Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan Refraksi

Pembimbing : dr. Madona Debora, Sp.M


Oleh : Sarah Mardiyah
Refraksi mata merupakan proses masuknya
cahaya dari bagian depan mata untuk
dibiaskan tepat pada retina.

Media Refraksi :
• Kornea
• Humor Aquos
• Lensa
• C vitreus
Kornea

Kornea mata mempunyai kekuatan refraksi sebesar 40


dioptri.
Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima
lapisan: lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma,
membran Descemet, dan lapisan endotel

Humor Aqueous

Diproduksi oleh badan siliaris. Humor Aqueous akan


dialirkan melalui jalur trabekular dan uveosklera
Lensa

Lensa adalah struktur bikonveks, avaskular, tak


berwarna. Lensa memiliki kekuatan refraksi 15-10 D.

Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan
avaskular yang membentuk dua pertiga dari volume dan
berat mata.
Vitreus berisi air sekitar 99%. Sisanya 1% meliputi dua
komponen, kolagen dan asam hialuronat
Akomodasi adalah Kekuatan akomodasi akan
kemampuan lensa untuk meningkat sesuai dengan
mencembung yang terjadi kebutuhan, makin dekat benda
akibat kontraksi otot makin kuat mata harus
siliari. berakomodasi (mencembung).

Jika tidak fokus pada satu


Status Refraksi Ideal : titik, disebut Ametropia
Emetropia mata tanpa adanya 1.Miopia
kelainan refraksi pembiasan 2.Hipermetropia
sinar, dimana sinar difokuskan 3.Astigmat
sempurna di retina tanpa
4.Presbiopia
bantuan akomodasi
Pemeriks
aan

Objektif Subjektif

01
Pemeriksaan Objektif
Retinoskopi atau autorefraksi, memberikan
perkiraan awal kesalahan refraksi yang dapat
disempurnakan dengan refraksi subjektif.

Retinoskopi : Ruangan redup


o Arahkan cahaya retinoskop ke pupil,
o Nilai pantulan cahaya pada retina,
o Ukur status refraksi dengan lensa yang
diletakkan di depan mata hingga cahaya
dapat tepat fokus pada retina dengan
pantulan netral.
Pemeriksaan Subjektif
Optotype:
Bila huruf baris paling atas tidak terbaca, maka diperiksa dengan
hitungan jari tangan : .../60.
Bila tidak bisa menghitung jari, digunakan goyangan tangan
dengan jarak 1 meter, yang berarti visusnya 1/300.
Bila tidak bisa melihat goyangan tangan, digunakan berkas cahaya
dengan jarak 1 meter, yang berarti visusnya 1/takterhingga
Bila visus kurang dari 6/6,  tes pinhole, jika membaik (bisa 6/6),
berarti terdapat kelainan refraksi yang belum terkoreksi  jika
setelah di koreksi maksimal visus belum mencapai 6/6 
pemeriksaan astigmat dial
Bila dengan tes pinhole visus tidak maju/ tidak membaik
kemungkinan terdapat kelainan organik.
Pemeriksaan astigmat dial : bagan uji dengan garis yang tersusun secara
radial, digunakan untuk menentukan sumbu astigmatisme.
• Fogging : Lensa koreksi spheris + Spheris +2.00 D
• Identifikasi garis paling hitam dan paling tajam pada dial
astigmatik.
• Tambahkan lensa silinder minus dengan sumbu tegak lurus terhadap
garis paling hitam dan tajam sampai semua garis tampak sama.
• Kurangi lensa spheris plus (atau tambahkan minus) sampai
ketajaman visual terbaik diperoleh dengan grafik ketajaman visual.
Tes Duokrom : berguna dalam menyempurnakan kekuatan lensa spheris, tidak
memberikan kontribusi apa pun pada penentuan sumbu atau kekuatan lensa
silinder.
Binocular Balancing : menyeimbangkan usaha akomodasi kedua mata.
Metode fogging
Metode Prisma dissosiasi :
Penglihatan dikaburkan dengan lensa +1,00D
Dengan menggunakan prisma vertikal yang diletakkan didepan kedua mata
untuk menghasilkan dua gambar yang terpisah, pasien diminta membaca baris
6/12 (20/40).
Pasien kemudian diminta membandingkan kejelasan antara baris diatas dengan
dibawahnya, bila belum sama buram, +0,25D ditambahkan pada satu mata
dengan gambar bayangan yang jernih kemudian lakukan perbandingan ulang.
Jika sudah terdapat gambaran bayangan yang sama buram maka kedua mata
telah seimbang tercapai maka prisma dilepaskan dan lensa pemburam dikurangi
Miopia

Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana


bayangan difokuskan di depan retina

koreksi kacamata dengan menggunakan lensa sferis konkaf


( negatif ) terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan
maksimal.
Hipermetropia

Hipermetropia adalah anomali refraksi pada mata


dimana bayangan difokuskan di belakang retina, akibat
aksial bola mata yang pendek

Pemeriksaan standar yang harus dilakukan pada kelainan


Hipermetropia adalah refraksi siklopegik  menghilangkan
akomodasi pada pasien yang memiliki gejala atau hasil
pemeriksaan refraksi yang mengarah pada Hipermetropia 
mendeteksi hipermetropia laten
Hipermetropia diklasifikasikan berdasarkan keterlibatan akomodasi menjadi:
• Hipermetropia laten, ditandai tanpa adanya gejala karena adanya kompensasi
akomodasi dan diperlukan sikloplegik untuk koreksi refraktif.
• Hipermetropia manifes, ditandai dengan Hipermetropia yang mendapatkan
koreksi lensa konkaf atau spheris positif yang memberikan hasil visus jauh
maksimal.
• Hipermetropia total, adalah total penjumlahan dari hipermetropia laten dan
manifes.
• Hipermetropia fakultatif, adalah Hipermetropia yang terkompensasi akomodasi
tetapi dapat dikoreksi tanpa menggunakan sikloplegik.
• Hipermetropia absolut, adalah Hipermetropia yang tidak dapat terkompensasi
oleh akomodasi.
Tatalaksana pertama yang
dilakukan adalah dengan
memberikan koreksi lensa
spheris positif maksimal yang
menghasilkan tajam
penglihatan terbaik.
Astigmatisme

Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana sinar yang


sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada
seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada retina
tidak pada satu titik

dikoreksi dengan bantuan lensa silinder. Karena dengan


koreksi lensa cylinder penderita astigmatismus akan dapat
membiaskan sinar sejajar tepat diretina, sehingga penglihatan
akan bertambah jelas.
Klasifikasi

Astigmatisme Regular

keadaan refraksi dimana terdapat dua kekuatan pembiasaan yang saling tegak lums pada
system pembiasan mata. Hal ini diakibatkan karena koea mempunyai daya bias berbeda-beda
pada berbagai meridian permukaannya
Simple Astigmatism Sinar difokuskan pada retina di satu meridian, baik di depan
atau di belakang retina

Compound sinar cahaya di kedua meridia difokuskan baik di depan atau


astigmatism di belakang retina dan kondisinya masing-masing diberi
label sebagai rabun jauh atau astigmatisme hipermetropik
majemuk

Mixed Astigmatism sinar cahaya di satu meridian difokuskan di depan retina dan
meridian lain di belakang retina
Klasifikasi

Astigmatisme Irregular

Astigmatisme yang terjadi karena tidak mempunyai dua meridian yang saling tegak lurus.
Astigmatisme irregular terjadi akibat infeksi komea, trauma, distrofi atau akibat kelainan
pembiasan meridian lensa yang berbeda
Presbiopia

Presbiopia adalah Hilangnya daya akomodasi yang


terjadi bersamaan dengan proses penuaan

 Kelemahan otot akomodasi atau lensa mata berkurang


elastisitasnya, menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk
lensa untuk memfokuskan mata saat melihat.
Presbiopia dikoreksi dengan ,menggunakan lensa plus untuk mengatasi
daya fokus otomatis lensa yang hilang  kacamata atau adisi
berkekuaan tertentu :

• + 1.0 D untuk usia 40 tahun

• + 1.5 D untuk usia 45 tahun

• + 2.0 D untuk usia 50 tahun

• + 2.5 D untuk usia 55 tahun

• + 3.0 D untuk usia 60 tahun


Kesimpula
n
Mata dengan sifat emetropia adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan
berfungsi normal. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar disebut ametropia.

Prosedur dalam menemukan dan mengoreksi kesalahan bias disebut dengan refraksi. Pemeriksaan
refraksi terdiri dari dua metode, yaitu objektif dan subjektif.

Perlu dilakukan koreksi secara tepat sesegera mungkin untuk mencegah adanya kelainan refraksi
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai