Anda di halaman 1dari 14

Memahami Fungsi dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia

Makanan diproses dan disalurkan ke seluruh tubuh oleh sistem pencernaan.


Setiap organ, saluran, dan kelenjar dalam sistem pencernaan manusia bekerja
untuk mengubah partikel makanan yang besar menjadi zat-zat gizi yang jauh lebih
kecil.
Proses pencernaan bukan dimulai dari dalam lambung, melainkan mulut.
Selain itu, ada pula yang disebut dengan kelenjar pencernaan dan ragam enzim
pencernaan. Dan memang, ada banyak sekali fakta menakjubkan tentang
pencernaan Anda.

Apa itu sistem pencernaan?

Sistem pencernaan, atau sistem gastrointestinal, terdiri dari organ-organ


pencernaan yang dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran
pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal,
adalah saluran yang memanjang dari mulut hingga ke anus. Saluran ini berfungsi
untuk mencerna, memecah, dan menyerap zat gizi makanan untuk dikirimkan
melalui peredaran darah.
Organ-organ saluran pencernaan meliputi mulut, esofagus (kerongkongan),
lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara itu, organ-organ
pencernaan pelengkap adalah mulut, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan
pankreas.
Kerja sistem pencernaan manusia dikendalikan oleh sistem saraf, peredaran
darah, dan beragam hormon. Selain itu, proses pencernaan juga dibantu oleh
triliunan bakteri bermanfaat di dalam usus yang disebut flora atau mikrobioma.
Setiap organ sistem pencernaan membantu menggerakkan makanan dan
cairan yang Anda konsumsi dalam urutan tertentu. Sepanjang berada dalam
saluran pencernaan, semua makanan dan cairan akan diuraikan menjadi bentuk
yang sangat kecil.
Hasil pencernaan yang berukuran kecil tersebut kemudian diserap dan
disalurkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Sementara itu,
ampas makanan yang tidak lagi mengandung zat gizi akan dikeluarkan dalam
bentuk feses.

Mengapa sistem pencernaan manusia penting?


Pencernaan amatlah penting karena tubuh membutuhkan zat gizi dari
makanan serta cairan dari minuman untuk tetap sehat dan berfungsi dengan
normal. Zat gizi pun diperlukan untuk pembentukan energi, pertumbuhan, dan
perbaikan jaringan.
Makanan yang Anda konsumsi akan diuraikan menjadi dua macam zat gizi.
Ada zat gizi makro (makronutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, serta
zat gizi mikro (mikronutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat
memiliki fungsi utama sebagai sumber energi, protein sebagai pembangun jaringan
tubuh, sedangkan lemak sebagai cadangan energi dan pelindung organ-organ
tubuh.
Di sisi lain, zat gizi yang termasuk mikronutrien adalah vitamin dan mineral.
Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, mikronutrien berperan besar dalam
produksi energi, sistem imun, pertumbuhan, keseimbangan cairan, dan masih
banyak lagi.

Urutan Pencernaan Pada Manusia

Berikut organ-organ yang menyusun sistem pencernaan manusia dan fungsinya.

1. Mulut

Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat terjadinya pencernaan


mekanik dan kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih
halus agar mudah dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ pelengkap, yaitu
lidah, gigi, dan kelenjar ludah.
Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil. Potongan kecil
makanan lalu dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain mendorong
makanan ke dalam faring dan melanjutkannya ke dalam kerongkongan
(esophagus).
Bagian luar lidah terdiri dari papilla, yakni tonjolan-tonjolan yang berfungsi
mencengkeram makanan dan mengenali rasa. Sementara itu, kelenjar ludah yang
terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah menghasilkan air liur ke dalam
mulut.
Air liur berperan penting untuk memecah makanan, melembapkannya, dan
membuatnya lebih mudah untuk ditelan. Air liur juga memecah karbohidrat
dengan salah satu enzim pencernaan terpenting bagi manusia, yaitu enzim
ptialin/amilase.
Gerakan lidah dan mulut mendorong makanan ke belakang tenggorokan.
Pada persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan, terdapat katup
bernama epiglotis yang mencegah makanan masuk ke dalam sistem pernapasan.

2. Kerongkongan (esofagus)

Esofagus (kerongkongan) adalah saluran yang menghubungkan mulut


dengan lambung. Saluran ini merupakan jalan bagi makanan yang telah dikunyah
dari mulut menuju proses pencernaan selanjutnya di dalam lambung.
Otot-otot kerongkongan memindahkan makanan dengan gerakan
peristaltik. Ini adalah kumpulan kontraksi dan relaksasi otot yang menimbulkan
gerakan seperti gelombang sehingga makanan terdorong masuk menuju lambung.
Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter, atau otot-otot berbentuk cincin.
Otot-otot ini memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian
menutupnya untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali ke
kerongkongan.
3. Lambung

Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua
kepalan tangan. Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut
bagian atas.
Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan manusia.
Fungsinya yakni menyimpan makanan dan cairan yang tertelan, mencampur
makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya, serta perlahan-lahan
mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.
Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung.
Sementara itu, zat gizi dari makanan harus menjalani proses penguraian dahulu.
Dinding otot lambung melakukan proses ini dengan mencampur dan mengocok
makanan bersama asam dan enzim.
Makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat
yang disebut kim. Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit
demi sedikit melalui otot-otot berbentuk cincin yang disebut sfingter pilorus.
Sfingter pilorus terletak pada perbatasan antara lambung bawah dan bagian
pertama usus halus yang disebut duodenum (usus dua belas jari). Sebagian besar
makanan baru meninggalkan perut hingga empat jam setelah makan.

4. Usus halus

Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10
meter. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari),
jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan tonjolan dan lipatan.
Fungsi lipatan usus halus adalah memaksimalkan pencernaan makanan dan
penyerapan zat gizi. Saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90 persen
zat gizi telah diserap untuk diedarkan oleh darah.
Berikut proses yang terjadi pada usus dalam sistem pencernaan manusia.
 Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil telah selesai di
sini. Kelenjar pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati
dan gula.
 Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu
memecah karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu,
yang disimpan di kantong empedu. Empedu membantu melarutkan lemak
sehingga dapat diserap oleh tubuh.
 Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam
dari usus kecil ditutupi oleh tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-tonjolan ini
meningkatkan luas permukaan usus halus secara besar-besaran sehingga
penyerapan zat gizi lebih maksimal.

5. Usus besar
Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang
berlipat-lipat. Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi
kiri bawah. Panjang usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian,
yaitu sekum, kolon, dan rektum.
Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini menyalurkan
hasil pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju usus besar.
Kolon adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke
rektum.
Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit
dari ampas makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk limbah padat yang
dapat dikeluarkan. Bakteri dalam usus besar membantu memecah bahan yang
tidak tercerna tersebut.

6. Rektum dan anus

Sisa isi usus besar yang telah menjadi feses kemudian disalurkan ke arah
rektum. Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi sebagai
tempat penampungan feses sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang
untuk mengeluarkan feses. Inilah yang membuat Anda merasa mulas dan ingin
buang air besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus.
Anus merupakan bagian paling akhir dari saluran pencernaan yang
berbatasan langsung dengan lingkungan luar. Fungsi anus tak lain adalah sebagai
tempat keluarnya feses. Otot-ototnya bisa berkontraksi di bawah kendali Anda
untuk mengatur pengeluaran feses.

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal harus mampu bekerja dengan baik supaya tubuh


dapat berfungsi dengan normal. Tidak hanya itu, sistem pencernaan yang sehat
juga akan membantu mempertahankan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Ini tentu adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa
makanan kebiasaan yang salah dapat menimbulkan masalah pada sistem
pencernaan. Guna mencegah gangguan pada proses pencernaan, Anda bisa
menerapkan berbagai tips berikut.

1. Makan banyak serat

Serat merupakan zat gizi yang wajib dipenuhi setiap hari. Memenuhi
kebutuhan serat harian sebanyak 25 gram setiap hari dapat membuat sistem
pencernaan Anda bekerja dengan lebih lancar.
Asupan serat yang cukup bisa menghindarkan Anda dari masalah
pencernaan seperti sembelit, divertikulosis, hemoroid (wasir), hingga sindrom
iritasi usus. Dengan makan lebih banyak serat, Anda juga dapat mempertahankan
berat badan yang sehat.
Sumber serat terbaik adalah sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan
biji-bijian. Pastikan bahan-bahan ini tak terlewatkan dari menu harian Anda, baik
dalam bentuk makanan utama maupun camilan.

2. Mengonsumsi probiotik

Probiotik merupakan bakteri baik yang mirip dengan bakteri alami dalam
sistem gastrointestinal. Keberadaan probiotik dalam usus dapat membantu tubuh
melawan bakteri jahat, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.
Dengan kata lain, mengonsumsi makanan probiotik dapat meningkatkan
kesehatan pencernaan Anda. Probiotik bisa Anda dapatkan dari makanan yang
difermentasi, misalnya tempe, yogurt, oncom, kimchi, dan masih banyak lagi.

3. Membatasi konsumsi lemak

Lemak adalah zat gizi yang bermanfaat, tapi proses pencernaan lemak
berlangsung lebih lama dibandingkan zat gizi lainnya. Makanan tinggi lemak
biasanya juga cepat memberikan rasa kenyang sehingga bisa membuat perut
terasa tak nyaman.
Oleh sebab itu, bijaklah dalam memilih asupan lemak dan sebaiknya batasi
konsumsi lemak harian Anda. Tidak masalah bila Anda menyukai makanan yang
digoreng, tapi selingi dengan makanan yang dipanggang, ditumis, direbus, atau
dikukus.

4. Minum banyak air

Minum banyak air dapat membantu sistem pencernaan manusia dalam


menjalankan fungsinya. Cairan dalam sistem pencernaan dapat membantu
memecah lemak dan serat larut air sehingga tubuh dapat mencernanya lebih
mudah.
Asupan cairan yang cukup, ditambah konsumsi serat, juga dapat
melancarkan buang air besar serta mencegah sembelit. Ini karena serat membuat
tekstur feses menjadi cukup padat, tapi air mengimbanginya dengan membuat
feses menjadi lunak.

5. Tidak tidur setelah makan

Tubuh dapat mencerna makanan dengan lancar dalam posisi yang tegak.
Berbaring, apalagi tidur setelah makan saat tubuh Anda sedang mencerna
makanan, justru dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan Anda.
Apabila Anda merasa mengantuk dan ingin tidur setelah makan, setidaknya
tunggulah selama 2 – 3 jam terlebih dahulu. Ini adalah waktu rata-rata yang
dibutuhkan sistem pencernaan untuk menguraikan makanan Anda.

6. Aktif bergerak
Tahukah Anda, kegiatan yang membuat tubuh aktif bergerak ternyata
membantu fungsi lambung, usus halus, dan usus besar. Inilah alasan mengapa
sistem pencernaan orang yang rutin berolahraga biasanya lebih lancar
dibandingkan orang yang lebih sering duduk.
Jadi, cobalah melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau jogging
setidaknya 30 menit dalam sehari. Kebiasaan ini tidak hanya dapat melancarkan
pergerakan makanan di dalam usus, tapi juga mengurangi risiko berbagai masalah
pencernaan.
Namun, jangan lupa perhatikan kapan Anda berolahraga. Jangan
berolahraga langsung setelah Anda makan karena dapat membuat perut begah
atau terasa tidak nyaman. Sebaliknya, mulailah berolahraga sebelum makan atau
satu jam sebelum makan.

7. Mengelola stres dengan baik

Hormon stres sangat memengaruhi fungsi tubuh, tidak terkecuali sistem


gastrointestinal. Anda mungkin tidak bisa sepenuhnya menghindari stres, tapi
Anda bisa mencari cara untuk mengelola stres dengan baik sehingga dampaknya
dapat terkontrol.
Coba lakukan berbagai kegiatan yang membuat Anda merasa bahagia.
Ketika stres menyerang, jauhkan diri Anda sejenak dari pemicu stres di sekitar
Anda. Terapkan teknik pernapasan atau relaksasi untuk menghalau perasaan
buruk yang muncul.
Sistem pencernaan manusia terdiri dari berbagai organ saluran pencernaan
dan organ pelengkap. Setiap komponen bekerja antara satu sama lain untuk
memecah makanan dan menguraikannya menjadi zat-zat gizi sebelum diedarkan
oleh darah.
Seperti sistem tubuh lainnya, sistem pencernaan Anda pun tidak luput dari
gangguan. Oleh sebab itu, selalu lakukan kebiasaan yang bermanfaat bagi
pencernaan Anda dan perbanyak mengonsumsi makanan yang membantu
menjaga kesehatannya.
Sistem Respirasi Manusia
Pada sistem respirasi pada manusia ini sama juga dengan halnya seperti sistem
pernapasan pada manusia yang merupakan proses bernapas yang dimulai dari
pengambilan oksigen yang disalurkan ke bagian dalam tubuh sampai pengeluaran
karbondioksida. Oksigen yang telah dihirup oleh manusia dari udara bebas yang
selanjutnya dibuang ke lingkungan yang berupa karbondioksida.

Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea)
dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap
benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.

Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk.
Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2


saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring
(posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran


pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,
dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan.

Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi
oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus.

Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang
terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah
yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap
air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh


darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus
bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika
dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai


silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada
bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus
kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa
kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau
mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak
bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

Mekanisme Pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan
luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan


udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di
luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.

Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.


Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

 Fase inspirasi

Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

 Fase ekspirasi

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada manusia

Pernapasan Perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan


aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai
berikut.

 Fase Inspirasi

Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya
rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.

 Fase Ekspirasi

Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi


semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih
besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Volume Udara Pernafasan

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc.
Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.

Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas
mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat
digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara
sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan
seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan
menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc
volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah
jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam
keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500
cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume =
1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini.

Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan

Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada


kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen


dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh
lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya,
seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan
membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24
jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan
volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat
konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya
konsentrasi hemoglobin darah berkurang.

Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna
darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh
senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang
berupa protein.
Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dan Pembuluh darah yang menyelubungi

Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan


menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :

Hb4 + O2 4 Hb O2

(oksihemoglobin)

Berwarna merah jernih

Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2),
perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen
ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2
dalam udara inspirasi.

Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan
tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan
lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang
hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara
difusi.

Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya
104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang
tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 –
40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan
mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm
hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung,
CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg.
Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen


pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat
mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya
ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian
kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung
menurut reaksi kimia berikut:

C02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3

Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH
darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.

Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai
berikut.

1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat


dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).

2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino


hemoglobin (23% dari seluruh CO2).

3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses
berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah
sebagai berikut.

CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3

Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala


asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan
karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa
dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

Gangguan Pada Respirasi

Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-


sel atau jaringan tubuh; disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam misalnya
terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau
Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.

Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat
sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut
shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan
mengeluarkan air dari saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan
tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama tertentu dan
menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.

Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh


kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid. Peradangan dapat terjadi
pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis, peradangan pada bronkus
disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis. Paru-paru juga dapat
mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis penyebab
penyakit TBC.
Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida
dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar
terhadap CO daripada O2 dan CO2. Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan
racun lain dapat pula menyebabkan terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin
dalam pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar
terhadap racun dibanding terhadap O2.

Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu
juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat. Penyakit
pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi
karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

Anda mungkin juga menyukai