STEMI +
ANOMALI ARTERI
CORONARIA
(RCA)
Firina Rahmadani (G1A22037)
Makan satu
hari sekali
Kurang suka makan
nasi, suka makan buah
dan jus buah dengan
pemanis. Rajin Jarang
meminum air putih berolahraga
Pasien jarang
berolahraga dan mudah
lelah
Pekerjaan
Didepan komputer dari
jam 7.00 – 16.00 WIB
5
RPD
GERD (+). Diabetes (-),
DM (-)
RPK
Ibu pasien meninggal
dunia pada saat tidur.
Sebelum meninggal,
ibu pasien
RSE mengeluhkan nyeri ulu
Pasien merupakan hati selama 2 hari dan
pekerja administrasi menolak dibawa ke
fakultas, bekerja rumah sakit.
didepan komputer dari 6
jam 7.00 – 16.00, makan
tidak teratur
Pemeriksaan Fisik
(17/10/2022)
Keadaan umum : Tampak sakit TB : 158 cm
ringan IMT : 22,8 kg/m²
Kesadaran : Compos Mentis; (normoweight)
GCS 15 (E4M6V5)
TD : 107/72 mmHg
Nadi : 119x/menit
Pernapasan : 28x/menit
Suhu : 36,5 oC
SpO2 : 100%
BB : 57 kg
7
Pemeriksaan Fisik Khusus
01 02 03
Kulit Kepala dan Leher Mata
Warna sawo matang, Normocephal, ekspresi
pertumbuhan rambut tampak sakit ringan, muka SI (-), CA (-), pupil isokor
normal, edema (-) simetris, Pembesaran KGB
(-)
04 05
Telinga Hidung
Sekret tidak ada, nyeri Bentuk simetris, sekret (-),
tekan tragus (-) deviasi (-)
Pemeriksaan Fisik Khusus
06 08
Abdomen
Paru-paru
Perut kembung, sikatrik (-),
Dada simetris, nyeri tekan
striae (-), nyeri tekan (-),
(-), perkusi sonor, suara
hepar tidak teraba
vesikuler, tidak ada ronki
dan wheezing
07 09
Ekstremitas
Jantung
Akral dingin (-/-), jaundice (-),
IC tidak terlihat, IC teraba
pitting edema (-), CRT sulit dinilai
di ICS V midclavicula
(pasien menggunakan pewarna
sinistra, BJ 1 dan 2 (+),
kuku
gallob (-), murmur(-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rutin (14/10/2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 13,9 13,9 – 15,5 g/dL
Hematokrit 39,5 34,5 - 54 %
Eritrosit 4,75 4,0 – 5,0 × 106/uL
MCV 83,3 80 - 96 fL
MCH 29,3 27 - 31 pg
MCHC 35,1 32 - 36 g/dL
RDW 11,2 %
Trombosit 277 150 - 450 × 103/uL
PCT 0,166 0,150 – 0,400 %
MPV 5,99 7,2 – 11,1 fL
PDW 18,9 9 - 13 fL
Leukosit 10,8 4,0 – 10,0 × 103/uL
Kesan: Leukositosis
Pemeriksaan Penunjang
Profil Lipid dan GDS(14/10/2022), Faal Hati (5/10/2022)
Hasil:
ST elevasi pada lead I, avL, V2, V3,V4
ST depresi resiprokal pada lead III dan avF
Kesan: STEMI lateral-septal. Oklusi LAD
dan LCX
Daftar Masalah (anamnesis)
01 02 03
Nyeri ulu hati Riwayat GERD Konsumsi
Yang semakin lama
makanan/minuman
semakin memberat tidak teratur
04 05
Riw. penyakit
Aktivitas fisik
Kurang olahraga, mudah serupa pada
lelah, bekerja keluarga
didepan computer
dari jam 7.00 – 16.00
Daftas Masalah (pemeriksaan fisik
dan penunjang)
01 02 03
Takikardi dan Dislipidemia, CKMB dan
takipneu Hiperglikemia Troponin
meningkat
04
STEMI lateroseptal
You can describe the topic
of the section here
02
Diagnosis
Kerja
Primer: epigastric pain et causa ST-Segment
Elevation Acute Coronary Syndrome
Sekunder: DM tipe II
03
Pemeriksaan
Anjuran
EKG Rutin
Angiografi
Tatalaksana
• Streptokinase injeksi 1.5 juta unit atau lakukan primary
percutaneous intervention (primary PCI)
• IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menit
• Injeksi Lovenox 2 x 0,4 cc
• Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampule
• Aspilet tablet 1 x 80 mg per oral
• Clopidogrel tablet 1 x 75 mg per oral
• Bisoprolol tablet 1 x 5 mg per oral
• Atovarstatin tablet 1 x 20mg per oral
• Sukralfat syrup 1 x 20 mg syrup per oral
• PCI (per cutaneous intervention) on Left Artery Descending
• Furosemid tablet 4 mg per oral (jika merasa sesak)
• Metformin 3 x 500 mg per oral
• Glimepirid 1 x 2 mg per oral
Prognosis
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
• Quo ad Sanationam : dubia
Telah dilakukan PCI sebelum pemeriksaan
LM: Pendek
LAD: Stenosis 50 – 95%, osteal-mid
LCx: Dominan, Stenosis 50% di distal, distal sampai ke
RCA area
RCA: Tidak ada
Kesan: aterosklerosis dan anomaly arteri coronaria
04
Tinjauan
Pustaka
STEMI
Definisi dan
Etiologi
Infark miokardium akut merupakan nekrosis otot
jantung (miokardium), akibat menurunnya aliran
darah koroner secara subkritis atau total.
01 02 03 04
Trombogenesis
Pada Plak
arterosklerosis fibrin rich red
trombus
22
Gejala Klinis: Nyeri
Bersifat
Menjalar
dalam
berat, seperti diremas Pada dada dan atau
(heavy, squeezing, and epigastrium, dan
crushing). Terkadang terkadang menjalar ke
juga dideskripsikan lengan. Lebih jarang:
seperti ditusuk-tusuk abdomen, punggung,
atau terbakar rahang bawah, dan
leher.
Pemantauan
harus dilakukan 18 segera merupakan
kontinyu harus
dalam 10 menit sejak landasan dalam
dilakukan untuk
kedatangan di IGD. menentukan
mendeteksi
keputusan terapi
potensi
reperfusi
perkembangan
elevasi segmen ST
Pemeriksaan
laboratorium:
biomarker jantung
creatinine kinase (CK)MB dan cardiac specific
troponin (cTn)T atau cTn1.
Tatalaksana
Terapi
Ruang
Reperfusi
Emergensi/IGD
01 02 03 04
Pra Tatalaksana
Rumah umum
Sakit
28
Tatalaksana IGD
ASPIRIN Oksigen
Dosis awal: 160 – 325 Harus diberikan pada
mg semua pasien STEMI
Pemeliharaan: 75 – 162 dengnan saturan <90%
mg
Nitrogliserin
Morfin
sublingual dosis 2-4 mg dan
dosis 0,4 mg dan dapat dapat diulang dengan
diberikan sampai 3 interval 5-15 menit
dosis dengan interval 5 sampai dosis total 20
menit mg. Disertai
metoprolol
Terapi
Reperfusi
Sasaran terapi reperfusi pada pasien STEMI
adalah :
• door-to-needle (atau medical contact-to-
needle) time untuk memulai terapi fibrinolitik
dapat dicapai dalam 30 menit ATAU
• door-to-balloon (atau medical contact-to-
balloon) time untuk PCI dapat dicapai dalam
90 menit.
Terapi
Reperfusi
Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam
seleksi jenis terapi reperfusi. Untuk pasien
STEMI yang dikirim ke RS yang tersedia fasilitas
PCI, PCI primer harus dikerjakan dalam 90 menit.
Untuk pasien yang datang ke RS tanpa fasilitas
PCI, harus dinilai secara cepat:
Pertimbangan transfer pasien ke RS
dengan fasilitas PCI
01 02 03
Waktu mulai onset Risiko komplikasi Risiko perdarahan
gejala STEMI dengan komplikasi
fibrinolisis
04 05 06
Adanya syok/gagal Waktu transfer
jantung berat yang dibutuhkan Waktu onset gejala
ke RS
Fibrinolisis
vs PCI
Terapi fibrinolisis yang diberikan
dalam 2 jam pertama (terutama dalam jam
pertama) terkadang menghentikan infark
miokard dan secara dramatis menurunkan angka
kematian.
Beberapa laporan menunjukkan tidak
ada pengaruh keterlambatan waktu terhadap laju
mortalitas jika PCI dikerjakan setelah 2 sampai 3
jam setelah gejala
Thrombolysis in myocardial infarction
(TIMI) grading system
menunjukkan penetrasi
menunjukkan oklusi total
Grade Grade sebagian materi kontras
(complete occlusion) pada
0 1 melewati titik obstruksi tetapi
arteri yang terkena infark
tanpa perfusi vaskular distal
tenekteplase
streptokinase 1,5 juta unit intravena (TNK)
Trombolitik dianggap berhasil jika terdapat resolusi nyeri dada dan penurunan elevasi ST > 50%
dalam 90 menit pemberian trombolitik.
Kontraindikasi absolut terapi
fibrinolitik
• riwayat perdarahan serebrovaskular sepanjang hidup
• stroke hemoragik atau kejadian serebrovaskuler lainnya dalam 1 tahun terakhir
• hipertensi (sistol >180 mmHg/atau diastole >110 mmHg) saat awitan berlangsung
• suspek diseksi aorta
• perdarahan dalam aktif.
Kontraindikasi relatif terapi
fibrinolitik
• penggunaan antikoagulan dalam waktu dekat
• riwayat pembedahan invasif atau resusitasi jantung paru lebih dari 10 menit
• diatesis perdarahan
• Kehamilan
• perdarahan oftalmik (misalnya, retinopati diabetik hemoragik)
• ulkus peptikum
• riwayat hipertensi berat yang terkontrol adekuat.
Klasifikasi Killip pada Infark
Miolard Akut
Klas Definisi Mortalitas (%)
I Tak ada tanda gagal jantung 6
kongestif
II + S3 dan/atau ronki basah 17