Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL SGD 1

BLOK BMS 2 TOPIK 4

“SISTEM SARAF”

Dosen pembimbing:
drg. Meidiana Adiningsih
disusun oleh:
1. Berlian Shinta Faradiansyah (J2A020002)
2. Arnila Ayu Prahesti Istikhomah (J2A020009)
3. Dyah Ayu Puspaning Tyas (J2A020010)
4. Awa Mumtaza Faradiza (J2A020049)
5. Rifdani Amelia (J2A020006) (moderator)
6. Inggranita Oktavania Farashanty (J2A020008)
7. Zalfa Alzea (J2A020007)
8. Deviana Adinda Nurfatimah (J2A020011)
9. Jauza Hasna Roudhotuljannah (J2A020004)
10. Viona Sekar Melati (J2A020005) (scriber)
11. Lanang Samudra Masud (J2A020001)
12. Hidan Muhammad Syakirin (J2A020003)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIBERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan hasil laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2 ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2 ini, kami menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan didalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklaj mungkin hasil
laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2 ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimaksih yang sebesar besarnya
kepada:
1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. drg. Meidiana Adiningsih selaku dosen pembimbing kelompok 1, atas segala
masukan, dan bimbingannya.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam penyusunan
laporan.

Akhir kata segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada kami,
mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca urusannya.

Semarang, 27 November 2020

Tim penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SCENARIO 4
SISTEM SARAF

Adi, seorang anak lali-laki berusia 15 tahun sedang mengikuti pertandingan


futsal mewakili sekolahnya. Adi dan timnya datang lebih awal untuk melakukan
pemanasan sebelum memulai pertandingan. Dia memimpin teman-temannya
melakukan untuk mempersiapkan otot-otot agar dapat berkontraksi dan berelaksasi
dengan baik selama pertandingan. Tangan diluruskan keatas untuk melemaskan otot-
otot bahu, otot-otot lengan atas dan bawah. Kaki diluruskan dan dilipat untuk
melemaskan otot-otot tungkai atas dan bawah. Adi dan timnya dengan serius
melakukan semua gerakan pemanasan sesuai yang telah dianjurkan oleh pelatih.
Saat pertandingan adi merasa jantung berdegup lebih kencang nafasnya
terengah-engah. Setelah menyelesaikan pertandingan Adi merasa sangat lapar dan
haus. Dia kemudian bertanya kepada pelatih bagaimana tubuhnya dapat melakukan
gerakan yang dia sadari seperti gerakan lengan dan kaki, namun ada juga gerakan
yang tidak disadari gerakan jantung, pergerakan nafas, rasa lapar dan haus.

Kata kunci : gerakan lengan dan kaki, gerakan sadar, gerakan tidak sadar, pergerakan
jantung, pergerakan nafas, rasa lapar dan haus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi, fungsi, struktur dan peran dari sistem saraf


2. Apa fungsi umum dari saraf pusat, nerutransmiter, neuromodulator, neurogilia
3. Bagaimana struktur sel saraf pada otak
4. Jelaskan berbagai saraf yang terdapat dijantung
5. Bagaimana mekanisme system saraf (penghantaran impuls, sinepsi)
6. Apa perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
7. Apa perbedaan sistem otonom dan somatic
8. Apa gangguan dari system saraf
9. Apa hadist dan ayat al-qur’an yang sesuai dengan scenario

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa menjelaskan definisi, fungsi, struktur dan peran sistem saraf.


2. Mahasiswa menyebutkan fungsi umum dari saraf pusat, nerutransmitter,
neuromodulator, neurogilia
3. Mahasiswa menjelaskan struktur sel saraf pada otak
4. Mahasiswa menjelaskan berbagai saraf yang terdapat dijantung
5. Mahasiswa menjelaskan mekanisme penghantaran impuls, dan sinepsi
6. Mahasiswa menjelaskan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
7. Mahasiswa menjelaskan perbedaan sistem otonom dan somatik
8. Mahasiswa menjelaskan gangguan sistem saraf
9. Mahasiswa menyebutkan ayat Al-Quran dan hadist yang berhubungan dengan
skenario.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, fungsi, struktur dan peran sistem
saraf.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi umum dari saraf pusat, nerutransmitter,
neuromodulator, neurogilia
3. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur sel saraf pada otak
4. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai saraf yang terdapat dijantung
5. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls, dan sinepsi
6. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
7. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan sistem otonom dan somatik
8. Mahasiswa dapat menjelaskan gangguan dari sistem saraf
9. Mahasiswa dapat menyebutkan ayat Al-Quran dan hadist yang berhubungan
dengan skenario.

MINDMAP

Skenario

Sistem saraf

Struktur sel Sistem saraf Gangguan sistem Macam-macam


Fungsi saraf
saraf pusat dan saraf saraf sistem saraf
tepi

Gerak sadar Saraf simpatik


dan gerak dan saraf
tidak sadar parasimpatik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, fungsi, struktur dan peran sistem saraf


Pengertian sistem saraf adalah suatu sistem yang tersusun oleh komponen
komponen terkecil yaitu sel-sel saraf atau neuron. sistem koordinasi berupa
penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan
pemberi tanggapan rangsangan. organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf, system saraf tersusun oleh berjuta-juta sel yang
mempunyai bentuk bervariasi dalam kegiatannya saraf mempunyai hubungan kerja
seperti mata rantai berurutan antara reseptor dan efektor. Sistem atau susunan saraf
merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian
yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat
dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik
(impuls saraf) (feriyawati, 2011)

Fungsi sistem saraf


a) Sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat
berfungsi sebagai pengendali berbagai system organ lain terdapat pula
memproduksi hormone
b) Menerima informasi atau rangsangan berupa perubahan ynag terjadi didalam
lingkungan melalui reseptor
c) Mengatur dan memproses informasi atau rangsangan yang diterima
d) Mengatur dan memberi tanggapan atau respon terhadap rangsangan dalam
bentuk gerak atau sekresi kelenjar
e) Mengantar impul saraf dari alat indra menuju otak/sumsum tulang
f) Menyampaikan perintah dari otak atau susmsum tulang menuju otot atau
kelenjar tubuh
g) Meneruskan rangsangan dari neuron motorik ke sensorik. (agustin f. , 2016)
Struktur sel saraf dapat dibedakan menjadi tujuh yaitu dendrit, badan sel, akson, sel
schwann selubung myelin, nodus ranvier dan sinapsis. Berikut penjelasannya :
a) Dendrit,
Merupakan percabangan dari badan sel yang terlihat seperti tonjolan
bercabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan dan menerima
rangsangan dari badan sel. menerima rangsang.
b) Badan sel (perikarion),
Badan sel merupakan bagian terbesar dari sel saraf yang mengandung banyak
komponen penting. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan
nukleolus (Anak inti). Badan sel bertugas untuk menerima rangsangan dari dendrit
kemudian meneruskan rangsangan tersebut ke akson (neurit). Badan sel memiliki
sebuah inti dan di dala sitoplasmanya terdapat butir Nissl yang berfungsi untuk
sintesis protein. Butir Nissl dapat menjalankan fungsi tersebut karena mengandung
RNA di dalamnya. Badan sel hanya terdapat pada saraf pusat (Otak dan sumsum
tulang belakang) dan pada ganglion (sekumpulan sel saraf di luar sistem saraf
pusat).berfungsi memproses rangsang.
c) Akson,
Akson (Neurit) adalah serabut sel saraf panjang yang terlihat seperti penjuluran
dari badan sel. Neurit mirip dengan dendrit, bedanya neurit haya ada satu buah dan
berukuran lebih besar serta lebih panjang. Akson berperan dalam menghantarkan
impuls dari badan sel menuju efektor seperti sel otot atau sel kelenjar. Untuk
menjalankan fungsinya ini, di dalam neurit terdapat struktur yang disebut neurofibril.
Beberapa sel saraf, neuritnya dibungkus oleh sebuah selaput yang disebut selaput
mielin.berfungsi menghantarkan rangsang menuju sinapsis, dan diselubungi myelin.
Ujung awal akson disebut akson hillock, dan ujung akhir akson disebut akson
terminal.
d) Sel Schwann,
Sel Schwann adalah sel yang mengelilingi selubung mielin. Nama dari sel ini
diambil dari nama penemunya yaitu Theodore Schwaan, seorang ilmuan dari Jerman.
Sel schwann akan menghasilkan lemak yang membungkus neurit berkali kali lipat
sampai terbentuknya selubung mielin. Sel Schwann berfungsi untuk mempercepat
jalannya impuls, menyediakan nutrisi bagi neuri dan membantu regenerasi dari neurit.
Sel schwann merupakan sel glia (penunjang sel saraf) berupa lemak yang berfungsi
menghasilkan selubung myelin.
e) Selubung mielin,
selubung Mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin tersusun
dari lemak. Selaput mielin mempunya segmen – segmen dan lekukan di antara dua
segmen disebut nodus ranvier. Selaput mielin ini dikelilingi oleh sel schwann. Fungsi
dari bagian ini adalah untuk melindungi sel saraf dari kerusakan dan mencegah
bocornya impuls serta mempercepat hantaran impuls yang masuk. Selubung mielin
diproduksi oleh sel glial.berfungsi untuk melindungi akson dan memberi nutrisi.
f) Nodus Ranvier (celah),
Nodus Ranvier adalah bagian antar dua segmen selubung mielin. Nodus
Ranvier berfungsi sebagai loncatan impuls saraf agar sampai lebih cepat ke tempat
tujuan. Nodus ranvier mempunyai diameter sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh
Louis Antoine Ranvier.berfungsi untuk mempercepat hantaran rangsangan.
g) Sinapsis,
Sinapsi adalah celah yang terdapat pada pertemuan satu neuron dengan neuron
lainnya. Setiap sinapsis menyediakan koneksi antar neuron sehing memungkinkan
terjadinya pertukaran informasi antar neuron tersebut. Informasi ini ditukarkan dalam
bentuk zat kimia yang disebut Neurotransmiter. Pada ujung neurit setiap sel saraf
terdapat sebuah kantong yang disebut Bulbus Akson, kantong inilah yang akan
menghasilkan neurotransmiter tadi.berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf
selanjutnya. (alamsyah, 2016)
Sel pembentuk jaringan saraf ada dua meliputi neuron, unit fungsional system
saraf sel yang menghantarkan pesan diperpanjang jalur komunikasi system saraf
kebanyakan neuron mengandung dendrit yang menerima sinyal tersebut dan akson
yang mengirimkan sinyal keneuron lain. Gilia, merupakan sel pendukung atau
pelindung yang membantu kerja neuron , juga berperan dalam menanggapi aktivitas
saraf dan modulasi komunikasi antara sel-sel saraf.
Peran sistem saraf yaitu sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun
organ, pengendali berbagai system organ lain serta berperan dalam memproduksi
hormone. Peran lainnya sebagai berikut:
a) Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan
fungsi yang berbeda beda dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai proses analisis
informasi yang masuk serta proses Sintesis dan Mang Integrasikan nya. Pada dasarnya
proses tersebut bertujuan untuk mengendalikan berbagai sistem organ yang lain
sehingga terbentuk keluaran berupa perilaku makhluk hidup. menerima informasi atau
rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan mengendalikan
informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh. mengintegrasi, memproses, dan
mengkoordinasi data sensorik dengan perintah motorik, dan mengendalikan seluruh
pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari mengatur pikiran, gerakan, emosi,
pernapasan, denyut jantung, pelepasan berbagai hormon, suhu tubuh, hingga
koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh.
(mahendra, 2013)
b) Sistem saraf tepi
terdiri dari saraf aferen dan saraf eferen. saraf aferen yang juga disebut sebagai
saraf sensorik berfungsi menyalurkan informasi yang berasal dari organ reseptor.
Saraf Eferen yang juga disebut saraf motorik terdiri dari dua bagian yaitu saraf
motorik somatik dan saraf motorik autonom. saraf motorik somatik membawa impuls
dari pusat ke otot rangka sebagai organ efektor. melalui proses komunikasi secara
biolistrik di saraf dan proses komunikasi melalui neurotransmitter di hubungan saraf-
otot dapat terjadi kontraksi Otot. sistem saraf somatik turut berperan dalam proses
mengendalikan kinerja otot rangka yang di perak kan untuk menyelenggarakan
beragam sikap dan gerakan tubuh. (Singgih, 2013)
c) Neurotransmitter
Sebagai sinyal messenger., untuk memungkinkan terjadinya transmisi sinyal
antara satu sel syaraf (neuron) dengan sel syaraf lain, untuk mengirimkan impuls
listrik melewati celah pada sinapsis yang terdapat di antara dua serabut saraf.
d) Neuromodulator
Untuk mengubah sifat seluler atau sinaptik dari neuron dan mengubah
transmisi sinyal yang terjadi melalui neurotransmitter, untuk memodifikasi aktivitas
neuron dan menyesuaikan atau memfariasikan transmisi stimulus nyeri. dan dapat
meningkatkan serta menurunkan efek tertentu pada neurotransmitter.
e) Fungsi Neuroglia
Sebagai pemberi nutrisi kepada neuron, pelindung dan penunjang neuron,
untuk menyokong kebutuhan dari sel neuron, pemberi bentuk jaringan saraf, perekat
antar neuron, berpartisipasi dalam transmisi sinyal sistem saraf, mempertahankan
keseimbangan tubuh dan membentuk selubung mielin sel saraf. (Singgih, 2013)

2.2 Struktur sel saraf pada otak


Otak adalah organ yang bertanggung jawab sebagai pusat koordinasi tubuh.
Berdasarkan hemisfernya (belahan), otak terbagi menjadi: Otak kiri, mengendalikan
tubuh bagian kanan, merupakan pusat IQ, logika, rasio, membaca, menulis dan
matematika. Otak kanan, mengendalikan tubuh bagian kiri, merupakan pusat EQ,
linguistik, perasaan, seni, ekspresi dan komunikasi. Berdasarkan sewaktu di embrio
 Otak depan (prosensefalon)
Telensefalon, yaitu cerebrum (otak besar), diensefalon, yaitu talamus, hipotalamus,
kelenjar pineal, kelenjar hipofisis..
 Otak tengah (mesensefalon)
 Otak belakang (rhombensefalon)
Metensefalon, yaitu pons varolii dan cerebellum (otak kecil), mielensefalon, yaitu
medulla oblongata (sumsum lanjutan).
Gabungan mesensefalon, pons varolii dan medulla oblongata disebut batang otak.
Bagian-bagian otak secara umum:

a) Cerebrum (otak besar)


Bagian terbesar otak sebagai pusat pengaturan aktivitas tubuh. Otak besar terdiri dari
lapisan korteks (substansi kelabu) dan lapisan medulla
(substansi putih).

fisura rolando
a b

celah d
silvius
c
cerebellum

Otak besar terbagi menjadi empat lobus: Lobus frontalis (depan/dahi) Sebagai pusat
berpikir, berencana, berbicara dan kontrol motorik. Lobus parietalis (atas/ubun-ubun)
Sebagai pusat indra perabaan, indra pengecap, rasa sakit, kewaspadaan dan
pengolahan informasi. Lobus temporalis (samping/pelipis) Sebagai pusat indra.
Lobus oksipetalis (belakang) Sebagai pusat indra penglihatan, memori penglihatan,
dan membaca. Otak besar kanan dengan kiri dihubungkan oleh korpus callosum yang
merupakan substansi putih terbesar. Ventrikel lateral kanan dan kiri berfungsi
menghubungkan otak dengan ventrikel lain.
b) Talamus
Substansi kelabu yang menerima impuls dari saraf sensorik (kecuali penciuman) ke
korteks otak. Talamus melakukan persepsi dan perwujudan fisik luar terhadap rasa
sakit dan emosi.
c) Hipotalamus
Merupakan pusat pengaturan saraf otonom seperti emosi, tingkah laku, suhu tubuh,
lapar dan haus, tidur, keseimbangan metabolisme tubuh, dan tekanan darah.

Struktur sel saraf pada otak juga dapat dibedakan juga pada gambar dibawah ini

 Saraf olfaktori I =seikat saraf yang menyampaikan indera penciuman ke sistem


saraf pusat
 Saraf otikus II = ini mengirimkan rangsangan visual dari retina mata dan
bertanggung jawab atas penglihatan
 Saraf III, IV dan VI = mengontrol pergerakan mata, saraf trochlear, arrester
saraf – saraf ini digunakan untuk menggerakkan bola mata
 Saraf trigeminal V = terdiri dari tiga saraf dan digunakan untuk menerima
informasi dari area wajah dan persarafan otot-otot mengunyah
 Saraf fasial VII = bertanggung jawab untuk persarafan otot otot wajah,
menerima informasi sensorik dari 2/3 lidah dan menginervasi kelenjar liur dan
sensorik
 Saraf tremor “siput” VIII =menyampaikan informasi pendengaran
(pendengaran) dan bertanggung jawab untuk rasa keseimbangan dan orientasi
dalam ruang
 Saraf lingual IX =menerima informasi dari 1/3 lidah terakhir dan menginervasi
kelenjar parotis
 Saraf vagus X =mempersarafi otot-otot yang bertanggung jawab untuk
pencernaan dan pencernaan, mengontrol otot-otot yang menciptakan suara dan
menyediakan serat parasimpatis yang menginervasi jantung dan otot polos
sistem pernapasan
 Saraf aksesorius XI =memasuki komposisi saraf X dari vagus saraf
 Sara hipoglosal XII =bertanggung jawab atas persarafan otot-otot lingual. (Sri
Mryati, 2013)

2.3 Saraf yang terdapat pada jantung

Saraf jantung dipersyarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan sistem


syaraf autonom melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis adalah Syaraf simpatis
berasal dari trunkus simpatikus bagian servical dan torakal bagian atas. Saraf ini
berperan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi janatung.
Contoh dari saraf simpatis adalah mempercepat denyut jantung, mempersempit
diameter pembuluh darah, memperlambat proses pencernaan, memperkecil bronkus,
menurunkan tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil,
menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, meningkatkan sekresi
adrenalin. Kemudian ada saraf parasimpatik Syaraf parasimpatis berasal dari nervous
vagus. Syaraf ini akan menurunkan kekuatan dan frekuensi denyut jantung. Contoh
dari saraf parasimpatik antara lain adalah menghambat denyut jantung, memperlebar
diameter pembuluh darah, mempercepat proses pencernaan memperlebar bronkus,
menaikkan tekanan darah, mempercepat gerak peristaltis, mempersempit pupil,
mempercepat sekresi empedu, menaikkan sekresi ludah, meninurunkan sekresi
adrenalin.

System persyarafan jantung banyak dipersyarafi oleh serabut sistem syaraf


otonom (parasimpatis dan simpatis) dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja
bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung, yang dapat
mempertinggi ketelitian pengaturan syaraf oleh sistem syaraf otot. Serabut
parasimpatis mempersyarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV melalui
nervus vagus. serabut simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium.
Stimulasi simpatis (adregenic) juga menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa
norepinefrin dari medulla adrenal.
Respon jantung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan saraf
parasimpatis dan sake reseptor adregenic tertentu; reseptor α terletak pada sel-sel otot
polos pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi, dan reseptor β yang
terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan peningkatan
denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan
kontraksi miokardium (stimulasi reseptor ini menyebabkan vasodilatasi). Hubungan
sistem syaraf simpatis dan parasimpatis bekerja untuk menstabilkan tekanan darah
arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai kebutuhan tubuh. (karson,
2011)
2.4 Mekanisme system saraf

Mekanisme penghantaran impuls

Impuls adalah rangsangan yang berupa aliran listrik dan merambat pada serabut
saraf. Penghantaran impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan pompa ion Na+
dan K+. Saraf dapat dilalui impuls karena memiliki muatan listrik yaitu permukaan
luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif (polarisasi).
Apabila saraf mendapat rangsangan akan terjadi perubahan muatan. Permukaan luar
bermuatan negatif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan positif. Keadaan ini
disebut depolarisasi. Setelah dilalui impuls, serabut saraf dalam keadaan istirahat
sehingga tidak dapat menghantarkan impuls. Rangsangan/impuls adalah suatu
perubahan yang diterima tubuh baik dari luar atau dalam. Sel saraf menghantarkan
impuls dalam bentuk listrik. Reseptor adalah bagian yang menerima/ merespon
rangsangan yang diterima tubuh. Efektor adalah bagian yang digunakan untuk
bereaksi terhadap rangsangan yang diterima. Sistem saraf berfungsi memproses
rangsangan yang diterima reseptor untuk meneruskan hasil olahan rangsangan menuju
efektor.
a) Mekanisme penghantaran lewat sel saraf
1) Jika tidak ada rangsangan, sel saraf dalam keadaan polarisasi (istirahat).

2) Ketika ada rangsangan, sel saraf melakukan depolarisasi, yaitu pembalikan


muatan sel dengan meningkat permeabilitas membran sehingga dapat
memasukkan ion Na+.

3) Depolarisasi menimbulkan potensial aksi dan daerah itu berpindah secara


menjulur sepanjang perjalanan impuls.
4) Seiring perpindahan daerah polarisasi, daerah yang telah dilewati impuls
memulihkan muatannya dengan melepas ion K+.

5) Sel saraf yang telah dilewati impuls mengalami masa refrakter, yaitu tidak peka
rangsangan, karena melewati masa pemulihan. (Nutma E, 2019)

b) Sinapsis
Struktur sinapsis

a) Tombol sinapsis, yaitu ujung akhir akson yang membentuk tombol.


b) Neurotransmitter, yaitu zat kimia penghantar impuls antar sel saraf yang dihasilkan
sel saraf pra-sinapsis.
Macam-macam neurotransmitter:
- Asetilkolin (seluruh tubuh)
- Noradrenalin (sistem saraf simpatik)
- Serotonin (sistem saraf pusat)
- Dopamin (sistem saraf pusat)
c) Vesikel sinapsis, yaitu kantung yang berfungsi menyimpan neurotransmitter
sebelum digunakan.
d) Membran pra-sinapsis
e) Celah sinapsis f. Membran pos-sinapsis
f) Reseptor protein, yaitu protein yang mengikat neurotransmitter.

Mekanisme penghantaran melalui sinapsis


a) Neurotransmitter dihasilkan sel saraf prasinapsis dan disimpan dalam vesikel
sinapsis.
b) Ketika impuls tiba di tombol sinapsis, membran pra-sinapsis meningkatkan
permeabilitas membran sehingga Ca2+ dapat masuk.
c) Ca2+ menyebabkan vesikel sinapsis keluar dari membran pra-sinapsis dan
melepaskan neurotransmitter menuju celah sinapsis.
d) Neurotransmitter kemudian diterima reseptor protein pada membran pos-
sinapsis, dan impuls dilanjutkan ke sel saraf berikutnya.

Hasil dari penghantaran dan pengolahan impuls pada sistem saraf pusat menghasilkan
reaksi/gerak yang dilakukan efektor. Gerak yang dilakukan efektor terdiri dari:
a) Gerak sadar
Gerak sadar adalah gerak yang rangsangannya disadari dan diolah terlebih dulu
oleh otak. Gerakan impuls pada gerak sadar yang dimulai dari reseptor kemudian
kesaraf sensorik lalu dibawa keotak kemudian dibawa oleh saraf metorik sebagai
perintah yang harus dilaksanakan. Impuls melalui jalan panjang yaitu, dari reseptor
kesaraf sensorik dibawa keotak, selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan
oleh otak berupa tanggapan yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksankan oleh efektor. Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. (agustin y. , 2015)
b) Gerak tidak sadar
Gerak refleks adalah gerak cepat atau tibatiba yang terjadi karena adanya
rangsangan mengejutkan, sehingga rangsangan tidak diolah terlebih dahulu oleh otak.
gerakan secara tiba-tiba atau gerakan refleks. respon spontan terhadap suatu rangsang
tanpa melibatkan koordinasi otak.Gerakan refleks akan terjadi bila didukung oleh
adanya lengkung refleks. impuls melalui jalur pendek atau jalan pintas yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang kemudian, diteruskan kesaraf sensorik ke pusat saraf
diterima oleh sel saraf penghubung tanpa diolah didalam otak langsung dikirim
kesaraf motor untuk disampaikan ke efektor. Contoh gerak reflex misalnya berkedip,
mengecap, menguap dan lainnya. (McAuley JH, 2019)
2.5 Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
Perbedaan saraf simpatis dan saraf parasimpatis sangat terlihat antagonis.
Berikut perbedaannya:

a) Sistem saraf simpatis


Saraf Simpatis adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang di
daerah dada dan juga pinggang. Saraf Simpatik adalah bagian dari sistem saraf
otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan
umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh
manusia, Sistem simpatis mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh
untuk aktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau penuh stres, misalnya ancaman
fisik dari luar. Respons ini biasanya disebut sebagai respons "berjuang-atau-lari"
(beberapa ahli fisiologi juga memasukkan ketakutan) karena sistem simpatis
menyiapkan tubuh untuk melawan atau lari dari (dan ditakuti oleh) ancaman. Berikut
anatomi system saraf simpatis:
Gambar tersebut menunjukkan susunan umum bagian perifer sistem saraf simpatis.
Tampak secara khusus di dalam gambar adalah
1. Salah satu dari dua rantai ganglia paravertebral simpatis yang tersambung
dengan saraf spinal di sisi kolumna vertebralis,
2. Dua ganglia prevertebral (seliaka dan hipogastrikus), dan
3. Saraf-saraf yang menyebar dari ganglia ke berbagai organ internal.
Serat-serat saraf simpatis berawal di medula spinalis bersama dengan saraf-saraf
spinal di antara segmen medula spinalis T-1 dan L-2, dan berjalan mula-mula ke rantai
simpatis, untuk selanjutnya ke jaringan-jaringan dan organ-organ yang dirangsang
oleh saraf-saraf simpatis. (John E, 2011)
b) Saraf parasimpatis
Saraf parasimpatis merupakan saraf yang memanjang dari sumsum lanjutan. Pada
umumnya, saraf parasimpatik berfungsi untuk memperlambat kerja organ-organ
tubuh. Sistem parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang dan santai. Pada
keadaan tanpa ancaman ini, tubuh dapat berkonsentrasi melaksanakan aktivitas ,
misalnya pencernaan. Sistem parasimpatis mendorong fungsi tubuh tipe "istirahat-
dan-cerna" ini sambil memperlambat aktivitas-aktivitas yang di tingkatkan oleh sistem
simpatis. Sebagai contoh, jantung tidak perlu berdetak keras dan kuat jika seseorang
berada dalam keadaan tenang. Berikut anatomi saraf parasimpatis:

Sistem saraf parasimpatis seperti tampak dalam Gambar 60-3, memperlihatkan serat-
serat parasimpatis meninggalkan sistem saraf pusat melalui saraf kranial III, VII, IX,
dan X; serat parasimpatis lainnya meninggalkan bagian paling bawah medula spinalis
melalui saraf sakral spinal kedua dan ketiga; dan kadang saraf sakral pertama dan
keempat. Kira-kira 75 persen dari seluruh serat saraf parasimpatis terdapat dalam
nervus vagus (saraf kranial X), berjalan ke seluruh regio toraks dan abdomen.
Oleh karena itu, yang terutama dianggap sebagai sistem saraf parasimpatis oleh para
pakar fisiologi adalah kedua nervus vagus. Nervus vagus menyuplai saraf
parasimpatis ke jantung, paru, esofagus, lambung, seluruh usus halus, setengah bagian
proksimal kolon, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal, dan bagian atas urete. (John
E, 2011)

2.6 Perbedaan saraf otonom dan somatik


Berikut tabel perbedaannya
a) Saraf otonom
Sistem saraf otonomik (Autonomic nervous sistem) mengatur kelenjar dan
aktivitas-aktivitas involunter seperti detak jantung, pernapasan, pencernaan serta
banyak berhubungan dengan respons emosional. Sistem saraf otonomik memiliki dua
cabang yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Mengatur kerja kelenjar, otot polos
organ dan pembuluh berongga, dan otot jantung. Tindakan ini dilakukan secara
otomatis dan dilakukan tanpa kesadaran.
b) Saraf somatik
Sistem saraf somatic menyalurkan pesan-pesan tentang penglihatan, suara, bau,
suhu, posisi tubuh dan lain-lain ke otak. Pesan-pesan dari otak dan tulang belakang
pada sistem saraf somatic mengatur gerakan tubuh yang bertujuan, seperti
mengangkat lengan, berkedip, berjalan, bernapas dan gerakangerakan halus yang
menjaga postur dan keseimbangan tubuh. mengontrol kontraksi otot rangka. Kontraksi
sukarela berada di bawah kendali kesadaran.terdiri dari serabut saraf kranial dan
tulang belakang yang menghubungkan SSP ke kulit dan otot rangka Jenis respons
otomatis ini disebut refleks. Saraf sensorik dari sistem somatik mengirimkan informasi
tentang stimuli eksternal dari kulit, otot, dan sendi ke sistem saraf pusat. Saraf motorik
dari sistem somatik membawa impuls dari sistem saraf pusat ke otot-otot tubuh
dimana gerakan dimulai. Semua otot yang digunakan dalam membuat gerakan
volunter serta penyesuaian involunter dalam postur dan keseimbangan tubuh
dikendalikan oleh saraf somatik. (Wahidin, 2016)

2.7 Gangguan system saraf


Penyakit yang disebabkan dari sistem saraf
1. Migrain, kurangnya suplai oksigen pada salah satu bagian otak.
2. Gegar otak, disebabkan oleh cedera otak berupa benturan.
3. Amnesia, ketidakmampuan mengingat hal yang telah terjadi akibat cedera otak.
4. Alzheimer, berkurangnya kemampuan mengingat dan melakukan aktivitas sehari-
hari (menulis, dll.) akibat usia lanjut.
5. Multiple sclerosis, degenerasi sel saraf pada sistem saraf pusat.
6. Autisme, kesulitan berkonsentrasi, bersosialisasi, daya khayal tinggi, dan
melakukan pola tingkah laku berulang yang tidak wajar. Autisme diakibatkan gen,
obat-obatan, dan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.
7. Skizofrenia, ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin di otak yang
menyebabkan gangguan kejiwaan dan respons emosional yang tinggi.
8. Hidrosefalus, kelebihan cairan cerebrospinal di otak yang menyebabkan
pembesaran kepala.
9. Stroke, kerusakan otak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak, dapat
menyebabkan bagian tubuh lumpuh sebagian atau seluruhnya.
10. Neuritis, radang saraf karena infeksi, kekurangan vitamin B, pengaruh fisik,
keracunan gas dan logam, dan obat-obatan.
11. Transeksi, kerusakan pada segmen medulla spinalis, menyebabkan kelumpuhan
serta hilangnya kepekaan.
12. Parkinson, berkurangnya neurotransmitter dopamin yang menyebabkan tangan
gemetar, kesulitan bergerak, otot wajah kaku.
13. Epilepsi (ayan), tidak dapatnya sistem saraf merespon rangsangan atau efektor
yang bekerja tanpa diperintah/dikontrol.
Epilepsi disebabkan oleh kerusakan otak karena munculnya jaringan parut otak
sewaktu kelahiran, tumor, infeksi, kelainan metabolisme, dan kecelakaan.
14. Poliomielitis, infeksi Poliovirus pada saraf motorik di otak. Gejalanya adalah sakit
kepala, panas, sakit otot yang berakibat lumpuh. (Sri Mryati, 2013)

2.8 Hadist dan ayat al-qur’an yang sesuai dengan scenario


1. Hadits shahih HR. Abu Dawud, ta-Tirmidzi, an-Nasaa’I

Pena (catatan amal) diangkat dari tiga golongan: orang yang tidur sampai ia bangun,
orang yang hilang ingatan sampai kembali ingatannya dan anak kecil sampai ia
dewasa.
Telah terbukti dalam ilmu kedokteran modern bahwa sel-sel manusia yang ada
dalam kulit, otot, tulang, dan mata, semuanya diperbaharui setiap tujuh tahun sekali
kecuali sel-sel saraf . Karena sel-sel saraf tersebut berhenti dari pertumbuhannya kira-
kira pada usianya tujuh tahun, yang mana 9/10 dari otaknya tumbuh di masa-masa itu.
Dan kalau tidak demikian, maka seandainya sel saraf itu berubah niscaya akan
berubah pula kepribadian manusia, dan pasti ia memiliki beberapa tingkah laku dalam
satu hari. Dan ini termasuk keajaiban Allah dan rahmat-Nya, karena Allah Subhanahu
waTa'ala mengangkat taklif (beban syari’at) dari selain mukallaf (orang yangsudah
dikenai beban syari’at). Yaitu, orang-orang yang belum sempurna pertumbuhannya
2. Al-alaq ayat 15-16
Bagian otak yang mengendalikan gerak kita

ِ ‫َك اَّل لَئِن لا ْم يَنت َ ِه لَنَ ْسفَ ًۢعب ِبٱلنا‬


ِِ ‫بصيَة‬
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya,

ِ ‫اصيَ ٍة َٰ َك ِذبَ ٍة خ‬
‫َبطئَة‬ ِ َِ
Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.
3. Surat Hud Ayat 56
ٌۢ
ْ ‫علَى ِص َزٍٍ ُّم‬
‫ست َ ِق ٍيم‬ ِ َ‫اخذ ِبن‬
َ ‫اصيَتِ َها ٓ ۚ إِ َّن َر ِبّى‬ ِ ‫ٱَّلل َر ِبّى َو َر ِبّكُم ۚ َّما ِمن َدآبَّ ٍة إِ ََّّل ُه َى َء‬ َ ُ‫إِ ِنّى ت َ َى َّك ْلت‬
ِ َّ ‫علَى‬
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu
binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya
Tuhanku di atas jalan yang lurus.
4. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Sungguh aku telah bertawakkal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian. Tidak ada
suatu makhluk yang berjalan di muka bumi atau di dalam tanah melainkan atas
pengaturan Allah. Sungguh Tuhanku benar, dan keadilan adalah milik-Nya, Dia
memberi keputusan di antara hamba-hamba-Nya dengan kebenaran. Allah memberi
mereka petunjuk kepada hidayah, dan menjaga orang yang menempuh jalan-Nya yang
lurus. Keputusan-Nya adil, hidayah-Nya jelas, dan ketetapan-Nya berlaku. Allah
membalas orang yang baik dengan kebaikan, dan membalas orang yang buruk dengan
keburukan.
5. Arrahman ayat 41

Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun


dan kaki mereka.
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berdosa dapat dikenal dari tanda-
tanda yang membedakan mereka dengan orang yang lain yaitu: wajahnya hitam pekat,
matanya membelalak karena takut. Pada hari hisab tidak akan didengar alasan-alasan
dan keterangan yang mereka kemukakan. Ubun-ubun dan kaki mereka dipegang
sebagai penghinaan, lalu diseret, dimasukkan ke dalam api neraka Jahanam. Ungkapan
ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka dalam ayat di atas sungguh menarik.
Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa kepala
bagian frontal, yang bertugas mengatur fungsi”khusus otak, terletak pada bagian
depan tulang tengkorak.
BAB III
KESIMPULAN

1. Sistem saraf adalah suatu sistem yang tersusun oleh komponen komponen terkecil
yaitu sel-sel saraf atau neuron.
2. Fungsi sistem saraf sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ
dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai system organ lain terdapat pula
memproduksi hormone dan lain sebagainya.
3. System saraf terdiri dari system saraf pusat dan system saraf tepi.
4. Struktur sel saraf dapat dibedakan menjadi tujuh yaitu dendrit, badan sel, akson,
sel schwann selubung myelin, nodus ranvier dan sinapsis.
5. Sel pembentuk jaringan saraf ada dua meliputi neuron dan glia
6. Peran sistem saraf yaitu sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun
organ, pengendali berbagai system organ lain serta berperan dalam memproduksi
hormone.
7. Fungsi saraf pusat adalah menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian
tubuh, kemudian mengontrol dan mengendalikan informasi tersebut untuk
menghasilkan respons tubuh. mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data
sensorik dengan perintah motorik. Serta fungsi saraf tepi adalah mengendalikan
kinerja otot rangka yang di perak kan untuk menyelenggarakan beragam sikap dan
gerakan tubuh.
8. Fungsi dari neurotransmitter adalah mengirimkan impuls listrik melewati celah
pada sinapsis yang terdapat di antara dua serabut saraf. Serta fungsi
neuromodelator adalah untuk mengubah sifat seluler atau sinaptik dari neuron dan
mengubah transmisi sinyal yang terjadi melalui neurotransmitter, dan fungsi
neuroglia adalah mempertahankan keseimbangan tubuh dan membentuk selubung
mielin sel saraf.
9. Struktur otak terdiri dari otak besar, thalamus dan hipotalamus.
10. Saraf jantung dipersyarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan sistem syaraf
autonom melalui pleksus kardiakus.
11. Mekanisme system saraf melalui 2 cara yaitu penghantaran impuls melalui sel
saraf dan melalui sinapsis
12. Perbedaan saraf simpatis dan saraf parasimpatis sangat terlihat antagonis.
13. Gangguan atau penyakit yang disebabkan saraf antara lain migraine, gaegar otak,
stroke, manginitis, amnesia, autism, hidrosepalus, neuritis, parkinson, transeksi,
poliomielitis, multiple sclerosis, alzheimer, dan skizoprenia.
14. Hadist dan ayat Al-qur’an yang sesuai dengan scenario yaitu Hadits shahih (HR.
Abu Dawud, ta-Tirmidzi, an-Nasaa’I), Al-alaq ayat 15-16, Surat Hud Ayat 56,
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) dan Arrahman ayat 41.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, F. (2016). Sistem Saraf. Kedokteran Hewan, 10.

Agustin, Y. (2015). Sistem Saraf . Fakultas Kedokteran, 9.

Alamsyah, B. (2016). Fisiologi Sistem Saraf. Universitas Muhammadiyah Malang, 10.

Feriyawati. (2011). Sistem Saraf. Universitas Muhammadiyah Malang, 15.

John E, H. (2011). Guyton and Hall. Filadelfia: Saunders Elsevier.

Karson. (2011). Buku Ajaran Anatomi Fisiologis Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mahendra, S. (2013). Sistem Saraf. Universitas Muhammadiyah Malang, 10.

McAuley JH, R. J. (2019). Human Anticipatory Eye Movements. Neuroscience., 12.

Nutma E, W. H. (2019). Neuroimmunology. Present And Future., 19.

Singgih, a. A. (2013). Sistem Saraf Sebagai Sistem Penggali Tubuh. FKUI, 7.

Sri Mryati, S. (2013). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Wahidin. (2016). Psikologi. UIN Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai