Anda di halaman 1dari 47

BED SITE TEACHING

STEMI +
ANOMALI ARTERI
CORONARIA
(RCA)
Firina Rahmadani (G1A22037)

dr. Evi Supriadi, Sp. JP (K), FIHA - Pembimbing


Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 42 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl.RE Martadinata Kel.
Telanaipura Kota Jambi
Pekerjaan :Tenaga administrasi UNJA
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal MRS IGD : 14 Oktober 2022 (8.42 WIB)
Tanggal masuk Bangsal : 14 Oktober 2022 (17.00
WIB)
Tanggal Pemeriksaan: 17 Oktober 2022
01
Keluhan
utama
Nyeri ulu hati yang menjalar ke
dada hingga bahu kiri sejak 7
jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

● Keluahn pertama kali


 Nyeri ulu hati seperti
1 bulan dirasakan. 1 hari terbakar
● Tidak terlalu berat
 Diberikan obat melalui anus
● Dibawa ke puskesmas.
sebanyak 2 kali
● Di diagnosis GERD.
 Tidak ada perbaikan
● Keluhan membaik kertika
keluhan
mengonsumsi obat GERD.

●Keluhan datang kembali. ● Keluhan datang


1 minggu ●Lebih parah 7 jam kembali
dibandingkan sebelumnya ● Pasien menahan
2022 ●Dibawa ke IGD RS
Kambang
sakitnya hingga
dibawa ke IGD
keesokan harinya.
Riwayat Penyakit Sekarang

Makan satu
hari sekali
Kurang suka makan
nasi, suka makan buah
dan jus buah dengan
pemanis. Rajin Jarang
meminum air putih berolahraga
Pasien jarang
berolahraga dan mudah
lelah
Pekerjaan
Didepan komputer dari
jam 7.00 – 16.00 WIB

5
RPD
GERD (+). Diabetes (-),
DM (-)

RPK
Ibu pasien meninggal
dunia pada saat tidur.
Sebelum meninggal,
ibu pasien
RSE mengeluhkan nyeri ulu
Pasien merupakan hati selama 2 hari dan
pekerja administrasi menolak dibawa ke
fakultas, bekerja rumah sakit.
didepan komputer dari 6
jam 7.00 – 16.00, makan
tidak teratur
Pemeriksaan Fisik
(17/10/2022)
 Keadaan umum : Tampak sakit  TB : 158 cm
ringan  IMT : 22,8 kg/m²
 Kesadaran : Compos Mentis; (normoweight)
GCS 15 (E4M6V5)
 TD : 107/72 mmHg
 Nadi : 119x/menit
 Pernapasan : 28x/menit
 Suhu : 36,5 oC
 SpO2 : 100%
 BB : 57 kg
7
Pemeriksaan Fisik Khusus

01 02 03
Kulit Kepala dan Leher Mata
Warna sawo matang, Normocephal, ekspresi
pertumbuhan rambut tampak sakit ringan, muka SI (-), CA (-), pupil isokor
normal, edema (-) simetris, Pembesaran KGB
(-)

04 05
Telinga Hidung
Sekret tidak ada, nyeri Bentuk simetris, sekret (-),
tekan tragus (-) deviasi (-)
Pemeriksaan Fisik Khusus

06 08
Abdomen
Paru-paru
Perut kembung, sikatrik (-),
Dada simetris, nyeri tekan
striae (-), nyeri tekan (-),
(-), perkusi sonor, suara
hepar tidak teraba
vesikuler, tidak ada ronki
dan wheezing

07 09
Ekstremitas
Jantung
Akral dingin (-/-), jaundice (-),
IC tidak terlihat, IC teraba
pitting edema (-), CRT sulit dinilai
di ICS V midclavicula
(pasien menggunakan pewarna
sinistra, BJ 1 dan 2 (+),
kuku
gallob (-), murmur(-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rutin (14/10/2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 13,9 13,9 – 15,5 g/dL
Hematokrit 39,5 34,5 - 54 %
Eritrosit 4,75 4,0 – 5,0 × 106/uL
MCV 83,3 80 - 96 fL
MCH 29,3 27 - 31 pg
MCHC 35,1 32 - 36 g/dL
RDW 11,2 %
Trombosit 277 150 - 450 × 103/uL
PCT 0,166 0,150 – 0,400 %
MPV 5,99 7,2 – 11,1 fL
PDW 18,9 9 - 13 fL
Leukosit 10,8 4,0 – 10,0 × 103/uL

Kesan: Leukositosis
Pemeriksaan Penunjang
Profil Lipid dan GDS(14/10/2022), Faal Hati (5/10/2022)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Cholesterol Total 310 < 200 mg/dl
Kesan: Dislipidemia, penurunan faal hati,
Trigliserida 201 < 150 mg/dl hiperglikemia
HDL Cholesterol 40 > 35 mg/dl
LDL Cholesterol 220 0 -99 mg/dl

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


SGOT 450 15 – 37 u/l
SGPT 61 <14 - 63 u/l

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


GDS 294 <200 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi

Hasil:
ST elevasi pada lead I, avL, V2, V3,V4
ST depresi resiprokal pada lead III dan avF
Kesan: STEMI lateral-septal. Oklusi LAD
dan LCX
Daftar Masalah (anamnesis)

01 02 03
Nyeri ulu hati Riwayat GERD Konsumsi
Yang semakin lama
makanan/minuman
semakin memberat tidak teratur

04 05
Riw. penyakit
Aktivitas fisik
Kurang olahraga, mudah serupa pada
lelah, bekerja keluarga
didepan computer
dari jam 7.00 – 16.00
Daftas Masalah (pemeriksaan fisik
dan penunjang)
01 02 03
Takikardi dan Dislipidemia, CKMB dan
takipneu Hiperglikemia Troponin
meningkat

04
STEMI lateroseptal
You can describe the topic
of the section here
02
Diagnosis
Kerja
Primer: epigastric pain et causa ST-Segment
Elevation Acute Coronary Syndrome
Sekunder: DM tipe II
03
Pemeriksaan
Anjuran
EKG Rutin
Angiografi
Tatalaksana
• Streptokinase injeksi 1.5 juta unit atau lakukan primary
percutaneous intervention (primary PCI)
• IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menit
• Injeksi Lovenox 2 x 0,4 cc
• Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampule
• Aspilet tablet 1 x 80 mg per oral
• Clopidogrel tablet 1 x 75 mg per oral
• Bisoprolol tablet 1 x 5 mg per oral
• Atovarstatin tablet 1 x 20mg per oral
• Sukralfat syrup 1 x 20 mg syrup per oral
• PCI (per cutaneous intervention) on Left Artery Descending
• Furosemid tablet 4 mg per oral (jika merasa sesak)
• Metformin 3 x 500 mg per oral
• Glimepirid 1 x 2 mg per oral
Prognosis
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
• Quo ad Sanationam : dubia
Telah dilakukan PCI sebelum pemeriksaan

LM: Pendek
LAD: Stenosis 50 – 95%, osteal-mid
LCx: Dominan, Stenosis 50% di distal, distal sampai ke
RCA area
RCA: Tidak ada
Kesan: aterosklerosis dan anomaly arteri coronaria
04
Tinjauan
Pustaka
STEMI
Definisi dan
Etiologi
Infark miokardium akut merupakan nekrosis otot
jantung (miokardium), akibat menurunnya aliran
darah koroner secara subkritis atau total.

STEMI adalah sindrom klinis yang didefinisikan


sebagai gejala iskemia miokard khas yang
dikaitkan dengan gambaran EKG berupa elevasi
ST yang persisten dan diikuti pelepasan
biomarker nekrosis miokard
Patofisiologi
Penurunan Oklusi
aliran a. trombus
coronaria

01 02 03 04
Trombogenesis
Pada Plak
arterosklerosis fibrin rich red
trombus

22
Gejala Klinis: Nyeri

Bersifat
Menjalar
dalam
berat, seperti diremas Pada dada dan atau
(heavy, squeezing, and epigastrium, dan
crushing). Terkadang terkadang menjalar ke
juga dideskripsikan lengan. Lebih jarang:
seperti ditusuk-tusuk abdomen, punggung,
atau terbakar rahang bawah, dan
leher.

Pada istirahat dan


berlangsung lama
Tidak menghilang saat
beraktivitas
Pemeriksaan fisik

Cemas dan Disfungsi Peningkatan


gelisah ventrikular suhu
Seringkali ekstremitas pucat Bersifat sampai 38°C dapat
disertai keringat dingin. sementara. S3 dan dijumpai dalam
Kombinasi nyeri dada S4 gallop. Murmur minggu pertama
substernal >30 menit midsistolik dan pasca STEMI
late sistolik.
Pemeriksaan EKG

Pemantauan
harus dilakukan 18 segera merupakan
kontinyu harus
dalam 10 menit sejak landasan dalam
dilakukan untuk
kedatangan di IGD. menentukan
mendeteksi
keputusan terapi
potensi
reperfusi
perkembangan
elevasi segmen ST
Pemeriksaan
laboratorium:
biomarker jantung
creatinine kinase (CK)MB dan cardiac specific
troponin (cTn)T atau cTn1.
Tatalaksana

Terapi
Ruang
Reperfusi
Emergensi/IGD

01 02 03 04
Pra Tatalaksana
Rumah umum
Sakit

28
Tatalaksana IGD

Tujuan di IGD pPCI


mengurangi/menghilangkan nyeri Pasien diharapkan
dada, identifikasi cepat pasien dapat mendapatkan
yang merupakan 24 kandidat primary PCI dalam
terapi reperfusi segera, triase waktu 120 menit
pertama dari awal
menghubungi petugas
Tujuan akhir medis
Meminimalisir waktu
tunggu dalam
mendapatkan terapi
reperfusi
Tatalaksana umum

ASPIRIN Oksigen
Dosis awal: 160 – 325 Harus diberikan pada
mg semua pasien STEMI
Pemeliharaan: 75 – 162 dengnan saturan <90%
mg

Nitrogliserin
Morfin
sublingual dosis 2-4 mg dan
dosis 0,4 mg dan dapat dapat diulang dengan
diberikan sampai 3 interval 5-15 menit
dosis dengan interval 5 sampai dosis total 20
menit mg. Disertai
metoprolol
Terapi
Reperfusi
Sasaran terapi reperfusi pada pasien STEMI
adalah :
• door-to-needle (atau medical contact-to-
needle) time untuk memulai terapi fibrinolitik
dapat dicapai dalam 30 menit ATAU
• door-to-balloon (atau medical contact-to-
balloon) time untuk PCI dapat dicapai dalam
90 menit.
Terapi
Reperfusi
Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalam
seleksi jenis terapi reperfusi. Untuk pasien
STEMI yang dikirim ke RS yang tersedia fasilitas
PCI, PCI primer harus dikerjakan dalam 90 menit.
Untuk pasien yang datang ke RS tanpa fasilitas
PCI, harus dinilai secara cepat:
Pertimbangan transfer pasien ke RS
dengan fasilitas PCI
01 02 03
Waktu mulai onset Risiko komplikasi Risiko perdarahan
gejala STEMI dengan komplikasi
fibrinolisis

04 05 06
Adanya syok/gagal Waktu transfer
jantung berat yang dibutuhkan Waktu onset gejala
ke RS
Fibrinolisis
vs PCI
Terapi fibrinolisis yang diberikan
dalam 2 jam pertama (terutama dalam jam
pertama) terkadang menghentikan infark
miokard dan secara dramatis menurunkan angka
kematian.
Beberapa laporan menunjukkan tidak
ada pengaruh keterlambatan waktu terhadap laju
mortalitas jika PCI dikerjakan setelah 2 sampai 3
jam setelah gejala
Thrombolysis in myocardial infarction
(TIMI) grading system
menunjukkan penetrasi
menunjukkan oklusi total
Grade Grade sebagian materi kontras
(complete occlusion) pada
0 1 melewati titik obstruksi tetapi
arteri yang terkena infark
tanpa perfusi vaskular distal

menunjukkan perfusi pembuluh


yang menga lami infark ke bagian menunjukkan perfusi penuh
Grade Grade pembuluh yang mengalami
distal tetapi dengan aliran yang
melambat dibandingkan aliran arteri 2 3 infark dengan aliran normal.
normal
Target terapi
reperfusi
Terapi Fibrinolisis
tissue
15 mg bolus diikuti dengan bolus ganda sebesar 10 juta
50 mg intravena pada 30 Reteplase
plasminogen unit bolus diberikan dalam 2
menit pertama, diikuti (rPA)
activator (tPA) – 3 menit, diikuti bolus
dengan 35 mg pada 60 kedua sebanyak 10 juta unit
menit berikutnya 30 menit berikutnya

tenekteplase
streptokinase 1,5 juta unit intravena (TNK)

Trombolitik dianggap berhasil jika terdapat resolusi nyeri dada dan penurunan elevasi ST > 50%
dalam 90 menit pemberian trombolitik.
Kontraindikasi absolut terapi
fibrinolitik
• riwayat perdarahan serebrovaskular sepanjang hidup
• stroke hemoragik atau kejadian serebrovaskuler lainnya dalam 1 tahun terakhir
• hipertensi (sistol >180 mmHg/atau diastole >110 mmHg) saat awitan berlangsung
• suspek diseksi aorta
• perdarahan dalam aktif.
Kontraindikasi relatif terapi
fibrinolitik
• penggunaan antikoagulan dalam waktu dekat
• riwayat pembedahan invasif atau resusitasi jantung paru lebih dari 10 menit
• diatesis perdarahan
• Kehamilan
• perdarahan oftalmik (misalnya, retinopati diabetik hemoragik)
• ulkus peptikum
• riwayat hipertensi berat yang terkontrol adekuat.
Klasifikasi Killip pada Infark
Miolard Akut
Klas Definisi Mortalitas (%)
I Tak ada tanda gagal jantung 6
kongestif
II + S3 dan/atau ronki basah 17

III Edema paru 30 - 40


IV Syok kardiogenik 60 - 80
05
Tinjauan
Pustaka
Anomali a. coronaria
Anatomi
arteri
coronaria
Single
coronary
artery
Single
coronary
artery
Terima
Kasih!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai