OLEH :
SUHERLIN
NIM. 2022207209488
LP DEMAM TYPOID
kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan bisa menular kepada orang
dari fisis (Physis): cara kerja. Logos (logi): Sebagai ilmu pengetahuan.
potongan dari tubuh dan bagaimana alat tubuh itu mampu bekerja.
3
mulut hingga anus) yaitu sistem organ dalam tubuh manusia yang
dan energi, lalu zat-zat gizi diserap ke dalam aliran darah serta bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
2.1.2.1 Mulut
2.1.2.3 Kerongkongan
2.1.2.4 Lambung
1. Mulut
4
Mulut atau oris terdiri atas dua bagian yaitu 1. Bagian luar
bibir dan pipi ; 2. Bagian rongga mulut dalam yaitu rongga mulut
a. Gigi
b. Kelenjar Ludah
ludah yaitu:
c. Lidah
sublingualis.
Fungsi Lidah:
2. Tenggorokan ( Faring)
Pharynk.
posisi sama tinggi dengan bagian mulut dan bagian inferior ialah
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung
kurbatura minor.
pylorus.
pylorus.
11
bagian limpa.
kerongkongan.
penting yaitu :
berbagai bakteri.
protein)
enzim yaitu:
bagian fundus
anak)
5. Pankreas
hanya berasal dari usus halus sendiri, tetapi juga berasal dari
tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya aktif
6. Hati
berbahaya.
hati.
7. Kandung Empedu
felea
getah empedu.
duodenum.
kolesterol.
Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas
(ileum).
pancreas.
dari usus halus, pada antara usus dua belas jari (duodenum)
secara makroskopis.
garam empedu.
bagian usus terletak antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama
umbai cacing.
Kolon transversum
fleksura lienalis.
a. Rektum
pengerasan feses.
b. Anus
sfingter.
mengikuti kehendak.
antigen somatic (O) yang terdiri dari oligosakarid, flagelar antigen (H)
yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari
2.1.4 Patofisiologi
lain oleh feses dan muntah pada penderita typhoid. Lalat menjadi
dan masuk ke bagian distal pada usus halus sebagiannya lagi hingga
2.1.5 Pathway
Mati
Berkembang biak di
lamina propia
Metabolisme meningkat
Perforasi Nyeri otot Organ retikuloendotelial hati & limpa
1. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-
14 hari
5. Kepala nyeri
6. Nyeri perut
7. Kembung
8. Mual, muntah
29
9. Diare
10. Konstipasi
11. Pusing
13. Batuk
14. Epistaksis
15. Bradikardi
16. Lidah yang berselaput (tepi dan ujung merah serta tremorkotor,
ditengah kotor)
17. Hepatomegali
18. Splenomegali
19. Meteroismus
22. Penyakit dalam akut yag disertai hipotermia dan syok dapat
timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
menggigil, dan
nyeri kepala
30
BB
2.1.7 Komplikasi
1. Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan Usus
b. Perforasi Usus
31
2. Komplikasi Ekstraintestinal
hemolitik.
hepatitis.
perinefrit is
dan artrit is
3. Uji serologi
a. Uji Widal
33
b. Pemeriksaan Tubex
(Rahayu, 2013).
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
perdarahan usus.
harus diubah
d. Diet
gangguan kesadaran.
2. Penatalaksanaan Medis
35
dan relaps
tulang
2. Murah
intravena
dosis tunggal
14 hari
mengakibatkan gangguan
sendi
resisten.
2. Cefixime
Aminullah, 2007).
3. Azithromycin
4. Kloramfenikol
5. Ceftriaxone
6. Amoxicilin
39
7. Cefotaxime
(Nelwan, 2012).
8. Kotrimoksazol
1999).
9. Fluorokuinolon
dijumpai pada studi ini adalah 100% dengan efek samping yang
jumlah sel pada seluruh tubuh selama sel-sel membelah diri dan
dan tulang, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik pada
antaranya :
a. Faktor heriditer/genetik
secara simultan.
b. Faktor Lingkungan/eksternal
genetika dan telah ada pada setiap diri manusia dapat tercapai atau
kandungan)
kesehatan.
dan sanitasi.
sekolah.
43
d. Faktor nutrisi
terhambat.
e. Faktor kesehatan
(cepat) pada kondisi tubuh yang sehat, dan begitu juga sebaliknya,
44
kepandaian berkomunikasi.
kompleks).
Dalam Islam, pada periode ini disebut masa tamyiz (mulai usia
7 tahun), dimana anak sudah bisa membedakan mana yang baik dan
buruk, berdasarkan analar anak tu sendiri, dan pada masa tamyiz anak
1. Aspek Kognitif
46
2. Aspek Fisik/Motorik
seperti anak kecik, karena perubahan fisik pada masa ini berjalan
pubertas.
3. Aspek Bahasa
anak mulai banyak bertanya soal sebab akibat dan waktu. Pelajaran
47
4. Aspek Sosio-Emosional
Inferioritas. Pada usia ini semua aspek berperan penting bagi anak
itu.
berpendapat/bermusyawarah.
anak. Peran serta orang tua tidak pernah lepas dalam perawatan
lingkungan fisik dan tidak melalukan kekerasan pada anak. Selain itu
diambil harus didasari nilai moral yang diyakini dapat menekan hak
perawat yang paling memahami dan mengerti. Oleh sebab itu, perawat
proses kematangan.
hukum (legal).
kematangan.
akan dialami oleh anak dan keluarga di Rumah Sakit baik psikis
orang tua
dipengaruhi terhadap.
ini maka tawarkan kepada pada anak dan orang tua untuk
kekerasan.
dialami anak.
dikunci.
b. Mandi
c. Obat-obatan
60
digunakan
Rumah Sakit
a. Masalh fisik
b. Masalah psikis
1. Definisi
dilakukan legislatifnya.
sebagaimana profesional
pasien.
b. Berbagi informasi
c. Partisipasi
64
d. Kolaborasi
pemberian perawatan
4. Konsep Perawatan
1) Cemas perpisahan,
1) menolak makan,
2) kesulitan tidur,
3) menangis,
65
5) menyendiri.
Respon yang timbul pada anak anak adalah malu, bersalah dan
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
tidak enak, pucat, mual, muntah, diare, pusing, nyeri pada otot,
6. Riwayat psikososial
1. Keadaan umum
sakit berat pada pasien di fase lanjut (Muttaqin & Sari, 2011, hal.
491).
b. Head to Toe
1) Sistem pernapasan
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem persarafan
4) Sistem perkemihan
5) Sistem pencernaan
6) Sistem integuman
7) Sistem muskuluskeletal
8) Sistem endokrin
9) Sistem reproduksi
2. Pemeriksaan Penunjang
khusus.
d. Kultur
positif
3. Penatalaksanaan
minum, mandi, buang air kecil dan buag air besar. (Sudoyo
c. Pemberian antimikroba
1) Kloramfenikol
2) Tiamfenikol
Norfloksasin
Siprofloksasin
Ofloksasin
Perfloksasin
Fleroksasim
Penyebab
1) Dehidrasi
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebih
8) Penggunaan inkubator
Objektif
74
Objektif
Kulit merah
Kejang
Takikardi
Takipnea
Proses infeksi
Hipertiroid
Stroke
Dehidrasi
Trauma
Prematuritas
Penyebab
Objektif
ideal
Subjektif
Kram/nyeri abdomen
Objektif
Sariawan
Diare
1) Stroke
76
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Celft palate
8) Luka bakar
9) Kanker
10) Infeksi
11) AIDS
atau intraselular.
Penyebab
5) Evaporasi
Objektif
77
Hematokrit meningkat
Subjektif
Merasa lemah
Mengeluh haus
Objektif
1) Penyakit Addison
2) Trauma/perdarahan
3) Luka bakar
4) AIDS
5) Penyakit crohn
78
6) Muntah
7) Diare
8) Kolitis ulseratif
9) Hipoalbuminemia
Penyebab
neoplasma)
iritan)
fisik berlebihan)
Objektif
Tampak meringis
nyeri)
79
Gelisah
Sulit tidur
Objektif
Menarik diri
Diaforesis
Kondisi pembedahan
Cidera traumatis
Infeksi
Glaukoma
Penyebab
80
Fisiologis
3) Ketidakcukupan diet
Psikologis
1) Konfusi
2) Depresi
3) Gangguan emosional
Situasional
makan)
4) Penyalahgunaan laktasif
8) Perubahan lingkungan
Subjektif
81
Objektif
Feses keras
Subjektif
Objektif
Distensi abdomen
Kelemahan umum
Spina bifida
Stroke
Sklerosis multipel
2.3.4 Intervensi
1. Hipertermi
Kriteria hasil :
kehidupan.
Intervensi (NIC)
Aktivitas keperawatan
membran mukosa)
pernafasan
hipertermia
Aktivitas kolaboratif
83
390-393)
2. Ketidakseimbangan Nutrisi
Kriteria hasil:
Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi (NIC)
Aktivitas keperawatan
makan.
dan elektrolit.
nutrisi.
Aktivitas kolaboratif
nutrisi.
adekuat.
bersama ahli gizi, jika diperlukan, jumlah kalori dan jenis zat gizi
bedah dan luka bakar trauma demam, dan luka) (Wilkinson &
yang adekuat
Kriteria hasil:
Pasien akan:
normal.
diharapkan
Intervensi NIC
Aktivitas keperawatan
dan obat-obatan)
serum)
Aktivitas kolaboratif
4. Nyeri akut
Kriteria hasil :
tenaga kesehatan.
iritabilitas menigkat).
Aktifitas Keperawatan
kebutuhan.
nyeri.
Penyuluhan pasien/keluarga
yang disarankan.
Aktifitas kolaboratif
535)
5. Konstipasi
tanpa bantuan.
Aktivitas keperawatan
Keluarnya flatus
Adanya impaksi
konstipasi
pasien
pasien
jangka panjang
selama defekasi
Aktivitas kolaboratif
eliminasi.
92
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2009. Buku Saku : Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit, Alih
Bahasa Tim Adaptasi Indonesia. WHO : Jakarta.
Nursalam. dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika