PENDAHULUAN
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Filum/diviso : Proteobacteria
Bangsa/ordo : Enterobacteriales
Suku/family : Enterobacteriaceae
Marga/genus : Escherichia
2.2.2 Morfologi
Sumber : http://awesomealexs.wikispaces.com/Cells
Gambar 2.2
Escherichia coli adalah bagian flora normal saluran usus, Escherichia coli
bertahun-tahun dicurigai sebagai penyebab diare sedang sampai gawat yang
kadang-kadang timbul pada manusia dan hewan, berbagai jalur Escherichia coli
mungkin menyebabkan diare dengan salah satu dari dua mekanisme :
Selain mekanisme Escherichia coli yang mungkin menyebabkan diare ada juga
patogenitas Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare yaitu :
2.4.1 Kedelai
Secara fisik setiap kedelai berbeda dalam hal warna, ukuran dan
komposisi kimianya. Perbedaan secara fisik dan kimia tersebut dipengaruhi
oleh varietas dan kondisi dimana kedelai tersebut dibudidayakan. Biji kedelai
tersusun atas tiga komponen utama, yaitu kulit biji, daging (kotiledon), dan
hipokotil dengan perbandingan 8:90:2. Sedangkan komposisi kimia kedelai
adalah 40,5% protein, 20,5% lemak, 22,2% karbohidrat, 4,3% serat kasar,
4,5% abu, dan 6,6% air (Dwinaningsih, 2010).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoceae
Genus : Glycine
2.4.2 Tahu
Tahu berasal dari negeri Cina. Asal katanya adalah Tao-hu, Teu-hu
atau Tokwa. Kata Tao atau Teu berarti kacang, sedangkan Hu atau Kwa
artinya rusak, lumat, hancur, menjadi bubur. Kedua kata tersebut apabila
digabungkan akan memberikan pengertian makanan yang terbuat dari
kacang kedelai yang dilumatkan, dihancurkan menjadi bubur (Kastyanto,
1994).
Komposisi Jumlah
Energi (Kal) 68
Protein (g) 7,8
Lemak (g) 4,6
Karbohidrat (g) 1,6
Kalsium (mg) 124
Fosfor (mg) 63
Besi (mg) 0,8
Vitamin A (RE) 0
Vitamin C (mg) 0,006
Vitamin B (mg) 0
Air (g) 84,8
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat mutu tahu yang baik
adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
No
Jenis Uji Satuan Persyaratan
.
Normal
Keadaan : -Bau Normal
1 -Rasa -Warna ---- Putih normal atau kuning normal
-Penampakan Normal tidak berlendir dan
berjamur
2 Abu % (b) Maks. 1,0
3 Protein % (b) Min. 9,0
4 Lemak % (b) Min. 0,5
5 Serat kasar % (b) Maks. 0,1
Sesuai SNI 01-0222-M dan
Bahan tambahan
6 % (b) Permenkes No.
makanan
722/Menkes/Per/IX/1988
Cemaran Logam :
-Timbal (Pb)
maks. 2,0
Tembaga (Cu) mg/kg mg/kg mg/kg
7 maks. 30,0 maks. 40,0 maks.
mg/kg mg/kg
40,0 / 25,0 maks. 0,03
Seng (Zn) Timah (Sn)
Raksa (Hg)
Cemaran mikroba :
Angka paling
9 memungkinkan/gram Maks. 10 Negatif
-Escheria coli
(APM/g) APM/25g
Salmonella
Tahu memberi sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan gizi yang sangat
penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, dan zat gizi lainnya. Tahu
adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui
proses pengolahan kedelai (Glycine sp.) dengan cara pengendapan
proteinnya, dengan atau tanpa tambahan bahan lain yang diijinkan (SNI,
1998). Sedangkan menurut Shurtleff dan Aoyagi (1979), tahu adalah
gumpalan protein dari susu kedelai sesudah dipisahkan dari air tahu (whey)
dengan cara pengepresan.
Komposisi kimiawi kedelai kering per 100 g biji dapat di lihat pada tabel di
bawah ini:
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa kandungan protein dan lemak
kedelai menurut Sutomo (2008) lebih tinggi daripada menurut Koswara
(1992), hal ini dikarenakan pada data sutomo (2008) hasil tersebut tanpa
menggunakan kadar air, airnya dianggap sudah tidak ada, maka hasilnya
akan lebih besar. Kandungan karbohidrat menurut Koswara (1992) lebih
besar daripada menurut Sutomo (2008), hal ini dikarenakan pada Koswara
(1992), perhitungan yang digunakan menggunakan berat basah dan pada
Sutomo (2008), menggunakan berat kering.
Protein 8.3
Lemak 5.4
Karbohidrat -
Abu 0.8
Air adalah bahan pembantu yang selalu terlibat pada setiap tahap
proses pembuatan tahu, sehingga apabila sanitasinya kurang baik, maka air
dapat berperan sebagai sumber kontaminasi oleh bakteri patogen yang
berbahaya bagi konsumen. Beberapa spesies bakteri yang umumnya
terdapat di dalam air adalah Pseudomonas, Chromobacterium, Proteus,
Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, dan jenis enterokokus diantaranya
Enterobakter dan Escherichia (Frazier dan Westhoff, 1978). ). Untuk
menghindari pencemaran tersebut tahu perlu dikemas atau dibungkus untuk
melindungi tahu tersebut.
BAB 3
Kontaminasi Tahu
Pilihan pengemasan
produk
Perbedaan pertumbuhan
: yang diteliti
: yang tidak diteliti
H1 : Ada perbedaan jumlah Salmonella sp. dan Escherichia coli pada tahu
yang di bungkus dan tidak di bungkus.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Pemeriksaan Laboratorium
Kesimpulan
2. Cawan petri
4. Erlenmeyer
5. Tabung reaksi
7. Bunsen
8. Yellow tip
9. Mikropipet
11. Spread
12. Autoclave
2. Aquades
3. Pembakar spiritus
4. Korek api
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Mutu dan cara Uji Tahu, SII 0270-80, Depatemen Perindustrian RI,
Jakarta 1990.
Shurtleff, W.,Aoyagi, Tofu and Soymilk Production, The Book of Tofu, New
Age Food Study Center, La Vayette, , Vol. 2, p5. 1984
Qian Jia, Meixu Gao, Shurong Li, Zhidong Wang. (2013). Effects of gamma
and electron beam irradiation on the microbial quality of steamed tofu rolls.
Maryland: Springer.
Adam M, dan Montarjemi,Y. 2004. Dasar- dasar Keamanan Makanan untuk
Petugas Kesehatan, EGC, Jakarta,
Shurtleff, W. dan A. Aoyagi. 1979. Tofu and Soy Milk Production dalam The
Book of Tofu Vol. II. Acraft and Technical Manual. New Age Food Study
Centre Lafayette, CA.
SII. 1990. Mutu dan Cara Uji Tahu. SII 0270-90. Departemen Perindustrian
RI, Jakarta.