ABSES HEPAR
Oleh :
Anatasya Mourina Napitupulu
G1A221025
Insidensi abses hepar jarang, namun angka Untuk menegakkan diagnosis abses hepar,
mortalitas abses hepar masih tinggi yaitu selain gejala klinik dan pemeriksaan fisik
berkisar antara 10-40%
dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa
laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
Add Your Website Enter title
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI
Pembentukan dan ekskresi empedu.
1 2 3 4
Hepatomegali Ikterik
disertai nyeri tekan
Leukositosis dengan neutrofilia (shift to the left) Peningkatan alkali fosfatase dan enzim transaminase
Indikasi :
- Risiko tinggi untuk terjadinya rupture abses
• Penisilin, sefalosporin -> coccus gram - Abses pada lobus kiri hati
(+) & gram (-) sensitif. - Tak ada respon klinis terhadap terapi dalam
histolytica.
EPIDEMIOLOGI
1 2 3 4
Tes serologi digunakan untuk membedakan AHA dari AHP. Tes serologi
yang bisa dilakukan meliputi ELISA, indirect hemagglutination, celluolose
acetate precipitin, counter immunoelectrophoresis, immufluorescent
antibody, dan tes rapid latex agglutination. Hasil tes serologi harus
diinterpretasikan dengan klinis pasien karena kadar serum antibody
mungkin masih tinggi selama beberapa tahun setelah perbaikan atau
penyembuhan. Sensitivitas tes ± 95% dan spesifisitasnya lebih dari 95%.
Hasil negative palsu mungkin terjadi dalam 10 hari pertama infeksi.
KRITERIA SHERLOCK
Adanya riwayat berasal dari daerah endemik.
Leukositosis tanpa anemia pada riwayat sakit yang tidak lama dan
leukositosis dengan anemia pada riwayat sakit yang lama.
Indikasi :
- Risiko tinggi untuk terjadinya rupture abses
• Metronidazole 3x750 mg PO selama 7-10 - Abses pada lobus kiri hati
hari atau Nitoimidazole (Tinidazole 2 gram PO - Tak ada respon klinis terhadap terapi dalam
& Ornidazole 2 gram PO). 3-5 hari.
> 90% pasien -> respon drastis -> penurunan • Drainage dengan pembedahan
nyeri maupun demam dalam 72 jam. Indikasi:
• Preparat luminal amubisida untuk eradikasi
- Kegagalan setelah dilakukan drainase
kista dan mencegah transmisi lebih lanjut,
perkutaneus.
yaitu: Paromomycin 25-35 mg/kg perhari PO
- Ikterik yang tidak sembuh.
terbagi dalam 3 dosis selama 7 hari atau lini
- Penurunan fungsi ginjal.
kedua Diloxanide furoate 3 x 500 mg selama
10 hari.
- Abses multilokuler.
- Abses yang telah ruptur.