Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Jumlah Koloni Bakteri Salmonella Sp Pada Tahu Yang Sudah


Dibungkus Dan Belum Dibungkus Dari Pedagang Kaki Lima di
Salah Satu Pasar Tradisional di Surabaya

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium mikrobiologi Fakultas


Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya pada bulan Mei 2018.
Penelitian menggunakan seluruh populasi tahu dari pedagang di salah
satu pasar tradisional di Surabaya yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Kelompok jumlah bakteri Salmonella Sp pada tahu yang
belum dibungkus
2. Kelompok jumlah bakteri Salmonella Sp pada tahu yang
sudah dibungkus
Penelitian ini menggunakan media Brilliance Salmonella Agar Base
sebagai Media selektif untuk isolasi dan identifikasi presumtif Salmonella
sp. dari sampel makanan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Jumlah Koloni Bakteri Salmonella Sp Pada Tahu Yang
Sudah Dibungkus Dan Belum Dibungkus Dari Pedagang Kaki
Lima di Salah Satu Pasar Tradisional di Surabaya

Salmonella sp.
No
Belum dibungkus Dibungkus plastik
1 129 17
2 112 401
3 14 375
4 6 382
5 298 126
Mean 111,8 260,2
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2018
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa bakteri Salmonella sp. terbanyak
ada pada tahu yang dibungkus dengan plastik yaitu rata-rata sebesar
260,2 dan untuk jumlah bakteri Salmonella sp. pada tahu yang belum
dibungkus sebanyak 111,8.
Hasil lebih jelas dapat dilihat pada diagram batang rerata jumlah
koloni bakteri Salmonella Sp pada tahu yang sudah dibungkus dan
belum dibungkus dari pedagang kaki lima di salah satu pasar tradisional
di Surabaya pada Gambar 5.1

Salmonella sp.

300
260.2
250

200
Salmonella sp.
150 111.8
100

50

0
Tidak dibungkus
Dibungkus plastik

Gambar 5.1 Jumlah Koloni Bakteri Salmonella Sp Pada Tahu Yang


Sudah Dibungkus Dan Belum Dibungkus Dari Pedagang Kaki
Lima di Salah Satu Pasar Tradisional di Surabaya

Selain Bakteri Salmonella sp. ada bakteri lain yang tumbuh pada tahu
yang sudah dibungkus dan belum dibungkus di salah satu pasar
tradisional di Surabaya, yaitu bakteri K. pneumoniae dan bakteri C.
freundii. Jumlah bakteri dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.2 Jumlah Bakteri Lain Pada Tahu Yang Sudah Dibungkus
Dan Belum Dibungkus Dari Pedagang Kaki Lima di Salah Satu Pasar
Tradisional di Surabaya

EMB (K. pneumoniae) SS Brill (C. freundii)


No. Tidak Dibungku Tidak Dibungkus
dibungkus s plastik dibungkus plastik
1 59 75 85 8
2 34 337 52 58
3 59 171 14 305
4 66 90 13 120
5 69 90 210 76
Mean 67,4 152,6 74,8 113,4
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2018

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa ada dua (2) bakteri lain yang
tumbuh pada tahu yang sudah dibungkus dan belum dibungkus di salah
satu pasar tradisional di Surabaya selain bakteri Salmonella sp. Namun
bakteri ini tidak akan dibahas lebih lanjut karena penelitian ini hanya
memfokuskan pada pertumbuhan bakteri Salmonella sp.

5.2 Hasil Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan parameter Saphiro
Wilk Karena besar sampel kurang dari 50 (n < 50). Hasil uji normalitas
masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas Jumlah Koloni Bakteri Salmonella Sp
Pada Tahu Yang Sudah Dibungkus Dan Belum Dibungkus Dari
Pedagang Kaki Lima di Salah Satu Pasar Tradisional di
Surabaya
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Salmonella Tidak dibungkus .242 5 .200* .883 5 .323

Dibungkus plastik .342 5 .057 .804 5 .087

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


Sumber: Data Penelitian Diolah, 2018

Berdasarkan hasil analisis yang terdapat pada tabel 5.3, hasil


signifikansi masing-masing kelompok yang meliputi kelompok bakteri
Salmonella sp. pada tahu yang tidak dibungkus (p=0,323) dan kelompok
bakteri Salmonella sp. pada tahu yang dibungkus plastik (p=0,087)
menunjukkan distribusi data berdistribusi normal. Maka pengujian ada
tidaknya perbedaan menggunakan uji Independent sample t test.

5.3 Hasil Uji Beda Menggunakan Uji Independent Sample t Test

Uji Independent sample t test adalah uji parametrik yang digunakan


untuk membandingkan apakah terdapat perpedaan jumlah koloni bakteri
Salmonella Sp pada tahu yang sudah dibungkus dan belum dibungkus
dari pedagang kaki lima di salah satu pasar tradisional di Surabaya. Hasil
dari uji dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Hasil Uji Jumlah Koloni Bakteri Salmonella Sp Pada Tahu
Yang Sudah Dibungkus Dan Belum Dibungkus Dari Pedagang
Kaki Lima di Salah Satu Pasar Tradisional di Surabaya

t hitung p-value Keterangan


-1,561 0,157 Tidak ada perbedaan
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2018

Dari Tabel 5.4 menunjukkan signifikansi p-value = 0,157 yaitu > α


(0.05) maka tidak terdapat perbedaan bakteri Salmonella Sp pada tahu
yang sudah dibungkus dan belum dibungkus dari pedagang kaki lima di
salah satu pasar tradisional di Surabaya.
BAB VI
PEMBAHASAN

Pencemaran makanan oleh mikroba dapat terjadi pada bahan


makanan saat masih berupa bahan baku, pencemaran pada saat proses
pembuatan dan pencemaran selama proses pengolahan dan
penyimpanan. Mikroba sebagai kontaminan makanan tersebut antara lain
berasal dari tanah, air dan udara juga berasal dari peralatan dan sarana
yang digunakan dalam proses pengolahan makanan tersebut, dalam
batas tertentu kandungan mikroba pada makanan tidak banyak
berpengaruh terhadap ketahanan makanan tersebut, tetapi apabila kondisi
lingkungan memungkinkan mikroba akan tumbuh dan bertambah
jumlahnya sehingga bahan makanan tersebut menjadi rusak (nirwanto
dan Abbas, 2001).
Tahu yang mengandung kurang lebih 75% air disamping protein,
karbohidrat dan lemak. Produk ini mudah sekali rusak sehingga
merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen
yang menyebabkan tahu tersebut cepat basi dan berbau busuk (Limbong,
2003).
Tujuan pembungkusan tahu dengan menggunakan plastik adalah
agar tahu tidak tercemar, selama ini tahu tidak pernah dibungkus. Banyak
diantara para pengrajin tahu yang belum mengerti akan kebersihan
lingkungan sehingga dapat menyebabkan berkurangnya mutu dari tahu
yang dihasilkan, diantaranya adalah terkontaminasi oleh bakteri, senyawa-
senyawa kimia dan logam, seperti logam Zn dan Fe, dalam jumlah
melebihi batas yang ditetapkan dapat menyebabkan keracunan. Senyawa
logam Zn dan Fe ini kemungkinan berasal dari peralatan yang digunakan
dalam proses produksi tahu, seperti loyang atau panci besar yang terbuat
dari campuran seng, kuningan dan aluminium. Kemungkinan kontaminasi
juga terjadi pada saat proses distribusi dari industri tahu ke pasar dan saat
diperjualbelikan. Tahu dimungkinkan mengalami pengotoran oleh logam
yang berasal dari penanganan yang tidak higienis, seperti wadah tahu,
tempat untuk pemajangan tahu, tidak adanya penutup yang digunakan
pada saat diperjualbelikan sehingga partikel-partikel logam dari material
kendaraan bermotor yang sudah tidak layak pakai tetapi masih tetap
beroperasi dapat mencemari tahu yang dijual di tepi jalan (Polizzi et al.,
2007).
Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan bakteri
Salmonella Sp pada tahu yang sudah dibungkus dan belum dibungkus
dari pedagang kaki lima di salah satu pasar tradisional di Surabaya ,
terbukti dengan signifikansi p-value = 0,157 yaitu > α (0.05). Namun dari
nilai rata-rata dapat diketahui bahwa bakteri Salmonella sp. terbanyak ada
pada tahu yang dibungkus dengan plastik yaitu rata-rata sebesar 260,2
dan untuk jumlah bakteri Salmonella sp. pada tahu yang belum dibungkus
sebanyak 111,8.
Bakteri Salmonella Sp. merupakan salah satu genus dari
entrobacteriaceae yang dapat mencemari makanan dapat
berkembangbiak secara cepat karena keadaan lingkungan yang panas
dan lembab menstimulir pertumbuhannya (Imam dan Sukamto, 1999).
Bakteri Salmonella Sp. merupakan salah satu mikroba yang
mengganggu sistem pencernaan, dengan toksin yang dihasilkan adalah
enterotoksin. Gejala yang biasanya timbul 10-24 jam setelah
mengkonsumsi makanan yang tercemar. Gejala yang timbul akibat infeksi
makanan ini berupa mual, muntah, sakit perut mendadak disertai diare
(Nurwantoro, 1997).
Tidak ada perbedaan ini lebih disebabkan karena cemaran
Salmonella Sp pada tahu yang sudah dibungkus dan belum dibungkus
dari pedagang kaki lima di salah satu pasar tradisional di Surabaya
terjadi sebelum tahu tersebut dikemas dalam bungkus plastik.
Hal ini lebih disebabkan karena tingginya cemaran bakteri
Salmonella sp. disebabkan oleh proses pengolahan yang kurang tepat.
Selain itu salah satu sumber kontaminasi atau perantara antara bakteri
dengan produk adalah pekerja. Kontaminasi terjadi ketika sebelum atau
selama pengolahan dan setelah pengolahan. Pekerja dari produsen
kurang memperhatikan santasi, seperti hanya mencuci tangan dan kaki
dengan air tanpa sabun. Selain itu, pekerja sering kali tidak memakai
pakaian lengkap dan tidak menggunakan alas kaki. Ada pula pekerja yang
bekerja sambil merokok. Menurut Cahyaningsih dkk., 2009, terdapat
signifikansi jumlah angka kuman makanan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun. Untuk mencegah kontaminasi, pekerja seharusnya
tidak merokok dan makan ketika bekerja, wajib mencuci tangan dengan
sabun sebelum bekerja dan setelah keluar dari toilet, memakai pakaian
kerja dan pelindung yang sesuai, dan memakai pakaian kerja bersih yang
tidak dipakai di luar tempat bekerja (Ismail, 2012).
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan bakteri
Salmonella Sp pada tahu yang sudah dibungkus dan belum
dibungkus dari pedagang kaki lima di salah satu pasar tradisional di
Surabaya, terbukti dengan signifikansi p-value = 0,157 yaitu > α
(0.05).
2. Nilai rata-rata dapat diketahui bahwa bakteri Salmonella sp. terbanyak
ada pada tahu yang dibungkus dengan plastik yaitu rata-rata sebesar
260,2 dan untuk jumlah bakteri Salmonella sp. pada tahu yang belum
dibungkus sebanyak 111,8.

B. Saran
1. Dapat dilakukan penelitian yang sama terhadap tahu putih, dengan
mengidentifikasi bakteri lain seperti, K. pneumoniae dan bakteri C.
freundii dan lain-lan.
2. Bagi produsen tahu, fiharapkan untuk memperhatikan hygiene pekerja
yang membuat serta peralatan yang digunakan dalam membuat tahu
putih.

Anda mungkin juga menyukai