Anda di halaman 1dari 33

ASKEP KELAINAN REFRAKSI

BINARTI DWI W,M.Kes


Kelainan refraksi
adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar
pada sumbu mata dalam kedaan tidak
berakomodasi yang seharusnya direfraksikan tepat
pada retina (Makula lutea), Sehinnga tajam
penglihatan maksimum tidak direfraksikan oleh
mata tepat pada retina (Makula lutea), baik itu
didepan, dibelakang maupun tidak dibiaskan pada
satu titik.
Mata adalah alat optik yang digunakan untuk
melihat yang dimiliki oleh manusia dan
hewan. Mata adalah Satu-satunya alat optik
yang canggih dan bukan buatan manusia.
Sifat bayangan pada mata adalah nyata,
terbalik, dan dapat diperkecil. Mata memiliki
bagian-bagian yang sifat dan fungsinya
berbeda-beda
1.    Kornea
a)    Bersifat tembus pandang (bening).
b)    Selalu dibasahi air mata yang dihasilkan
oleh kelenjar air mata.
c)    Berfungsi untuk melindungi lensa mata.
Iris (selaput pelangi)
 Iris disebut dengan selaput pelangi, hal ini
disebabkan karena tiap manusia dari ras yang
berbeda memiliki warna iris yang berbeda
pula. Ada orang yang memiliki iris berwarna
hitam, cokelat, biru, dan hijau. Iris mata
sendiri memiliki fungsi untuk memberi warna
mata.
Pupil
a)    Pupil adalah celah lingkaran yang terdapat
di tengah-tengah iris.
b)    Pupil berfungsi sebagai shutter, yakni
tempat jalan masuk cahaya ke dalam
rongga mata.
c)    Pupil dapat melebar dan dapat juga
menyempit. Melebar dan menyempitnya
pupil tergantung pada intensitas cahaya
yang masuk ke mata.
d)   Pupil menyempit ketika cahaya terang dan

membesar ketika cahaya redup.


Lensa mata
 a)  Lensa mata merupakan lensa cembung.
Bedanya, kalau lensa mata bersifat lentur
sehingga dapat berubah menebal atau
menipis. Kemampuan menebal dan
menipisnya lensa mata disebut dengan daya
akomodasi.
 b)  Lensa mata dapat menebal atau menipis
karena adanya otot akomodasi mata.
 c)  Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan
bayangan supaya jatuh di retina (bintik
kuning).
Retina
a)    Retina mata fungsinya sebagai tempat
jatuhnya bayangan hasil proyeksi lensa mata.
b)    Retina terdiri atas bintik kuning yang peka
terhadap cahaya karena mengandung jutaan
sel saraf dan bintik buta yang tidak peka
terhadap cahaya.
Sel saraf
Sel saraf berfungsi menangkap sinyal visual dan
mengirimkannya ke saraf pusat penglihatan
di otak. Ada dua macam sel saraf pada mata,
yaitu sel batang dan selkerucut.
KLASIFIKASI
a.    Emetropi
Mempunyai Refraksi Emetropia, jika sinar-sinar yang sejajar
dengan sumbu mata tersebut, oleh mata tersebut tanpa
akomodasi dibias pada retina, sehingga tajam penglihatannya
adalah maksimum.

Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembungkan yang


terjadi akibat kontraksi otot siliar yang terletak pada badan
siliar.Akibat akomodasi,daya bias lensa bertambah sehingga titik-
titik yang letaknya lebih dekat pada mata dibias jatuh pada
retina.

Pungtum Remotum adalah Titik terjauh yang tanpa akomodasi di


bias jatuh pada retina. Pungtum Proksimum adalah Titik terdekat
yang dengan akomodasi maksimum dibias jatuh pada retina.
Hipermetropia
 Suatu kondisi ketika kemampuan refraktif mata
terlalu lemah yang menyebabkan sinar yang sejajar
dengan sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan
dibelakang retina.
 Sumbu mata terlalu pendek ( hipermetropi Sumbu).
Daya bias kornea/Lensa/Aquos humor terlalu lemah
(Hipermetropia)
   Miopia
 Adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan
refraktif mata terlalu kuat untuk panjang Antero
Posterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu
mata tanpa akomodasi difokuskan di depan retina.
 Sumbu mata terlalu panjang (Miopia Sumbu). Daya
bias kornea, lensa/Aquos Humor terlalu kuat
(Miopia Pembiasan).
Klasifikasi myopia berdasarkan tingkat dioptrinya
1)        Myopia ringan (S -1.00 – S -3.00)
2)        Myopia sedang (S- 3.00 – S 6.00)
3)        Myopia tinggi (< S -6.0)
 Astigmatisma
 Adalah tajam penglihatan dimana didapatkan
bermacam-macam derajat refraksi pada bermacam-
macam meridian sehingga sinar sejajar yang datang
pada mata akan difokuskan pada tempat yang
berbeda.
 Afaksia
 Adalah sebagai tidak adanya lensa kristalina,
terjadi setelah ekstrasi katarak atau dislokasi
lensa,tanpa kemampuan menfokuskan lensa,
bayangan jatuh dibelakang retina.
Presbiopia
 Adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang
dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi
atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya
akibat sklerosis lensa sehingga kurang bisa
mengubah bentuk lensa untuk menfokskan mata
saat melihat.
 Pada pasien presbiopia ini diperlukan kaca mata
baca atau addisi untuk membaca dekat yang
berkekuatan tertentu,
MANIFESTASI KLINIS
1.    Hipermetropia
a)         Kabur bila melihat dekat
b)        Mata cepat lelah, berair, sering
mengantuk dan sakit kepala
c)         Pupil agak miosis
d)        Bilik mata depan lebih dangkal
2.    Miopia
a)         Kabur bila melihat jauh
b)        Mata cepat lelah, pusing, dan mengantuk
c)         Pupil agak midriasis
d)        Bilik mata depan lebih dalam
e)         Eksoftalmus
f)         Retina tipis, tampak seperti macan
3. Presbiopia
a)         Kesulitan membaca dekat
b)        Menjauhkan objek yang dibaca
c)         Mata lelah, berair dan sering merasa
pedas
4.    Astigmatisma
a)         Diplopia
b)        Gambar di kornea terlihat tidak teratur
PEMERIKSAAN
1.    Hipermetropia
 Refraksi subjektif, metode ‘trial and error” dengan
menggunakan kartu snellen, mata diperiksa satu
persatu, ditentukan virus masing masing mata, Pada
dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa
sferis positif.

 Pada anak anak dan remaja dengan visus 6/6 dan


keluhan astenopia akomodatif dikoreksi dengan
sikloplegik. Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa
kerja S + 2.00 pemeriksa mengawasi reaksi fundus yang
bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop
kemudian dikoreksi dengan lensa sferis positif sampai
tercapai netralisasi.
2.    Miopia
 Refraksi Subjektif, metode ‘trial and error” dengan
menggunakan kartu snellen,mata diperiksa satu
persatu,ditentukan virus masing masing mata. Pada
dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa
sferis negatif.
 Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa kerja S -
2.00 pemeriksa mengawasi reaksi fundus yang
bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop
kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif
sampai tercapai netralisasi.
3.    Presbiopia
metode ‘trial and error” hingga visus 6/6. Dengan
menggunakan koreksi, jauhnya kemudian secara
binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan
diperiksa dengan menggunakan kartu Jaeger pada
jarak 30 cm.
4.    Astigmatisma
 Dengan teknik fogging yaitu klien disuruh melihat
gambaran kipas dan ditanya manakah garis yang
paling jelas terlihat.
 Garis sesuai dengan meredian, kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan kartu Snellen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan sensori persepsi berhubungan
dengan perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina
2.      Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan pemfokusan mata
3.      Risiko cedera yang berhubungan dengan
keterbatasan penglihatan
DX 1
KH :
v Ketajaman penglihatan klien meningkat dengan
bantuan alat
v Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan
melakukan kompensasi terhadap perubahan.
            Rasional :
v Pengetahuan tentang penyebab mnengurangi
kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien
sehingga klien kooperatif dalam tindakan
keperawatan.
v Mengetahui visus dasar klien dan
pengembangannya setelah diberikan tindakan.
  Intervensi :
v Jelaskan peyebab terjadinya gangguan penglihatan.
v Lakukan uji ketajaman penglihatan
v Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
lensa kontak atau kacamata bantu atau operasi  
(keratotomi radikal ), epikeratofakia ,atau
fotorefraktif keratektomi (FRK) untuk miopia.
DX 2 : Rasa nyama klien terpenuhi
Tujuan
KH :
v Keluhan klien (pusing, mata lelah, berair, fotophobia)
berkurang/hilang.
v Klien mengenai gejala gangguan sensori dan dapat
berkompensasi tehadap perubahan yang terjadi.
Rasional :
v Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan
klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan
keperawatan.
v Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang.
v Mengurangi silau dan akomodasi yang berlebihan.
Intervensi :
v Jelaskan penyebab pusing , mata lelah, berair dan
fotofobia.
v Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak
melakukan aktivitas membaca terus menerus.
v Gunakan lampu/penerangan yang cukup (dari atas
dan belakang) saat membaca.
v Kolaborasi pemberian kacamata untuk
meningkatkan ketajaman penglihatan klien.

Anda mungkin juga menyukai