietal. ketika ion H+ disekresikan, maka netralis interior
harus dipertahankan oleh pembentukan H+ baru dari asam karbonat (H2CO3) untuk
menggantikan H+ yang keluar tersebut. Sel-sel parietal memiliki banyak enzim karbonat
anhidrase (CA) sehingga H2O mudah berikatan dengan CO2, yang diproduksi oleh sel
parietal melalui proses-prose metabolisme atau berdifusi masuk dari darah. Kombinasi
antara CO2 dan H2O menghasilkan H2CO3 yang secara parsial terurai menjadi H+ dan HCO3-
ca
CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-

Ion H+ yang dihasilkan ini menggantikan H+ yang disekresikan. HCO3- yang terbentuk
dipindahkan ke dalam plasma oleh pembawa yang sama dengan yang mengangkut CL - dari
plasma kedalam lumen lambung, serupa dengan pergeseran CL- yang terjadi di sel darah
merah.
Pengendalian sekresi gastric juice

1. N Vagus
2. Gastrin
3. Histamin
4. Bahan-bahan lain seperti : asam amino, caffein, alkohol
Mekanisme Netralisasi Asam Lambung (HCl)

Asam lambung mengalami netralisasi dengan dua jalan; pengenceran asam


lambung tersebut ke konsentrasi asam yang lebih rendah, yaitu dilakukan oleh saliva
berlebih yang tertelan ke dalam esofagus; maupun reaksi dengan garam Natrium
bikarbonat yang dihasilkan oleh pankreas dengan membentuk Natrium klorida dan asam
bikarbonat.
Kelenjar saliva meningkatkan produksi saliva segera sebelum reflex muntah terjadi.
Produksi saliva yang terus menumpuk dan tertelan akan masuk ke lambung, hal ini
paling tidak mengurangi derajat keasaman asam lambung tersebut sebelum terjadi reflex
muntah.
Natrium bikarbonat yang bereaksi dengan asam lambung akan segera membentuk
produk Natrium klorida dan asam bikarbonat. Asam bikarbonat akan diuraikan menjadi
H2O dan CO2. Gas CO2 inilah yang termasuk salah satu gas yang kita keluarkan ketika
bersendawa sehabis makan.
Reaksi netralisasi oleh natrium bikarbonat dapat dilihat dari persamaan reaksi berikut
ini:

HCl + NaHCO3 → NaCl + H2CO3

H2CO3 ↔ H2O + CO2

Peran Pankreas dalam Sistem Pencernaan

Pankreas tidak termasuk dalam saluran pencernaan yang dilewati oleh makanan, namun
pankreas memiliki peranan yang penting bagi system saluran cerna. Pankreas
merupakan organ yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan eksokrin. Sebagai
kelenjar endokrin, pankreas berfungsi menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan berbagai enzim yang sangat penting
untuk proses pencernaan.
a. Kelenjar Eksokrin
Terdiri dari asinus dan duktus yang menyalurkan hasil sekresi kelenjar
pankreas. Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari sekresi
enzimatik poten dan sekresi alkali encer yang kaya natrium bikarbonat. Enzim-enzim
pankreas disekrsikan oleh sel asinus, sedangkan natrium bikarbonat oleh sel duktus.
Sel-sel asinus mengeluarkan 3 jenis enzim pankreas antara lain : enzim-enzim
proteolitik yang berperan dalam pencernaan protein, amilase pannkreas yang
berperan dalam pencernaan karbonhidrat, lipase dalam pencernaan lemak.

1. Enzim proteolitik pankreas

Terdiri tiga (3) enzim, yaitu: tripsinogen, kimotripsinogen, dan


prokarbosipeptidase, yang dalam bentuk inaktif. Tripsinogen diaktifkan menjadi
bentuk aktifnya tripsin dan selanjutnya tripsin merangsang pembentukan
tripsinogen. Kimotripsinogen dan prokarbsipepsidase, diubah oleh tripsin menjadi
bentuk aktif yaitu kimotripsin dan karboksipeptidase.

2. Amilase
Berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida
menjadi disakarida, yang disekresikan oleh pankreas dalam bentuk aktif.

3. Lipase
Menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monoglisarada dan asam lemak
bebas. Lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada resiko.

Cairan alkalis yang kaya natrium bikarbonat yang disekresikan oleh pankreas
ke dalam duodenum melakukan fungsi yaitu menetralkan kimus asam yang akan
dikosongkan ke duodenum dari lambung. Volume sekresi pankreas sekitar 1-2 L per
hari bergantung pada jenis dan derajat stimulasi.

Sekrasi natrium bikarbonat ke dalam duktulus dan duktus pankreatikus fase-


fasenya antara lain:

1. CO2 berdifusi ke bagian dalam sel darah dan berkombinasi dengan air dibawah
pengaruh karbonik anhidrase untuk membentuk asam karbonat. Asam karbonat
kemudian berdisosiasi menjadi ion bikarbonat dan ion hidrogen. Kemudian ion
bikarbonat secara aktif ditranspor dari tepi laminal sel ke dalam lumen duktus.
2. Ion hidrogen hasil disosiasi asam karbonat di dalam sel digantikan oleh ion
natrium melalui tepi darah dari sel juga melalui transpor aktif.
3. Setiap kelebihan ion natrium yang masih beradah dalam sel secara aktif
ditranspor melalui dasar sel masuk ke dalam darah
4. Gerakan ion natrium dan bikarbonat dari darah ke lumen membentuk gradien
osmotik yang menyebabkan osmosis air juga ke dalam duktus pankreatikus. Jadi
membentuk larutan isoosmotik bikarbonat yang hampir sempurna.

b. Kelenjar Endokrin
Contoh yang berperan penting pada kelenjar endokrin adalah insulin dan
glukagon.
Diatur oleh mekanisme hormon. Sekretin dan kolesistokini, sebagai respons terhadap
keberadaan kimus di duodenum berperan penting dalam kontrol sekresi pankreas. Stimulus
pengeluran sekretin adalah adanya asam di dalam duodenum sehingga meningkatkan
sekresi yang kaya natrium bikarbonat, yang kemudian mempertahankan nertralitas kimus di
usus.

Kolesistokinin berperan mengatur sekresi enzim-enzim pankreas. Stimulus sekresi CCK dari
mukosa duodenum adalah adanya lemak dan protein yang kemudian akan meningkatkan
sekresi enzim lipase dan proteliotik.

Fase sekresi pankreas :

1. fase cephalik
2. fase gastric
3. fase intestinal

Anda mungkin juga menyukai