“SISTEM SARAF”
Dosen pembimbing:
drg. Meidiana Adiningsih
disusun oleh:
1. Berlian Shinta Faradiansyah (J2A020002)
2. Arnila Ayu Prahesti Istikhomah (J2A020009)
3. Dyah Ayu Puspaning Tyas (J2A020010)
4. Awa Mumtaza Faradiza (J2A020049)
5. Rifdani Amelia (J2A020006) (moderator)
6. Inggranita Oktavania Farashanty (J2A020008)
7. Zalfa Alzea (J2A020007)
8. Deviana Adinda Nurfatimah (J2A020011)
9. Jauza Hasna Roudhotuljannah (J2A020004)
10. Viona Sekar Melati (J2A020005) (scriber)
11. Lanang Samudra Masud (J2A020001)
12. Hidan Muhammad Syakirin (J2A020003)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan hasil laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2 ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2 ini, kami menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan didalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklaj mungkin hasil
laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2 ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimaksih yang sebesar besarnya
kepada:
1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. drg. Meidiana Adiningsih selaku dosen pembimbing kelompok 1, atas segala
masukan, dan bimbingannya.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam penyusunan
laporan.
Akhir kata segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada kami,
mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta laporan tutorial skenario 4 blok BMS 2
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca urusannya.
Tim penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
SCENARIO 4
SISTEM SARAF
Kata kunci : gerakan lengan dan kaki, gerakan sadar, gerakan tidak sadar, pergerakan
jantung, pergerakan nafas, rasa lapar dan haus.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, fungsi, struktur dan peran sistem
saraf.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi umum dari saraf pusat, nerutransmitter,
neuromodulator, neurogilia
3. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur sel saraf pada otak
4. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai saraf yang terdapat dijantung
5. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls, dan sinepsi
6. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
7. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan sistem otonom dan somatik
8. Mahasiswa dapat menjelaskan gangguan dari sistem saraf
9. Mahasiswa dapat menyebutkan ayat Al-Quran dan hadist yang berhubungan
dengan skenario.
MINDMAP
Skenario
Sistem saraf
fisura rolando
a b
celah d
silvius
c
cerebellum
Otak besar terbagi menjadi empat lobus: Lobus frontalis (depan/dahi) Sebagai pusat
berpikir, berencana, berbicara dan kontrol motorik. Lobus parietalis (atas/ubun-ubun)
Sebagai pusat indra perabaan, indra pengecap, rasa sakit, kewaspadaan dan
pengolahan informasi. Lobus temporalis (samping/pelipis) Sebagai pusat indra.
Lobus oksipetalis (belakang) Sebagai pusat indra penglihatan, memori penglihatan,
dan membaca. Otak besar kanan dengan kiri dihubungkan oleh korpus callosum yang
merupakan substansi putih terbesar. Ventrikel lateral kanan dan kiri berfungsi
menghubungkan otak dengan ventrikel lain.
b) Talamus
Substansi kelabu yang menerima impuls dari saraf sensorik (kecuali penciuman) ke
korteks otak. Talamus melakukan persepsi dan perwujudan fisik luar terhadap rasa
sakit dan emosi.
c) Hipotalamus
Merupakan pusat pengaturan saraf otonom seperti emosi, tingkah laku, suhu tubuh,
lapar dan haus, tidur, keseimbangan metabolisme tubuh, dan tekanan darah.
Struktur sel saraf pada otak juga dapat dibedakan juga pada gambar dibawah ini
Impuls adalah rangsangan yang berupa aliran listrik dan merambat pada serabut
saraf. Penghantaran impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan pompa ion Na+
dan K+. Saraf dapat dilalui impuls karena memiliki muatan listrik yaitu permukaan
luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif (polarisasi).
Apabila saraf mendapat rangsangan akan terjadi perubahan muatan. Permukaan luar
bermuatan negatif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan positif. Keadaan ini
disebut depolarisasi. Setelah dilalui impuls, serabut saraf dalam keadaan istirahat
sehingga tidak dapat menghantarkan impuls. Rangsangan/impuls adalah suatu
perubahan yang diterima tubuh baik dari luar atau dalam. Sel saraf menghantarkan
impuls dalam bentuk listrik. Reseptor adalah bagian yang menerima/ merespon
rangsangan yang diterima tubuh. Efektor adalah bagian yang digunakan untuk
bereaksi terhadap rangsangan yang diterima. Sistem saraf berfungsi memproses
rangsangan yang diterima reseptor untuk meneruskan hasil olahan rangsangan menuju
efektor.
a) Mekanisme penghantaran lewat sel saraf
1) Jika tidak ada rangsangan, sel saraf dalam keadaan polarisasi (istirahat).
5) Sel saraf yang telah dilewati impuls mengalami masa refrakter, yaitu tidak peka
rangsangan, karena melewati masa pemulihan. (Nutma E, 2019)
b) Sinapsis
Struktur sinapsis
Hasil dari penghantaran dan pengolahan impuls pada sistem saraf pusat menghasilkan
reaksi/gerak yang dilakukan efektor. Gerak yang dilakukan efektor terdiri dari:
a) Gerak sadar
Gerak sadar adalah gerak yang rangsangannya disadari dan diolah terlebih dulu
oleh otak. Gerakan impuls pada gerak sadar yang dimulai dari reseptor kemudian
kesaraf sensorik lalu dibawa keotak kemudian dibawa oleh saraf metorik sebagai
perintah yang harus dilaksanakan. Impuls melalui jalan panjang yaitu, dari reseptor
kesaraf sensorik dibawa keotak, selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan
oleh otak berupa tanggapan yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksankan oleh efektor. Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. (agustin y. , 2015)
b) Gerak tidak sadar
Gerak refleks adalah gerak cepat atau tibatiba yang terjadi karena adanya
rangsangan mengejutkan, sehingga rangsangan tidak diolah terlebih dahulu oleh otak.
gerakan secara tiba-tiba atau gerakan refleks. respon spontan terhadap suatu rangsang
tanpa melibatkan koordinasi otak.Gerakan refleks akan terjadi bila didukung oleh
adanya lengkung refleks. impuls melalui jalur pendek atau jalan pintas yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang kemudian, diteruskan kesaraf sensorik ke pusat saraf
diterima oleh sel saraf penghubung tanpa diolah didalam otak langsung dikirim
kesaraf motor untuk disampaikan ke efektor. Contoh gerak reflex misalnya berkedip,
mengecap, menguap dan lainnya. (McAuley JH, 2019)
2.5 Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
Perbedaan saraf simpatis dan saraf parasimpatis sangat terlihat antagonis.
Berikut perbedaannya:
Sistem saraf parasimpatis seperti tampak dalam Gambar 60-3, memperlihatkan serat-
serat parasimpatis meninggalkan sistem saraf pusat melalui saraf kranial III, VII, IX,
dan X; serat parasimpatis lainnya meninggalkan bagian paling bawah medula spinalis
melalui saraf sakral spinal kedua dan ketiga; dan kadang saraf sakral pertama dan
keempat. Kira-kira 75 persen dari seluruh serat saraf parasimpatis terdapat dalam
nervus vagus (saraf kranial X), berjalan ke seluruh regio toraks dan abdomen.
Oleh karena itu, yang terutama dianggap sebagai sistem saraf parasimpatis oleh para
pakar fisiologi adalah kedua nervus vagus. Nervus vagus menyuplai saraf
parasimpatis ke jantung, paru, esofagus, lambung, seluruh usus halus, setengah bagian
proksimal kolon, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal, dan bagian atas urete. (John
E, 2011)
Pena (catatan amal) diangkat dari tiga golongan: orang yang tidur sampai ia bangun,
orang yang hilang ingatan sampai kembali ingatannya dan anak kecil sampai ia
dewasa.
Telah terbukti dalam ilmu kedokteran modern bahwa sel-sel manusia yang ada
dalam kulit, otot, tulang, dan mata, semuanya diperbaharui setiap tujuh tahun sekali
kecuali sel-sel saraf . Karena sel-sel saraf tersebut berhenti dari pertumbuhannya kira-
kira pada usianya tujuh tahun, yang mana 9/10 dari otaknya tumbuh di masa-masa itu.
Dan kalau tidak demikian, maka seandainya sel saraf itu berubah niscaya akan
berubah pula kepribadian manusia, dan pasti ia memiliki beberapa tingkah laku dalam
satu hari. Dan ini termasuk keajaiban Allah dan rahmat-Nya, karena Allah Subhanahu
waTa'ala mengangkat taklif (beban syari’at) dari selain mukallaf (orang yangsudah
dikenai beban syari’at). Yaitu, orang-orang yang belum sempurna pertumbuhannya
2. Al-alaq ayat 15-16
Bagian otak yang mengendalikan gerak kita
ِ اصيَ ٍة َٰ َك ِذبَ ٍة خ
َبطئَة ِ َِ
Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.
3. Surat Hud Ayat 56
ٌۢ
ْ علَى ِص َزٍٍ ُّم
ست َ ِق ٍيم ِ َاخذ ِبن
َ اصيَتِ َها ٓ ۚ إِ َّن َر ِبّى ِ ٱَّلل َر ِبّى َو َر ِبّكُم ۚ َّما ِمن َدآبَّ ٍة إِ ََّّل ُه َى َء َ ُإِ ِنّى ت َ َى َّك ْلت
ِ َّ علَى
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu
binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya
Tuhanku di atas jalan yang lurus.
4. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Sungguh aku telah bertawakkal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian. Tidak ada
suatu makhluk yang berjalan di muka bumi atau di dalam tanah melainkan atas
pengaturan Allah. Sungguh Tuhanku benar, dan keadilan adalah milik-Nya, Dia
memberi keputusan di antara hamba-hamba-Nya dengan kebenaran. Allah memberi
mereka petunjuk kepada hidayah, dan menjaga orang yang menempuh jalan-Nya yang
lurus. Keputusan-Nya adil, hidayah-Nya jelas, dan ketetapan-Nya berlaku. Allah
membalas orang yang baik dengan kebaikan, dan membalas orang yang buruk dengan
keburukan.
5. Arrahman ayat 41
1. Sistem saraf adalah suatu sistem yang tersusun oleh komponen komponen terkecil
yaitu sel-sel saraf atau neuron.
2. Fungsi sistem saraf sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ
dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai system organ lain terdapat pula
memproduksi hormone dan lain sebagainya.
3. System saraf terdiri dari system saraf pusat dan system saraf tepi.
4. Struktur sel saraf dapat dibedakan menjadi tujuh yaitu dendrit, badan sel, akson,
sel schwann selubung myelin, nodus ranvier dan sinapsis.
5. Sel pembentuk jaringan saraf ada dua meliputi neuron dan glia
6. Peran sistem saraf yaitu sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun
organ, pengendali berbagai system organ lain serta berperan dalam memproduksi
hormone.
7. Fungsi saraf pusat adalah menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian
tubuh, kemudian mengontrol dan mengendalikan informasi tersebut untuk
menghasilkan respons tubuh. mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data
sensorik dengan perintah motorik. Serta fungsi saraf tepi adalah mengendalikan
kinerja otot rangka yang di perak kan untuk menyelenggarakan beragam sikap dan
gerakan tubuh.
8. Fungsi dari neurotransmitter adalah mengirimkan impuls listrik melewati celah
pada sinapsis yang terdapat di antara dua serabut saraf. Serta fungsi
neuromodelator adalah untuk mengubah sifat seluler atau sinaptik dari neuron dan
mengubah transmisi sinyal yang terjadi melalui neurotransmitter, dan fungsi
neuroglia adalah mempertahankan keseimbangan tubuh dan membentuk selubung
mielin sel saraf.
9. Struktur otak terdiri dari otak besar, thalamus dan hipotalamus.
10. Saraf jantung dipersyarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan sistem syaraf
autonom melalui pleksus kardiakus.
11. Mekanisme system saraf melalui 2 cara yaitu penghantaran impuls melalui sel
saraf dan melalui sinapsis
12. Perbedaan saraf simpatis dan saraf parasimpatis sangat terlihat antagonis.
13. Gangguan atau penyakit yang disebabkan saraf antara lain migraine, gaegar otak,
stroke, manginitis, amnesia, autism, hidrosepalus, neuritis, parkinson, transeksi,
poliomielitis, multiple sclerosis, alzheimer, dan skizoprenia.
14. Hadist dan ayat Al-qur’an yang sesuai dengan scenario yaitu Hadits shahih (HR.
Abu Dawud, ta-Tirmidzi, an-Nasaa’I), Al-alaq ayat 15-16, Surat Hud Ayat 56,
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) dan Arrahman ayat 41.
DAFTAR PUSTAKA
Karson. (2011). Buku Ajaran Anatomi Fisiologis Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika.