Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI

Persepsi & Motivasi

KELOMPOK I

AQILLATUL HUSNA

NOR HOLIS

RAHMAD RAMADHANI

SUNDARI

YUNI NOR AHDA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN JARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-
Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.

Makalah psikologi ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau
mahasiswa yang bersangkutan.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu kami harapkan agar menjadi pedoman di
masa yang kan datang. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 5 Desember 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………….……………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…ii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………..………………1

1. Latar belakang…………………………………………………………………………....1
2. Rumusan masalah…………………………………………………………….......……...1

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………….…………………….……..2

1. PERSEPSI
a. Pengertian perseps…………………………………………………………………...2
b. Proses persepsi……………………………………………………………………….3
c. Macam-macam persepsi…………………………………………………………..…4
d. Jenis-jenis persepsi………………………………………………………………..…4
e. Elemen persepsi social…………………………………………………………..…..5
f. Gangguan persepsi……………………………………………….………………......6
2. MOTIVASI
a. Pengertian motivasi………………………………………………………………….7
b. Ciri-ciri motvasi…………………………………….………………………………..7
c. Teori motivasi……………………………………….…………………………….....7
d. Motivasi dalam keperawatan………………………….…………………………..…8
e. Indicator motivasi individu……………………………………………………..…...9

BAB III : PENUTUP…………………….………………………………………………….10


a. Kesimpulan…………………...………………………………………………………...10
b. Saran…………………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA……………………………….………………………………………11

ii
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, bukan saja perilaku
yang kelihatan, melainkan juga yang tidak kelihatan, yang sering dikenal dengan
ketidaksadaran
Ketidaksadaran lebih banyak dibicarakan dalam aliran psikoanalisa yang dipelopori
oleh Freud. Ketidaksadaran adalah kekuatan yang besar dalam diri kita. Kebanyakan
didalmnya adalah hal-hal yang tidsk kita inginkan, hal-hal yang kita benci, hal-hal
tidak mneyenangkan yang direpresi, dilupakan.
Ketidaksadran juga menyimpan suatu harta karun yang jika ditemukan dapat
mengantarkan manusia kepada pencerahan hidup ketika seseorang manusia semakin
mendekati self dan dapat menyeimbangkan conscious-unconscious. Untuk itu,
seorang manusia harus megenali dirinyya terlebih dahulu. Pemahaman tentang
kesadarn dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari
pemikiran Freud. Kunci untuk memahami perilaku dan problem keperibadian bermula
dari hal tersebut. Ketidaksadaran tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang
muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.

2. Rumusan masalah ?
1. Pesepsi
a. Apa pengertian persepsi ?
b. Bagaiaman proses persepsi ?
c. Apa saja amcam-macam persepsi ?
d. Apa saja jenis-jenis persepsi ?
e. Bagimana persepsi elemen social ?
f. Apa saja gangguan persepsi ?
2. Motivasi
1. Apa pengertian motivasi ?
2. Apa saja ciri-ciri motivasi ?
3. Apa saja teori motivasi ?
4. Bagaimana motivasi dalam keperawatan ?
5. Bagaimana indikator motivasi individu ?

1
BAB II PEMBAHASAN

1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi meurut para ahli :
1. Bimo Walgito menyatakan bahwa persepsi meruoakan proses yang terjadi dalam diri
individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai ramgsang itu disadari
dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan
keadaan disekitarnya.
2. Davidoff berpendapat bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian dan
penginterprestasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
3. Bower memberikan definisi yang hampir sama dengan kedua tokoh diatas bahwa
persepsi adalah interprestasi tentang apa yang di inderakan atau dirasakan individu.
4. Robbins berpendapat persepsi adalah suatu proses dimana individu
mengorganisasikan dan menfasirkan kesan-kesan indera mreka untuk meberikan
makna terhadap lingkungannya.
5. Thoha berpendapat persepsi pada hekaekatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya, baik
lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.
6. Kreitner & Kinichi berpendapat persepsi sebagai suatu kegiatan mental intelektual
untuk meninterprentasikan dan memahmi sekitar kita, akan pengakuan dari suatu
objek-objek yang merupakan salah satu fungsi dari salah satu proses.
7. Atkinson dan Hilgard berpendapat persepsi adalah proses seseorang menafsirkan dan
mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara pandang, persepsi
timbuyl karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang
sangat kompleks, stimulus yang mask keotak, kemudian diartiakan, ditafsirkan, serta
diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi.
8. Irwanto berpendapat persepsi merupakan suatu proses diterimanya suatu rangsangan
(objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai suatu rangsang
tersebut disadari atau dimengerti sehingga individu mempunyai pengertian tentang
lingkungannya.
9. Maramis berpendapat persepsi sebagai daya mengenal barang, kualitas atau
hubungan sertya perbedaan yang terdapat pada objek, melalui pproses mengamati,
mengetahui dan mengartikan setelah panca indera mendapat rangsang.
10. Sabri berpendapat persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia
mengendalikan ragsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat
inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali
milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.

2
11. Mar’at berpendapat persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang beraal
dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dan
lingkungannya.
12. Riggio berpendapat persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan,
pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
13. Salim dalam the Contemporary English Indonesia Dictionary, mengartikan kata
“perception” (persepsi) sebagai :1. Perasaan, 2. Daya tangkap.
14. Leavit menyebutkan persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan,
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah
pandangan atau pengartian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu.
15. Desiderato berpendapat persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.
16. Gibson berpendapat persepsi adalah proses pemberian arti terhadap ,ingkungan oleh
sesorang individu, oleh karena tiap-tiap orang memberi arti kepeda stimulus, maka
individu yang berbeda-berbeda akan melihat barang yang sama dengan cara yag
berbeda-beda.
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan
di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menterpretasi stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung (Matlin,
1989; Solso, 1988)
b. Proses Persepsi
Salah satu pandangan yang daunt secara luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah
ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan perantara rangsangan
diluar organisme dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap
rangsangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori rangsangan-rangsangan
(stimulus-respon/SR), persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang
menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses
psikologi lainnya adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.
Dari segi psikolohi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara
dia memandang. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama yaitu :
1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti
bagi seseorang. Interpertasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

3
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadiaan, dan
kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang utnuk
mengadakan pengkatagorian informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3. Interprestasi dan persepsi kemudian diterjamahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai reaksi ( Debdikbud, 1985) dalam suelaimana, 1987. Jadi proses persepsi
adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang
sampai.

Kita dapat menilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah
yang terlibat dalam prosesnya. Tahap-tahap ini tidaklah saling terpisah dalam
kenyatannya, ketiganya bersifat continue, bercampur baur, dan berumpang tindih satu
sama lain.
1. Terjadinya stimulasi alat indera (sensory stimulation)
Pada tahap pertama. Alat-alat indera distimulasi ( dirangsang ) : kita mendengarkan
alat music, kita melihat seorang yang sudah lama tidak kita jumpai, kita mencium
parfum orang yang berdekatan dengan kita, kita merasakan telapak tangan
berkeringat ketika kita berjabat tangan.
2. Stimulasi alat indera diatur
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip.
Alah satu prinsip yang sering digunkan adalah prinsip prokmitas (proxmility) atau
kemiripan : orang atau pesan secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan bersam-
sama, atau sebagai suatu kesatuan (unity)
3. Stimulasi alat indera ditafsirkan-dievaluasi
Langkah ketiga ii merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak
penerima. Penfasiran/evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar,
melainkan sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem
nillai, keyakinan tentang ya gs eharusnya, kedaan fisik dan emosi pada saat itu, dan
sebagainya yang ada pada kita.

c. Macam-macam persepsi
Ada dua macam persepsi yaitu :
1. Ekternal perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang
dari luar diri individu.
2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari
dalam diri individu. Dalam hal ini yang menajdikan objekl adalah dirinya sendiri.

d. Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

4
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk
mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indera yaitu mata. Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi
dan balita untuk memahami dunianya.
2. Persepsi auditori
Didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan
untuk mengenali suara.
3. Persepsi perabaan
Didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
epidermis,dermis, dan subkutis. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba,
kulit dilengkapoi dengan reseptor-reseptor khusus. Resepstor untuk rasa sakit
ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan ujungnya
berada didermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan
panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
4. Persepsi penciuman
Didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman atau olfaksi, adalah
penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor terspesialisasi
pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogy, sel sensor pada antena
invertebrate.
5. Persepsi pengecapan
Didapatkan dari indwra pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah
suatu ebntuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari lima indera tradisioal.
Indera ini merujuk pada kemampuan mendektesi rasa suat zat seperti makanan atau
racun. Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan
pada manusia di temukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitalium,
farinf dan efiglotis.

e. Elemen persepsi social


1. Brem & Kassin
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain
b. situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk
menilai sesuatu
c. behaviour, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai
proses persepsi, yakni :
persepsi social, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang
membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik
dan perhatian sekilas.
persepsi social, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang
lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person,
situasional, dan behaviour.

5
f. Gangguan persepsi (dispersepsi)
Dispersepsi adalah kesalahan atau gangguan persepsi
- Penyebab
Gangguan otak karena kerusakan otak, keracunan, obat halusinogenik, gangguan
jiwa, seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat
menimbulkan halusinasi ; dan pengaruh lingkungan sosio-budaya, sosio-budaya yang
berbeda menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya
yang berbeda
- Macam-macam gangguan persepsi
Menurut maramis (1999), terdapat 7 macam gangguan persepsi, yaitu : halusinasi,
ilusi, depersonalisasi,, derealisasi, gangguan somatosensorik pada reaksi konversi,
gangguan psikologik dan agnosia
a. Halusinasi atau maya
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsang apa pun pada panca
indera seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/ bangun dasarnya mungkin organic,
fungsional, psikotik ataupun histeric
Oleh karena itu, secara singkat halusinasi adaalh persepsi atau pengamatan palsu
Jenis-jenis halusinasi :
a. Halusinasi penglihatan (halusinasi optic)
 Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk : orang, binatang, barang, atau benda.
 Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk : sinar, kilatan, atau pola cahaya.
 Apa yang dilihat seolah-olah berwarna atau tidak berwarna.
b. Halusinasi auditif/halusinasi akustik, halusiansi yang seolah-olah mendengar suara
manusia, suara hewan, suara barang, suara mesin, suara music, dan suara kejadian
alami.
c. Halusinasi olfaktorik (halusinasi penciuman), halusinasi yang seolah-olah
mencium suatu bau tertentu.
d. Halusinasi gustatorik (halusinasi pengecap), halusinasi yang seolah-olah
mengecap suatu zat atau rasa tentang suatu yang dimakan.
e. Halusinasi taktil (halusinasi peraba), halusinasi yang seolah-olah mersa diraba-
raba, disentuh, dicolek-colek, ditiup, dirambati ulat, dan disinari.
f. Halusinasi kinestik (halusinasi gerak), halusinasi yang seolah-olah merasa
badannya bergerak disebuah ruang tertentu dan mersa anggota badannya bergerak
dengan sendirinya.
g. Halusinasi visceral, halusinasi alat tubuh bagian dalam yang seolah-olah ada
perasaan tertentu yang timbul ditubuh bagian dalam (misalnya, lambung seperti
ditusuk-tusuk jarum).

6
h. Halusinasi hipnagogk, persepsi sensorik bekerja yang salah yang terdapat pada
orang normal, terjadi sebelum tidur.
i. Halusinasi hipnopompik, persepsi sensorik bekerja yang salah pada orang normal,
terjadi tepat sebelum bangun tidur.
j. Halusinasi histerik, halusinasi yang timbul pada neurosis histerik karena konflik
emosional.

2. Motivasi
a. Pengertian motivasi
1. Mitchell
Proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan
terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu
2. Gray
Sejumlah proses yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu
3. Morgan
Motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari
motivasi. Ketiga hal tersebut adalah : keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah
laku yang didorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
Motivasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga seseorang dapat mencapai tujuannya.

b. Ciri-ciri motivasi
1. Motivasi adalah majemuk
Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi beberapa tujuan
yang berlangsung secara bersama-sama.
2. Motif dapat berubah-ubah
Motivasi sangat dinamis, dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan individu.
3. Motif berbeda-beda bagi individu
Beberapa motif tidak disadari oleh individu.

c. Teori motivasi
1. Teori Abraham H. Maslow (teori kebutuhan)
a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat

7
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual.
c. Kebutuhan akan kasih saying (love needs).
d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umunya tercermin dalam
berbagai symbol-simbol status.
Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang
untuk mengembangkan ptensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.

Kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi :


a. Psikologikal,
b. Mental,
c. Intelektual,
d. Spiritual,

Perlu ditekankan bahwa :


a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu
yang akan datang.
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suau
kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan
kebutuhan itu.
2. Teori Mc-Clelland (teori kebutuhan berprestasi)
Mc-Clelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan prestasi bahwa motivasi berbeda-bed, sesuai
dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray merumuskan kebutuhan
akan prestasi tersebut sebagai “keinginan melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan
yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia,
atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin.

d. Motivasi dalam keperawatan


Menurut Abraham C. dan Shanley F (1997) motibvasi perawat agar tetap bekerja
didepartemen kesehatan didasarkan pada hasil penelitian Barret (1988), yaitu :
1. Kepuasan dengan kerja mereka
2. Suasana kerja yang baik
3. Dukungan menajerial yang baik
4. Tersedianya pendidikan berkelanjutan
5. Pengemabangan profesionalisme

8
Menurut Abraham C dan Shanley F (1997), menyebutkan bahwa McDowell (1989)
dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja
dikeperawatan yaitu :
1. Kepuasan kerja
2. Pengembangan professional
3. Kondisi kerja yang baik
4. Tingkat pengkajian
Namun, Hinshaw, fkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat menemukan
faktor-faktor pendukung motivasi perawat, yaitu :
1. Pengurangan staf
2. Status professional
3. Kesenangan pada posisi yang dimiliki
4. Kemampuan memberikaan aspek yang berkualitas
5. Kekohensifitasan kelompok
6. Pengenalan terhadap keunikan perawat
7. Kesempatan pertumbuhan professional
8. Pengendalian praktik keperawatan

e. Indikator motivasi individu


1. Durasi kegiatan
2. Frekuensi kegiatan
3. Persistensi pada kegiatan
4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan
5. Pengorbanan untuk mencapai tujuan
6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakaukan
7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk yang di capai dari kegiatan yang dilakukan
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan

9
BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
Bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu
objek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan
objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut.
Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalah artikan.
Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salh satu
sumber kesalahan persepsi.
Motivasi adalah suatu kegiatan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga seseorang dapat mencapai tujuannya.
Misalnya, motivasi diri. Motivasi diri adalah kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri, tanpa memerlukan bantuan orang dengan menghilangkan faktor-faktor yang
melemahkan dorongan diri sendiri.

b. Saran
Menurut kami, masih banyak kekurangan dalam makalah kami ini, masih banyak hal-
hal yang perlu diperbaiki dalam makalah ini. Kami masih belajar dalam hal ini, kami
meminta saran dan kritik untuk makalah kami ini, agar kedepannya makalah kami
lebih bagus lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo, 2004, Psikolog Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC

Sunaryo, 2015, Psikolog Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC

11

Anda mungkin juga menyukai