Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN An.M DENGAN GASTROENTERITIS

DI RUANG NAKULA 4

RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO SEMARANG

Di Susun Oleh:

Miftakurrosyidin

1607027

PROGRAM STUDI NERS

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat
Suraatmaja.2009).
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.2008).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen
(Whaley & Wong’s,2008).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,2008 ).
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,2009).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley &
Wong’s,2010).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,2008 ).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus
halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan
kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh
bakteri,virus dan parasit yang patogen.

B. ETIOLOGI
Factor presipitasi:
a. Bakteri:Salmonella (Basil Gram negative), E.coli camplylobactes
b. Virus norvalk dan virus coxselckie
c. Parasit giardle lambia dan parasit crysptos poridium
d. Factor malabsorbsi: karbohidrat, lemak, protein
Factor predisposisi:
a. Factor makanan: basi, beracun,
b. Factor psikologis:rasa takut dan cemas
C. KLASIFIKASI
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu :
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
c. Kronik : berlangsung > 30 hari
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3. Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dehidrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
4. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a. Infektif
b. Non infeksif
5. Berdasarkan penyebab organik atau tidak
a. Organik adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik, hormonal,
atau toksikologik.
b. Fungsional merupakan bila tidak ditemukan penyebab organik.

D. DERAJAT DEHIDRASI
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

E. TANDA DAN GEJALA


1. Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-
kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-
4 hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
2. Kuman Escherichia Coli
Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.
3. Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan
berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare
akan berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot
kaki.
4. Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan,
suhu badan bervariasi, nadi cepat.
5. Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama
2-3 hari.
6. Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan
tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan
dehidrasi.
7. Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan
lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda
yang sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia,
mual dan muntah.

F. PATOFISIOLOGI
Diare dapat terjadi karena beberapa karena beberapa antara lain virus yang masuk
kedalam traktus digestivus bersama dengan makanan atau minuman kemudian
berkembang biak didalam usus .Setelah itu virus masuk kedalam epitel usus halus.Sel
epitel usus halus bagian apical akan diganti oleh sel bagian kripta yang belum
matang,berbentuk kutub atau gepeng akibatna sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi
untuk menyerap air dan makanan sebagai akiat lebih lanjut akan terjadi diare
osmotic.Vili usus kmudian akan memendek sehingga kemampuan menyerap dan
mencerna makanan akan berkurang pada saat ini biasanya diare akan muncul.
Adanya bakteri dimana akteri masuk dalam traktus digestivus kemudian akan
berkembang biak dalam traktus digestivus tersebut mengeluarkan toksin yang akan
merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas adenilsiklase atau enzim
guonil siklase.Sebagai akibat peningkatan enzim –enzim ini akan menyebabkan
peningkatan CAMP atau GMP yang mempunyai kemampuan merangsang
klorida,natrium dan air dan dalam sel ke lumen usus kedalam sel.hal ini menyebabkan
peningkatan tekanan osmotic di dalam lumen usus serta menghambat
absorbsi NaCL dan air dari lumen usus ke dalam sel.Hal ini menyebabkan eningkatan
tekanan osmotic di dalam lumen usus (hiperosmolar)kemudian akan terjadi
hiperperisaltik usus untuk mengelurkan cairan yang berlebih dari lumen usus halus ke
lumen usus besar(colon)dalam colon sendiri terjadi penurunan penyerapan colon maka
akan terjadi diare.
Diare juga dapat terjadi kerena keterbatasan kemampuan penyerapan usus besar
pada keadaan sakit,misalnya colitis atau terhadap penambahan ekskresi cairan pada
penyakit usus besar,misalnya ;virus,ulkus,tumor.
Gangguan osmotic dapat terjadi karena makanan yang tidak diserap atau
dicerna,misalnya;laktosa(dari susu)merupakan makan yang baik dalam bakteri dalam
usus besar.Laktosa ini difermentasikan oleh bakteri anaerob menjadi molekul lebih
kecil,missal:H ,CO ,H O,dan menyebabkan tekanan dalam lumen usus meningkat
Keadaan dalam lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan menyerap air di intra
seluler diikuti dengan peningkatan peristaltic usus,hiperperistaltik,sehingga terjadi diare.
Peningkatan motilitas usus bila terjadi karena adanya peristaltic yang merangsang
,misalnya;makanan yang erlalu pedas,sam,terlalu banyak lemak,atau dapat juga kerena
toxin dalam makanan yang akhirnya menyebabkan diare,dapat juga terjadi penurunan
peristaltic usus yang mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan karena hal ini terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit dalam rongga usus,menyebabkan isi berlebih dan
merangsang untuk keluar juga dapat menjadi diare.

G. PATHWAY
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
3) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
b. Pemeriksaan darah
1) pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
2) Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
c. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

I. KOMPLIKASI.
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

J. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a. Memberikan asi.
b. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral,
dan makanan yang bersih.
3. Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
4. Obat-obatan : Berikan antibiotik.
5. Koreksi asidosis metabolik.
PENGKAJIAN FOKUS

A. IDENTITAS KLIEN
Nama
Tempet/tanggal lahir
Usia
Agama
Suku
Status perkawinan
Pendidikan
Bahasa yang digunakan
Alamat
Dx medik
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
Alamat
Hubungan dengan klien
C. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita
Kebiasaan buruk
Penyakit keturunan
Alergi
Operasi
D. RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alasan masuk
Tindakan/terapi yang sudah diterima
Keluhan utama
E. PENGKAJIAN PERPOLA KESEHATAN
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Saat sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
2. Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatn seperti vitamin?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
3. Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Apakah mengejan saat BAB/BAK sehingga berpengaruh pada pernapasan?
Saat sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
4. Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktifvitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas (penkes, sebagian, tatal)?
Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak, batuk)?
5. Tidur dan istirahat
sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama, kualitas tidur (siang siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu, penyebab?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/malam) ?
Kebiasaan sebelum tidur?
6. Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu (kacamata)?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah merasa pusing?
7. Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
8. Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
BagaimanA hubungan dengan orang lain (teman, keluarga, perawat, n dokter)?
Apakah peran/pekerjaan terganggu, siapa yang menggantikan?
9. Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
10.Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
11.Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama
yang dianut?
Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut
pandang nilai dan kepercayaan?
F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan: bedrest, terpasang infus
Tampak sakit sedang: bedrest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
Kesadaran:
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif: compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporcoma, coma?
Tanda vital
T: hipertermi?
N: cepat, tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
RR: cepat, irama, jenis, frekuensi?
TD:?
SPO :?
Status nutrisi: BBN, BBI
Pemeriksaan sistemik
Kepala:
Rambut:kering, mudah rontok, ubun-ubun cekung?
Mata:konjungtiva anemis, pupil membesar, mata cekung?
Dahi: finger print?
Mulut:kebersihan,mukosa bibir kering,lidah kotor?
Leher:
Ada pembesaran kelenjar limfe/tiroid?
Abdomen:
Inspeksi:bentuk datar, cekung,cembung?
Asuskultasi: peristaltik usus?
Palpasi:ada nyeri tekan, periksa turgor kulit perut?
Perkusi : hipertimpani pada diare?
Ektremitas:
Sianosis ekstremitas dingin?
Cafilary refill?
Integumen:
Turgor kulit, bibir pecah-pecah?
Anus:
Bersih?
Kemerahan?
Iritasi?
Dada :
Inspeksi?
Palpasi?
Perkusi ?
Auskultasi?
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium darah: darah lengkap, PH darah?
2. Pemeriksaan tinja?
3. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renin atau parasit.?
4. Terapi yang didapat: nama oabat, dosis, waktu, rute, indikasi?
5. Balance cairan?
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1) Diare berhubungan dengan inflamasi, malabsorsi, proses infeksi, parasit
Intervensi:
1. Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2. Auskultasi bising usus
R/mengetahui frekuensi bising usus
3. Hitung BC
R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4. Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5. Kolaborasi/lanjutkan program labarotorium darah
R/mengetahui kandungan darah
6. Kolaborasi/lanjutkan program labarotorium tinja
R/mengetahui kandungan tinja
7. Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif
Intrvensi:
1.Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2.Anjurkan untuk banyak minum ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3.Hitung BC
R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4.Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi elektrolit; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
6.Kolaborasi/lanjutkan program therapi trasfusi
R/mempercepat pemulihan kesehatan klien
3) Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Intervensi:
1.Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2.Anjurkan untuk banyak minu ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3.Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4.Beri kompres hangat
R/vasodilatasi pembuluh darah
5.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antipiretik; nama,d osis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
6.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
4) Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
melalui rute normal(diare),
Intrvensi:
1.Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2.Anjurkan untuk banyak minum ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3.Hitung BC
R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4.Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi elektrolit; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
6.Kolaborasi/lanjutkan program therapi trasfusi
R/mempercepat pemulihan kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.
Doengoes, E Marilyn. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta; EGC.
Ngastiyah, 2009. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.
Nursalam Dr. et. Al. 2010 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta :
Salemba Medika.
Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta; EGC.
Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2011.
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC
utcher, Howard. dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC): Fifth Edition.
Miscourt: Mosby Elsevier.
Heardman, Heather. 2009. Nuring Diagnosis: Definition & Classification. United
Kingdom: Markono Print Media.
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan (Aplikasi Pada Praktek Klinis). Jakarta:
Salemba Medika.
Swanson, Elizabeth. dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Fourth
Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Williams & Wilkins. 2008. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta
Barat: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai