Anda di halaman 1dari 35

RESPONSI

ILMU BEDAH ORTHOPEDI


CLOSE FRACTURE 1/3 DISTAL HUMERUS DEXTRA
Pembimbing :
dr. Adi Suriyanto, Sp.OT
 
Penyusun :
Adeline Tampang Allo
2019.04.2.0012
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : Nn. A
◦ Umur : 15 tahun
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ Alamat : Ngelom Rolak Rt.03 Rw.04 Sepanjang
◦ Pekerjaan : Pelajar
◦ Agama : Islam
◦ Suku Bangsa : Jawa
◦ Tanggal MRS : 7Maret 2020
◦ Tanggal Pemeriksaan : 9 Maret 2020
ANAMNESA
Keluhan Utama
Nyeri pada siku kanan
 
Keluhan Tambahan
Nyeri cekot-cekot , pucat dan bengkak di siku dan juga di dapatkan lebam biru kecil di siku kanan.

 
Riwayat Penyakit Sekarang
◦ Pasien datang ke IGD RSAL dr. Ramelan Surabaya hari sabtu , 7 Maret 2020 pukul 24.00 dengan
keluhan nyeri pada siku kanan. Pasien merupakan rujukan dari RS Siti Khodijah Surabaya. Pasien
mengatakan pertama kali jatuh pada siang hari saat pasien hendak ke kamar mandi untuk BAK dan
saat terjatuh badan pasien tumpuk ke tangan kanan nya dan pasien juga mengatakan kalau tangan
nya saat terjatuh seperti masuk ke dalam dan saat terjatuh pasien masih kondisi sadar dan tidak
merasakan nyeri pada siku kanan.
◦ Pasien mengatakan nyeri cekot-cekot, pucat dan bengkak serta lebam biru kecil pada siku kanan
terasa pada saat malam hari dan di bawa ke RS Siti Khodijah Surabaya. Dari siang hingga malam
hari pasien mengatakan tangan nya tidak bisa di gerakkan dan diluruskan.
◦ Dari RS Siti Khodijah pasien dilakukan foto rontgen dan katakan patah pada siku kanan nya dan
pasien langsung dirujuk ke RSAL dr. Ramelan Surabaya . Tidak terdapat keluhan mual, muntah
dan nyeri kepala.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Asma (-)
Riwayat pernah dirawat karena DB
Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
Riwayat Alergi
Disangkal
Riwayat Penggunaan Obat
Disangkal
Riwayat Psikososial
Pasien seorang pelajar SMP dan tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan adiknya.
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
◦ Kesadaran/GCS : 456
◦ BB : 50 kg
◦ TB : 160 cm
◦ Status gizi :-
VITAL SIGN
◦ Tekanan Darah : 130/80 mmHg
◦ Suhu : 36,8 ⁰C Axillar
◦ Nadi: 78 bpm
◦ Respiratory Rate : 20 x/menit
◦ SpO2 : 100 %
STATUS GENERALIS
◦ Kepala Sistem Respirasi
Konjungtiva Palpebra: tampak anemis (-) Inspeksi : Normochest
Sklera : tidak tampak ikterus Palpasi : Gerak nafas simetris
Mukosa bibir sianosis: (-) Perkusi : Sonor/Sonor
Dyspnea : (-)
Auskultasi : Vesikuler / Vesikuler, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Reflek pupil : (+), isokor Ø ± 3 mm
◦ Abdomen
Gerak bola mata : simetris
Inspeksi : Flat (+), Distensi abdomen (-)
◦ Leher
Auskultasi : Bising usus dalam batas normal
Deviasi Trakea : (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar/lien/ginjal tidak teraba
Pembesaran KGB : (-)
Perkusi : Timpani (+) diseluruh permukaan abdomen
Pembesaran Kel.Thyroid: (-)
◦ Thorax : bentuk normal, simetris
◦ Ekstremitas

Sistem Kardiovaskukar Ekstremitas atas


Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak Kanan : AHKM (+), Edema (-)
Palpasi : Ictus kordis teraba pada MCL ICS V sinsitra Kiri : AHKM (+), Edema (-)
Perkusi : dalam batas normal Ekstremitas bawah
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular Kanan : AHKM (+), Edema (-)
Murmur (-), gallop (-) Kiri : AHKM (+), Edema (-)
STATUS LOKALIS REGIO HUMERUS DEXTRA

◦ Look : Tampak terbungkus dengan bidai, deformitas (+),


Edem (+), Bone Exposure (-) shortening (-), Hematom
(tidak di evaluasi), vulnus (tidak di evaluasi)
◦ Feel : Nyeri tekan (+), hangat (+), krepitasi (tidak di
evaluasi), pulsasi a. Radialis (+)dan tes sensibilitas (+)
◦ Move : Active ROM distal terbatas karena nyeri, false
movement (-)
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis : Susp. Close fraktur 1/3 Distal Humerus Dextra
DD : Fraktur Radius Distal Dextra
Dislokasi Hip Dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Pemeriksaan Radiologi (Foto Thorax)
Kesan : Cor dan Pulmo tidak tampak kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Pemeriksaan Radiologi
Kesan : Fracture 1/3 Distal Humerus Dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Hematologi • Kimia Darah
Parameter Result Unit Ref. ranges

WBC 8.44 10^3/µL 4.00 – 10.00


Glukosa Darah 107 mg/dL <120
Acak
Neu# 5.82 10^3/µL 2.00 – 7.00
Neu% 68.9 % 50.0 – 70.0 BUN 8 mg/dL 10-24
Lym# 1.95 10^3/µL 0.80 – 4.00
Kreatinin Darah 0.5 mg/dL 0.6-1.5
Lym% 23.1 % 20.0 – 40.0

Mon# 0.64 10^3/µL 0.12 – 1.20


Natrium 137 mmol/L 135-147
Mon% 7.6 % 3.0 – 12.0 SGOT 23 U/l 0-35
Eos# 0.02 10^3/µL 0.02 – 0.50
SGPT 9 U/i 0-37
Eos% 0.3 % 0.5 – 5.0

Bas# 0.01 10^3/µL 0.00 – 0.10 Albumin 3.94 Mg/dL 3.4-4.8


Bas% 0.1 % 0.0 – 1.0

• Faal Hemostasis
RBC 4.69 10^6/µL 3.50 – 5.50

HGB 11.4 g/dL 13.2 – 17.3

HCT 35.2 % 37.0 – 54.0

MCV 75.1 fL 80.0 – 100.0


PPT 13.68 Detik 11.00 – 15.00
MCH 24.2 pg 27.0 – 34.0
APTT 32.3 Detik 26.0 – 40.0
MCHC 32.3 g/dL 32.0 – 36.0

RDW_CV 15,8 % 11.0 – 16.0

RDW_SD 45.0 fL 35.0 – 56.0


PLT 431 10^3/uL 150 – 450

MPV 7.9 fL 6.5 – 12.0

PDW 15.2 fL 15.0 – 17.0

PCT 0.339 mL/L 0.108 – 0.282


RESUME
Wanita, 15 tahun datang dengan Keluhan Utama Nyeri pada siku kanan.
Pasien datang ke IGD RSAL dr. Ramelan Surabaya hari sabtu , 7 Maret 2020 pukul 24.00 dengan
keluhan nyeri pada siku kanan. Pasien merupakan rujukan dari RS Siti Khodijah Surabaya. Pasien
mengatakan pertama kali jatuh pada siang hari saat pasien hendak ke kamar mandi untuk BAK dan
saat terjatuh badan pasien tumpuk ke tangan kanan nya dan pasien juga mengatakan kalau tangan
nya saat terjatuh seperti masuk ke dalam dan saat terjatuh pasien masih kondisi sadar dan tidak
merasakan nyeri pada siku kanan.
Pasien mengatakan nyeri cekot-cekot, pucat dan bengkak serta lebam biru kecil pada siku kanan
terasa pada saat malam hari dan di bawa ke RS Siti Khodijah Surabaya. Dari siang hingga malam
hari pasien mengatakan tangan nya tidak bisa di gerakkan dan diluruskan.
Dari RS Siti Khodijah pasien dilakukan foto rontgen dan katakan patah pada siku kanan nya dan
pasien langsung dirujuk ke RSAL dr. Ramelan Surabaya . Tidak terdapat keluhan mual, muntah dan
nyeri kepala.
◦ Pemeriksaan Fisik
Vital Sign : Dalam Batas Normal
Status Generalis : Dalam Batas Normal
◦ Status Lokalis Regio Femur Dextra
Look : Tampak terbungkus dengan bidai , deformitas (+), Edem
(+), Bone Exposure (-) shortening (-), Hematom (tidak di evaluasi),
vulnus (tidak di evaluasi)
Feel : Nyeri tekan (+), hangat (+), krepitasi (tidak di evaluasi),
pulsasi a.radialis (+), dan tes sensibilitas (+)
Move : Active ROM distal terbatas karena nyeri, false movement (-)
◦ Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Kesan : Fracture 1/3 Distal Humerus Dextra Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Result Unit Ref. ranges

Eos% 0.3 % 0.5 – 5.0

HGB 11.4 g/dL 13.2 – 17.3

HCT 35.2 % 37.0 – 54.0

MCV 75.1 fL 80.0 – 100.0

MCH 24.2 pg 27.0 – 34.0


Assessment
◦ Close Fracture 1/3 Distal Humerus Dextra
PLANNING Planning Monitoring
Planning Diagnosa
- • Tanda Vital
Planning Terapi • Keluhan pasien
◦ Terapi Non Medikamentosa : • Status AVN pada regio humerus
Imobilisasi dengan menggunakan bidai (sudah dextra
dilakukan pada tanggal 7 Maret 2020 di IGD RSAL
dr.Ramelan Surabaya) • Menilai tanda komplikasi
◦ Terapi Medikamentosa : • Foto X-Ray post Operasi
Infus NaCl 0.9%
Inj. Ketorolac IV 3x30 mg
Inj. Cefazolin 1 g
◦ Terapi Operatif :
Operatif : Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
Planning Edukasi

◦ Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita, hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, rencana
pemeriksaan lanjutan dan tatalaksana yang akan diberikan.
◦ Menjelaskan tentang kondisi pasien
◦ Menjelaskan mengenai perlunya tindakan imobilisasi sebelum operasi
◦ Memberitahukan mengenai komplikasi yang dapat terjadi jika tidak mendapatkan penanganan segera
◦ Menjelaskan bahwa fraktur distal humerus pilihan terapinya adalah dengan operasi Open Reduction
Internal Fixation (ORIF)
◦ Menjelaskan bahwa operasi dilakukan dengan menggunakan anastesi
◦ Setelah operasi pasien diharuskan kontrol kembali ke poli orthopedi untuk melihat perkembangan
penyembuhan
◦ Menjelaskan mengenai fisioterapi dapat membantu dalam proses pemulihan
LAPORAN OPERASI ◦ Tindakan operasi: Open Reduction
Open Reduction Internal Fixation (10 Maret 2020) Internal Fixation
◦ Diagnosis pra bedah : Fracture of lower end of humerus , ◦ Komplikasi perdarahan : 200 cc
closed ◦ Advice : x foto elbow D lateral, Inj. Cefuroxim
◦ Diagnosis pasca bedah: Fracture of lower end of humerus , 2x270 mg, Inj. Ketorolac 3x30 mg, Inj. Ranitidin
closed 2x250 mg
◦ Pemeriksaan PA : Tidak
Jaringan yang di incisi ◦ Jenis operasi   : Khusus
◦ Persiapan : Informed consent, puasa ◦ Status Pasien : Hidup
antibiotik profilaksis ◦ Tanggal operasi : 10 Maret 2020
◦ Posisi pasien : left lateral decubitus ◦ Jam operasi   : 08.30
◦ Desinfeksi   : povidone iodine 10% ◦ Jam operasi selesai : 12.30
◦ Insisi : posterior approach ◦ Lama Anastesi : 05.00
◦ Temuan operasi: fraktur intercondyler humeri D
Follow Up
11 Maret 2020
S : Nyeri pada siku
O : KU : Baik
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36.8 ⁰C
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99 %
Status Generalis : dalam batas normal
Status Lokalis :
Look : Tampak terpasang bandage, deformitas (-), edem (-), Hematom (tidak dievaluasi), Vulnus (tidak dievaluasi), bone exposure (-)
Feel : Hangat (+), Nyeri tekan (+), AVN distal (dbn)
Movement : ROM Distal masih terbatas karena nyeri
Drain : 10 cc
A : Post OP ORIF Plating Distal Humerus Dextra – Hari ke 1
P : Inj. Cefuroxim 2x270 mg, Inj. Ketorolac 3x30 mg, Inj. Ranitidin 2x1
12 Maret 2020
S : pasien tidak bisa meluruskan jari tangan
O : KU : Baik
Tensi : 130/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36.5 ⁰C
RR : 20 x/menit
SpO2 : 98 %

Status Generalis : dalam batas normal


Status Lokalis :
Look : Tampak terpasang bandage, deformitas (-), edem (+), Hematom (tidak
dievaluasi), Vulnus (tidak dievaluasi), bone exposure (-)
Feel : Hangat (-), Nyeri tekan (-), AVN distal (dbn)
Movement : ROM Distal masih terbatas karena nyeri
Drain : 20 cc
A : Post OP ORIF Plating Distal Humerus Dextra – Hari ke 2
P : BESOK KRS
Inj. Cefuroxim 2x270 mg, Inj. Ketorolac 3x30 mg, Inj. Ranitidin 2x1
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
FRAKTUR

Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang.


Tidak hanya keretakan atau terpisahnya korteks, kejadian
fraktur lebih sering mengakibatkan kerusakan yang komplit
dan fragmen tulang terpisah
KALSIFIKASI FRAKTUR
KLASIFIKASI KLINIS KLASIFIKASI ETIOLOGIS
◦ Fraktur Tertutup (Simple Fraktur) ◦ Fraktur Traumatic
◦ Fraktur Terbuka (compound fraktur) ◦ Fraktur Patologis
◦ Fraktur dengan Komplikasi (Complicated ◦ Fraktur Stress
Fracture)
KLASIFIKASI RADIOLOGIS
Konfigurasi
◦ Fraktur Transversal
◦ Fraktur oblik
◦ Fraktur spiral
◦ Farktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen
◦ Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau
tendo misalnya fraktur epikondilus humeri, fraktur
trokanter mayor, fraktur patela
◦ Fraktur impaksi
◦ Fraktur segmental
Lokalisasi Menurut Hubungan antara
◦ Diafisial Fragmen dengan Fragmen
◦ Metafisial Lainnya
◦ Inta-artikular • Tidak bergeser (undisplaced)
• Bergeser (displaced)
Pemeriksaan Lokal
◦ Inspeksi (Look)
Bandingkan dengan bagian yang sehat (apakah Palpasi (Feel)
terdapat edem, deformitas, hematome, bone  Temperatur setempat yang meningkat
exposure, luka)
 Nyeri tekan
 Krepitasi
Pergerakan (Move)  Pemeriksaan vaskuler
Pergerakan dengan mengajak penderita untuk
 Refiling (pengisian)
menggerakan secara aktif dan pasif sendi proksimal
dan distal dari daerah yang mengalami trauma  Pengukuran tungkai
PRINSIP PENGOBATAN FRAKTUR:
Recognition,Prinsip pertama adalah mengetahui Retention; Imobilisasi Fraktur
dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis,
pemeriksaan klinik dan radiologis.

Reduction; reduksi fraktur apabila perlu.


Rehabilitation; mengembalikan aktifitas fungsional
Pada fraktur intra-artikular diperlukan reduksi anatomis semaksimal mungkin
dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal
dan mencegah komplikasi seperti kekakuan, deformitas
serta perubahan osteoartritis di kemudian hari.
Proteksi semata-mata ( tanpa reduksi dan imobilisasi)

Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi)

Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna,


Konservatif
mempergunakan gips.

Reduksi Tertutup dengan Fiksasi


Eksterna atau Fiksasi Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi
Perkutaneus dengan K-Wire

METODE Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi


PENGOBATAN
FRAKTUR TERTUTUP

Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna


Reduksi Terbuka dengan Fiksasi
Interna atau Fiksasi Eksterna
Tulang
Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Eksterna
Eksisi Fragmen Tulang dan
Penggantian dengan Protesis
Konservatif
Reduksi tertutup dengan
Proteksi semata-mata ( tanpa reduksi dan manipulasi dan imobilisasi
imobilisasi)
eksterna, mempergunakan gips.
Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan
imobilisasi
◦ Reduksi tertutup pada fraktur yang diikuti dengan traksi
berlanjut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
traksi kulit dan traksi tulang

◦ Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan


counter traksi
◦ Dengan mempergunakan alat – alat mekanik seperti
bidai Thomas, bidai Brown Bohler, bidai Thomas
dengan Pearson knee Flexion Attachment (Rasjad,
2015).
◦ Tindakan ini mempunyai dua tujuan utama yaitu
reduksi yang bertahap dan imobilisasi
Reduksi Tertutup dengan Fiksasi Eksterna atau Fiksasi Perkutaneus
dengan K-Wire

◦ Setelah dilakukan reduksi tertutup dengan


fraktur yang bersifat tidak stabil, maka reduksi
dapat dipertahankan dengan memasukkan K-
wire perkutaneus misalnya pada fraktur
suprakondiler humeri pada anak –anak atau
fraktur Colles.
◦ Teknik tertutup dan hanya membuat lubang
kecil. Teknik biasanya memerlukan bantuan
alat rontgen image intensifier (C-arm)
Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau Fiksasi
Eksterna Tulang
Komplikasi
◦ Neuropathy ◦ Mal-union
Neuropathy adalah kerusakan pada saraf yang Jika fragmen tidak sejajar, maka deformitas
dapat menyebabkan hilangnya kekuatan, mati pada struktur tulang setelah penyembuhan dapat
rasa, dan nyeri. terjadi.Ini disebut mal-union
◦ Infeksi Post-operasi
Tampak kemerahan, rasa nyeri, dan berair pada ◦ Non-union
situs operasi.Pasien juga bisa terkena demam.
Komplikasi serius dari fraktur dimana bagian
terfraktur gagal untuk memperbaiki jaringan
tulang.

Anda mungkin juga menyukai