Anda di halaman 1dari 22

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022

PERAN KOMITE ETIK DAN HUKUM


DALAM ORGANISASI RUMAH SAKIT
SERTA MEKANISME PEMBUATAN
KEPUTUSAN ETIK DAN
MEDIKOLEGAL

Dr. Galih Endradita M, Dr. Edy Suyanto, Sp.FM, SH, M.HKes


MAKERSI – PERSI JAWA TIMUR 2022

1
Peraturan Pelaksana UU No 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja à PP No 47 tahun 2021
Pasal 27
• Ayat (1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban berupa
• (n) melaksanakan etika Rumah Sakit
• (s) melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas;
Pasal 42
• Ayat (2) Komunikasi, informasi, dan edukasi(Kewajiban Rumah Sakit menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
standar profesi dan etika serta ketentuan peraturan) dilakukan dengan memberdayakan unsur Rumah Sakit yang memiliki tugas
dan tanggung jawab di bidang etik dan hukum Rumah Sakit.
Pasal 47
• Ayat (1) Kewajiban Rumah Sakit untuk melaksanakan etika Rumah Sakit dilakukan dengan:
1. menyusun peraturan dan kebijakan mengenai panduan etik dan perilaku;
2. menerapkan panduan etik dan perilaku;
3. melakukan monitoring dan evaluasi
4. pelaksanaan panduan etik dan perilaku; dan
5. mengenakan sanksi bagi pelanggaran panduan etik dan perilaku.
• Ayat (2) Rumah Sakit dapat membentuk komite etik dan hukum dalam memenuhi kewajiban melaksanakan etika dan perilaku

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 2


Pasal 52 PP No 47 Tahun 2021

Kewajiban Rumah Sakit melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi


semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) huruf s dilaksanakan dengan:
1.memberikan konsultasi hukum;
2.memfasiiitasi proses mediasi dan proses peradilan;
3.memberikan advokasi hukum;
4.memberikan pendampingan dalam penyelesaian sengketa medik; dan
5.mengalokasikan anggaran untuk pendanaan proses
6.hukum dan ganti rugi.

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 3


Elemen Penilaian TKRS 12
1.Direktur rumah sakit menetapkan Komite Etik rumah sakit.
2.Komite Etik telah menyusun kode etik rumah sakit yang mengacu pada
Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) dan ditetapkan Direktur.
3.Komite Etik telah menyusun kerangka kerja pelaporan dan pengelolaan etik
rumah sakit serta pedoman pengelolaan kode etik rumah sakit meliputi
poin (1) sampai dengan (12) dalam maksud dan tujuan sesuai dengan visi,
misi, dan nilai-nilai yang dianut rumah sakit.
4.Rumah sakit menyediakan sumber daya serta pelatihan kerangka
pengelolaan etik rumah sakit bagi praktisi kesehatan dan staf lainnya dan
memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik.

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 4


Permenkes RI Nomor 42 Tahun 2018
• Komite Etik dan Hukum adalah unsur organisasi • Etika Pelayanan
nonstruktural yang membantu kepala atau direktur adalah sistem nilai
rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan atau kaidah perilaku
hukum perumahsakitan (Pasal 1) dalam pelayanan
• Tata Kelola Etika dan Hukum adalah serangkaian proses klinis di Rumah Sakit.
yang terkait dengan tindakan yang bersifat mengatur, • Etika
membina, mengendalikan, dan mengawasi perilaku Penyelenggaraan
pemberi pelayanan dan pengelola Rumah Sakit agar adalah sistem nilai
sesuai dengan nilai-nilai etika dan hukum Rumah Sakit atau kaidah perilaku
(Pasal 1) institusi dalam
• Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) adalah penyelenggaraan
serangkaian petunjuk yang berisikan etika perilaku Rumah Sakit.
umum, etika pelayanan, dan etika penyelenggaraan rumah • Pedoman Etika
sakit sebagai suatu standar perilaku sumber daya Pelayanan adalah
manusia dan pengelola dalam menjalankan pelayanan serangkaian petunjuk
kesehatan dan penyelenggaraan Rumah Sakit untuk yang berisikan Etika
mewujudkan perilaku dan budaya kerja yang sesuai Pelayanan
dengan visi dan misi Rumah Sakit. (Pasal 1)

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 5


Direktur rumah sakit menetapkan Komite Etik rumah sakit
(Komite Etik dan Hukum, Permenkes No 42/2018 tentang
Komite Etik dan Hukum)
• Susunan organisasi Komite Etik dan Hukum paling sedikit terdiri atas:
1. ketua;
2. sekretaris; dan
3. anggota.
• Ketua dan sekretaris merangkap sebagai anggota.
• Ketua tidak merangkap jabatan lain di Rumah Sakit.
• dapat dibentuk subkomite etik penelitian sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit
• Keanggotaan Komite Etik dan Hukum paling sedikit terdiri atas :
1. tenaga medis; tenaga keperawatan; tenaga kesehatan lain; unsur yang membidangi mutu
dan keselamatan pasien; Keanggotaan diusulkan oleh masing-masing komite.
2. unsur administrasi umum dan keuangan, pengelola pelayanan hukum; dan unsur
administrasi umum dan keuangan, pengelola sumber daya manusia diusulkan oleh
pimpinan unit sumber daya manusia di rumah sakit
3. Dalam hal dibutuhkan, keanggotaan Komite Etik dan Hukum dapat melibatkan unsur
masyarakat
• Masa kerja keanggotaan Komite Etik dan Hukum ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah
Sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 6


Untuk diangkat menjadi anggota Komite Etik dan Hukum
harus dipenuhi persyaratan:

1.tidak pernah melakukan perbuatan tercela;


2.sehat jasmani dan jiwa;
3.memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerja di bidang etik dan/atau hukum;
4.mengikuti pelatihan etik dan hukum rumah sakit;
5.bersedia bekerja sebagai anggota Komite Etik dan Hukum; dan
6.memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah etik, hukum, sosial lingkungan dan
kemanusiaan.

Persyaratan dapat dipenuhi paling lambat 1 (satu) tahun setelah diangkat menjadi
anggota Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 7


Tugas, Fungsi, dan Kewenangan

Komite Etik dan Hukum bertugas meningkatkan dan menjaga kepatuhan


penerapan etika dan hukum di Rumah Sakit, dengan cara :
• menyusun Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct)
• menyusun pedoman Etika Pelayanan
• membina penerapan Etika Pelayanan, Etika Penyelenggaraan, dan hukum perumahsakitan
• mengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan
• memberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada pembahasan internal kasus
pengaduan hukum
• mendukung bagian hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa (alternative
dispute resolution) dan/atau advokasi hukum kasus pengaduan hukum
• menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh komite
etika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di rumah sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 8


• memberikan pertimbangan kepada
Kepala atau Direktur Rumah Sakit
mengenai
Komite •

kebijakan,
peraturan,
Etik dan • pedoman, dan
Hukum • standar yang memiliki dampak etik
dan/atau hukum
bertugas • memberikan pertimbangan dan/atau
rekomendasi terkait pemberian
bantuan hukum dan rehabilitasi bagi
sumber daya manusia rumah sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 9


a. Pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah
Sakit
b. Pengkajian etika dan hukum perumahsakitan,
termasuk masalah
Komite Etik • profesionalisme,
• interkolaborasi,
dan Hukum • pendidikan dan penelitian serta
• nilai-nilai bioetika dan
memiliki • humaniora

fungsi : c. Sosialisasi dan promosi, pencegahan penyimpangan,


monitoring dan evaluasi, pembimbingan dan
konsultasi, penelusuran dan penindaklanjutan
• Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan
• pedoman etika pelayanan
d. Penindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi
yang tidak dapat diselesaikan oleh
• komite profesi yang bersangkutan atau
• kasus etika antar profesi

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 10


Komite Etik dan Hukum berwenang:

1.menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik Rumah Sakit;


2.melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan bahan rekomendasi; dan
3.memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai sanksi
terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman
Etika Pelayanan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Komite Etik dan Hukum dapat membentuk panitia
adhoc.
1. Panitia adhoc ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit berdasarkan usulan
ketua Komite Etik dan Hukum.
2. Panitia adhoc dapat berasal dari Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit lain

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 11


Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan Pedoman Etika Pelayanan
• Rumah Sakit harus memiliki Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan Pedoman Etika Pelayanan
• harus mampu mengatur dan mendorong seluruh sumber daya
manusia di Rumah Sakit bekerja sesuai etika umum, etika
profesi, Etika Pelayanan, dan Etika Penyelenggaraan
• Penyusunan Panduan dan Pedoman oleh Komite Etik dan
Hukum dan ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit
• memiliki keterbatasan sumber daya manusia, penyusunan Panduan Etik
dan Perilaku (Code of Conduct) dan Pedoman Etika Pelayanan dapat
disusun oleh tim yang ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah
Sakit
• Pengkajian dan peninjauan ulang secara berkala paling lama setiap 2
(dua) tahun sekali

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 12


kerangka kerja pelaporan dan pengelolaan etik rumah
sakit serta pedoman pengelolaan kode etik rumah sakit
6. Keterbukaan kepemilikan agar tidak terjadi konflik kepentingan
• Pedoman pengelolaan kode etik rumah misalnya hubungan kepemilikan antara dokter yang memberikan
sakit instruksi pemeriksaan penunjang dengan fasilitas laboratorium atau
• Lampiran Kerangka Kerja Pengelolaan Etik dan fasilitas radiologi di luar rumah sakit yang akan melakukan
Hukum pemeriksaan.
• Lampiran Kerangka Kerja Pelaporan Etik dan 7. Menetapkan mekanisme bahwa praktisi kesehatan dan staf lainnya
dapat melaporkan kesalahan klinis (clinical error) atau mengajukan
Hukum
kekhawatiran etik tanpa takut dihukum, termasuk melaporkan perilaku
• Isi Pedoman meliputi : staf yang merugikan terkait masalah klinis ataupun operasional;
1. Menjelaskan pelayanan yang diberikan pada 8. Mendukung keterbukaan dalam sistem pelaporan mengenai
pasien secara jujur; masalah/isu etik tanpa takut diberikan sanksi;
2. Melindungi kerahasiaan informasi pasien; 9. Memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik
3. Mengurangi kesenjangan dalam akses untuk yang terjadi;
mendapatkan pelayanan kesehatan dan dampak 10. Memastikan praktik nondiskriminasi dalam pelayanan pasien dengan
klinis. mengingat norma hukum dan budaya negara; dan
4. Menetapkan kebijakan tentang pendaftaran 11. Tagihan biaya pelayanan harus akurat dan dipastikan bahwa insentif
pasien, transfer, dan pemulangan pasien; dan pengelolaan pembayaran tidak menghambat pelayanan pasien.
5. Mendukung transparansi dalam melaporkan 12. Pengelolaan kasus etik pada konflik etik antar profesi di rumah sakit,
serta penetapan Code of Conduct bagi staf sebagai pedoman perilaku
pengukuran hasil kinerja klinis dan kinerja non
sesuai dengan standar etik di rumah sakit
klinis
MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 13
Kerangka Kerja Pelaporan Etik dan
Hukum
1. Pengaduan dan pelaporan terhadap persoalan etik dan hukum Rumah Sakit dapat disampaikan
secara langsung melalui tatap muka atau secara tertulis/surat kepada unit pelayanan pengaduan
yang terdapat di Rumah Sakit
1. Pengaduan dan pelaporan harus dapat dipertanggungjawabkan dan dilakukan penanganan
secara tepat
2. Unit pelayanan pengaduan melakukan pemilahan terhadap pengaduan dan pelaporan yang
meliputi persoalan
1. etika profesià komite nakes (melibatkan antar profesi à komite Etik dan Hukum)
2. etika nonprofesi à bagian sumber daya manusia dan/atau Komite Etik dan Hukum
3. di luar etika profesi dan/atau etika nonprofesi. à komite Etik dan Hukum
3. Hasil pemilahan yang dilakukan oleh unit pelayanan pengaduan disampaikan kepada unit
terkait di Rumah Sakit untuk ditindaklanjuti
2. Penanganan pengaduan dan pelaporan meliputi pencatatan, penelaahan, penanganan lebih lanjut,
pelaporan, dan pengarsipan

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 14


• Komite Etik dan Hukum merupakan
unit yang bersifat
• memberikan kajian,
• pertimbangan, dan
• rekomendasi
Dapat dipergunakan Kepala atau Direktur
Rumah Sakit dalam menyusun
Tugas dan perencanaan dan pengambilan keputusan
Fungsi • Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, Komite Etik dan Hukum
dapat berkoordinasi dengan:
• unsur komite medik,
• komite keperawatan, atau
• komite/unit lain di rumah sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 15


Program Kerja Komite Etik dan
Hukum
1. Penyusunan Kaidah Komite Etik dan Hukum
1. Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct)
2. Pedoman Etika Pelayanan
2. Pembinaan penerapan Etika Pelayanan, Etika Penyelenggaraan, dan hukum
perumahsakitan
3. Pengawasan pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan
4. Pembuatan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada pembahasan internal kasus
pengaduan hukum
5. Pendampingan bagian hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa (alternative
dispute resolution) dan/atau advokasi hukum kasus pengaduan hukum
6. Penyelesaian kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh komite
etika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di rumah sakit
7. Pemberian pertimbangan kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai kebijakan,
peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau hukum
8. Pemberian pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian bantuan hukum dan
rehabilitasi bagi sumber daya manusia rumah sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 16


Komite Etik telah menyusun kode etik rumah sakit yang
mengacu pada Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
1.Etika Pelayanan Rumah Sakit adalah sistem nilai atau kaidah perilaku dalam pelayanan
klinis di Rumah Sakit
2.Etika Penyelenggaraan Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Etika Penyelenggaraan
adalah sistem nilai atau kaidah perilaku institusi dalam penyelenggaraan Rumah Sakit
3.Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan Pedoman Etika Pelayanan harus
mampu mengatur dan mendorong seluruh sumber daya manusia di Rumah Sakit bekerja
sesuai
1. etika umum,
2. etika profesi,
3. Etika Pelayanan, dan
4. Etika Penyelenggaraan
4.Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) adalah serangkaian petunjuk yang
berisikan etika perilaku umum, etika pelayanan, dan etika penyelenggaraan rumah sakit
sebagai suatu standar perilaku sumber daya manusia dan pengelola dalam menjalankan
pelayanan kesehatan dan penyelenggaraan Rumah Sakit untuk mewujudkan perilaku
dan budaya kerja yang sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 17


Tata Hubungan Kerja
• Komite Etik dan Hukum merupakan unit yang bersifat memberikan
kajian, pertimbangan, dan rekomendasi, dipergunakan Kepala atau
Direktur Rumah Sakit dalam menyusun perencanaan dan pengambilan
keputusan
• Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite Etik dan Hukum
dapat berkoordinasi dengan unsur komite medik, komite keperawatan,
atau komite/unit lain di rumah sakit (dilakukan melalui tata hubungan
kerja penyelenggaraan etika dan hukum di rumah sakit yang ditetapkan
oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit)
• Tata hubungan kerja meliputi:
• tata hubungan kerja dalam penerapan etika pelayanan dan etika
penyelenggaraan; dan
• tata hubungan kerja dalam penerapan hukum perumahsakitan

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 18


Komitmen Direktur dan Pimpinan
Rumah Sakit
• Rumah sakit menyediakan sumber daya
ü Staf etik dan hukum
ü Anggaran dana
ü Fasilitas komite
• Rumah sakit membuat pelatihan kerangka pengelolaan etik rumah sakit bagi praktisi kesehatan
dan staf lainnya dan
ü Pelatihan Pengelolaan Etik dan Hukum Rumah Sakit
• Rumah Sakit memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik.
ü Contoh masalah etik dan cara penyelesaian

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 19


Rumah Sakit harus melakukan sosialisasi kepada
pengelola dan seluruh sumber daya manusia Rumah
Sakit dalam rangka penegakan Panduan Etik dan
Perilaku (Code of Conduct) dan Pedoman Etika
Pelayanan dengan tujuan:
• mewujudkan rasa memiliki à sehingga
melahirkan kesadaran dari seluruh sumber
Sosialisasi daya manusia rumah sakit untuk
melaksanakannya
dan promosi • meningkatkan pengetahuan dan wawasan
seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit à
bagi pelayanan etik yang baik (good ethical
practice)
• memberikan kesadaraan kepada seluruh
sumber daya manusia Rumah Sakit à
merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan dan penilaian kinerja

MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 20


MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022 21
22
Terima Kasih
MAKERSI PERSI JAWA TIMUR 2022

Anda mungkin juga menyukai