Anda di halaman 1dari 46

Cardiotocography (CTG)

Regina Veriska Ayedia


Zahara Bunga Hadikusuma
PRESEPTOR :
Dr. dr. H. Defrin, Sp.OG(K)
Pemantauan Kesejahteraan Janin

• Dikerjakan dengan cara-cara yang tidak langsung, seperti palpasi


abdomen, pengukuran tinggi fundus, maupun penilaian gejala
KONVENSIONAL atau tanda fisik ibu (hipertensi, perdarahan pervaginam dsb)
• Cara seperti itu seringkali tidak untuk memprediksi kesejahteraan
janin
• Penilaian profil biofisik janin merupakan salah satu cara yang
MODERN efektif untuk mendeteksi adanya asfiksia janin lebih dini
• Ultrasonografi (USG) dan kardiotokografi (CTG).
Kardiotokografi

• Alat elektronik untuk pemantauan kesejahteraan janin


• 3 bagian besar kondisi yang dipantau yaitu:
• denyut jantung janin (DJJ),
• kontraksi rahim, Korelasi diantara ketiga parameter ini

• gerak janin
Mekanisme Pengaturan DJJ
• Sistem saraf simpatis => frek DJJ meningkat
• Sistem saraf parasimpatis => Frek DJJ menurun
• Baroreseptor => frek DJJ menurun
• Kemoreseptor
• SSP => janin tidur => DJJ menurun
• Sistem Hormonal => stress (hipoksia) => medulla adrenal keluarkan E &
NE => takikardia
INDIKASI
IBU JANIN

• Pre-eklampsia-eklampsia • Pertumbuhan janin terhambat (PJT)


• Ketuban pecah • Gerakan janin berkurang
• Diabetes melitus • Suspek lilitan tali pusat
• Kehamilan≥ 40 minggu • Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
• Asthma bronkhiale • Hidrops fetalis
• Inkompatibilitas Rhesus atau ABO • Kelainan presentasi, termasuk pasca versi
• Infeksi TORCH luar.
• Bekas SC • Mekoneum dalam cairan ketuban
• Induksi atau akselerasi persalinan • Riwayat lahir mati
• Persalinan Preterm • Kehamilan ganda, dll
• Hipotensi
• Perdarahan antepartum
• Ibu berusia lanjut
Syarat Pemeriksaan CTG
• Usia kehamilan≥ 28 minggu.
• Ada persetujuan tindakan medik dari pasien (secara lisan).
• Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ)
diketahui.
• Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada
komputer (pada CTG terkomputerisasi) sesuai buku
petunjuk dari pabrik
Karakteristik Gambaran DJJ
Denyut Perubahan
jantung periodik /
janin episodik perubahan djj yang
dasar DJJ. terjadi akibat
kontraksi uterus (PP)
Frekuensi dasar perubahan DJJ yang
bukan disebabkan
Variabilitas DJJ oleh kontraksi uterus
(mis: gerakan janin
dan refleks tali pusat).
(PE)
Frekuensi dasar DJJ
• Frekuensi rata-rata DJJ yang terlihat selama periode 10 menit, tanpa disertai :
• periode variabilitas DJJ yang berlebihan (lebih dari 25 dpm)
• perubahan periodik atau episodik DJJ
• Normal, frekuensi dasar DJJ : 120 – 160 dpm
Takikardia Bradikardia
• Preterm < 30 minggu.
• Infeksi ibu/ janin (khorioamnionitis).
• Kehamilan postterm.
• Anemia janin. • Hipotermia.
• Ibu gelisah. • Janin dalam posisi oksiput posterior
• Kontraksi uterus yang terlampau sering atau oksiput melintang.
(takhisistolik).
• Ibu hipertiroid. • Obat (propranolol, analgetika
• Obat (atropin, skopolamin, ritrodrin, isoxsuprin, golongan –kain).
dsb). • Bradiaritmia janin.
• Takiaritmia janin (biasanya di atas 200 dpm)
Variabilitas DJJ
• Gambaran osilasi ireguler yang terlihat pada rekaman DJJ
• Diduga akibat:
• Interaksi dr simpatis(kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator).
• Perantaraan nervus vagus.
• Penilaian variabilitas DJJ : mengukur besarnya amplitudo dari variabilitas
• Variabilitas normal : amplitudo berkisar antara 5 – 25 dpm.
• Variabilitas berkurang : amplitudo 2 – 5 dpm.
• Variabilitas menghilang : amplitudo kurang dari 2 dpm.
• Variabilitas berlebih(saltatory): amplitudo lebih dari 25 dpm.
Keadaan bukan hipoksia yang dapat
menyebabkan variabilitas DJJ berkurang
1.Janin tidur (suatu keadaan fisiologis dimana aktivitas otak berkurang).
2.Janin anensefalus (korteks serebri tidak terbentuk).
3.Janin preterm (sistem persarafan belum sempurna).
4.Obat (narkotik, diazepam, MgSO4, betametason).
5. Blokade vagal.
6.Defek jantung bawaan.
Perubahan Periodik/ Episodik
• Beberapa perubahan periodik/episodik DJJ yang dapat dikenali pada
pemeriksaan CTG adalah:
1. Akselerasi.
2. Deselerasi dini.
3. Deselerasi lambat.
4. Deselerasi variabel.
Akselerasi (accelerations)
• Peningkatan DJJ sebesar 15 dpm atau lebih, berlangsung selama 15 detik atau lebih, yang
terjadi akibat gerakan atau stimulasi janin.
• Akselerasi yang berlangsung selama 2 – 10 menit disebut akselerasi memanjang (prolonged
acceleration).
• Digunakan untuk menentukan kesejahteraan janin, dan merupakan dasar dari pemeriksaan
non-stress test(NST)
• Interpretasi:
• Akselerasi yang terlihat pada kontraksi uterus dan deselerasi variabel =) kompresi parsial pada tali pusat.
• Akselerasi yang menghilang =) pertanda hipoksia janin
Deselerasi dini (early decelerations)
• Penurunan DJJ sesaat yang terjadi bersamaan dengan timbulnya kontraksi.
• Nadir (bagian terendah) deselerasi terjadi pada saat puncak kontraksi.
• Interpretasi:
• Deselerasi dini tidak mempunyai arti patologis jika tidak disertai kelainan pada
gambaran DJJ lainnya.
Deselerasi lambat (late decelerations)
• Penurunan DJJ yang terjadi beberapa saat setelah kontraksi dimulai.
• Interpretasi:
• Deselerasi lambat berulang =) insufisiensi plasenta dan hipoksia janin.
• Bila deselerasi lambat disertai variabilitas yang berkurang atau kelainan DJJ lainnya =)
suatu tanda gawat janin (fetal distress),
Deselerasi variabel
• Mempunyai bentuk yang bervariasi, dan kaitan timbulnya deselerasi dengan kontraksi juga
bervariasi
• paling sering 50% - 80% partus kala II, kebanyakan tidak berbahaya bagi janin, jika:
• Timbul dan menghilangnya deselerasi berlangsung cepat.
• Variabilitas DJJ masih normal
• Terdapat akselerasi DJJ pada saat kontraksi.
• 3 kategori Deselerasi variabel :
• Deselerasi variabel ringan: penurunan DJJ < 80 dpm, < 30 detik.
• Deselerasi variabel sedang : penurunan DJJ 70-80 dpm , 30-60 detik.
• Deselerasi variabel berat, DJJ menurun sampai di bawah 70 dpm, > 60 detik.
• Terjadi akibat
• kontraksi uterus, terutama pada partus kala II
• kompresi tali pusat.
Tanda-tanda deselerasi variabel yang berbahaya bagi janin
adalah:
1.Terjadinya lebih lambat dari saat timbulnya kontraksi.
2.Pemulihan (menghilangnya) deselerasi berlangsung lambat.
3.Variabilitas DJJ berkurang, atau meningkat secara berlebihan.
4.Menghilangnya akselerasi pra- dan pasca-deselerasi.
5.Semakin beratnya derajat deselerasi variabel.
Interpretasi CTG
1. Non Stress Test (NST)
• Menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin.
• Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya
akselerasi yang menyertai gerakan janin.
2. Contraction Stress Test (CST)
• Menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan kontraksi uterus
• Biasanya dilakukan untuk memantau kesejahteraan janin saat proses persalinan
terjadi (inpartu).
• Penilaian CST: frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan perubahan periodik DJJ
terkait kontraksi uterus.
Teknik Pemeriksaan NST
Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri.

Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran TD, nadi,


napas dan suhu ibu.
Selama pemeriksaan dilakukan, TD diukur setiap 10-15 menit.

Perhatikan aktivitas gerakan janin


Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 –
160 dpm).

Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada


kertas CTG.

Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25


dpm).

Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.


Interpretasi NST
Reaktif Non Reaktif Meragukan

• Gerakan janin • Tidak terdapat • Gerakan janin <2 kali


minimal 2 kali dalam gerakan janin dalam dalam 20 menit, atau
20 menit, disertai 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi
dengan akselerasi terdapat akselerasi yang kurang dari 15
sedikitnya 15 dpm. pada gerakan janin. dpm.
• Frekuensi dasar djj di • Frekuensi dasar djj • Frekuensi dasar djj
luar gerakan janin abnormal (<120 dpm abnormal.
antara 120 – 160 dpm. atau >160 dpm). • Variabilitas djj antara
• Variabilitas djj antara • Variabilitas djj kurang 2 – 5 dpm.
5 – 25 dpm. dari 2 dpm.
Interpretasi CST
Negatif Positif Mencurigakan

• frekuensi DJJ normal • deselerasi lambat (+) • deselerasi lambat (+)


• variabilitas DJJ yang berulang yang kurang dari 50%
normal (meskipun kontraksi dari jumlah kontraksi
• deselerasi lambat (-) tidak adekuat) pada • deselerasi variabel (+)
sedikitnya 50% dari • frekuensi dasar DJJ
• mungkin ditemukan
jumlah kontraksi abnormal
adanya akselerasi atau
deselerasi dini. • variabilitas DJJ • Pemeriksaan harus
kurang atau diulangi dalam 24 jam.
menghilang.
Interpretasi CST

Tidak Memuaskan Hiperstimulasi

• Hasil rekaman tidak representatif, • kontraksi uterus lebih dari 5 kali


misalnya karena ibu gemuk, gelisah dalam 10 menit, lamanya lebih dari
atau gerakan janin berlebihan, tidak 90 detik, seringkali terjadi deselerasi
terjadi kontraksi uterus yang lambat atau bradikardi.
adekuat.
• Pemeriksaan harus diulangi dalam
24 jam.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. SW
• Usia : 31 tahun
• Alamat : Payakumbuh
• No. RM : 00971834
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Tgl Masuk RS : 18 September 2018
ANAMNESIS
(Keluhan Utama)
• Seorang pasien wanita berusia 31 tahun masuk KB IGD RSUP DR. M.
Djamil Padang pada tanggal 18 September 2018 pukul 14.00 kiriman poli
feto kebidanan dengan diagnosis G3P2AOH2 gravid posterm 37 -38
minggu + PEB dalam regimen SM dosis maintanance + SLE dalam
terapi + kontraksi + letak lintang kepala kiri dorso inferior
Riwayat Penyakit Sekarang (1)
• Nyeri pinggang menjalar ke ari2 (-)
• Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-)
• Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
• Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan (-)
• HPHT : lupa TP : tidak bisa ditentukan
• Tidak haid sejak sekitar 9 bulan yll
• Gerak anak dirasakan sejak 5 bulan yang lalu
• ANC kontrol kehamilan setiap bulan ke Sp.OG mulai kehamilan 2 bulan sampai sekarang
Riwayat Penyakit Sekarang (2)
• RHM mual muntah dan perdarahan tidak ada
• Demam (-) sesak nafas (-)
• Nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), pandangan mata kabur (-).
• Riwayat Keputihan yang banyak tidak ada
• Riwayat menstruasi : Menarche umur 12 tahun, siklus haid teratur 1x1 bulan,
lamanya 5-6 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
• Riwayat kehamilan dan persalinan: G5P5A1H4
Riwayat Penyakit Sekarang (3)
• Anak pertama seorang perempuan, lahir cukup bulan , berat lahir 4000 gram, persalinan
normal oleh bidan, tahun 2007.
• Anak kedua seorang laki-laki, lahir cukup bulan, berat lahir 4500 gram, persalinan
normal oleh bidan, tahun 2012.
• Sekarang
• Riwayat Kontrasepsi
• (+) menggunakan kontrasepsi suntik selama 5 tahun
Riwayat Penyakit Dahulu
• tidak ada riwayat penyakit jantung, paru, hati , ginjal, HT DM dan alergi obat
sebelumnya.
• pasien menderita SLE sejak 1 tahun yll, pasien berobat rutin dan mendapat
obat metil prednisolon 1x 8 mg, asam folat1x1 tab, osteocal 1x1 tab dan
ranitidin 2x1 tab
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular,
kejiwaan.

Riwayat Sosial Ekonomi dll


• Pasien merupakan seorang Ibu rumah Tangga
• Riwayat kebiasaan: merokok (-), minum alkohol (-), penyalahgunaan obat (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Tekanan darah : 140/100 mmHg • Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
• Nadi : 85x/menit
• Leher : JVP 5 – 1 cmH2O, tidak teraba
• Pernafasan : 20x/menit pembesaran kgb dan tiroid
• Suhu : 36,7C
• Thorak : Jantung dan Paru dalam batas normal
• TB : 160 cm
• BB : 60 kg
• BMI : 26,67 kg/m2
Pemeriksaan Fisik (2)
Abdomen : Status obstetrik

• Inspeksi : perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan, linea mediana hiperpigmentasi
(+), striae (+)
• Palpasi :
• Leopold I, Fundus uteri setinggi 3 jari di bawah umbilikus (TFU 31 cm taksiran berat janin
2790 gram), teraba kosong.
• Leopold II, teraba bagian-bagian kecil janin disebelah kanan ibu, teraba massa bulat keras
disebelah kiri ibu
• Leopold III, tidak dilakukan
• Leopold IV, tidak dilakukan
• Perkusi : tympani keempat lapang abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+) normal. DJJ 135-145 x/menit
Pemeriksaan Fisik (3)
• Genitalia : Status ginekologis
• Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
• Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat, perfusi baik

Pemeriksaan Penunjang
(a. Hasil Lab)

• Hb : 11,9 • SGOT/SGPT : 17/11


• Leukosit : 6.670 • Ureum/Creatinin : 15/0,7
• Hematokrit : 37 • Total Protein : 5,5

• Trombosit : 202.000 • Albumin : 2,9


• Globulin : 2,6
• PT : 9,8
• HbsAg : nonreaktif
• APTT : 34,1
• Protein Urin : +++
Pemeriksaan Penunjang
(b. USG)
• Janin hidup tunggal intra uterin
• Aktifitas gerak anak baik • Plasenta dicorpus posterior grade
• Biometri : 2-3
• Bpd : 91.2 mm • Kesan : gravid 37-38 minggu
• Ac : 305.4mm sesuai biometri janin Letak
• Fl : 72.4 mm lintang kepala kiri dorso inferior
• Efw : 2768 gr
Pemeriksaan Penunjang
(c. CTG)
Diagnosis

G3P2AOH2 gravid posterm 37 -38 minggu + PEB


dlm reg. SM dosis maintannace+ SLE dalam terapi
+ letli kepala kiri dorso inferior
Tatalaksana
• Kontrol keadaan umum, tanda-tanda vital pasien, His, DJJ
• IVFD RL 500 cc + regimen MgSO4 dosis maintenance
• Injeksi Ceftriaxon 2x1 amp IV
• Konsul Anestesi, Jantung dan Interne untuk persiapan operasi
• Konsul tim PEB, Perina, dan Anestesi
• Rencana tindakan : SCTPP ai PEB
• Pasang DC
• Cek labor
DISKUSI
Berdasarkan hasil rekaman CTG pasien G3P2AOH2 gravid posterm 37 -38 minggu + PEB
dlm reg. SM dosis maintannace+ SLE dalam terapi + letli kepala kiri dorso inferior
• disimpulkan bahwa hasil CTG non-reaktif. Hal ini dikarenakan tidak didapatkan adanya
kontraksi janin dalam waktu 20 menit pemeriksaan dan deselerasi yang terjadi kurang dari 10
dpm dari frekuensi dasar DJJ (115 – 125 dpm). Variabilitas DJJ 5-15 dpm (normal). Hasil
pemeriksaan CTG yang non-reaktif memiliki nilai prediksi positif yang rendah <30%
sehingga perlu dilakukan pemeriksan lanjutan dengan contraction stress test (CST) atau dengan
pemeriksaan lain untuk menentukan nilai prediksi postif yang lebih tinggi seperti USG
Doppler. CTG tidak digunakan sebagai parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau
terminasi kehamilan karena memiliki angka positif palsu yang tinggi sehingga dianjurkan
juga menilai profil biofisik janin lainnya.

Anda mungkin juga menyukai