Anda di halaman 1dari 41

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Rika Rahmah Nur Aisyah


G1A221060

Pembimbing dr. Samsirun Halim, SpPD-KIC. FINASIM


BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
• blood tests).
Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever
(DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh.

Sampai saat ini penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis
di Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa
daerah endemis yang terjadi hampir setiap tahunnya pada musim penghujan.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. P
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 42 tahun
• Alamat : Pamenang Rt 04 kel.Pemenang kec.Pamenang kota Merangin
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Satpol PP
• MRS : Senin, 19/09/2022
• : IGD = 19/09/2022 [05.37]
• Bangsal = 19/09/2022 [19.00]
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : Demam mendadak ±4 hari SMRS


• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke IGD RS Raden Mattaher dengan keluhan demam secara mendadak ±4 hari SMRS. Demam dirasakan
langsung tinggi. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala yang dirasakan secara tiba-tiba bersamaan dengan keluhan
demam. Pasien juga mengeluhkan nyeri sekitar mata sehingga mengganggu aktivitas pasien. Dan pasien juga
mengeluhkan adanya mual dan muntah.
• Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri sendi yang dirasakan sejak hari pertama demam. Keluhan nyeri
sendi dikatakan muncul secara tiba-tiba, bersamaan dengan keluhan demam. Nyeri sendi dirasakan pada seluruh
tubuh. Keluhan ini dirasakan terus-menerus. Sehingga pasien mengurut di tukang urut. Pasien mengatakan riwayat
BAB dan BAK seperti biasa, yaitu dalam batas normal.
• ±11 thn yang lalu, pasien mengeluhkan demam disertai dengan menggigil dan sakit kepala, kemudian pasien berobat
dan terdiagnosis malaria.
• Pasien merupakan petugas satpol PP. Di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien terdapat genangan air, dan tetangga
pasien juga mengalami keluhan serupa. Keluhan seperti batuk, pilek, sesak nafas, nyeri dada dan diare disangkal.
Riwayat berpergian ke daerah endemis tidak ada.
• Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan:
• Keluhan serupa (-)
• Riwayat malaria (+) ± 11 thn yang lalu

• Riwayat Penyakit Keluarga:


• Tidak terdapat keluhan serupa pada keluarga

• Riwayat Sosial Ekonomi :


• Pasien merupakan anggota satpol PP
• BPJS kelas III
• Merokok (+)
• Alkohol (+)
PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran umum : Tampak Sakit Sedang


• Kesadaran : komposmentis
• GCS:15 E4V5M6
• Vital sign
• TD : 90/65 mmHg
• Suhu : 37,2°C
• Nadi: 90 x/menit
• Nafas : 20x / menit
• SpO2 : 99%
• Status Gizi
• BB : 60 kg, TB : 170 cm, IMT : 20,76  Normoweight (WHO)
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal Jam HB HCT PLT WBC


(Hemoglobin) (Hematokrit) (Platelet/Trombosit) (White Blood
Normal: 13,4-17,1 Normal: 34,5-54% Normal:150-450 x103/uL Cell/Leukosit)
g/gL Normal: 4,0-10,0
x103/uL

19-09-2022 05.31 13,8 36,6 82,5 (L) 1,43 (L)

20-09-2022 06.25 16,0 43,1 14,6 (KL) 3,04 (L)

21.06 16,2 43,7 9,71 (KL) 6,13

21-09-2022 05.29 15,1 40,5 12,8 (KL) 8,59

21.18 13,6 36,2 29,4 (KL) 8,30

22-09-2022 05.43 13,0 (L) 34,8 24,7 (KL) 6,98

  21.08 13,7 36,7 41,4 (L) 5,70

23-09-2022 00.16 12,4 (L) 33,4 (L) 55,3 (L) 6,82


DAFTAR MASALAH

• Pemeriksaan fisik:
• Anamnesis :
• - test tourniquet (+)
• - Demam
• - Sakit kepala
• - Nyeri sekitar mata • Pemeriksaan
Laboratorium:
• - mual
• - Trombositopeni
• - muntah
• - Leukositopeni
• - nyeri sendi
• - kembung
DIAGNOSIS

• Diagnosis Primer:
• Demam Berdarah Dengue derajat I
• DIAGNOSIS BANDING
• Demam Dengue
• Dengue Syok Syndrom
• Diagnosis Sekunder :
• Demam Tifoid
• Trombositopeni • Malaria

• Leukopeni
TATALAKSANA

• TATALAKSANA
• IVFD RL 40 tpm
• IVFD Fimahes
• Inj Omeprazole 1x40
• Po Sucralfat syp
• Po domperidon 3x1

• EDUKASI
• Edukasi mengenai penyakit
• Edukasi mengenai tanda-tanda kegawatdaruratan DBD
• Dianjurkan periksa Hb, Ht, Leukosit dan trombosit dan control setiap 24 jam ke sarana pelayanan kesehatan
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : bonam


• Quo ad Fungsionam : bonam
• Quo ad Sanationam : bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Pendahuluan
• Etiologi
EPIDEMIOLOGI

• Sampai saat ini penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan endemis di Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah endemis yang terjadi hampir setiap
tahunnya pada musim penghujan.
• Demam berdarah dengue sering terjadi pada anak usia kurang dari 15 tahun. Sekitar
50% penderita DBD berusia 10-15 tahun yang merupakan golongan usia yang
tersering menderita
• Jumlah kasus DBD di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan
jumlah kematian akibat DBD sebanyak 1.358 orang, Insidence rate (IR) 65,7 per
100.000 penduduk dan case fatality rate (CFR) sebesar 0,87%. Terjadi penurunan
IR DBD jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar 68,22 per 100.000
penduduk. Demikian juga dengan CFR yang mengalami sedikit penurunan, pada
tahun 2009 CFR DBD sebesar 0,89%.
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
TATALAKSANA

• Protokol penanganan DBD dewasa dibagi dalam 6 kategori yakni:


• Protokol 1. Penanganan tersangka (Probable) DBD
• Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD di ruang rawat inap
• Protokol 3. Pemberian cairan pada kasus DBD dengan Tanda Peringatan
• Protokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD
• Protokol 5. Penatalaksanaan DBD dengan syok terkompensasi
• Protokol 6. Penatalaksanaan Sindroma Syok Dengue
P R O TO K O L 1 . P E N A N G A N A N TE R S A N G K A ( PR O BA B L E )
DBD
P R O TO K O L 2 . P E M B E R I A N C A I RA N PA D A T E RS A N G K A
D B D D I R U A N G R AWAT I N A P
• Di ruang rawat inap penderita tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan syok diberikan
cairan infus kristaloid dengan jumlah seperti rumus berikut ini:
• Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan
• Sesuai rumus berikut 1500 + (20 x (BB dalam kg – 20))
• Contoh volume rumatan untuk BB 55 kg: 1500 + (20 X (55 – 20)) = 2200 ml/24 jam
• Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan Hb, Ht tiap 24 jam:
• 1) Bila Ht meningkat 5-10% dan trombosit <100.000 jumlah pemberian cairan tetap seperti rumus
diatas tetapi pemantauan Hb, Ht trombo dilakukan tiap 12 jam.
• 2) Bila Ht meningkat ≥20% dan trombosit <100.000 maka pemberian cairan sesuai dengan protokol
penatalaksanaan DBD dengan tanda peringatan.
P R O TO K O L 3 . P E M B ER I A N C A I RA N PA D A K A S U S D BD
D E N G A N TA N D A P E R I N G ATA N

• Tanda peringatan (Warning signs):


• Muntah terus-menerus dan tidak dapat minum
• Nyeri perut hebat
• Letargi dan atau gelisah
• Perdarahan
• Pusing atau lemas
• Akral pucat
• Akral dingin dan basah
• Oliguria
P RO TO K O L 4 . P E N ATA L A K S A N A A N P ER D A R A H A N
S P O N TA N PA D A D B D
PROTOKOL 5. PENATALAKSANAAN
DBD DENGAN SYOK TERKOMPENSASI
• Pemberian heparin diberikan apabila secara klinis dan laboratoris didapatkan
tanda-tanda Koagulasi Intravaskular Disseminata (KID). Transfusi komponen
darah diberikan sesuai indikasi. PRC diberikan bila nilai Hb kurang dari 10 g
%. FFP 10–15 cc/kgBB/8 jam diberikan bila didapatkan defisiensi faktor-faktor
pembekuan (aPTT >1.5). Kriopresipitat 10 U/kgBB/8jam diberikan bila
didapatkan nilai fibrinogen kurang dari 100 mg/dL. Tranfusi trombosit hanya
diberikan pada penderita DBD dengan perdarahan spontan dan massif dengan
jumlah trombosit <100.000/μl disertai atau tanpa KID.
PROTOKOL 6. PENATALAKSANAAN
SINDROMA SYOK DENGUE

• syok terkompensasi bila tekanan darah sistolik tetap


dalam batas normal tetapi didapati tanda gangguan
perfusi seperti frekuensi nadi meningkat (takikardia),
pulsasi nadi melemah, akral dingin dan pucat, dan
waktu pengisian kapiler (Capillary Refill Time) >2
detik.
• 1) Mulai resusitasi cairan intravena dengan larutan kristaloid isotonik
5–10 ml/kgBB/jam selama 1 jam. Kemudian nilai kembali kondisi
penderita (tanda-tanda vital, waktu pengisian kapiler, hematokrit,
output urin). Langkah selanjutnya tergantung pada situasi.

• 2) Jika kondisi penderita membaik maka cairan intravena harus


dikurangi secara bertahap menjadi 5–7 ml/ kgBB/jam selama 1–2 jam;
jika kondisi tetap baik maka jumlah cairan diturunkan menjadi 3–5
ml/kgBB/jam selama 2–4 jam. Selanjutnya bila pasien tetap baik maka
jumlah cairan diturunkan menjadi 2–3 ml/kgBB/jam selama 2-4 jam;
bila kondisi tetap baik maka jumlah cairan ini dapat dipertahankan
hingga 24-48 jam (tergantung pada status hemodinamik penderita).
• 3) Jika setelah bolus pertama tanda-tanda vital masih tidak stabil maka dilakukan pemeriksaan hematokrit.
Jika hematokrit meningkat atau masih tinggi (>50%) maka dilakukan pemberian bolus larutan kristaloid
kedua dengan kecepatan 10–20 ml/kgBB/jam selama 1 jam. Bila setelah bolus kedua ada perbaikan maka
kecepatan cairan dikurangi menjadi 7–10 ml/kgBB/ jam selama 1–2 jam, dan kemudian kurangi kecepatan
cairan seperti alur sebelumnya. Jika hematokrit menurun dibandingkan dengan hematokrit awal (<40%
pada anak-anak dan perempuan dewasa dan <45% pada laki-laki dewasa) pertimbangkan adanya
perdarahan terselubung atau nyata maka untuk itu pada penderita perlu diberikan transfusi darah segar
• Selanjutnya bila pasien tetap baik maka jumlah cairanditurunkan menjadi 2–3 ml/kgBB/jam selama 2-4
jam; bila kondisi tetap baik maka jumlah cairan ini dapat dipertahankan hingga 24-48 jam (tergantung pada
statushemodinamik penderita).
• 3)Jika setelah bolus pertama tanda-tanda vital masih tidakstabil maka dilakukan pemeriksaan hematokrit.
Jika hematokrit meningkat atau masih tinggi (>50%) maka dilakukan pemberian bolus larutan kristaloid
kedua dengankecepatan 10–20 ml/kgBB/jam selama 1 jam. Bila setelahbolus kedua ada perbaikan maka
kecepatan cairandikurangi menjadi 7–10 ml/kgBB/ jam selama 1–2 jam, dankemudian kurangi kecepatan
cairan seperti alursebelumnya. Jika hematokrit menurun dibandingkandengan hematokrit awal (<40% pada
anak-anak danperempuan dewasa dan <45% pada laki-laki dewasa)pertimbangkan adanya perdarahan
terselubung atau nyatamaka untuk itu pada penderita perlu diberikan transfusidarah segar (lebih jelasnya
dapat dilihat di Gambar 8).
• a)SyokTerkompensasi (tekanan sistolik tetap terjagatetapi terdapat tanda gangguan perfusi)
• b)Resusitasi cairan dengan larutan kristaloid isotonik5–10 ml/kg/jam selama 1 jam
PENANGANAN SINDROM SYOK
DENGUE
Kepaniteraan Klinik Senior
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Raden Mattaher
FKIK Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai