Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KERJA KOMITE ETIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmatnya-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan program kerja Komite Etik dan Hukum tahun
2022. Untuk membentuk tata kelola pelayanan yang baik serta meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien, rumah sakit harus menjaga kepatuhan penerapan etika
dan profesionalitas, maka komite Komite Etik dan Hukum mempunyai peranan sangat
penting dalam membantu Karumkit untuk menjaga penerapan etika rumah sakit dan hukum
perumasakitan.
Program kerja ini disusun untuk menjadi dasar kegiatan menjaga penerapan etika dan
hukum dalam lingkup pelayanan di Rumah Sakit Umum Augrah Pangkajene. Kami
menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna ,dan kami mengharapkan adanya
masukan bagi penyempurnaan buku ini di kemudian hari.

Pangkajene, 04 Mei 2022

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
BAB II POKOK KEGIATAN .......................................................................................... 3
BAB III KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN ............................................................... 5
BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................... 7
BAB V EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................... 12
BAB VI PENCATATAN DAN PELAPORAN ................................................................. 13
BAB VII PENUTUP ....................................................................................................... 14

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional, dan diterima pasien
merupakan tujuan utama pelayanan rumah sakit. Namun hal ini tidak mudah
dilakukan dewasa ini. Meskipun rumah sakit telah dilengkapi dengan tenaga
medis, perawat, dan sarana penunjang lengkap, masih sering terdengar ketidak
puasan pasien akan pelayanan kesehatan yang mereka terima.
Pelayanan kesehatan dewasa ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
beberapa dasawarsa sebelumnya. Beberapa faktor yang mendorong
kompleksitas pelayanan kesehatan pada masa kini antara lain: 1.Semakin kuat
tuntutan pasien/masyarakat akan pelayanan kesehatan bermutu, efektif, dan
efisien, 2. Standar pelayanan kesehatan harus sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi kedokteran, 3. Latar belakang pasien amat beragam (tingkat
pendidikan, ekonomi, sosial, danbudaya), dan 4. Pelayanan kesehatan
melibatkan berbagai disiplin dan institusi.
Situasi pelayanan kesehatan yang kompleks ini seringkali menyulitkan
komunikasi antara pasien dan pihak penyedia layanan kesehatan. Komunikasi
yang baik amat membantu menyelesaikan berbagai masalah sedangkan
komunikasi yang buruk akan menambah masalah dalam pelayanan kesehatan.
Di samping komunikasi yang baik, pelayanan kesehatan harus memenuhi
kaidah-kaidah profesionalisme dan etis. Untuk menangkal hal-hal yang
berpotensi merugikan berbagai pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan
di rumah sakit dan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka perlu
ditingkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam menyelesaikan masalah-
masalah medis dan non-medis di rumah sakit dan tercipta struktur yang
mendukung pelayanan kesehatan secara profesionaldan berkualitas. Salah
satu upaya mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional di
rumah sakit adalah dengan adanya Komite Etik dan Hukum yang bertugas
untuk menjaga penerapan etika dan hukum di rumah sakit.

1
2

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Memberikan gambaran tentang rencana program komite etik dan hukum
Rumah Sakit Umum Anugrah Pangkajene.
b. Tujuan
Menjadi acuan dalam menjaga etik rumah sakit dan hukum perumahsakitan
di Rumah Sakit Umum Anugrah Pangkajene.
3

BAB II
POKOK-POKOK KEGIATAN

3. Umum
Untuk membentuk tata kelola pelayanan yang baik serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien di rumah sakit dibutuhkan
komitmen yang tinggi dalam memberikan pelayanan, bersikap dan bertindak
dengan empati, jujur dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi yang
didasarkan pada nilai etika dan profesionalitas. Pelayanan kesehatan rumah
sakit yang kompleks cenderung menimbulkan permasalahan baik antara
pasien, rumah sakit dan/atau tenaga kesehatan selaku pemberi pelayanan.
Permasalahan tersebut jika berlanjut dapat berujung pada tuntutan terhadap
perseorangan atau rumah sakit. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
dibutuhkan satuan kerja yang mampu meningkatkan dan menjaga kepatuan
penerapan etika dan hukum di rumah sakit. Komite etik dan hukum rumah sakit
adalah unsur organisasi nonstruktural yang membantu Kepala rumah sakit
dalam menerapkan etika dan hukum rumah sakit. Untuk menjalankan perannya
sebagai komite etik dan hukum rumah sakit, maka diperlukan program kerja
yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan dan menjaga kepatuhan
anggota rumah sakit terhadap penerapan etika dan hukum di rumah sakit.
4. Tujuan
a. Adanya perencanaan program yang terarah dalam melaksanakan kegiatan
dalam upaya menjaga etik rumah sakit dan hukum perumahsakitan.
b. Adanya mekanisme kerja yang tertata dengan baik untuk menjaga etik
profesi oleh seluruh profesi di rumah sakit.
c. Adanya kejelasan langkah dalam melaksanakan kegiatan, sasaran,tujuan
dan waktu pelaksanaan kegiatan agar dapat melaksanakan evaluasi dan
monitoring serta melaporkan capaian pelaksanaan kegiatan.
5. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai melalui kegiatan ini adalah tidak terdapatnya kasus
etik dan hukum di rumah sakit baik terhadap SDM maupun terhadap institusi
rumah sakit. Apabila terdapat kasus, agar dapat segera diselesaikan.

3
4

6. Kegiatan Komite Etik dan Hukum


a. Evaluasi kasus etik dan hukum.
b. Pendidikan, pelatihan dan penelitian.
c. Penyusunan regulasi yang memiliki dampak etik dan atau hukum (tentatif).
d. Penyelesaian kasus etik (tentatif).
e. Penyelesaian kasus hukum (tentatif).
5

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Kegiatan yang dilaksanakan dan di programkan oleh Komite Etik dan Hukum
adalah membantu Karumkit untuk mewujudkan visi dan misi rumah sakit dengan
mengacu pada rencana strategi bisnis rumah sakit tahun 2022 – 2026, yang
kemudian dituangkan kedalam program strategis dan rencana aksi kegiatan di
Tahun 2022.
7. Rencana program kerja Komite Etik dan Hukum di Tahun anggaran 2022
adalah:
a. Evaluasi kasus etik dan hukum
1) Rapat koordinasi setiap 6 bulan.
2) Rapat koordinasi tentatif jika terdapat kasus etik dan hukum yang
dilaporkan kepada komite etik dan hukum.
3) Review kasus.
4) Penatalaksanaan
b. Pendidikan, pelatihan dan penelitian
1) Pelatihan internal terkaitetik dan hukumbersama komite terkait bagi
PPA.
2) Pelatihan eksternal bagi anggota Komite Etik dan Hukum.
3) Penelitian terkait etik dan hukum rumah sakit
c. Penyusunan regulasi yang memiliki dampak etik dan atau hukum (tentatif)
1) Review regulasi yang telah ada.
2) Pembuatan regulasi baru bersama bagian / unit terkait
d. Penyelesaian kasus etik (tentatif)
1) Analisis / PDSA
2) Mengusulkan audit medik
3) Pembinaan
4) Pengawasan
5) Pelaporan
e. Penyelesaian kasus hukum (tentatif)
1) Analisis / PDSA
2) Mengusulkan audit medik
6

3) Mediasi
4) Rehabilitasi
5) Pelaporan
8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 5

NO KEGIATAN B U L A N
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
1 Rapat Koordinasi
2 Rapat Koordinasi tentatif TENTATIF
3 Pengadaan Pelatihan TENTATIF (MINIMAL 1x SETAHUN)
4 Penyusunan Regulasi TENTATIF
5 Penyelesaian Kasus Etik TENTATIF
6 Penyelesaian Kasus TENTATIF
Hukum
7

BAB IV
TATA CARA KEGIATAN

9. Evaluasi Kasus Etik dan Hukum


Evaluasi kasus etik dan hukum dilakukan setiap tiga bulan sekali atau jika
terdapat kasus yang dilaporkan atau didispokan kepada komite etik dan hukum.
Jika terdapatkasus maka akan dilakukan review kasus dan penatalaksanaan
kasus.
10. Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian
Pendidikan dan pelatihan tentang etik dan hukum harus diberikan kepada
seluruh staf PPA sehingga mereka dapat menjaga profesionalitas dalam
bekerja. Bentuk Pendidikan dan pelatihan komite etik dan hukum adalah
komunikasi, informasi dan edukasi ataupun dalam bentuk pelatihan internal
maupun eksternal. Pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan dilakukan bekerja
sama dengan bagian diklat dan komite terkait, berupa:
a. Pelatihan eksternal bagi anggota komite etik dan hukum.
b. Pelatihan internal bagi PPA bersama masing-masing komite profesi yaitu
komite medik, komite keperawatan dan komite nakes lain.
Penelitian terkait etik dan hukum dilakukan untuk menemukan inovasi
perbaikan terhadap masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan etik
dan hukum sehari-hari.
11. Penyusunan regulasi yang memiliki dampak etik dan atau hukum(tentatif)
Penyusunan regulasi dapat berupa –pembaharuan atau pembuatan
regulasi baru. Jika regulasi sebelumnya sudah ada maka akan dilakukan review
apakah regulasi tersebut masih relevan atau tidak. Pelaksanaan penyusunan
regulasi akan melibatkan bagian/unit/profesi terkait. Draft regulasi baru akan
diajukan kepada Karumkit dan mengikuti alur yang telah ada di rumah sakit.
12. Penyelesaian kasus etik (tentatif)
Model peningkatan mutu yang digunakan di Rumkit Tk. IV 05.07.02 Kediri
adalah Plan-Do-Study-Act (PDSA) dan Plan-Do-Check-Act (PDCA).
Proses PDSA / PDCA adalah sebuah siklus yang memungkinkan untuk
melakukan perbaikan sistematis secara terus menerus. Hal ini membantu

7
8

dalam memenuhi kebutuhan yang terus berubah dan harapan pasien dan
pegawai Rumah Sakit Umum Anugrah Pangkajene, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Plan/Rencana-perbaikan
1) Rencanakan bagaimana perbaikan yang dibuat dapat diidentifikasi
dalam tahap “S” (Study).
2) Suatu rencana tindakan yang digunakan untuk menggambarkan upaya
perbaikan yang diusulkan.
b. Do/Lakukan-perbaikan
1) Langkah pertama adalah mengidentifikasi peluang awal untuk
perbaikan. Pada titik ini fokusnya adalah untuk menganalisis data untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan hasil yang diharapkan.
Dicari ide untuk memerbaiki proses yang ada. Langkah ini memerlukan
waktu yang paling lama dan usaha yang besar. Di tahap ini dilakukan
identifikasi 5 W 1 H: What: apa/ proses apa yang perlu diperbaiki dan
apa data indikator perbaikan yang akan dikumpulkan? Why: Mengapa
perlu diperbaiki? Who: siapa staf yang bertanggung jawab/Person in
Charge (PIC) uji coba? siapa staf atau orang yang dilayani dan
melayani serta siapa yang akan mengumpulkan data? Where: dimana
perbaikan akan dilakukan, dimanadata dikumpulkan? When: kapan
perbaikan akan dilakukan, kapan data akan dikumpulkan, kapan
evaluasi dilakukan, berapa lama uji coba berlangsung?, dan How:
bagaimana upaya perbaikan yang akan dilakukan / sistem baru yang
akan diujicobakan?
2) Melaksanakan rencana
3) Menjelaskan apa yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
tersebut.
4) Mengamati apa yang terjadi selama implementasi rencana tersebut.
5) Mengumpulkan data.
6) Langkah ini menerapkan uji coba solusi sebagai percobaan dasar
untukproses yang baru
c. Study/Check/Pembelajaran-hasil (apakah perubahan menuju perbaikan?)
1) Analisis data untuk mengevaluasi perbaikan.
9

2) Bandingkan data dengan kemampuan proses dan data dasar.


3) Pada tahap ini, data dikumpulkan lagi untuk membandingkan hasil dari
proses baru.
d. Act/Bertindak-untuk terus mendapatkan
1) Apa langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya? Apakah sistem
baru yang diujicobakan dapat dijadikan kebijakan permanen atau masih
perlu diperbaiki dalam siklus PDSA berikutnya?
Siklus PDSA dapat diulang terus-menerus, mencoba untuk melakukan
perbaikan dengan mengulang kembali setiap langkah yang ada.
Pada kasus tertentu, komite etik dan hukum akan mengusulkan audit
medik yang dilakukan oleh komite medik. Komite etik dan hukum akan
mendapatkan tembusan hasil audit medik yang dapat digunakan untuk
penatalaksanaan selanjutnya.
Jika diperlukan, komite etik dan hukum dapat melakukan pembinaan
dan pengawasan terkait etik yang dilakukan secara bersama-sama.
(seluruh kegiatan dilaporkan kepada Direktur).
13. Penyelesaian kasus hukum (tentatif)
Model peningkatan mutu yang digunakan di Rumah Sakit Umum Anugrah
Pangkajene adalah Plan-Do-Study-Act (PDSA) dan Plan-Do-Check-Act
(PDCA). Proses PDSA / PDCA adalah sebuah siklus yang memungkinkan
untuk melakukan perbaikan sistematis secara terus menerus. Hal ini membantu
dalam memenuhi kebutuhan yang terus berubah dan harapan pasien dan
pegawai Rumah Sakit Umum Anugrah Pangkajene, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Plan/Rencana-perbaikan
1) Rencanakan bagaimana perbaikan yang dibuat dapat diidentifikasi
dalam tahap “S” (Study).
2) Suatu rencana tindakan yang digunakan untuk menggambarkan upaya
perbaikan yang diusulkan.
b. Do/Lakukan-perbaikan
1) Langkah pertama adalah mengidentifikasi peluang awal untuk
perbaikan. Pada titik ini fokusnya adalah untuk menganalisis data untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan hasil yang diharapkan. Dicari
10

ide untuk memerbaiki proses yang ada. Langkah ini memerlukan waktu
yang paling lama dan usaha yang besar. Di tahap ini dilakukan
identifikasi 5 W 1
2) H: What: apa/ proses apa yang perlu diperbaiki dan apa data indikator
perbaikan yang akan dikumpulkan? Why: Mengapa perlu diperbaiki?
Who: siapa staf yang bertanggung jawab/Person in Charge (PIC) uji
coba? siapa staf atau orang yang dilayani dan melayani serta siapa
yang akan mengumpulkan data? Where: dimana perbaikan akan
dilakukan, dimana data dikumpulkan? When: kapan perbaikan akan
dilakukan, kapan data akan dikumpulkan, kapan evaluasi dilakukan,
berapa lama uji coba berlangsung? Dan How: bagaimana upaya
perbaikan yang akandilakukan / sistem baru yang akan diuji cobakan?
3) Melaksanakan rencana.
4) Menjelaskan apa yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
tersebut.
5) Mengamati apa yang terjadi selama implementasi rencana tersebut.
6) Mengumpulkan data.
7) Langkah ini menerapkan uji coba solusi sebagai percobaan dasar
untukproses yang baru
c. Study/Check/Pembelajaran-hasil (apakah perubahan menuju perbaikan?)
1) Analisis data untuk mengevaluasi perbaikan.
2) Bandingkan data dengan kemampuan proses dan data dasar.
3) Pada tahap ini, data dikumpulkan lagi untuk membandingkan hasil dari
proses baru
d. Act/Bertindak-untuk terus mendapatkan
Apa langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya? Apakah sistem
baru yang diujicobakan dapat dijadikan kebijakan permanen atau masih
perlu diperbaiki dalam siklus PDSA berikutnya?
Siklus PDSA dapat diulang terus-menerus, mencoba untuk melakukan
perbaikan dengan mengulang kembali setiap langkah yang ada.
Pada kasus tertentu, komite etik dan hukum akan mengusulkan audit
medik yang dilakukan oleh komite medik. Komite etik dan hukum akan
mendapatkan tembusan hasil audit medik yang dapat digunakan untuk
11

penatalaksanaan selanjutnya.
Jika diperlukan, komite etik dan hukum dapat melakukan pembinaan
dan pengawasan terkait hukum yang dilakukan secara bersama-sama
(seluruh kegiatan dilaporkan kepada Direktur).
12

BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan evaluasi program kerja Komite Etik dan Hukum akan
dilaksanakan evaluasi setiap 6 bulan sekali, untuk memastikan bahwa rencana
kegiatan Komite Etik dan Hukum tahun anggaran 2022 telah dapat di laksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Apabila terjadi pergeseran jadwal
dapat segera diperbaiki supaya tidak menganggu program kerja secara
keseluruhan. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan akan dibuat laporan tertulis dan
akan diserahkan kepada Direktur.
13

BAB VI
12 PELAPORAN
PENCATATAN DAN

Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap terdapat kasus yang ditangani oleh
Komite Etik dan Hukum yang dilaporkan kepada Karumkit. Setiap awal tahun akan
dibuat laporan hasil evaluasi selama 1 tahun yangakan dilaporkan kepada Direktur
dan hasil tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan program kerja
berikutnya
14

BAB VI
13
PENUTUP

Demikian program kerja komite etik dan hukum Rumah Sakit Umum Anugrah
Pangkajene tahun anggaran 2022 dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan Komite Etik dan Hukum.

14

Anda mungkin juga menyukai