0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan33 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan refraksi mata yang meliputi hipermetropia, miopia, astigmatisme, presbiopia, dan afaksia beserta penyebab, gejala klinis, pemeriksaan, dan diagnosis keperawatan yang relevan. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya serta klasifikasi kelainan refraksi berdasarkan tingkat dioptri.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan refraksi mata yang meliputi hipermetropia, miopia, astigmatisme, presbiopia, dan afaksia beserta penyebab, gejala klinis, pemeriksaan, dan diagnosis keperawatan yang relevan. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya serta klasifikasi kelainan refraksi berdasarkan tingkat dioptri.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan refraksi mata yang meliputi hipermetropia, miopia, astigmatisme, presbiopia, dan afaksia beserta penyebab, gejala klinis, pemeriksaan, dan diagnosis keperawatan yang relevan. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya serta klasifikasi kelainan refraksi berdasarkan tingkat dioptri.
Kelainan refraksi adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada sumbu mata dalam kedaan tidak berakomodasi yang seharusnya direfraksikan tepat pada retina (Makula lutea), Sehinnga tajam penglihatan maksimum tidak direfraksikan oleh mata tepat pada retina (Makula lutea), baik itu didepan, dibelakang maupun tidak dibiaskan pada satu titik. Mata adalah alat optik yang digunakan untuk melihat yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Mata adalah Satu-satunya alat optik yang canggih dan bukan buatan manusia. Sifat bayangan pada mata adalah nyata, terbalik, dan dapat diperkecil. Mata memiliki bagian-bagian yang sifat dan fungsinya berbeda-beda 1. Kornea a) Bersifat tembus pandang (bening). b) Selalu dibasahi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. c) Berfungsi untuk melindungi lensa mata. Iris (selaput pelangi) Iris disebut dengan selaput pelangi, hal ini disebabkan karena tiap manusia dari ras yang berbeda memiliki warna iris yang berbeda pula. Ada orang yang memiliki iris berwarna hitam, cokelat, biru, dan hijau. Iris mata sendiri memiliki fungsi untuk memberi warna mata. Pupil a) Pupil adalah celah lingkaran yang terdapat di tengah-tengah iris. b) Pupil berfungsi sebagai shutter, yakni tempat jalan masuk cahaya ke dalam rongga mata. c) Pupil dapat melebar dan dapat juga menyempit. Melebar dan menyempitnya pupil tergantung pada intensitas cahaya yang masuk ke mata. d) Pupil menyempit ketika cahaya terang dan
membesar ketika cahaya redup.
Lensa mata a) Lensa mata merupakan lensa cembung. Bedanya, kalau lensa mata bersifat lentur sehingga dapat berubah menebal atau menipis. Kemampuan menebal dan menipisnya lensa mata disebut dengan daya akomodasi. b) Lensa mata dapat menebal atau menipis karena adanya otot akomodasi mata. c) Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan bayangan supaya jatuh di retina (bintik kuning). Retina a) Retina mata fungsinya sebagai tempat jatuhnya bayangan hasil proyeksi lensa mata. b) Retina terdiri atas bintik kuning yang peka terhadap cahaya karena mengandung jutaan sel saraf dan bintik buta yang tidak peka terhadap cahaya. Sel saraf Sel saraf berfungsi menangkap sinyal visual dan mengirimkannya ke saraf pusat penglihatan di otak. Ada dua macam sel saraf pada mata, yaitu sel batang dan selkerucut. KLASIFIKASI a. Emetropi Mempunyai Refraksi Emetropia, jika sinar-sinar yang sejajar dengan sumbu mata tersebut, oleh mata tersebut tanpa akomodasi dibias pada retina, sehingga tajam penglihatannya adalah maksimum.
Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembungkan yang
terjadi akibat kontraksi otot siliar yang terletak pada badan siliar.Akibat akomodasi,daya bias lensa bertambah sehingga titik- titik yang letaknya lebih dekat pada mata dibias jatuh pada retina.
Pungtum Remotum adalah Titik terjauh yang tanpa akomodasi di
bias jatuh pada retina. Pungtum Proksimum adalah Titik terdekat yang dengan akomodasi maksimum dibias jatuh pada retina. Hipermetropia Suatu kondisi ketika kemampuan refraktif mata terlalu lemah yang menyebabkan sinar yang sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan dibelakang retina. Sumbu mata terlalu pendek ( hipermetropi Sumbu). Daya bias kornea/Lensa/Aquos humor terlalu lemah (Hipermetropia) Miopia Adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refraktif mata terlalu kuat untuk panjang Antero Posterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di depan retina. Sumbu mata terlalu panjang (Miopia Sumbu). Daya bias kornea, lensa/Aquos Humor terlalu kuat (Miopia Pembiasan). Klasifikasi myopia berdasarkan tingkat dioptrinya 1) Myopia ringan (S -1.00 – S -3.00) 2) Myopia sedang (S- 3.00 – S 6.00) 3) Myopia tinggi (< S -6.0) Astigmatisma Adalah tajam penglihatan dimana didapatkan bermacam-macam derajat refraksi pada bermacam- macam meridian sehingga sinar sejajar yang datang pada mata akan difokuskan pada tempat yang berbeda. Afaksia Adalah sebagai tidak adanya lensa kristalina, terjadi setelah ekstrasi katarak atau dislokasi lensa,tanpa kemampuan menfokuskan lensa, bayangan jatuh dibelakang retina. Presbiopia Adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa sehingga kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk menfokskan mata saat melihat. Pada pasien presbiopia ini diperlukan kaca mata baca atau addisi untuk membaca dekat yang berkekuatan tertentu, MANIFESTASI KLINIS 1. Hipermetropia a) Kabur bila melihat dekat b) Mata cepat lelah, berair, sering mengantuk dan sakit kepala c) Pupil agak miosis d) Bilik mata depan lebih dangkal 2. Miopia a) Kabur bila melihat jauh b) Mata cepat lelah, pusing, dan mengantuk c) Pupil agak midriasis d) Bilik mata depan lebih dalam e) Eksoftalmus f) Retina tipis, tampak seperti macan 3. Presbiopia a) Kesulitan membaca dekat b) Menjauhkan objek yang dibaca c) Mata lelah, berair dan sering merasa pedas 4. Astigmatisma a) Diplopia b) Gambar di kornea terlihat tidak teratur PEMERIKSAAN 1. Hipermetropia Refraksi subjektif, metode ‘trial and error” dengan menggunakan kartu snellen, mata diperiksa satu persatu, ditentukan virus masing masing mata, Pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis positif.
Pada anak anak dan remaja dengan visus 6/6 dan
keluhan astenopia akomodatif dikoreksi dengan sikloplegik. Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa kerja S + 2.00 pemeriksa mengawasi reaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop kemudian dikoreksi dengan lensa sferis positif sampai tercapai netralisasi. 2. Miopia Refraksi Subjektif, metode ‘trial and error” dengan menggunakan kartu snellen,mata diperiksa satu persatu,ditentukan virus masing masing mata. Pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negatif. Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa kerja S - 2.00 pemeriksa mengawasi reaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif sampai tercapai netralisasi. 3. Presbiopia metode ‘trial and error” hingga visus 6/6. Dengan menggunakan koreksi, jauhnya kemudian secara binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan diperiksa dengan menggunakan kartu Jaeger pada jarak 30 cm. 4. Astigmatisma Dengan teknik fogging yaitu klien disuruh melihat gambaran kipas dan ditanya manakah garis yang paling jelas terlihat. Garis sesuai dengan meredian, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kartu Snellen. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan sensori persepsi berhubungan dengan perubahan kemampuan memfokuskan sinar pada retina 2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pemfokusan mata 3. Risiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan DX 1 KH : v Ketajaman penglihatan klien meningkat dengan bantuan alat v Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap perubahan. Rasional : v Pengetahuan tentang penyebab mnengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan. v Mengetahui visus dasar klien dan pengembangannya setelah diberikan tindakan. Intervensi : v Jelaskan peyebab terjadinya gangguan penglihatan. v Lakukan uji ketajaman penglihatan v Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian lensa kontak atau kacamata bantu atau operasi (keratotomi radikal ), epikeratofakia ,atau fotorefraktif keratektomi (FRK) untuk miopia. DX 2 : Rasa nyama klien terpenuhi Tujuan KH : v Keluhan klien (pusing, mata lelah, berair, fotophobia) berkurang/hilang. v Klien mengenai gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi tehadap perubahan yang terjadi. Rasional : v Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan. v Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang. v Mengurangi silau dan akomodasi yang berlebihan. Intervensi : v Jelaskan penyebab pusing , mata lelah, berair dan fotofobia. v Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas membaca terus menerus. v Gunakan lampu/penerangan yang cukup (dari atas dan belakang) saat membaca. v Kolaborasi pemberian kacamata untuk meningkatkan ketajaman penglihatan klien.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis