Anda di halaman 1dari 29

Pembimbing Residen

dr. Rezky Juliana Putri Ridwan Gani

Pembimbing Supervisor
dr. Ellen Th. Wewengkang, Sp.OG

OLEH:
Andi Afiatry Muzakkar
C111 12 913
Alat KTG internal dan eksternal
Indikasi KTG
JANIN
IBU
Pertumbuhan janin terhambat
Pre-eklampsia-eklampsia
(PJT)
Ketuban pecah
Diabetes melitus Gerakan janin berkurang
Kehamilan≥ 40 minggu Suspek lilitan tali pusat
Asthma bronkhiale Aritmia, bradikardi, atau
Inkompatibilitas Rhesus takikardi janin
Infeksi TORCH Hidrops fetalis
Bekas SC
Kelainan presentasi,
Induksi atau akselerasi
persalinan termasuk pasca versi luar.
Persalinan preterm Mekoneum dalam cairan
Hipotensi ketuban
Perdarahan antepartum Riwayat lahir mati
Ibu berusia lanjut
Kehamilan ganda
Karakteristik Gambaran DJJ
Gambaran DJJ dalam pemeriksaan KTG
dapat digolongkan ke dalam 2 bagian
besar, yaitu:
Denyut jantung janin dasar (baseline
fetal heart rate).
frekuensi dasar dan variabilitas DJJ
saat uterus dalam keadaan istirahat
(relaksasi).
Perubahan periodik / episodik DJJ
(reactivity).
perubahan DJJ yang terjadi akibat
kontraksi uterus atau ada gerakan janin
Takikardia dapat juga terjadi oleh
Takikardia sebab lain yang bukan hipoksia,
seperti:
Janin pada kehamilan kurang dari
Takikardia dapat 30 minggu.
terjadi pada Infeksi pada ibu atau janin
keadaan hipoksia (khorioamnionitis).
janin Anemia janin.
Bila takikardia Ibu gelisah.
diserta dengan Kontraksi uterus yang terlampau
variabilitas DJJ sering (takhisistolik).
yang normal, Ibu hipertiroid.
biasanya janin masih Obat (atropin, skopolamin,
dalam keadaan baik. ritrodrin, isoxsuprin, dsb).
Takiaritmia janin (biasanya di
atas 200 dpm)
Bradikardi
Bradikardia dapat
terjadi sebagai Bila hipoksia semakin berat
respons awal janin akan mengalami
keadaan hipoksia dekompensasi terhadap
akut. stres tersebut .Pada
Pada hipoksia ringan keadaan ini akan
frekuensi DJJ terjadi bradikardia
berkisar antara yang kurang dari 100
100-120 dpm dan dpm, disertai dengan
variabilitas DJJ berkurang atau
masih normal  menghilangnya
Kompensasi stress variabilitas DJJ.
hipoksia
Bradikardia dapat juga disebabkan oleh
keadaan lain yang bukan hipoksia,
seperti:
Kehamilan postterm.
Hipotermia.
Janin dalam posisi oksiput posterior atau
oksiput melintang.
Obat (propranolol, analgetika golongan –
kain).
Bradiaritmia janin.
Variabilitas Variabilitas normal:
DJJ amplitudo berkisar
(Variability) antara 5 – 25 dpm.
Variabilitas DJJ
adalah gambaran Variabilitas berkurang:
osilasi ireguler (tidak amplitudo 2 – 5 dpm.
teratur) yang terlihat
pada rekaman DJJ Variabilitas menghilang:
Penilaian variabilitas amplitudo kurang dari
DJJ yang paling mudah
adalah dengan 2 dpm.
mengukur besarnya
amplitudo dari
Variabilitas
variabilitas (long term berlebih(saltatory):
variability) amplitudo lebih dari
25 dpm
Beberapa keadaan bukan hipoksia yang dapat
menyebabkan variabilitas DJJ berkurang:
Janin tidur
Janin anensefalus (korteks serebri tidak
terbentuk).
Janin preterm (sistem persarafan belum
sempurna).
Obat (narkotik, diazepam, MgSO4,
betametason).
Blokade vagal.
Defek jantung bawaan.
Akselerasi
Merupakan peningkatan DJJ ≥ 15 dpm dari
frekuensi dasar DJJ atau minimal 15 detik.

Adanya akselerasi DJJ dapat dipakai sebagai


petanda bahwa janin tidak sedang dalam kondisi
depresi atau asidosis respon parasimpatis (n.Vagus)
melalui reseptor-reseptor (baroreseptor /
kemereseptor) sehingga menyebabkan penurunan
frekuensi denyut jantung.
Akselerasi Yang Penting dibedakan
antara akselerasi oleh
kontraksi dan gerakan janin
Ciri-ciri akselerasi yang
Akselerasi yang sergam
normal adalah peningkatan djj
(amplitudo) sebesar 15 dpm (Uniform acceleration)
atau lebih, berlangsung Terjadinya akselerasi
selama 15 detik atau lebih
dan terjadi paling tidak 2 kali
sesuai dengan kontraksi
dalam waktu rekaman 20 uterus.
menit, yang terjadi akibat Akselerasi yang bervariasi
gerakan atau stimulasi janin.
Akselerasi yang berlangsung
(Variable acceleration)
selama 2 – 10 menit disebut  Terjadinya akselerasi
akselerasi sesuai dengan gerakan
memanjang (prolonged atau rangsangan pada
acceleration). janin.
Deselerasi
Merupakan
penurunan DJJ ≥
Terdapat tiga tipe deselerasi:
15 dpm, yang Deselerasi dini (early
terjadi selama 15 decelerations)
detik dan tidak Deselerasi lambat (late
lebih dari 2 menit;
decelerations)
kecuali bila
variabilitas kurang Deselerasi variabel
dari 5 dpm, (variable decelerations)
penurunan denyut
< 15 dpm sudah
dapat disebut
deselerasi.
Kontraksi Uterus
Kontraksi Uterus Normal : terdapat lima
kontraksi atau kurang dalam 10 menit, rata-
rata dipantau selama 30 menit pemeriksaan.
Takhisistol : terdapat lebih dari 5 kontraksi dalam
10 menit, rata-rata dipantau selama 30 menit
pemeriksaan
Interpretasi
Kategori I : pola DJJ normal Kategori II : Pola DJJ Kategori III : Pola DJJ
Ekuivokal abnormal
1. Frekuensi dasar DJJ : Frekuensi Dasar dan Variabilitas Tidak ada variabilitas DJJ
110 – 160 dpm 1. Frekuensi dasar DJJ : (absent FHR variability) disertai
2. Variabilitas DJJ : Bradikardia (<110 dpm) yang oleh :
moderat (5 – 25 dpm) tidak disertai hilangnya 1. Deselerasi lambat berulang
3. Tidak ada deselerasi variabilitas (absent variability) 2. Deselerasi variabel berulang
lambat dan variabel 2. Takhikardia ( DJJ >160 dpm) 3. Bradikardia
4. Tidak ada atau ada 3. Variabilitas minimal (1 – 5 4. Pola sinusoid (sinusoidal
deselerasi dini dpm) pattern)
5. Ada atau tidak ada 4. Tidak ada variabilitas, tanpa
akselerasi disertai deselerasi berulang
5. Variabilitas > 25 dpm
(marked variability)
Interpretasi:

• Frekuensi Dasar DJJ : 140 - 150 dpm


• Variabilitas DJJ : 5 – 15 dpm
• Akselerasi : Tidak ada akselerasi
• Deselerasi : Tidak ada deselerasi dini, deselerasi
lambat dan deselerasi variable
• Kontraksi uterus : Tidak ada kontraksi uterus

Kesan : Kategori I
Perlu diketahui
Dalam praktik sehari- Hal ini menunjukan bahwa
hari sering dijumpai kesalahan dalam
gambaran memberikan kesimpulan
kardiotokografi yang pada hasil kardiotokografi
menyimpang dari sering terjadi.
normal. Namun, saat Oleh karena itu, diperlukan
lahir bayi dalam kemampuan yang memadai
kondisi baik, untuk dapat menyimpulkan
sebaliknya juga hasil pemeriksaan
ditemukan keadaan kardiotokografi, sehingga
dimana hasil pemeriksaan
kardiotokografi kardiotokografi mempunyai
normal, tetapi nilai ketepatan yang cukup
ternyata bayi lahir memadai dalam
dalam kondisi menentukan diagnosis.
asfiksia.

Anda mungkin juga menyukai