Bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oeh tulang
malsilaris, platum dan mandibularis, di belakang bersambung dengan faring.
a) Gigi
Gigi dewasa berjumlah 32 yang terdiri dai gigi seri untuk memotong makanan, gigi
taring untuk memutuskan makanan yang keras dan liat dan gigi geraham untuk
menguyah makanan yang sudah dipotong-potong.
b) Lidah
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini
dapat digerakkan keseluruh arah. Fungsi lidah itu sendiri yaitu mengaduk makanan,
membentuk suara, sebagai alat pengecap, dan menelan, serta merasakan makanan.
c) Kelenjar ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama wartoni dan
duktus stensoni. Kelenjar ludah ada dua yaitu kelenjar submaksilaris dan subblingualis.
2. Faring
Merupakan organ berhubungan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus). Di
dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tekak
terdiri dari bagian superior ( bagian yang sama tinggi dengan hidung ) bagian media
( bagian yang sama tinggi dengan laring ). Bagian superior di sebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang memghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
3. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung panjangnya
25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di baeah lambung. Lapisan
dinding dari dalam keluar: melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanang longituginal.
Esofgus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui
toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
4. Lambung
Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama di daerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pirolok, terletak di bawah diafragma di
depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri funtus uteri.
Bagian lambung terdiri dari :
a) Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri osteum kardium
dan biasanya penuh berisi gas.
b)
Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah
kurvatura minor.
c)
Antrum pilorius, bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot yang tebal
membentuk sfingter pilorius.
d) Kurvantura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak
sampai ke pilorus.
e) Kurvantura mayor, terdapat lebih panjang dari kurvantura minor, terbentang dari sisi
kiri osteum melalui fundus vebtrikuli menuju ke kanan sampai bagian atas kurvanturi
mayor sampai ke limpa.
f) Osteum kardiak, merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung, pada
bagian ini terdapat orifisium pilorik.
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada orang makan. Bila melihat makanan dan
mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang. Rangsangan kimiawi
yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang di sebut getah lambung.
Getah lambung di halangi oleh sitem saraf simpatis yang dapat terjadi pada waktu
gangguan emosi seperti, arah dan rasa takut.
5. Usus halus
Usus halus atau intestium minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada piloris dan berakhir pada sekum panjangnya 6m, merupakan saluran
paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri
dari lapisan usus halus ( lapisan mukosa [sebelah dalam], lapisan pencernaan terdiri
dari lapisan otot melingkar [m. Sirkuler], lapisan otot memanjang [m. Longi tudinal]
dan lapisan serosa [sebelah luar] ).
a) Duedenum
Duedenum di sebut juga usus 12 jari, panjangnya
melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan
deudenum terdapat selaput lendir, yang membukit di sebut papila vateri yang bermuara
di saluran empedu. Dinding deudenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar, kelenjar ini di sebut Brunnern berfungsi untuk memproduksi
getah intestinum.
b) Jejenum dan ileum
Jejenum dan ileum memiliki panjang sektar 6 meter. Dua perlima sebagian atas adalah
(jejenum) dengan panjang 23 meter dan ileum dengan panjang 4-5 meter. Lekukan
jejenum dam ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan
lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium.
6. Usus besar
Usus besar atau intestum mayor panjangnya 1,5 m lebarnya 5-6 cm. Lapisan usus besar
dari dalam ke luar: selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,
jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah menyerap air dan makanan. Tempat tinggal
bakteri koli, tempat feces.
a) Sekum
Dibaeah sekum terdapat apendiks, vermiformis yang berbentuk seperti cacing,
panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum mudah bergerak walaupun
tidak mempunyai mesintrium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang
yang masih hidup.
b) Kolon asendens
Pajangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebalah kanan. Membujur ke atas dari
ileum ke bawah hati. Di bawa hati melengkung ke kiri, lengkungan ini di sebut fleksura
hepatika, di lanjutkan sebagai kolon transversum.
c) Apendiks ( usus halus)
Bagian dari usus halus yang muncul seperti corong dari ujung sekum, mempunyai pintu
keluar yang sempit tetapi memungkinkan dapat di lewati oleh beberapa isi usus.
Apendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis
minor, terletak horizontal di belakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap
infeksi, kadang apendiks beraksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan
peforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
d) Kolon trasversum
Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asendens sanapai desendens berada di bawah
abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura linealis.
e) Kolon desendens
Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah
dan fleksura linealis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
f) Kolon sigmoid
Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens, terletak miring dalam rongga
pelvis sebelah kiri, berbentuk menyerupai huruf
dengan rektum.
7. Rektum
Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinium mayor dam
anus, terletak di dasar pelvis, dindingnnya di perkuat oleh 3 sfingter :
a) Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
b) Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
c) Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak. (Syaifuddin. 2003)
Anatomi fisiologi yang berhubungan
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh bentuknya lonjong dan meluas dari atas
diafragma sampai pelvis di bawah.
Anatomi rongga abdomen
Rongga abdomen di batasi oleh :
1) Atas
: Diafragma
2) Bawah : Pelvis
3) Depan : Dinding depan abdomen
4) Leteral: Dinding lateral abddomen
5) Belakang
Isi abdomen sebagian besar dari saluran pencernaan yaitu lambung, usus halus, dan
usus besar.
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling banyak.
Terletak di epigastrik, dan sebagian sebelah kiri hipokhodriak dan umbilical. Lambung
terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa menempel pada sebelah kiri
fundus.
Hati menempati bagian kanan atas terletak di bawah diafragma, dan menutupi lambung
bagian pertama usus halus, kandung empedu terletak di dekat ujung pankreas.
Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dnding posterior abdomen dari ginjal.
Aorta abdominalis, vena cava interior, reseptakulum khili dan sebagian dari saluran
torasika terletak di dalam abdomen.
Pembuluh limfe dan kelenjar, urat saraf, peritoneum dan lemak juga di jumpai di dalam
rongga ini. ( Evelyn Pearce, 2002)
Diafragma merupakan suatu kubah yang menonjol dalam ronga toraks. Diafragma ini di
turut dalam pernafasan. Pada insfirasi akan turun ke bawah pada ekspirasi akan naik ke
atas. Pada saat ekspirasi maksimal akan berada setinggi kira-kira 4 garis pada
midklavikularis, yang kurang lebih sama dengan palpila mammae pada laki-laki.
Dengan demikian pada trauma toraks, baik tumpul maupun tajam, bila di
temukan sampai setinggi palpila mammae (pada laki-laki) harus diwaspadai adanya
trauma abdomen juga.
Organ yang terlindungi dalam pelvis adalah rektum, buli-buli dan uterus, dengan
demikian organ yang tidak terlindungi adalah usus halus dan sebagian besar kolon. Ke2 ginjal karen aletaknya yang di daerah belakang (dorsal) relatif terlindungi.
Hepar dan lien tidak mempunyai lumen atau solid, dan terutama pada ke-2
organ ini akan menimbulkan perdarahan yang akan terkumpul dalam rongga
d. Insiden
Tumor abdomen saat ini sudah diklasifikasikan sesuai dengan lokasi
tumor. Tumor pada daerah abdomen dapat meliputi kanker lambung yang dilaporkan
insidennya 10 per 100.000 populasi di Amerika Serikat, neoplasma usus halus yang
merupakan 1% dari malignasi gastrointestinal. Perkiraan jumlah penderita tumor
abdomen selama tahun 2009 adalah 1.300, yang akan mengakibatkan kematian 250
orang.
f. Manifestasi Klinik
1) Hiperplasia
2) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3)
Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
g. Test diagnostik
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi:
1) Marer tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh tubuh
dalam berespon terhadap tumor.
2) Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk menghasilkan gambaran
berbagai struktur tubuh.
3) CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk meminai susunan lapisan jaringan
untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4) Flouroskopi
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feses, nyeri pada defekasi.
Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri tau ras terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet). Anoreksia,
mual/muntah.
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkurangnya massa
Tanda : perubahan pada kelembapan/turgor kulit edema.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai berat
( dihubungkan dengan proses penyakit).
h. Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, hidup denagn serumah dengan yang merokok)
i. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik Karsinogen
Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
j.
Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misakya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan.
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Nuligravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini.
k. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung.
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau bantuan).
2. Diagnosa Keperawatan
Penentuan diagnosa kepeawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil
pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi
diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Budianna Keliat. 2002)
Berdasarkan dignosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan timor
abdomen antara lain :
Pre operasi
a) Ansietas b/d perubahan status kesehatan
b) Nyeri (akut) b/d adanya benjolan pada abdomen
c) Resiko tinggi terhadap diare b/d koping yang tidak adekuat
d) Kurang pengetahuan tentang pengobata b/d kurangnya informasi.
Post operasi
a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d tindakan pembedahan
b) Nyeri b/d terputusnya kontunuitas jarinagn akibat tindakan operasi
c) Resiko infeks b/d adanya luka opersai
d) Gangguan pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidk adekuat
e) Kerusakan integritas kuit/jaringan b/d insisi bedah
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperwatan, dibuat rencana tindakan
untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah klien. (Budianna Keliet,
2002)
Pre operasi
a) Ansietas b/d perubahan status kesehatan
kemungkinan dibuktikan oleh : peningkatan ketegangan, gelisah mengekspresikan
masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.
Hasil yang diharapkan :
1) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut
2) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi
3) Mendemonstrasikan pengunaan mekanisme kping efektif dan partisipasi aktif dalam
pengturan obat.
Intervensi
1) Dorong klien untuk
Rasional
1) Memberikan kesempatan untuk
perasaan.
untuk mensdiskusikan
perasaannya.
mengenali dan
untuk memulai
mengembangkan strategi
koping.
b) Nyeri (akut) b/d adanya benjolan pada tumor abdomen.
kemungkinan dibuktikan dengan oleh : keluhan nyeri, respon autonomic gelisah,
perilaku berhati-hati.
Hasil yang diharapkan :
1) Melaporkan nyeri yang dirasakan menuran atau menghilang
2) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi
1) Kaji tingkat nyeri
Rasional
Mengetahui tingkat nyeri yang
dapat memudahkan untuk
melakukan tindakan
selanjutnya.
Rasional
1) Mengidentifikasi masalah misalnya
diare, konsipasi
termasuk frekuensi
konsistensinya
2) Dorong masukan cairan adekuat2) Dapat menurunkan potensial
2000 ml/jam dan peningkatan
3) Menberikan makanan
mencegah dehidrasi
3) Menurunkan iritasi gaster.
mempertahankan kebutuhn
protein kabohidrat.
meningkatkan motilitas/frekuensi
defekasi
6) Ketidakseimbangan elektrolit
mungkin akibat dari/pemberat
unuk mengubah fungsi GI
tetap sensitive
menyerapnya
obat.
5) Meningkatkan kesejahteraan.
Memudahkan pemulihan dan
memungkinkan klien mentoleransi
pengobatan.
Post operasi
a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d tindakan pembadahan
Tujuan : mempertahankan volume cairan adekuat dengan membrane mukosa lembab,
turgor kulit dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil dan haluara urine adekuat.
Intervensi
Rasional
1) Pantau tanda-tanda vital dengan1) Tanda-tanda awal hemoraragik
sering.
Rasional
1) mengetahui tingkat nyeri yang
dapat memudahkan untuk
melakukan tindakan selanjutnya
2) Observasi TTV
mengurangi nyeri
Rasional
1) Mengetahui tanda-tanda infeksi
dan menentukan intervensi
selanjutnya.
3) Ganti Verban
5) Penatalaksanaan pemberian
obat antibiotik
Rasional
1) Untuk mangetahui kebutuhan
nutrisi dan merupakan dalam
tindakan selanjutnya.
3) Identifikasi
kesukaan/ketidaksukaan dien
Protei/vitamimn C adalah
vitamin C.
4) Berikan cairan IV
Rasional
1) Pembentukan
hematoma/terjadinya infeksi, yang