PENDAHULUAN
Saat ini angka kejadian di USA untuk penyakit ini relatif, terutama
diantara orang-orang menunjukkan aktifitas yang menggunakan tangan
berulang-ulang, seperti pekerja pemasangan bagian-bagian mesin
tertentu dan sekretaris. Mortalitas tidak berhubungan dengan kondisi
penyakit ini.Beberapa morbiditas yang dilaporkan mungkin terjadi pada
pasien dengan riwayat nyeri progresif dimana berhubungan dengan
aktivitas yang memerlukan penggunaan tangan yang terkena.De
Quervain Syndrome lebih banyak diderita oleh orang dewasa dibanding
pada anak-anak (Ilyas et al, 2007).
Hingga saat ini belum ditemukan adanya korelasi yang nyata antara
insiden De Quervain Syndrome dengan sejumlah ras tertentu.Meskipun
penyakit seperti ini sering dijumpai pada pria dan wanita, tetapi De
Quervain Syndrome menunjukkan jumlah yang signifikan dimana lebih
1
banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.Beberapa sumber
bahkan memperlihatkan rasio yang sangat tinggi pada wanita
dibandingkan pada pria, yaitu 8:1. Menariknya, banyak wanita yang
menderita De Quervain Syndrome selama kehamilannya atau selama
periode postpartum.Pada dasarnya, keluhan tersebut dapat diatasi oleh
ilmu fisioterapi (Read at all, 2000).
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
3
Pergelangan tangan bagian dorsal yang terdiri dari otot-otot
ekstensor dibungkus oleh sebuah retinakulum ekstensor yang berjalan
melalui tulang-tulang karpal. Retinakulum ini terdiri dari jaringan fibrosa.
Bagian medial dari retinakulum ini melekat pada os pisiform dan os
hamate sementara bagian lateralnya melekat pada bagian distal dari os
radius.
4
2.2 De Quervain Syndrome
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi
5
Penyebab pasti De Quervain Syndrome belum diketahui, tetapi
inflamasi tendon yang terjadi berhubungan dengan gesekan yang
berlebihan / berkepanjangan antara tendon dan pembungkusnya, terjadi
misalnya pada wanita yang bekerja memeras kain. Trauma minor yang
berulang-ulang umumnya memberikan kontribusi terhadap
perkembangan De Quervain Syndrome. Aktivitas-aktivitas yang mungkin
menyebabkan trauma ulangan pada pergelangan tangan termasuk
pekerjaan , tugas-tugas sekretaris, olahraga golf, atau permainan
olahraga yang menggunakan raket.
2.2.4 Patofisiologi
6
yang sering merupakan keluhan utama pada penderita penyakit ini.
Pembungkus fibrosa dari tendon abduktor polisis longus dan ekstensor
polisis brevis menebal dan melewati puncak dari prosesus stiloideus
radius (Apley, 2008).
Ada beberapa tanda dan gejala klinis yang dapat kita amati dari penderita
De Quervain syndrome, antara lain:
7
2.2.6 Diagnosa
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
8
pergelangan tangan ditekuk dalam posisi ulnar deviasi, positif bila
terasa nyeri yang tajam pada pergelangan tangan
(Townsend,2012).
9
Kienbock disease yaitu osteonekrosis pada os lunate.
Degenerative arthritis pada sendi radioscaphoid, cervical
radiculopathy trauma segmen C5 atau C6.
Sindroma intersection dimana tenosynovitis terjadi pada tendon dari
kompartemen dorsal pertama ( tendon otot ekstensor polisis brevis
dan otot abduktor polisis longus) sampai ke tendon kompartemen
dorsal kedua (otot ekstensor carpi radialis longus dan otot ekstensor
karpi radialis brevis), dengan gejala nyeri dan inflamasi pada bagian
distal pada daerah dorsolateral dari lengan bawah. Nyeri pada
penyakit ini lebih kurang di daerah lateral dibandingkan pada De
Quervain Syndrome.
Sindroma Wartenberg, disebabkan oleh kompresi pada cabang
superfisial nervis radialis yang mempersarafi bagian dorsal ibu jari
dan sebagian jari telunjuk. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan
kronis pada saraf, aktivitas yang melakukan gerakan refetitif,
maupun trauma. Pasien dengan sindroma wartenberg mengeluh
rasa nyeri pada bagian dorsal radial tangan. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan Tinel’s sign yaitu dengan
mengetuk ringan diatas nervus radialis dan pasien akan merasakan
sensasi yang serupa dengan sengatan listrik ringan.
2.2.8 Penatalaksaan
10
Pemberian obat anti-inflamasi non-steroid sering diberikan
kepada penderita untuk mengurangi nyeri. Kadang juga diberikan
injeksi kortikosteroid untuk mengatasi inflamasi yang terjadi.
2. Rehabilitasi Medik
a. Fisioterapi : Dengan memberikan modalitas terapi berupa
terapi dingin pada fase akut dan dapat pula dimodifikasi
dengan stimulasi listrik TENS untuk mengurangi nyeri dan
terapi SWD ( Short Wave Diathermy) yang juga digunakan
untuk mengurangi nyeri serta mengurangi inflamasi yang
terjadi pada fase kronik.
b. Ortotik-Prostetik : Dengan memberikan splint untuk
mengistirahatkan ibu jari dan pergelangan tangan.
11
Opposition stretch : letakkan tangan anda di atas meja, angkat
pergelangan tangan. Kemudian ujung ibu jari menyentuh
ujung jari kelingking. Tahan posisi tersebut selama kurang
lebih 6 detik. Ulangi 10 kali.
Wrist stretch : dengan tangan yang lain, bantu tangan sisi lain
untuk menahan dalam posisi fleksi selama 15-30 detik.
Kemudian dengan cara yang sama, lakukan masing-masing 3
kali untuk tiap tangan. Sendi siku tetap dalam kondisi lurus.
Wrist flexion : genggam sebuah sabun dalam posisi tangan
supinasi. Lakukan gerakan fleksi pada sendi pergelangan
tangan secara perlahan. Lakukan 10 kali. Beban dapat secara
perlahan ditingkatkan.
3. Edukasi
12
Sebaiknya, pergelangan tangan diistirahatkan untuk
sementara waktu dan penderita menghindari kegiatan
seperti mencuci, menulis, dll yang dapat memperberat kerja
otot pergelangan tangan.
Penderita diedukasikan untuk sering melakukan kompres
dingin pada bagian pergelangan tangan di rumahnya.
4. Intervensi bedah diperlukan jika terapi konservatif tidak efektif
lagi terutama pada kasus-kasus lanjut dimana telah terjadi
perlengketan pada tendon sheath.
2.2.9 Komplikasi
Rasa nyeri pada ibu jari sebagai akibat dari peradangan m.abductor
pollicis longus dan m.extensor pollicis brevis dapat menimbulkan
komplikasi berupa kelemahan otot, rupture otot serta disuse atrofi
2.2.10 Prognosis
Prognosis penyakit ini umumnya baik. Pasa kasus-kasus dini,
biasanya berespon dengan baik pada terapi konservatif. Sedangkan
pada kasus-kasus lanjut dan tidak memberikan respon yang baik
dengan terapi konservatif, dilakukan tindakan bedah untuk
dekompresi pada kompartemen dorsal pertama dari pergelangan
tangan. Umumnya berlangsung dengan baik, morbiditas dapat
terjadi jika terjadi komplikasi pasca operasi misalnya adhesi tendo
atau subluksasi volar tendon.
2.2.11 Preventif
Pasien dengan De Quervain Syndrome perlu untuk menghindari
aktivitas-aktivitas repetatif dari pergelangan tangan atau dari ibu jari
hingga pengobatan yang adekuat tercapai.
13
BAB 3
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15