Anda di halaman 1dari 21

ABSES HATI AMUBA (AHA)

CLINICAL SCIENCE SESSION

Oleh : Garbha Jabbaruddin Muhammad Rystian Santosa / G1A220009

Pembimbing : dr.Fenny Febrianty, Sp.PD

{
Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Raden Mattaher Jambi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Uniersitas Jambi
2021
PENDAHULUAN
Komplikasi amubiasis
Entamoeba histolytica ekstraintestinal

Abses Hepar Amuba


(AHA)

Afrika, Asia Tenggara,


Meksiko, Venezuela, dan • Negara Tropis Subtropis
Kolombia • Etnis Hispanik
• L:P = 10:1
• Usia 20-40 tahun
EPIDEMIOLOGI

 AHA sering terjadi pada dekade kedua dan ketiga kehidupan

 Komplikasi amebiasis ekstra intestinal tersering

 Laki-laki : Perempuan sekitar 10:1

 Etnis Hispanik, jarang terjadi pada usia anak

 Insidensi Amubiasis sekitar 10%  Abses Hati Amuba sekitar 0,05-0,15%


PATOGENESIS AHA

 Kisata amuba melewati saluran pencernaan dan


menjadi thropozoit

 Invasi kolon

 Lesi awal: microulserasi meluas ke submucosa


(flasked-shape)

 Invasi organ selain hati (otak, paru)

 Vena porta  hepar


MANIFESTASI KLINIS
 Gejala akut  dua minggu setelah terdiaganosis AHA

 Demam tinggi intermiten atau remiten, menggigil

 Nyeri perut kanan (75-90%), nyeri tekan iga ke-8, 9, 10 (jarang)

 Jalan bungkuk ke depan, kedua tangan diletakkan di atasnya

 Mual-muntah, anoreksia (39%), ↓BB (29%), hepatomegsli (69%), malaise,


myalgia, arthralgia

 Riwayat penyakit diare atau disentri (20%)

 Ikterus (jarang), apabila (+)  prognosis buruk

 Friction rub, pericardial rub, dan peritonitis (jarang)


DIAGNOSIS BANDING

Abses Hepar Piogenik

Hepatoma

Kolesistitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
AHA
Pemeriksaan Laboratorium AHA
 Leukositosis Moderat  (15.000 – 25.000/mm3), PMN 70-80%

 Anemia  (Hb < 10mg/dL), LED ↑

 N/↑Serum transaminase (SGOT >45 U/L, SGPT >35 U/L) dan ↑Alkaline phosphatase  (ALP >100
U/L)

 Pemeriksaan feses  amebiasis heme positif, neutrophil, tropozoit atau kista amuba (+)

 Kultur darah  menyingkirkan dd AHP

 Serologi  IHA, EIA, dll  (+) antigen amuba (70-95%)

 Aspirasi  pasta coklat kemerahan, berbau sedikit


Pemeriksaan Radiologis AHA
 USG abdomen  pilihan utama untuk tes awal  non-invasif  sensitivitasnya
tinggi (80-90%) lesi hypoechoic dengan internal echoes

 CT-Scan kontras mendiagnosis abses yang lebih kecil, melihat seluruh cavitas
peritoneal lesi primer

 Foto thoraks  abnormal (50-80%)  atelectasis paru lobus kanan bawah, efusi
pleura kanan, dan kenaikan hemidiafragma kanan

 MRI  berguna jika hasil masih meragukan


DIAGNOSIS KLINIS
Anamnesis

 Gejala umum  demam dan nyeri perut kanan atas akut

 Demam intermitten (90%), (10–15%) hanya demam, malaise

 Nyeri perut RUQ (75 - 90%)  lebih berat dibandingkan abses hati piogenik

 Riwayat diare berlendir atau berdarah

 Riwayat tinggal atau berpergian pada daerah endemik amebiasis


Pemeriksaan Fisis

Demam

Inspeksi abdomen  gambaran massa abdomen RUQ

Auskultasi di sekitar hati  friction rub (terkadang)

Hepatomegali

Nyeri tekan RUQ (hipokondrium dextra), Nyeri tekan ICS 8, 9, 10

Jaundice jarang  kecuali dugaan obstruksi traktus biliaris atau penyakit hati
kronik

Pemeriksaan fisik paru  dapat menunjukkan tanda efusi pleura hemothoraks


dextra
Kriteria Sherlock (2002)

1.Adanya riwayat berasal dari daerah endemic


2.Hepatomegali pada laki-laki muda

3.Respon baik terhadap metronidazole

4.Leukositosis tanpa anemia pada riwayat sakit akut dan dengan anemia

pada riwayat sakit kronik


5.Ada dugaan amubiasis pada pemeriksaam foto thoraks PA dan lateral

6.Pada pemeriksaan scan didapatkan filling defect

7.Tes fluorescen antibodi amuba positif


PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan : PHBS

2. Medikamentosa :

• Awal : Metronidaazole 3 x 750 mg PO 7-10hari

• Lanjut : Amubisida luminal  Iodoquinol 3 x 650 mg 10 hari

• Lini Kedua : Diloksanide furoate 3 x 500 mg PO 10 hari

• Alternatif : Chloroquine phosphate 1000 mg (Chloroquine base 600 mg)


PO 2 hari, dilanjutkan dengan dosis 500 mg (Chloroquine base 300 mg)
PO 2-3 minggu
PENATALAKSANAAN

3. Bedah :

Medikamentosa gagal atau tidak respon

•Aspirasi Jarum Perkutan

•Drainase Perkutan

•Drainase Operatif

•Reseksi Hati
Penatalaksanaan Abses Hati

PEGI (Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia) dan


PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia) di Surabaya pada
tahun 1996, abses hati dengan:

•Diameter 1-5 cm: terapi medikamentosa, bila respon negarif maka


dilakukan aspirasi

•Diameter 5-8 cm: terapi aspirasi beruang

•Diameter >8 cm: drainase perkutan


KOMPLIKASI

Ruptur Abses Infeksi Sekunder Komplikasi Lain


(jarang)
• Thoraks
• Iatrogenik
• Pericardium • Gagal hati fulminant
• Peritoneum post
• Hemobilia
Aspirasi
• Obstruksi VCI
• Sindrom Budd-Chiari
• Abses cerebri 
hematogen (0,1%)
PROGNOSIS
 Abses hati amuba  treatable

 Angka kematian  <1% bila tanpa penyulit

 Penegakkan diagnosis yang terlambat  Ruptur Abses 


↑angka kematian

 Abses yang rupture peritoneum angka kematian 20%

 Abses rupture  pericardium  angka kematian 32-100%


KESIMPULAN

 Abses hati amuba adalah manifestasi ekstraintestinal paling umum dari amubiasis dimana terdapat rongga patologis yang
timbul dalam jaringan hati, penimbunan atau akumulasi debris nekrotik inflamatori purulent di dalam parenkim hepar
yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica melalui transmisi fecal-oral. Amubiasis terjadi pada 10% dari populasi dunia
(AHA 0,05-0,15%), diderita sering pada etnik Hispanik, Pria : Wanita sekitar 10:1 dan jarang terjadi pada anak-anak
dengan daerah endemisnya meliputi Afrika, Asia Tenggara, Meksiko, Venezuela, dan Kolombia

 Anamnesis dan pemeriksaan fisik memberikan petunjuk penting dalam menegakkan diagnosis abses hati amuba. Gejala
umum berupa demam dan nyeri perut kanan atas akut. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya tes
laboratorium dan pencitraan. Penatalaksanaan abses hati amuba terdiri dari pencegahan berupa edukasi dan penerapan
PHBS, medikamentosa awal menggunakan metronidazole, serta terapi lanjutan atau alternative yang dapat dipilih.
Tatalaksana pembedahan dapat dilakukan pada kasus gagal terapi medikamentosa atau sesuai indikasi berdasarkan
diameter abses. Abses hati amuba dapat menimbulkan komplikasi seperti rupturnya abses, infeksi sekunder, dan
komplikasi lain. Abses hati amuba merupakan penyakit yang sangat “treatable”, dimana angka kematiannya kurang dari
1% bila tanpa penyulit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai